JURAGAN ARJUNA

BAB 392



BAB 392

0"kamu ini bagaimana toh masa begitu saja kamu ndak bisa lantas pekerjaanmu itu sebenarnya apa? aku ini membawamu kesini untuk menggaji mu agar kamu bekerja dengan keras dan giat.bukan untuk melihatmu hanya ongkang-ongkang kaki saja tanpa memikirkan tanggung jawab yang sudah kamu emban,"     

pagi ini agaknya aku sedikit pusing karena suara gaduh dari Romo Natan entah siapa gerangan yang dimarahi sepagi ini. tapi kurasa marah-marah bukanlah hobinya, apalagi kalau sampai marah tanpa sebab seperti itu. hobinya itu menghina bukan marah-marah.     

aku pun mulai berjalan cepat untuk sekadar melihat siapa gerangan sosok yang dia marahi seperti itu, kemudian aku melihat sosok tua yang tertunduk dengan wajahnya yang yang penuh rasa ketakutan luar biasa.Aku benar-benar penasaran apa yang telah dilakukan orang tua itu sampai-sampai Romo Nathan bisa semarah itu kepadanya.     

Aku kemudian masuk ke balai tengah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. di dalam sana sudah ada banyak orang beberapa abdi yang kutahu mereka bertugas untuk mengurusi gudang gudang tembakau yang ada di belakang rumah juga beberapa orang lainnya yang merupakan penduduk kampung.     

"maafkan saya juragan, saya benar-benar ndak tahu Kalau akhirnya akan seperti ini. saya hanya berpikir barangkali saya bisa membantu sedikit untuk warga kampung bukan berarti saya berniat untuk memberikan sebagian besar hasil kebun dari juragan kepada mereka. sampai pagi tadi saat penduduk-penduduk kampung ini berbondong-bondong ke sini sambil membawa berkarung-karung hasil perkebunan juragan dan mengatasnamakan semua itu dari saya, hal itu benar-benar membuat saya kaget luar biasa. sebab 1000 kali pun juragan bertanya dan menuduh jika sayalah yang melakukannya, maka 1000 kali pula saya akan mengatakan jika bukan saya yang melakukan hal itu.saya berani bersumpah jika itu bukan ulah saya," kata orang tua itu yang berusaha sekuat tenaga untuk membela dirinya sendiri. tentu saja dia harus membela dirinya sendiri sebab yang aku lihat disini ini ini, para abdi lainnya seolah tidak peduli dengan orang tua ini. mereka memilih diam dengan mimik wajah ogah-ogahan. aku sedikit curiga dengan instrik yang mereka lakukan sebagai seseorang yang sudah senior yang bisa disebut dengan sesepuh di tempat ini aku rasa Abdi tua itu sangat kecil kemungkinan untuk melakukan kesalahan sebesar ini. terlebih berpikir untuk mengambil banyak bahan makanan tanpa sepengetahuan Romo dan memberikannya kepada penduduk kampung. terlebih Yang kutahu juga Romo Nathan bukanlah tipikal orang yang yang mudah marah ataupun main hakim sendiri terlebih hanya perkara sayur-mayur yang telah diambil tanpa sepengetahuannya. sebab yang aku tahu Romo akan berterima kasih karena para abdi telah Sudi untuk ingat membagi sedikit rezeki yang telah dia peroleh untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk kampung. aku jadi curiga jika hal ini merupakan salah satu dari rencana Romo Nathan entah itu untuk menguak sesuatu atau untuk merencanakan sesuatu. yang jelas aku harus memperhatikannya dengan rinci dan seksama untuk melihat update di dalam ini siapakah kiranya yang sebenarnya sedang dituju oleh Romo Nathan untuk diadili. sampai-sampai dia harus menggunakan umpan update tua renta yang ndak berdaya ini.     

"lantas kalau bukan kamu yang melakukannya lalu siapa? apa kamu sudah menemukan orang yang melakukan ini semua? toh kamu juga ndak mau memiliki bukti apapun untuk membuktikan kalau kamu ini bukanlah dalang dari semua ini. terlebih lagi para abdi abdi ini juga sering mengeluh kepadaku kalau kamu kerjaannya seharian hanya malas-malasan saja. dan kamu seolah menjadi seorang juragan yang hanya memberi perintah kepada ada bawahan mu dan sok kuasa hanya karena kamu sebagai abdi dalem sesepuh disini. ingat kamu itu bukan siapa-siapa kamu adalah abdi yang sama saja seperti mereka, jadi berhentilah bertingkah apalagi sok kuasa sebab kedudukanmu di sini sama saja seperti mereka. terlebih beberapa waktu yang lalu aku telah kehilangan keris pusakaku yang paling berharga. lalu bagaimana ceritanya keris berhargaku itu ada di kamarmu. disaat keris pusaka ku itu aku letakkan di tempat yang sangat aman, terlebih yang aku tahu kamu adalah satu-satunya abdi yang mengetahui di mana letak keris pusaka aku itu. untuk masalah ini aku bertanya kepadamu, masihkah kamu bisa mengelak atau membela dirimu sendiri atas semua hal ini?" pertanyaan itu di lontarkan secara membabi buta oleh Romo Nathan bahkan seolah-olah dia enggan memberi ampun kepada siapa pun yang telah diadili. sehingga menekan orang yang hendak mengatakan bukan, berubah menjadi mengakuinya hanya karena mereka ketakutan atas tuduhan-tuduhan Romo yang dilayangkan dalam satu waktu sekolah anak panah yang ditancapkan dengan sangat tepat di jantung hewan buruannya.     

Aku hanya bisa terdiam tapi di ujung mataku aku bisa melihat ada sosok lain yang tengah mengintip kejadian ini, dan sosok itu tampak tersenyum menyeringai menyaksikan kalau simbah ini tengah diadili oleh Romo Nathan. dan aku mulai curiga dengan sosok itu terlebih salah satu abdi yang sedang berada di sini tampak tersenyum aneh, seolah-olah buruan mereka sudah ada di genggaman dan mereka siap menerkam buruan itu hidup hidup untuk dimangsa dengan sangat nikmat dan mantap.     

"sudah saya bilang sebelumnya juragan saya senang sekali Ndak mengetahui dan ndak tahu bagaimana ceritanya keris pusaka juragan bisa ada di kamar saya. padahal hari itu saya meminta izin kepada Sobirin untuk pulang ke rumah terlebih dahulu, karena salah satu cucu saya sedang demam tinggi. dan bapaknya kebetulan waktu itu sedang ikut Junet dan suwoto pergi ke kota untuk mengantarkan sayur-mayur ke beberapa pengulak, bahkan sampai larut malam mereka ndak kunjung datang. jadi aku memutuskan malam itu untuk menginap di rumah untuk menemani anakku serta cucuku ku yang sedang demam itu Juragan. dan saya benar-benar sangat terkejut saat saya kembali ke sini kondisi kamar saya benar-benar sudah ramai, banyak orang-orang mengatakan jika saya adalah pencuri yang sangat ulung. dalam hati saya waktu itu benar-benar sangat bingung, bagaimana saya bisa menjadi seorang pencuri yang sangat ulung, disaat saya sendiri saja tidak berada ditempat kejadian waktu hal itu terjadi. tapi beribu kali pun aku mengatakan, beribu kali pun aku menyangkal, dan beribu kali pun aku menjelaskan juragan Nathan pasti ndak akan pernah percaya. toh memang benar bukti itu berada di kamarku terlebih satu-satunya orang yang mengetahui letak persembunyian garis itu adalah aku. bahkan meskipun saya membawa putri saya kesini pun, semuanya hanya sia-sia. toh pada kenyataannya semua bukti mengarah kepada saya. jadi saya akan terima dengan lapang dada apapun keputusan, dan juga apapun hukuman yang hendak juragan Nathan berikan kepada saya. saya ini apa toh, hanya seorang abdi tua renta yang sudah terlalu lama mengabdi di tempat ini. itu sebabnya mungkin banyak abdi abdi baru yang merasa ndak suka dengan saya dan melakukan berbagai cara untuk mengusir saya dari sini,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.