JURAGAN ARJUNA

BAB 340



BAB 340

0"Ayo Kangmas beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi, aku ingin tahu apakah perbincangan mu dengan Pandu ada hasilnya. Apakah dia setuju tentang ide pernikahan dia dan juga anak kita, ataukah dia menolak mentah-mentah akan itu-itu Kangmas? Jujur, aku benar-benar resah, aku takut jika Kangmas terbawa emosi. kemudian tidak terjadi sebuah kesepakatan yang memuaskan hati, bisa jadi dia setuju tapi hal itu hanya keterpaksaan sebelah pihak saja. atau malah dia menolak karena merasa tersinggung dengan ucapanmu Kangmas. Sebab sejatinya aku tahu tabiat Kangmas seperti apa, yang mudah tersulut emosi dan mudah sekali untuk marah. "     

Iya aku tahu, kurasa semua orang yang mengenalku akan berpikir seperti itu. menghakimi Pandu sendiri bisa berubah seiring berjalannya waktu.     

Kutuntun Manis untuk menjauh dari ruang kerjaku, sebab aku ndak mau kalau sampai Pandu mendengar percakapan ku dengan Manis. kemudian dia mengira jika benar-benar akan merendahkan martabat putriku.     

"Sini-sini aku akan memberitahu kepadamu tentang percakapan kami tadi, sekarang kamu duduk dulu dengan tenang dan atur emosimu. sebenarnya ya ndak ada yang terjadi, toh pada kenyataannya kamu sudah tahu sendiri bagaimana sifat Pandu. Tadi aku sudah bertanya kepadanya perihal perasaannya kepada putri kita. dan dia berkata jujur ndhak ada satu pun yang ditutup-tutupi. Akan tetapi dia sendiri ndhak menampik, jika permasalahan harta dan tahta menjadikannya benar-benar ragu dan bimbang. bagaimanapun dia menganggap jika keluarga kita adalah keluarga bangsawan, keluarga yang kaya raya lebih-lebih Aku adalah seorang juragan yang disegani di negeri ini. berbanding terbalik dengan dia yang hanya seorang miskin dari keluarga yang ndhak punya. Tadi aku sampai berkali-kali menekankan kepadanya jika sesungguhnya aku sama sekali ndhak mempermasalahkan hal itu. Tapi tetap saja, terus keras kepala dan mengatakan dia merasa ndhak pantas untuk Putri kita. hingga akhirnya aku memberikannya ultimatum yang membuatnya sadar jika di dunia ini ini yang lebih penting daripada harta dan tahta itu adalah sikap baik serta tanggung jawab manusia kepada manusia lainnya. toh yang ku butuhkan bukan seorang menantu yang kaya raya, bukan pula dia yang memiliki derajat lebih tinggi daripada orang-orang lainnya. akan tetapi dia yang dicintai putriku dan dia yang mencintai putriku dengan sepenuh hati. sebab kebahagiaan putriku adalah yang utama daripada segalanya. Bukankah ucapanku ini adalah yang paling benar dan masuk akal sebagai seorang Romo? "     

"Lalu kangmas. Bagaimana tanggapan dia atas pernyataan mu itu. Apakah dia benar-benar setuju, atau dia masih ndhak pernah terima atas apa yang telah kamu katakan. Sesungguhnya pemuda satu itu itu adalah pemuda yang sangat keras kepala dan teguh pendirian. aku tahu itu dari tatapan matanya yang tajam dan dari segala tingkah laku yang dia lakukan. "     

"Dia menyetujui apa yang aku ucapkan, bahkan dia berkali-kali menanyakan kepadaku apa benar aku menerimanya menjadikan dia sebagai calon mantu ku dan ndhak masalah jika dia mencintai putriku. Lantas kemudian yang menjadi masalah di sini adalah perkara tawaran ku kepadanya untuk menikah muda dengan Putri kita saat aku mengatakan hal itu, dia benar-benar kaget luar biasa. bahkan kalau seandainya bisa melihat betapa bodoh wajahnya waktu itu. matanya melotot seolah hendak mau keluar, dan mulutnya menganga lebar. Dia adalah pemuda yang benar-benar bodoh yang pernah aku temui, akan tetapi pemuda itu adalah pemuda yang paling bertanggung jawab yang pernah ada. Dia ndak menolak juga ndak menerima atas tawaran kita itu. intinya dia menyetujui tapi bukan untuk saat ini. "     

Mendengar Aku mengucapkan hal itu, manis tampaknya semakin bingung dengan ucapanku. Bagaimana bisa toh ada sebuah jawaban yang menerima tapi ndak benar-benar menerima. atau mungkin ucapanku yang terlalu ambigu? kulihat dahinya berkerut kerut , sekolah banyak tanya yang ada di otaknya untuk ditanyakan kepadaku saat ini juga. tapi aku masih diam menunggunya untuk bertanya kepadaku. sebab sejatinya aku paling tahu bagaimana watak istriku itu.     

"aku sama sekali ndhak paham tentang apa yang kamu ucapkan, bagaimana bisa kangmas mengatakan jika intinya Pandu setuju akan tetapi ucapanmu benar-benar ambigu seperti itu. Jadi sebenarnya, Pandu itu setuju dengan usul kita atau ndhak toh? "     

Kuhelakan napasku panjang-panjang sebelum Aku menjawab pertanyaannya itu kemudian aku tersenyum melihat ke arahnya yang tampak sangat serius seolah ucapanku adalah penting baginya. Ya, bagaimanapun dia adalah Biung, pasti dia yang paling khawatir tentang ini.     

"Dia ingin menikahi Putri kita, tapi bukan sekarang atau pun tahun depan. karena dia ingin membuktikan kepada kita, lebih-lebih membuktikan kepada putri kita kalau dia adalah pemuda yang bertanggung jawab dan pantas menjadi seorang suami serta menantu yang baik. Dia ingin mendapatkan pekerjaan lebih dahulu sebagai salah satu syarat atau bukti jika dia telah bertanggung jawab dan mampu mengemban amanah kita untuk menikahi Putri kita. Oleh sebab itu dia meminta waktu lebih kepada kita untuk dia mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu seandainya dia merasa jika dia cukup pantas menafkahi Putri kita meskipun dia sadar betul kalau uang yang dihasilkan ndhaksebanding dengan apa yang kita berikan kepada putri kita. dan saat kutawarkan pekerjaan dia menolaknya mentah-mentah, "     

"kenapa dia menolaknya kangmas? lantas mau ke mana dia bekerja dan akan bekerja apa? terlebih sekarang sekarang dia masih sekolah, bukankah seharusnya memang sudah benar dia berada di sini mendapatkan pekerjaan yang cukup ringan dan dia bisa belajar dengan tenang. ""     

"Karena aku Romo dari Ningrum, itu sebabnya dia menolak tawaran untuk bekerja denganku. Sebab dia merasa jika dia bekerja denganku dia benar-benar tidak akan pernah merasakan proses bagaimana dia terjatuh dan merangkak tatkala dia menuju sebuah kesuksesan. Kalau dia bekerja denganku, pasti aku akan memberikannya pekerjaan yang enak-enak dan dia ndak mau merasa menjadi anak emas hanya karena dia adalah menantuku. Atau mungkin malah dia merasa, dia ndak mau aku merasa terlalu repot olehnya.jadi mungkin bekerja di tempat lain adalah jalan terbaik baginya untuk merasakan bekerja yang benar-benar bekerja. jadi bagaimana lagi, selain Aku menghormati keputusannya. Toh menurutku, tujuan dari apa yang hendak dicapai itu adalah benar dan baik. jadi aku mendukungnya sepenuh hati sampai nanti pada saat waktunya tiba, dia akan melamar Putri kita. namun seperti itu, sepertinya aku ndak ada jalan lain selain melarang Putri kita untuk kuliah bersama dengan dia. sebab tujuanku untuk menikahkannya dengan Putri kita adalah agar kita merasa aman melepas Putri kita. Kalau begini jadinya, bukankah sama saja? Toh dia ndak menerima usulan kita untuk menikah muda kita harus cari cara lain untuk mencari orang yang bisa melindungi Putri kita dengan catatan dia adalah perempuan. "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.