JURAGAN ARJUNA

BAB 358



BAB 358

0diam, Mbah Seno benar-benar diam seolah dia telah kehabisan kata-kata untuk sekadar mengucapkan sepatah katapun kepada sosok yang sampai detik ini mungkin dia berharap masih bisa disebut dengan seorang istri tersebut. wajahnya yang memerah kini tampak menunduk dia tampak mengusap kasar pipinya, apakah dia sedang menangis? Kalau iya maka aku akan bilang dia adalah laki-laki paling bodoh di dunia ini. bagaimana bisa dia menangis saat ia masih disakiti dengan cara sekeji ini. bahkan jika itu aku yang berada di posisinya, aku akan sangat dengan rela dan suka hati untuk menampakkan atau malah menjambak wanita busuk yang ada di depanku itu. tapi apa yang dilakukan oleh Mbah Seno benar-benar di luar dugaan. dia benar-benar seperti kerbau yang telah dicocok hidungnya. ndak bisa melakukan apapun selain diam dan menunjukkan jika dirinya benar-benar rendah.     

"bagaimana bisa kau menyebut laki-laki lain sebagai suamimu, tinggal bersamanya dengan begitu bangga sampai kalian memiliki anak berdua. disaat sampai detik ini pun aku dan kamu masih sah sebagai pasangan suami istri yang telah disaksikan oleh warga kampung, dan secara hukum negara. apakah kamu pikir membanggakan laki-laki yang ada disampingmu telah membuat harkat dan martabat mu menjadi lebih tinggi dariku? jawabannya adalah ndak sama sekali. benar memang jika aku dulu hanyalah seorang penjual burung burung kecil, yang bahkan seharipun belum tentu jika burung-burung itu akan terjual habis. kadang malah tidak terjual sama sekali, atau kadang malah hanya terjual satu. hanya berapa rupiah yang bisa ku hasilkan dari pekerjaanku itu. dulu aku memiliki banyak simpanan dan rela ku habiskan begitu saja tanpa pikir panjang hanya demi untuk memperjuangkan anak-anakku. di saat mereka sedang terjepit dan sedang ada masalah dalam pekerjaannya, ndak pernah terpikir olehku sedikitpun jika akhirnya akan seperti ini. semua keluargaku akan pergi meninggalkanku hanya karena aku sudah ndhak punya apa-apa lagi. aku ndak masalah dengan hal itu tanya saja mendengar dari gaya bicaramu yang seolah aku lah, biang keladi dari kesusahan yang telah kamu alami selama ini kurasa aku sedikit sakit hati dan kecewa. bagaimana bisa kau begitu sepicik ini, dan membuatku berpikir lagi bagaimana bisa aku dulu jatuh hati denganmu. dengan wanita yang memiliki hati iblis sepertimu. mungkin dulu aku hanya terlena oleh paras Ayu mu, nggak pernah berpikir panjang jika sejatinya dalam sebuah hubungan terlebih hubungan pernikahan Ayu paras dari pasangan bukanlah satu-satunya, yang menjadikan rumah tangga utuh dan bahagia selamanya. akan tetapi dibutuhkan dua sosok yang saling mencintai dan saling melengkapi, dua sosok yang sama-sama berjuang, bukan berjuang sendirian. 2 sosok yang rela hidup merangkak bersama, tanpa ada salah satu yang ingin duduk di atas punggungnya. dan kurasa aku telah keliru sebab nyatanya sosok itu bukanlah kamu. sosok yang gila harta dan juga gila harta benda, terlalu halus dan rakus untuk bisa hidup mewah. dan sekarang kamu telah mendapatkan semuanya, mimpimu sedari dulu sudah menjadi kenyataan. bukankah itu cukup membuatmu puas untuk hidup tanpamu musikku lagi? jadi kurasa kedatanganmu ke sini hanyalah percuma dan sia-sia belaka. apa gunanya? ataukah kamu ingin menyambungkan diri kepadaku, kalau kamu sekarang memiliki kehidupan yang lebih makmur daripada aku? itu sebabnya kamu rela datang jauh-jauh ke sini hanya untuk memamerkan itu beserta memamerkan suami barumu? sungguh aku merasa kamu ini sangat lucu tingkahmu benar-benar seperti bocah yang sangat congkak tatkala dia baru saja dibelikan mainan oleh orang tuanya kemudian dia pamer kepada kawan-kawan lainnya yang jauh lebih miskin dari pada dia. merasa puas dan sangat menyenangkan memang, tapi di mataku itu sama sekali ndhak ada gunanya. dan aku merasa menyesal karena beberapa waktu yang lalu aku sempat khawatir terhadapmu. dan bahkan hanya karena mengkhawatirkanmu aku rela melakukan tindakan seperti ini, menghianati juraganku sendiri, pernah waktu itu yang kau pikirkan hanya satu, aku hanya ingin keselamatanmu, melihatmu bebas dari cengkraman juragan jahat itu, dan bisa melanjutkan hidupmu seperti sedia kala. namun rupanya aku keliru, itu hanyalah sandiwara mu dengan putramu semata. kalian benar-benar hebat, setelah apa yang kalian lakukan kepadaku dulu, ini kalian datang kembali dengan sandiwara baru. andai saja hari ini ada sebuah penghargaan siapa lakon pewayangan terbaik di dunia maka yang menjadi pemenangnya adalah kalian berdua. dan satu lagi yang ingin kukatakan kepadamu,. mungkin saat ini kamu telah memandang rendah diri ku, percayalah di mataku adalah hal yang sebaliknya. aku merasa jika harga diri itu benar-benar sangat tinggi. dan merasa telah bersyukur karena Gusti pangeran telah membuka watak kalian sedari dulu. jadi sekarang aku bisa menjalani masa tuaku dengan tenang. ndhak peduli jika saat ini juragan Arjuna telah membenciku hanya karena tindakan bodoh ku yang mementingkan sebuah hubungan keluarga yang nyatanya semu. akan tetapi sekarang aku bisa menjalani hidupku sebagai manusia, yang ndak perlu memasang begitu banyak topeng untuk bersilat lidah dan mencari muka kepada orang-orang hanya karena sebuah jabatan dengan uang. sekarang kalian telah puas toh, jadi lebih baik kalian pergi saja. dan sesuai janji aku akan melakukan tugas yang telah ku janjikan kepada kalian. tenang, aku bukan seorang pecundang dan pengecut seperti kalian, aku akan memenuhi janjiku, sampai batas waktu yang belum kalian tentukan, Aku akan terus mengirimi bibit-bibit unggul kepada kalian."     

ucapan panjang lebar yang dikatakan oleh mbah Seno benar-benar terasa menyayat hati, tapi aku bisa melihat dengan jelas ekspresi jengkel dan marah dari anak serta istrinya. niat hati ingin mempermalukan suaminya sendiri, tapi nyatanya dia malah dipermalukan sendiri oleh ucapan yang congkak itu. lihatlah bagaimana kedua tangannya mengepal kuat kuat, seolah sekuat tenaga menahan amarah yang hendak membuncah. bahkan rasanya aku ingin tertawa melihat ekspresi lucu dari wanita itu. di saat dia masih sah sebagai istri orang, dan dengan mudahnya dia pergi dari rumah kemudian menikah lagi, hanya demi sebuah harta dan tahta dan dengan dalih jika yang diinginkan adalah hidup dengan bahagia. jadi bahagia mana yang dia maksud? bagai macam apa? bukankah bahagia itu artinya bisa menghabiskan seluruh hidup bersama dengan orang yang kita cinta? tapi kalau kita sanggup menahan suka juga perjalanan pernikahan kita. tapi kalau istri dari mbah seno ini, kurasa bukan bahagia akan tetapi harta yang menjadi tujuan utamanya.     

"lebih baik kita segera pergi untuk apa kita lama-lama di sini membuang-buang waktu berurusan dengan tua bangka sepertinya. dan kurasa dia cukup cerdas juga karena dia menyadari kalau kita hanya menjadikan dia sebagai alat untuk mendapatkan hati dari juragan Sujiwo. dan dengan ini, kamu pasti akan naik pangkat dan akan menjadi orang kepercayaan satu-satunya oleh juragan Sujiwo. sementara orang tua busuk ini akan kehilangan harga dirinya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.