JURAGAN ARJUNA

BAB 343



BAB 343

0"Apa pun keputusan Romo aku akan mengikutinya, ndhak akan sedikit pun aku membantah dan menolak perintah dari Romo," jawab Ningrum pada akhirnya.     

Wajahnya tampak berseri, seolah tanpa beban sama sekali. Seolah ucapan dari Pandu tadi tentang ingin menikahinya adalah sebuah janji yang benar-benar dia harapkan.     

"Dan perkara Bulik Wangi yang Romo suruh menjagaku pun aku malah bahagia. Dia adalah Bulik yang benar-benar baik sekali. Jadi aku merasa ndhak kesepian lagi. Karena punya kawan seperti dia. Terimakasih, Romo, Biyung. Perhatian kalian ini benar-benar sangat luar biasa, entah bagaimana aku harus membalasnya. Terlebih perihal Pandu, apa yang telah Rono katakan kepadanya benar-benar membuatku bahagia. Terimakasih sudah menjadi Romo dan Biyung ku."     

Ningrum, langsung memelukku dan memeluk Manis. Kemudian dia menangis. Aku ndhak tahu, jenis tangisan macam apa ini. Apa jenis tangisan penyesalan, atau jenis tangisan haru. Yang aku harapkan adalah, dia bisa bahagia di mana pun dia berada. Sebab yang aku lakukan kepadanya, bukan perkara sebagai penebusan rasa bersalahku karena kematian orangtuanya, melainkan memang aku merasa telah benar-benar menjadi orangtuanya sekarang. Jadi, ndhak salah toh kalau aku bertindak sampai sejauh ini?     

"Putriku tersayang yang sudah besar, keputusan apa pun kini kamu bisa mengambilnya sendiri. Romo dan Biyung hanya bisa mengingatkan jika itu keliru, juga mengawasi mu dari kejauhan, namun begitu jangan pernah kamu merasa dibebaskan lantas kamu bisa melakukan apa pun sesuka hati. Kamu harus ingat, kamu adalah anak kami yang bagaimanapun juga kamu masih punya tanggung jawab kepada kami sebagai orangtuamu. Apa kamu paham dengan itu?" kini Manis tampak memberi wejangan, Ningrum pun membalasnya dengan anggukan ringan. Dia memandang ke arah Manis, membuat biyungnya mengusap air matanya dengan lembut, kemudian Ningrum kembali tersenyum.     

"Aku sayang sama kalian, kalian adalah orangtua paling sempurna yang pernah ada. Ndhak akan pernah ada orangtua seperti kalian kurasa," kata Manis dengan semangat, aku dan Manis tersenyum mendengar ucapan dari Ningrum itu.     

"Kalau sayang, mana? Cium dulu, toh," kubilang.     

Ningrum langsung mencium pipiku, dan pipi biyungnya. Kemudian kulirik ke arah Pandu yang tampak menundukkan wajahnya sembari tersenyum malu-malu.     

"Ndhak usah berharap bakal dicium kamu. Belum boleh, dosa!" ketusku.     

"iya juragan, aku juga sudah cukup tahu diri untuk ndak berharap yang macam-macam. Aku janji untuk ndhak melakukan kesalahanku yang kemarin lagi."     

Aku tersenyum kecut mendengar ucapannya itu, seperti orangtua yang sedang berceramah rupanya dia ini.     

"Ya sudah, ayo kita masuk kedalam sebelum semua orang mencari-cari keberadaan kita. Akan sangat lucu kalau sampai mereka berfikir jika kita hilang."     

*****     

Pagi ini aku sedang bercakap-cakap dengan Setya, perihal pembangunan rumahnya serta klinik yang ada di Kemuning. Menurut nya sebentar lagi rumah yang ia bangun akan segera selesai. Akan tetapi untuk pembangunan klinik nya mengalami beberapa kendala yang aku ndak tau karena setia ndak menyebutkan secara rinci apa kendala itu.     

"Juragan, gawat juragan hasil panen tembakau kita bisa jadi ndak akan laku karena ada pemasok lain di pasar yang memberikan harga jauh di bawah harga kita dengan kwalitas tembakau yang sama Juragan. terlebih wortel-wortel kita membusuk sebelum sampai di Jakarta."     

Kabar macam ini ? bagaimana bisa hasil perkebunan dari Kemuning yang memiliki kwalitas nomer satu di Negeri ini bisa dikalahkan oleh produk dari tempat lain. terlebih itu adalah hasil dari uji coba bibit unggul yang di buat oleh Bima. dan bagaimana bisa mereka memberi harga dengan serendah itu, padahal jelas-jelas aku sudah memperhitungkan dan semua nya memang benar harganya telah sesuai dengan apa yang ku perhitungkan. bahkan aku mengambil untung sangat sedikit.     

"Kurang ajar, orang ndak tau diri macam mana yang berani-beraninya mengusik hasil panen ku di pasar. apa dia ndak tahu sedang berurusan dengan siapa dia itu," marah ku setelah mendengar penuturan dari Suwoto.     

" kabar nya orang itu adalah seorang juragan baru dari jawa timur yang hendak menguwasai pasar hari hasil perkebunan yang dia miliki. bahkan kabarnya banyak petani-petani kecil harus rela hasil kebunnya ndak laku karena semua pedagang mengambil sayur dari juragan baru itu. sekatang dikemuning juragan Nathan sangat murka karena ulah juragan baru tersebut. bahkan sekarang ini juragan Bima sudah diberi kabar dan hendak kembali ke Kemuning. sekarang apa yang harus kita lakukan juragan?"     

aku terdiam sejenak dari ucapan Suwoto, jujur aku sangat penasaran dengan siapa sosok juragan baru tersebut.     

" siang ini kita kembali ke kemuning, aku ingin berhadapan langsung dengan juraggan yang ndak tau diri itu. sekarang bagaimana kondisi Romo? dia baik-baik saja toh? aku ndak mau kalau sampai masalah ini sampai mengganggu kesehatan nya. kalau sampai itu terjadi, aku benar-benar akan membuat perhitungan kepada juragan tengik itu."     

" Juragan Nathan baik-baik saja hanya saja beliau lebih sering uring-uringan, juragan. saya benar-benar takut kalau penyakit jantungnya kambuh lagi."     

" Aku sangat penasaran dengan siapa orang yang berani mengusik keluarga Hindarmoko. besar sekali nyalinya apa dia tidak takut mati kurasa dia tidak tahu kalau keluarga Hindarmoko adalah keluarga Ningrat yang paling di segani di Negeri ini," Setya tampak ikut emosi mendengar penuturan dari Suwoto.     

" Mungkin itu adalah segelintir dari orang-orang dengki yang ingin menjatuhkan nama baik keluarga besar Hindarmoko itu sebabnya dia menggunakan segala cara untuk mencari celah agar keluarga Hindarmoko terlihat buruk dimata masyarakat. saya sudah menyuruh orang-orang saya menyelidiki hal ini, mungkin besok kita akan menemukan jawabannya."     

aku menyetujui ucapan Suwoto orang-orang tersebut pasti adalah salah satu dari musuh-musuh ku atau musuh-musuh romo yang iri dengan keberhasilan yang kami capai hingga saat ini.     

"Sekarang berkemaslah kamu ikut Dengan ku pulang ke Kemuning aku ndak akan tega membiarkan Romo menghadapi ini sendiri." Suwoto langsung mengangguk dengan patuh kemudian dia undur diri.     

" Arjuna kamu juga tidak boleh gegabah aku tahu watakmu seperti apa sangat mudah tersulut emosi. sebab sebenarnya hal itu lah yang di inginkan oleh musuh mu. dengan kamu emosi mereka telah berhasil mengusik ketenangan mu. aku punya satu cara untuk membuat mereka merasa malu, apa kamu penasaran dengan cara ku ?" Setiap tampak memainkan alis nya dan aku tahu apa yang dia inginkan dariku. lihatlah wajah jeleknya benar-benar tampak semakin menyebalkan. Kulempar dia sendal kemudian dia memaki, biarkan saja siapa yang peduli.     

" Sampai mati pun aku ndak akan mau menerima ide busukmu itu enyahlah kamu dari pada kamu ku lempar radio!"     

"Dasar Juragan ndak tau diri aku berniat menolong mu, tapi kamu memperlakukanku dengan kejam seperti ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.