JURAGAN ARJUNA

BAB 337



BAB 337

0"Mengontrol perasaanku sendiri, apa maksudnya itu? Apa itu berarti kamu ada rasa dengan putriku? Sekarang, coba katakan kepadaku hal yang sesungguhnya. Yang ada pada hati nuranimu sekarang. Apakah kamu benar-benar mencintai putriku , apa kamu suka kepada putriku? "     

Kulihat dia tampak diam dia ndhak mengatakan apa pun lagi selain menundukkan kepalanya dalam-dalam, dan akupun ingin memberinya waktu untuknya berpikir agar dia bisa mencerna baik-baik apa yang telah kukatakan kepadanya ini. Sejatinya hal yang kuinginkan adalah satu, yaitu sebuah kebenaran atas apa yang benar-benar dia rasakan. Bukan jawaban dari keterpaksaan atas pertanyaanku yang terkesan menekannya itu. Tetap pada akhirnya nanti, yang paling membuat aku bahagia adalah kebahagiaan putriku yang ndhak akan pernah bisa tergantikan oleh kebahagiaan apapun di dunia ini. Dan semoga semuanya adalah jawaban terbaik dan jujur yang keterima dari mulutnya.     

"Juragan, jika kamu bertanya seperti itu aku harus menjawab seperti apa? Sebab kurasa Juragan sudah tahu jawabannya yang sebenarnya. Akan tetapi aku sendiri cukup tahu diri untuk ndhak melangkah lebih lanjut karena sejatinya aku tahu siapa Putri juragan. Dia adalah putri dari seorang Juragan yang paling tersohor di negeri ini ini, sementara aku hanya orang yang ndhak mampu yang telah lancang jatuh cinta kepadanya. Lantas menurut Juragan apa yang seharusnya aku lakukan? Selain memendam perasaanku ini dalam-dalam dan mundur secara perlahan. Sejatinya Juragan, apa yang kurasakan ini adalah tulus bukan mengada-ngada atau pun hanya karena Putri Juragan adalah anak orang kaya. maafkan aku telah lancang memiliki perasaan seperti ini kepada putri Juragan. aku berjanji, Aku akan segera menghapus perasaanku ini kepada putri Juragan. Sekali lagi maafkan aku. "     

Aku tersenyum getir mendengar ucapannya seperti itu, seolah-olah aku melihat seorang pecundang sedang duduk tepat di depanku. Ini bukan perkara siapa yang miskin dan siapa yang kaya, tapi menurutku ini adalah perkara sebuah hati yang harus diperjuangkan sampai mati. Bagaimana bisa seorang pecinta rela mundur bahkan sebelum dia pergi berperang mengaku kalah sebelum berjuang, dan menyalahkan orang lain atas takdir yang dia dapatkan titik akan tetapi di sisi lain, sesungguhnya aku pun juga paham bagaimana dia nggak bekerja hati jika memang keadaannya seperti ini. Sebab dilihat dari segi manapun menurutnya perkara ini adalah hal yang sangat mustahil. Bukan sepertiku yang hanya berpikir kebahagiaan putriku adalah satu-satunya yang paling berharga lebih dari harta ataupun segalanya yang ada di dunia. Karena kurasa dialah yang berada di posisi rendah itu sebabnya dia ndhak berani untuk bermimpi terlalu tinggi dan memutuskan mengubur dalam-dalam mimpi itu, meskipun mimpi itu adalah ah yang berhubungan dengan hati.     

"Melihatmu seperti ini, aku benar-benar sangat kasihan dengan putriku. Kamu tahu kenapa? Karena putriku seolah-olah telah jatuh hati kepada pemuda yang sangat salah. Bagaimana ada seorang laki-laki jika benar dia mencintai dia ndhak mau memperjuangkan dan malah memilih untuk mundur, ndak mau berjuang karena merasa dirinya kecil. Perasaan macam apa itu? Bukankah perasaan cinta bisa mengalahkan segalanya, bahkan dahsyatnya mampu mengguncang dunia? Tapi kenapa perasaan yang kamu miliki hanya sebatas ini, hanya sedang kali ini bahkan ndhak mampu untuk memerangi rasa kecil dan dan rasa takut pada dirimu sendiri. Bukankah sedari awal aku sudah memberitahumu, kalau aku ndhak memperdulikan masalah harta ataupun tahta titik satu-satunya hal yang kupedulikan di dunia ini adalah kebahagiaan putriku tercinta, dan aku ndhak peduli dengan siapa pun dia akan bersanding, karena bagiku cinta adalah hal utama yang harus diperjuangkan apa pun itu yang terjadi. Lantas setelah setelah mendengar jawabanmu seperti ini aku menjadi ragu, apakah dia akan benar-benar bahagia jika kelak hidup bersamamu ataukah dia ndhak akan pernah merasakan yang namanya hidup bersama dengan orang yang dicintai. Jadi sekarang aku bertanya kepadamu lagi maumu sebenarnya seperti apa? Apa kamu akan diam saja dan melakukan kesalahan-kesalahan yang seperti kemarin yang membuatku benar-benar murka, dan merendahkan martabat putriku? Atau kamu memilih berjuang sesuai dengan apa yang hatimu katakan. "     

Dia kembali terdiam, seolah dia sedang memikirkan sesuatu hal. Aku benar-benar ndhak akan memaksanya untuk melakukan apa pun. Sebab yang kuinginkan hanyalah sebuah kejujurannya, dan sedikit keberanian nya dengan dorongan dariku. Agar dia tahu, jika aku ndak sekalipun mempermasalahkan masalah kekayaannya atau pun masalah bagaimana dia hidup sekarang. Toh keluargaku pun ndhak peduli tentang hal itu. Aku hanya ingin dia tahu kalau aku mencari menantu bukan perkara siapa dia, dari mana asalnya, seberapa kaya dia. Karena menurutku aku sudah lebih memiliki segalanya jadi untuk apa aku mempertanyakan hal itu lagi?     

"Juragan, jika aku memperjuangkan perasaanku ini, apakah Juragan benar-benar akan setuju dengan semua ini? Jujur apa yang kulakukan kepada putrimu semata-mata hanyalah karena aku sudah ndhak bisa untuk membohongi diriku sendiri. Aku sangat jatuh hati dengannya, Juragan. Lantas, apa yang sebaiknya aku lakukan? Jika Juragan sudah mengatakan seperti itu kini nyaliku seolah nggak mencet lagi. Aku seolah-olah memiliki kekuatan dan ingin bangkit untuk memperjuangkan apa yang bahkan belum pernah aku perjuangkan. Apa menurut Juragan aku ini cukup pantas untuk berdiri di samping putrimu? Untuk menjadi seorang menantumu? Apakah aku pantas untuk mendapatkan semua itu? "     

"Manusia sesungguhnya ndhak memiliki hak untuk menilai siapa yang pantas dan siapa yang ndhak pantas bersanding dengan seseorang. Yang menjadi tujuan utamaku bukan seberapa kaya dia, atau pun seberapa tinggi pangkatnya. Yang paling penting adalah apakah dia adalah anak yang baik,apakah dia cukup mampu dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi keputusannya? Dan apakah dia seseorang yang yang sanggup berjuang dalam rasa kesakitan yang mungkin akan datang? Jika kamu sudah berani untuk memutuskan suatu hal terlebih hal itu berhubungan dengan hatimu dan kamu bertekad untuk berjuang sampai akhir, maka aku ndak akan lagi melarang-larang mu untuk melakukan apa pun itu. "     

Sebuah senyum kulihat samar dari kedua sudut bibirnya, seolah-olah dia memiliki kekuatan baru untuk berjuang dan bangkit dari rasa keterpurukan ada ndak percaya dirinya.     

"Jadi itu artinya juragan merestuiku? Lantas sekarang menurut Juragan apa yang seharusnya aku lakukan? "     

"Untuk itu, ada satu hal yang ingin ku pertanyakan padamu, dan inginku bahas berdua denganmu. Itu sebabnya aku membawamu kesini setelah ini bukankah kamu akan lulus? Dan sesuai janjiku, aku akan menguliahkanmu. Kata Ningrum, kamu ingin belajar bisnis di universitas Semarang, apa itu benar? Sebab kurasa sekarang putriku memiliki tujuannya yang baru. Dulu dia sangat keras kepala untuk bisa bersekolah di Jakarta sama seperti tempat biungnya sekolah dulu. Akan tetapi sekarang, tatkala kutanya dia ingin bersekolah di mana? Dia menjawab dengan ragu-ragu, kemudian dia berkata jika dia belum menemukan tempat yang baik untuknya tetapkan hati ingin bersekolah di mana. Jadi kurasa dia mulai bimbang dengan perasaannya sendiri karena dia tahu jika kamu akan melanjutkan studi mu di Semarang. Jadi menurutmu apakah dia akan tetap ke Jakarta? Atau memilih bersekolah bersamamu? JIka sama itu terjadi, kami lagi-lagi ndak akan bisa memantaunya seperti biasa. Dia bersekolah di jauh sedangkan aku dan biungnya harus tinggal di Kemuning. Tentu sebagai seorang Romo, hal itu benar-benar membuatku resahl. Aku kepikiran dengan keselamatannya, sebagai anak perempuan bagaimana aku bisa tenang meninggalkannya sendiri di kota yang besar itu? Sama halnya seperti di sini, bahkan satu kesalahan sudah kulihat dan itu karenamu. Yang aku takutkan adalah satu, jika suatu saat nanti kalian sama-sama menyadari perasaan kalian. Lalu kalian melakukan hal diluar batas nalar manusia apa yang akan terjadi? Apa yang akan kamu lakukan? Sebab aku ndak mau kalau sampai putriku melakukan hal itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.