Consumed by You (21+)

Pelecehan (21+)



Pelecehan (21+)

Ken melepaskan sejenak dominasi mulutnya pada puting bengkak Rika. Iya, puting itu sudah membengkak merah akibat ulah Ken. Salahkan saja oppai Rika yang menggiurkan.     

"Hahaha... Rika-chan mulai menikmati ini, ya kan? Bagaimana rasanya, sayank? Ingin menyembur kembali?" olok Ken sengaja menggoda. Ia sangat menyukai bahkan menikmati momen bersama Rika. Ia tak mau tergesa-gesa. Ia ingin menelan Rika secara perlahan saja.     

"Bagaimana, sayank? Mau memberikan aku rintihan yang lebih keras? Perlu kubantu?" goda Ken sembari lebih mempercepat gesekannya pada klitoris Rika hingga cairan Rika sebelumnya meloncat ke area sekitar vagina. "Kau dengar, sayank... suara di bawah sana sangat merdu melebihi simfoni Mozart. Kau setuju, kan sweetie? Atau itu kurang?"     

Ken memang brengsek dan seorang womanizer di usia belia. Seks pertamanya sewaktu masih di Junior Highschool (setingkat SMP), dengan salah satu teman sang Ibu. Dari wanita itulah Ken belajar memuaskan wanita.     

"Breng—ngaahh—sekkhh..." Rika sempat-sempatnya mengumpat sembari mendesah. Ia tak terima diperlakukan begini meski sensasinya memang nikmat.     

Tapi... tapi, kan kalau bisa jangan karena bajingan ini. Rika merasa sama saja kalau ia hanya gadis pemuas napsu sang majikan. Kalau selesai yah, tinggal dibuang.     

Itu kalau dibuang, bagaimana jika dipakai berkali-kali seolah dirinya itu budak seks Ken?     

Rika sudah lelah. Suaranya nampak terdengar sangat pasrah. Sedikit serak, kadang lirih lalu nyaring. Klitoris yang digesek sangat cepat membengkak dalam kuasa tangan seorang pria Fujisaki.     

Namun tatkala Rika rasakan jika perut bawahnya terasa menegang, seketika pinggulnya bergerak atas-bawah, menghentakkan bokong seksi pada permukaan kasur.     

''Hanghh~ urhhusaaaiihh! Aag—ghaahh... m-mo~u... i-ii (cukup sudah)... hyaanghhh~" Rika merintih sekuat yang ia bisa seraya dongakkan kepalanya.     

Ken terkekeh senang. "Ingin keluar lagi, sayank? Ayo kubantu agar kau bisa lega."     

Tuan Muda Fujisaki pun menjulurkan tangan yang lain untuk membuka bibir labia mayora Rika sedangkan tangan satunya terus hardcore menggesek klitoris Rika tanpa jeda.     

Bunyi kecipak penuh ambigu makin santer dan kerap terdengar. "Ayo Rika-chan... keluarkan... keluarkan sebanyak kau bisa! Ayo sayank... aku suka suaramu... keluarkan suara seksimu itu."     

SLICK! SLEECK! SLEECKK!     

Ken tak memberi ampunan pada maid barunya. Ini adalah hukuman. Hukuman karena sudah membuatnya menunggu seharian. Hukuman karena Rika sudah berbuat entah dengan kakaknya. Dan hukuman karena... karena... karena sudah membuat Ken menyukainya. Ahh, mungkin sudah tahap tergila-gila? Terobsesi?     

Dan andai Rika menanyakan akan jadi apakah nasibnya nanti? Sekali pakai lalu buang? Atau budak seks? Maka Ken justru akan menyerahkan pada Rika ingin diperlakukan yang mana. Ken baik, kan sampai membolehkan Rika memilih?     

"Hyaaanghhh~" Sialan. Bedebah. Brengsek. Bajingan. Apapun panggilan untuk Ken itu semua sangat cocok. Tubuh seksi nan sintal Rika seketika membusur tatkala orgasme kembali.     

See?! Rika orgasme—lagi—berkat Ken.     

Usai itu, napas si nona pinky terengah-engah bagai sudah lari marathon saja. Padahal ia hanya diam di atas ranjang dan hanya mendesah saja kerjanya sejak tadi.     

"S-sudah... mmhh... hagh... haagh... aa-aku ingin pul-pulang," ujarnya sedikit memohon. Rika tak mau berakhir di sini. Di atas ranjang, dimana Ken mendominasi seluruh tubuhnya.     

Ia tak perduli jika 50 ribu yen tadi harus dikembalikan. Rika rela saja kalau itu bisa lepas dari jerat serigala tampan bermarga Fujisaki. Rika bisa cari kerja lagi—meski bakalan susah, sepertinya.     

Bila perlu, ia mungkin akan berlutut bahkan mencium kaki Ken pun tak apa. Pftt! Aneh? Atau kalian berpikir tidak tahu diuntung padahal diberi kenikmatan sebegitunya?     

Come on~ Rika bukan kalangan gadis murahan yang langsung pasrah begitu saja hanya karena ketampanan Ken, kekayaannya, bahkan perlakukan spesialnya.     

Ken mungkin memang seorang rajanya seks, tapi Rika tak tertarik sama sekali. Seks bukan bagian penting hidup Rika. Ia akan serahkan keperawanannya pada orang yang benar dirinya cintai.     

Bukan untuk bajingan macam Ken!     

Yah, selama Rika tak berada dalam pengaruh minuman ataupun obat perangsang, otaknya masih bisa berpikir serta mengingat siapa Ken. Meski saat sudah dijamah begitu, pikirannya memang cuma ada satu tujuan.     

Enak. Lakukan terus.     

Oh, shit!     

Seringaian serigala pun terlihat kembali meski itu di wajah Ken. Dia memang serigala yang senang memangsa apapun yang bisa memuaskannya. Dia—Ken—serigala Alpha. Ohh ini tak ada kaitan dengan Omega-verse, percayalah.     

Mendangar rintihan permohonan Rika, Ken jadi kesal. Namun ia berusaha menahan sebelum rasa kesal itu berubah menjadi sesuatu keanarkisan yang akan ia sesali.     

Tidak. Ia tidak mau menyakiti gadisnya. Heh, Rika ini sudah patut disebut gadisnya! Memangnya siapa lagi lelaki lain yang sudah menjamah Rika hingga seintim ini?     

"Rika-chan..." Ken menarik tangan dari tubuh Rika. "Kau tau benar konsekuensinya jika kau berhenti bekerja dari sini tanpa ijinku? Tuntutan ratusan juta yen akan menghampirimu. Kau sudah menandatanganinya. Cobalah patuh padaku, maka Ibumu yang sudah sakit-sakitan takkan kenapa-kenapa."     

Apakah Ken sedang melantunkan sebait ancaman halus? Apakah itu berarti jika Rika berani kabur maka keselamatan sang Ibu yang menjadi taruhannya? Apakah Ken—ketua yakuza?     

Nah, itu yang musti jadi pertimbangan bagi Rika sebelum mengucap apapun.     

"Ayo, aku antar kau ke kamarmu untuk istirahat," Ken melepas simpul di pergelangan Rika, lalu menggendong ala bride tubuh lemas itu keluar kamar. Ternyata Butler sudah ada di depan pintu. "Bukakan kamar Rika," perintahnya pada Butler yang langsung di laksanakan.     

Kamar mereka memang bersebelahan. Ken perlahan merebahkan Rika di ranjang besar nan megah berkanopi bagai di negeri dongeng.     

"Tidurlah," ujar Ken lembut sambil mengecup singkat kening Rika sebelum ia keluar dari kamar tersebut meninggalkan Rika sendiri. "Butler, kembalilah kau ke kamarmu di bawah sana," titahnya pada sang Butler yang diiyakan kepala pelayan tersebut.     

Hari ini Ken senang walau ada gundah. Masuk ke kamarnya, ia langsung memerintahkan anak buahnya yang ada di luar sana untuk mengantarkan uang sebesar 1 juta yen ke rumah Rika dan mengatakan bahwa itu bonus karena Rika telah menemukan barang berharga milik majikannya agar si Ibu tidak bertanya-tanya.     

Jika ingatan itu bisa hilang, maka Tadashi Rika memilih menghilangkan ingatan beberapa saat tadi dari otaknya. Sekalian saja buat dirinya amnesia sebagian jika itu bisa membuatnya melupakan kejadian tadi.     

Di kamar, tepat di atas ranjang, gadis pink tersebut hanya diam. Hanya ada desahan napas di kamar tersebut, bersamaan dengan kelopak mata yang akhirnya tertutup.     

Tadashi Rika sangat lelah hari ini. Ia lelah diperlakukan seenaknya oleh Ken. Ini adalah pelecehan pertama yang dirinya alami dalam seumur hidup.     

===BERSAMBUNG===     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.