JURAGAN ARJUNA

BAB 346



BAB 346

0Pagi ini aku sudah ada di rumah, dan aku sekarang sedang duduk dengan Sowoto, Pak lik Sobirin, Pak lik Junet dan juga Romo Nathan. Kami hendak membahas langkah apa yang sebaiknya kami lakukan untuk memberi peringatan kepada Juragan ndak tau diri itu.     

" Sekarang ini adalah hari Rabu biasa nya hasil dari perkebunan kita akan dibawa ke Kota untuk dijual. Pasti hari ini pula mereka membawa hasil kebun mereka ke Kota. Jadi apakah kita akan kesana untuk bertemu dengan Juragan ndak tau diri itu?" Tanya Romo seolah meminta pendapat kepada kami.     

Aku pun terdiam sejenak kemudian aku melihat ke arah Suwoto dan dia agaknya juga sedang menunduk.     

" Kalau seumpama nya begini bagaimana Juragan, kita cari dulu biang keladi di kampung ini. Jujur saya sangat penasaran pengkhianatan mana yang ndak tau diri telah mencuri bibit unggul yang di ciptakan Juragan Bima. Saya juga ndak habis pikir setelah semua kebaikan yang telah Juragan Nathan lakukan selama ini, bagaimana bisa masih ada orang yang tega mengurangi Juragan dengan seperti ini. Apa mereka ndak tahu seberapa besar kerugian yang kita alami, " Pak lik Sobirin tampak emosi seolah apa yang dia pendam beberapa hari ini di muntahkan hari ini juga.     

" Apa jangan-jangan pelakunya salah satu abdi dalem di sini? Atau salah satu pekerja perkebunan?" Pak lik Junet seolah telah mencurigai seseorang di sini.     

" Dari pada kita terus berprasangka dan bermusyawarah dengan tidak jelas ini bukan kah lebih baik kita bertindak langsung." Bima yang baru saja keluar dari kamar langsung duduk diantara kami.     

Aku pun berdiri setelah mendengar ucapan dari Bima," Kalau begitu kita akan berbagi tugas aku dan Bima akan ke Kota untuk bertemu dengan pengirim hasil kebun itu. Sementara Suwoto, Pak lik Sobirin,dan Pak lik Junet harus menemukan siapa pengkhianat diantara kita, dan aku mau kalian menemukan nya paling lambat nanti sore."     

" Baik, Juragan!"     

*****     

Sesampainya aku dan Bima di Kota, kami segera menuju ke pengulak yang biasa nya membeli hasil perkebunan keluarga kami dan benar saja di sana sudah ada dua truk yang penuh dengan sayur mayur yang sangat segar, beserta beberapa karung tembakau yang sudah mereka turunkan. Bima menepuk bahuku seolah mengajak ku untuk bersembunyi agar kami ndak terlihat oleh mereka sebelum kami tahu pasti siapa pimpinan mereka.     

" Ha ha ha akhir nya kita bisa mennjagal hasil kebun milik Hendarmoko. Jika ini berjalan selama enam bulan aku yakin keluarga Hendarmoko akan mengalami kerugian yang sangat besar atau bahkan mereka akan bangkrut dengan cara yang sangat mengenaskan."     

Kurang ajar mereka! Berani-beraninya meraka melawan kita! Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan diri untuk memukul mereka!"     

" Sebentar jangan gegabah Bima. Aku yakin jika Juragan itu ada di sini."     

Dan benar saja ada sosok yang lain daripada yang lain keluar dari sana sambil melipat kedua tangannya di belakang punggung. aku yakin sosok itu adalah juragan yang hendak menghancurkan keluargaku.     

"sekarang ayo kita ke sana, aku yakin dia adalah yang biang kerok dari semua kerusuhan yang terjadi, "ajak ku kepada Bima.     

kemudian kami bergegas mendekat ke arah rombongan itu. tentu saja mereka ndhak mengetahui siapa kami, karena bagaimanapun selama ini ini yang mengurusi perkara pengiriman sayur-sayuran ke kota adalah paklik Juned dan juga Pak Sobirin.     

"wah wah wah segar-segar benar sayur-sayuran ini, sayuran ini hasil kebun dari mana? kupikir jika sayur mayur yang segar itu adanya hanya di Kemuning. ternyata aku salah toh, rupanya ada penyetok sayur mayur lagi yang ndhak kalah kualitasnya dengan sayur-mayur yang ada di tempat kita sendiri. "     

"oh ya jelas, ini adalah hasil dari panen juragan kami. ini adalah hasil dari perkebunan terbesar di negeri ini. oh ya kalian ini siapa?dilihat dari penampilannya kalian ini bukanlah orang sembarangan. aku sangat curiga dengan kalian berdua ini. apa jangan-jangan kalian adalah salah satu mata-mata yang diutus oleh eh juragan yang ada di kemuning untuk mengintai kami? "     

aku tertawa saja mendengar ucapannya, rasa percaya diri mereka benar-benar sangat luar biasa. aku penasaran, dari mana rasa percaya dirinya itu berada? bahkan menurutku bukankah keluarga hendramoko yang memiliki luas tanah terbesar di negeri ini. jika dibandingkan aku rasa mereka tidak akan bisa atau malah mereka ndgak akan ada apa-apanya.     

"kalian penasaran dengan kami? wah hebat sekali toh. kami ini siapa, kami hanya manusia biasa yang sangat penasaran dengan kalian. siapa gerangan kalian sampai bisa dan terlalu berani untuk mengangkat bendera perang kepada keluarga hendarmoko. mereka juga memiliki kekayaan yang ndhak ada satu juragan pun yang bisa untuk menandinginya. ".     

"benar memang jika keluarga itu adalah keluarga yang sangat mumpuni. tapi bukankah roda itu berputar? bisa saja mereka sekarang berada di atas, tapi suatu saat kemungkinan mereka ada di bawah itu pasti ada."     

seseorang yang aku dan Bima percaya jika orang itu adalah juragan dengan otak busuknya pun mulai keluar dan berbicara. dengan gaya yang sombongnya, seolah-olah dia adalah seorang juragan yang paling arif dan bijaksana sedunia, terlebih caranya sekarang ini? pasti orang itu dah cukup memiliki kepercayaan diri yang tinggi. itu sebabnya mereka ndak berani untuk bertarung secara adil dan memilih cara yang ndhak manusiawi seperti ini.     

sangat bijaksana ini namanya siapa toh?" tanya aku, berlagak sok sopan padahal dalam hati aku benar-benar ingin mencekiknya sekarang juga.     

dia tampak tertawa, seolah dia orang yang paling suci di muka bumi ini.     

"nama aku ini sudjiwo, aku adalah salah seorang juragan yang paling disegani di Jawa timur. selama ini, namaku memang cukup ndhak berpengaruh di sini titik tapi karena ada satu dan dua hal aku mulai memantapkan diri untuk mencoba merambah pasar Jawa tengah. dan aku benar-benar ndhak menyangka jika hasilnya akan benar-benar di luar dugaan. semua orang berbondong-bondong menjadikanku satu-satunya pemasok sayur-mayur yang ada di sini. "     

"aku juga sangat heran biaya perawatan rendah daripada harga pengeluarannya? "     

orang itu tampak kaget, sepertinya dia curiga dengan kami. bagaimana bisa kami banyak tahu tentang hal-hal seperti ini.     

"kalian ini siapa? kenapa kalian tahu begitu banyak tentang hal-hal seputar perkebunan, apa jangan-jangan yang dikatakan oleh pegawaiku itu benar. jika kalian adalah salah satu dari pesuruh keluarga hendarmoko."     

lagi, aku tersenyum mendengar pertanyaannya itu yang seolah-olah menuduh dan menempatkan kami menjadi yang tersalah atas semua masalah ini. padahal orang buta pun bisa melihat, siapa yang salah dan siapa yang curang di sini. lantas aku mengulurkan tanganku kepadanya seraya hendak menjabat tangannya, awalnya dia tampak enggan seolah aku ini ndak setingkat lebih baik daripada dia. sampai pada saat akhirnya dia pun dengan enggan membalas uluran tanganku.     

"perkenalkan ini dia saudara ipar ku namanya adalah Bima, dan namaku sendiri adalah Arjuna Hendarmoko."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.