JURAGAN ARJUNA

BAB 347



BAB 347

0Betapa kaget orang itu saat tahu jika aku adalah Juragan Arjuna Hindarmoko, dia bahkan langsung menepis tangan ku dengan kasar.     

" Oh ternyata kamu sendiri malah yang datang menemui ku. Ternyata benar kamu jauh lebih muda dari pada dugaan ku. Jauh dari praduga seorang Juragan yang tua, kolot dan sangat kuno. Pantas saja Widuri sampai ndak bisa melepaskan mu. Aku jadi ndak heran melihat penampilan mu yang seperti ini. Yang aku pikir hanyalah seorang anak bau kencur yang lahir kemarin sore."     

Ucapan nya yang seolah merendah kan itu benar-benar mengusik kesabaran ku. Tapi aku menanggapi nya dengan santai.     

" Aku merasa tersanjung lo jika kamu mengatakan kalau aku seperti anak bau kencur. Itu tandanya kamu mengakui, jika aku lebih awet muda daripada kamu. Tapi hari ini aku datang ke sini bukan membahas siapa yang lebih muda, dan siapa yang lebih tua. Aku kesini untuk membahas cara kotor mu dalam merebut semua pengulak sayur yang dulunya berlangganan dengan ku."     

" Ha ha ha, apa yang sebenarnya kamu bicarakan, anak ingusan? Ini adalah tempat bisnis yang semua orang berhak untuk bersaing secara adil tanpa ada yang merasa bahwa dirinya yang lebih tinggi daripada yang lainnya."     

Duh Gusti, aku benar-benar ndak habis pikir, bagaimana ada manusia seperti dia hidup di dunia ini? Manusia yang bahkan tidak mengetahui letak kesalahannya dimana. Aku yakin mungkin dulu dia lahir dari batu itu sebabnya dia cukup tebal muka untuk mengatakan keadilan dan kejujuran dengan Tanpa dosa.     

" Kamu bicara keadilan benar-benar ingin membuat ku tertawa. Sebenarnya, keadilan mana yang kamu maksud? Keadilan mana yang kamu junjung tinggi sampai-sampai membuatmu ndak tau diri."     

" Sudahlah kang mas, untuk apa kita basa-basi dengan orang seperti mereka salah saja mereka tidak tau malu apa lagi kalau mereka benar. Aku benar-benar sangat lucu melihat Juragan ndak tau diri ini. Seperti nya muka cukup tebal makanya dia tidak tahu malu."     

Mendengar hal itu para abdi dari Sujiwo mendekat ke arah kami seolah-olah dia mengancam agar kami ndak macam-macam dengan Juragan mereka. Tapi aku tertawa saja mereka pikir aku akan takut dengan mereka hanya sekumpulan lalat ndak berguna yang bisa ku singkirkan kapan saja.     

" Kalian tenanglah, jangan mempermalukan ku hanya dua orang saja kalian maju secara bersama-sama."     

" Bahkan seribu pengikutmu pun ndak akan pernah ada artinya. Karena bagiku mereka ndak ubahnya seperti lalat-lalat yang ndak berguna,"Sindirku setengah meremehkannya.     

" Kurang ajar kamu!"     

" Sudahlah jangan basa-basi kedatangan ku bukan untuk bernegosiasi. Aku ingin memperingatkan mu, jangan pernah melakukan hal yang curang, terlebih mencuri pengulak-pengulak ku dengan cara kotor mu itu. Apa karena kematian Widuri ndak cukup membuat keluarga mu punya nyali untuk menghadapi aku seorang diri, sampai kamu melakukan cara picik secara ini."     

" Kamu memang benar-benar keturunan Hendarmoko, setiap kata yang kamu ucapkan ndak akan aku lupakan. Malah semakin membuat ku bersemangat untuk menghancurkan keluargamu sampai ndak tersisa. Sebagai mana yang kamu lakukan terhadap Bulik Ayu dan anak-anaknya."     

Kulihat api amarah itu terpancar dengan nyata dari kedua bola matanya. Bahkan aku sendiri ndak tahu apa yang simbahnya katakan dulu sampai menumbuhkan rasa dendam yang teramat besar kepada keluarga ku. Toh pada kenyataannya mereka di beri hak yang sama dari istri-istri Romo lainnya. kalau seumpama nya harta benda itu telah habis, bukankah hal itu bukan menjadi tanggung jawab kami lagi ?     

" Aku ndak peduli dengan apapun dendam yang kamu tanam sendiri di lubuk hati mu tentang keluarga kami. Karena yang jelas hak-hak dari biyung Ayu sudah diberikan dengan seadil-adilnya. Terlebih keturunan satu-satunya dari Adrian Hendarmoko adalah aku. Kurasa yang balas untuk balas dendam itu aku, bukan keluarga ku, bukan penduduk kampung ku, atau siapapun itu. Dan satu lagi kalau sampai kamu berulah atau jika aku tahu penyusub yang ada diantara keluarga ku. aku ndak akan segan-segan untuk menghancurkan mu sampai keluarga mu tanpa ampun.     

Setelah mengatakan itu aku langsung mengajak Bima pergi berada lama-lama di sini,benar benar membuatku merasa jenggah. Bahkan aku merasa muak jika harus berlama lagi memandang wajah jeleknya. Aku dan Bima bergegas pergi. Tapi para abdi dalem Sujiwo itu langsung berlari menyerang kami.     

"hai anak muda, kalian mau ke mana? berani-beraninya kalian pergi setelah apa yang kalian katakan kepada juragan kami. apa kalian merasa nyawa kalian ndak sepenting nyali kalian yang busuk itu? sehingga kalian berani menantang kami tanpa membawa bala bantuan. kami benar-benar ndak peduli mau kalian dari keturunan Hendarmoko atau bukan. sebab yang terpenting bagi kami adalah siapapun yang berani-beraninya menginjak-injak harga diri dari juragan kami ndhak akan pernah kami ampuni. apa kalian paham akan hal itu? "     

rupanya baik abdi dalam ataupun juragan, sama-sama memiliki otak udang. mereka cukup ndhak punya malu berlagak seperti orang-orang yang paling benar di dunia. padahal mereka adalah orang-orang yang pantas untuk di sahkan dari dunia ini. sungguh aku baru melihat orang-orang seperti itu.     

"sekarang begini saja, kamu mau maju satu persatu atau semuanya. sebab kami berdua pun lebih dari cukup untuk menghilangkan nyawa kalian. "     

"Kangmas tenang saja, kalau hanya mereka berlima aku sanggup untuk mengalahkannya. mereka ini tidak ubahnya seorang pecundang yang hanya berani menggertak tapi mereka sebenarnya orang-orang lemah di balik ketiak kekuasaan juragannya. "     

"Cih! ndhak usah banyak bicara bocah! kita tunjukkan siapa yang pecundang, dan jangan pernah malu atas apa yang telah kau katakan tadi! "     

setelah itu mereka berlari dan dengan semangat yang memburu mereka pun menghampiri kami. memberikan serangan-serangan fatal dengan cara ndhak sabaran. aku dan Bima berhasil menghindar dengan sangat mudah, bahkan nggak ada satu menit, mereka sudah kalah telak. tergeletak dengan cara yang sangat lucu, yang membuatku ingin tertawa terbahak.     

"sekarang aku tanya kepada kalian, siapa yang sebenarnya pecundang. bagaimana bisa belum juga satu menit kalian sudah terkapar menyedihkan seperti ini. bukankah sudah kukatakan kepada kalian, bahkan seribu kalian pun mampu kami kalahkan dengan sangat mudah. pecundang pecundang seperti kalian itu benar-benar ndhak sebanding jika harus melawan kami."     

"apa yang kalian lakukan ini? benar-benar mempermalukanku. bagaimana bisa kalian berencana melukai juragan besar Hendarmoko? kalian pikir kalian ada di mana? kalau sampai anak buahnya tahu akan habis sekalian!" marah Sujiwo kepada para abdi dalem nya. kemudian dia melihat ke arahku dan Bima dengan mimik wajah khawatir itu. dan itu benar-benar membuatku muak, tentunya dia bisa melihat dengan sangat jelas bagaimana tadi para abdinya menyerangku dengan membabi buta. dan kulihat juga dia tampak diam saja seolah mendukung apa yang abdi dalem lakukan. dan sekarang yang saat dia tahu kalau orang-orangnya itu kalah dia lantas bersilat lidah dengan pura-pura menjadi penengah dan segan kepada aku juga Bima. benar-benar manusia busuk! "duh Gusti juragan kalian baik-baik saja toh? "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.