JURAGAN ARJUNA

BAB 341



BAB 341

0Setelah mendengar penjelasanku, Manis tampaknya terdiam. Mungkin dia sedang menimang-nimang apa yang telah aku katakan kepadanya. Sebab sejatinya, memaksakan suatu kehendak kepada orang lain itu bukanlah perkara yang baik. Hanya demi untuk membuat diri kita merasa diuntungkan. Sama halnya dengan pernikahan muda ini yang kami pikirkan hanyalah bagaimana caranya untuk membuat Putri kita merasa aman dan nyaman tanpa takut ada laki-laki lain atau siapa pun itu yang mencoba mengambil keuntungan dari seorang perempuan yang tinggal sendiri di kota. Tapi kami ndhak pernah sama sekali untuk sekadar berpikir bagaimana perasaan orang yang kami tawari itu? Apakah dia benar-benar mau atas keinginannya sendiri, ataukah dia memang terpaksa melakukannya. jika sudah seperti itu, bukankah kami sama saja dengan berbuat egois dengan mementingkan kebahagiaan kami sendiri tanpa peduli.     

"Mendengar apa yang telah Kangmas jelaskan kepadaku sekarang ini, dan mengetahui bagaimana pendapat Pandu tentang tawaran pernikahan muda ini. Sejatinya aku benar-benar telah merasa tertampar, kangmas. Bagaimana bisa kita melangkah sejauh ini bahkan tanpa memikirkan pendapat dan hati dari Pandu. Untung saja Pandu adalah pemuda yang baik yang bisa memikirkan masalah ini dalam segala sisi. Kalau saja Pandu bukan pemuda yang seperti itu, mungkin dia akan merasa murka atau malah menuduh kita telah memanfaatkannya hanya karena dia pikir kalau dia adalah orang yang tidak punya, dan kita adalah orang kaya. Sungguh ini adalah pembelajaran hidup yang sangat berharga, Kangmas. Dan mungkin hanya kita dapatkan kalau pemuda itu adalah Pandu. Sejatinya setelah ini ini aku telah sangat setuju jika Pandu kelak akan menjadi menantuku."     

Setelah mendengar pendapat Manis akhirnya aku bisa bernapas lega. Seendhaknya yang memiliki pemikiran seperti itu bukanlah aku. Tapi Manis juga. Duh Gusti, terima kasih atas semua yang pernah engkau berikan kepadaku serta pelajaran-pelajaran hidup yang telah membuatku belajar lebih lagi untuk memahami semua ini.     

"Sekarang jika kamu sudah tahu kebenarannya, segera berangkat lah istirahat. Karena aku ndak mau hanya karena masalah ini kamu dan buah hati kita sampai sakit. kamu itu sedang hamil, Sayang. jadi perhatikanlah kandunganmu, jangan melulu terlalu memfokuskan diri untuk masalah masalah berat seperti ini. Karena sejatinya aku ndak mau kalau sampai kamu dan bayi kita stress hanya karena masalah kini. "     

Manis langsung tersenyum manja, kemudian dia memeluk tubuhku. Sepertinya dia ingin mengajakku untuk tidur bersama.     

"Sekarang, ikutlah denganku ke kamar. Aku ingin kamu menemaniku sampai aku tidur. Sambil kamu berdongeng tentang banyak hal itulah yang selalu membuatku tidur nyenyak setiap hari. "     

"Duh Gusti, hanya seperti itu? "goda aku kepada istriku tercinta.     

Manis lantas mencubit pinggang ku sampai aku kesakitan dibuatnya. Untuk kemudian dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang ku.     

"Duh Gusti laki-laki satu ini, pantai benar membuatku malu ternyata. Seharusnya kamu itu lebih perasa sedikit toh. Kok ya malah bertanya, aku jadinya malu loh Kangmas. "     

Aku tertawa mendengar ucapannya itu, ternyata benar-benar ada udang dibalik batu toh. Aku langsung mengangkat tubuh istriku dan membawanya ke dalam kamar tentu sesuai dengan permintaannya apa yang dia inginkan akan aku lakukan.     

*****     

Pagi ini setelah setelah kami melakukan sarapan bersama aku pun melihat ke arah Ningrum yang tampak sedang berbicara kepada Pandu tentang sesuatu. Aku sendiri ndhak tahu apa yang mereka sedang bicarakan itu tapi yang kutahu adalah keduanya lantas berjalan keluar dari ruang makan. Dan di sisi lain, Manis langsung menyikut lengan ku kemudian matanya menunjuk ke arah sepasang sejoli itu.     

"Kangmas, lihatlah mereka. Sepertinya ada sesuatu yang ndhak beres ini. atau jangan-jangan, Putri kita hendak menjalankan kan apa yang telah kita rencanakan kemarin. kalau sampai itu terjadi, kangmas. akan bahaya, sebab kita sudah tahu pasti apa jawaban dari Pandu. "     

"Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita melarang saja dengan cara menggagalkan percakapan mereka? Atau aku akan mengutus salah satu abdi untuk memanggil Ningrum agar Pandu ndak curiga terhadap kita. "     

"Jangan, Kangmas. kalau sampai kita melakukan hal itu sama saja dengan kita ndak menghormati privasi dari Putri kita. kita harus memantau mereka secara diam-diam. "     

"Maksudmu katanya kita mencari tahu secara diam-diam itu bagaimana? Toh kita bukan dukun yang bisa tahu u semua yang mereka ucapkan tanpa kita terlibat dalam percakapan itu. "     

Aku ini benar-benar ndhak paham, tentang ide yang diberikan oleh Manis. Sepertinya akhir-akhir ini dia memiliki pemikiran-pemikirannya sendiri bagaimana bisa toh, setelah usulan menikah muda sekarang dia berkata untuk mengetahui percakapan mereka dengan cara diam-diam. Sungguh aku ndak paham dengan apa yang dia maksudkan. apa mungkin ini salah satu dari perasaan alami seorang bingung. yang merasa terancam jika putrinya berdekatan dengan pemuda yang putrinya suka.     

"kita bersembunyi di suatu tempat yang kiranya dekat dengan perbincangan mereka toh kangmas. dengan seperti itu kita bisa mengetahui apa yang mereka cakap kan tanpa harus menyinggung semua orang toh. "     

"Jadi maksudmu, kamu menyuruh kita untuk menguping pembicaraan mereka? seperti apa yang telah kulakukan kemarin waktu berada di rumah Jakarta? duh Gusti nduk kamu ini bagaimana toh. bagaimana kalau mereka tahu kita sedang mengintip pembicaraan mereka? malunya itu loh nggak ketulungan. terlebih jika mereka tahu, mereka pasti akan menganggap kita adalah orang tua yang sangat aneh. karena terlalu ikut campur urusan mereka sampai-sampai kita harus menguping pembicaraan mereka. "     

Kini aku dan Manis tampak terdiam, kami benar-benar bingung mencari cara yang tepat sebagai jalan keluar atas masalah ini. Kami ndhak mungkin membiarkan putri kami menanyakan hal yang dapat mempermalukan dirinya sendiri. lebih-lebih karena aku telah mendengar sendiri dari mulut Pandu jikalau dia ingin sukses terlebih dahulu barulah setelah itu dia akan memikirkan sebuah pernikahan. Terlebih juga sampai detik ini kurasakan tuh belum pernah mengatakan apa yang sejujurnya ada di dalam hatinya. jangankan meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan kemarin. kurasa itu ndhak akan pernah terjadi. . dan akan membuat putriku menjadi sakit hati, karena dia merasa telah menjadi seorang perempuan yang ada harga dirinya sama sekali.     

"Jadi sekarang, apa yang harus kita lakukan, kangmas? kita diam saja seperti ini atau bagaimana? kalau Kangmas menyuruhku diam aku akan diam, akan tetapi bagaimana dengan nasib Putri kita? "     

"Ya sudah kalau seperti itu akhirnya, toh kita ndak ada pilihan lain. jadi ayo kita lakukan apa ya yang menjadi saranmu itu. "     

" saranku? " Manis tampaknya sedang bingung mendengar jawabanku seperti itu.     

"Iya saranmu kita akan diam-diam mencari tempat bersembunyi yang paling aman untuk menguping apa yang sebenarnya mereka bicarakan. "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.