Langit Sembilan Bintang

Pantang Sepuluh Ribu Tahun



Pantang Sepuluh Ribu Tahun

0Ye Chen langsung teringat dengan lembah tempat klan Ye bersembunyi. Ia berencana untuk      

menanamnya di sana. Ye Chen merasa kalau kayu dari pohon misterius tersebut masih bisa tumbuh.     

Sepertinya Ye Chen perlu kembali ke klan Ye, ia berencana mampir ke klan Y setelah acara lelang berakhir. Ia rela melakukannya meskipun harus memutar cukup jauh.     

Sudah lama ia tidak bertemu dengan Ayahnya, Kakak-Kakaknya, dan Paman-Pamannya, dan Ye Chen merindukan mereka. Meskipun Kakek ketua juga ada di kota Feicui, tapi ia tidak berani bertemu dengannya, dan itu membuatnya merasa sedih.     

Ye Chen berhenti meneliti kayu tersebut dan menyimpannya, lalu ia melanjutkan mengkultivasi Xuan Qi dan rohnya.     

Sejak ia berkultivasi di danau mati, pemahaman Ye Chen tentang teknik kultivasi langit sembilan bintang menjadi semakin mendalam. Sembilan bintang di dalam tubuhnya mengalami sedikit pergerakan, lalu berubah secara perlahan. Walaupun ia belum bisa menerobos ke tingkat selanjutnya, tetapi jumlah Xuan Qi di dalam tubuhnya meningkat dengan sangat cepat setiap harinya. Karena sekarang kesembilan bintang yang ada di dalam tubuh Ye Chen sudah bisa bergerak, maka ia bisa berkultivasi saat sedang melakukan apapun. Jumlah Xuan Qi di dalam tubuhnya terus bertambah setiap hari, bahkan setara dengan jumlah Xuan Qi kultivator yang berkultivasi mati-matian selama sebulan.     

Seharusnya, Ye Chen bisa mencapai tingkat Zun bumi puncak, dalam waktu kurang dari satu bulan.     

Kultivasinya sudah meningkat dengan pesat, tetapi Ye Chen sama sekali belum merasa puas. Karena di dunia ini, masih ada yang lebih kuat dari ahli manusia yakni, raja siluman.     

Walaupun kultivasinya meningkat dengan cepat, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan kultivasi Xiaoyi. Kecepatan kultivasi dari para makhluk seperti Xiaoyi, tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan kultivasi manusia. Ye Chen kemudian teringat dengan Tantai Ling yang sangat kuat, dan ia menjadi cemas. Karena mereka memiliki perjanjian untuk bertarung lagi dalam waktu lima tahun ke depan. Walaupun ia berkultivasi sepanjang waktu, tapi Tantai Ling juga tidak berhenti berkultivasi.     

Selain itu, apa benar manusia tidak bisa sekuat siluman? Ke mana semua ahli manusia? Kenapa Ye Chen sudah melihat begitu banyak raja siluman, tapi tidak pernah mendengar ahli dewa Zun manusia?     

Ada banyak pertanyaan yang masih belum bisa ia jawab sekarang. Ia baru bisa menjawabnya saat ia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekarang. Jika ia tinggal di dalam benteng klan Ye yang kecil, bagaimana ia bisa melihat dunia yang begitu luas ini?     

Setelah Ye Chen mengkultivasi Xuan Qi-nya sejenak, rohnya bergerak dan masuk ke dalam segel bintang langit.     

Singa bintang api ungu yang ada di dalam segel tersebut langsung meraung saat melihat Ye Chen.     

"Menyebalkan, kenapa kamu datang lagi?!" Singa itu sudah marah karena terus diganggu oleh Ye Chen. Singa itu hanya bisa menghancurkan roh Ye Chen, tetapi tidak bisa membunuh Ye Chen. Setiap kali singa itu bertarung dengan Ye Chen, singa tersebut menghabiskan banyak energi, hingga membuatnya semakin sulit keluar dari dalam segel tersebut.     

"Singa tua, ayo kita lanjutkan pertarungan." Roh Ye Chen pun keluar, dan membentuk sosok prajurit berzirah emas. Prajurit itu mengayunkan golok panjangnya ke arah singa tersebut.     

Peng! Peng! Peng!     

Terdengar suara yang sangat keras, saat prajurit berzirah emas itu beradu dengan singa bintang api ungu. Golok panjang prajurit berzirah emas milik Ye Chen, menebas singa tersebut.     

Dulu, singa itu hanya perlu menggunakan teknik bela diri yang paling rendah untuk menghancurkan prajurit berzirah emas itu, tapi sekarang, Ye Chen sudah semakin ahli dalam mengendalikan rohnya, hingga membuat singa tersebut terpaksa mengeluarkan teknik bela diri yang lebih tinggi.     

Gerakan singa tersebut melambat, dan ia berteriak keras saat terkena dua kali tebasan golok panjang milik roh Ye Chen.     

"Sialan!" Singa itu meraung keras, dan matanya memperlihatkan api ungu yang bersinar.     

Ye Chen terkejut saat melihat tatapan singa bintang tersebut membuat prajurit berzirah emas tidak dapat bergerak.     

"Ledakkan!" Dengus singa itu, lalu terdengar suara yang cukup keras, dan prajurit berzirah emas yang ada di udara langsung meledak, dan menjadi asap.     

Ye Chen tercengang saat tahu bahwa singa itu bisa meledakan rohnya, hanya dengan satu tatapan saja. Ia tak menyangka kalau singa tersebut bisa melakukan hal tersebut. Ledakan rohnya, membuat Ye Chen juga ikut terluka. Wajahnya terlihat pucat, dan ia memegangi dadanya. Lalu ia duduk bersila dan menggunakan Xuan Qi-nya untuk memulihkan diri. Beberapa saat kemudian, prajurit berzirah emas kembali terbentuk secara perlahan, dan melayang di udara.     

Singa tersebut menggesekkan cakarnya ke tanah karena merasa kesal. Kenapa Ye Chen tidak langsung mati? Hewan spiritual biasa, akan terluka parah bahkan sampai mati, begitu pikiran rohnya hancur.     

Singa itu kemudiang teringat dengan Tuannya yang dulu. Kejadian itu adalah sebelum mimpi buruk baginya.     

"Singa kecil, sini peluk sebentar."     

"Singa kecil, ayo temani Kakak mandi."     

Singa itu sampai gemetaran saat mengenang pengalamannya. "Aku adalah singa jantan! Kamu juga seorang pria, jadi jangan bersikap menjijikkan seperti ini. Tolong jangan mengikat buluku yang gagah ini menjadi pita!" Singa api ungu tersebut sudah hidup bersama Tuannya tersebut selama tiga ribu tahun, bahkan seekor singa betina pun tidak pernah disentuhnya. Memang singa itu bukan termasuk singa yang mata keranjang, tapi ia benar-benar tidak bisa memuaskan hasratnya selama sepuluh ribu tahun.     

Mengingat kenangan lama bersama Tuannya yang dulu, membuat singa itu nyaris menangis. Sayangnya Tuannya dibunuh oleh ahli jenius, dan ia sendiri disegel di dalam segel bintang langit selama ribuan tahun. Dalam ribuan tahun ini, ia sudah terkurung di dalam segel tersebut.     

Lalu tiba-tiba prajurit berzirah emas itu meraung marah, dan mengayunkan golok panjangnya.     

Melihat prajurit itu menyerangnya, singa itu memfokuskan tatapannya secara perlahan. Ia tidak akan menyerah, tidak akan! Jangan harap Ye Chen bisa menjinakkannya. Singa bintang api ungu itu mendongak dan berteriak, lalu muncul kobaran api ungu yang menyerang prajurit berzirah emas tersebut.     

"Kenapa singa itu bisa tiba-tiba menjadi sangat kuat?" Pikir Ye Chen, lalu menggerakkan prajurit berzirah emas untuk menyerang singa itu lagi.     

Peng! Prajurit itu ditelan oleh api ungu singa tersebut hingga menjadi abu.     

Peng! Peng! Peng!     

Prajurit berzirah emas itu berkali-kali dihancurkan oleh singa bintang api ungu, tetapi Ye Chen masih terus mengeluarkan rohnya. Meskipun setiap kali rohnya hancur, Ye Chen akan kesakitan, tetapi ia tetap bertahan hingga wajahnya memucat, dan tenaganya habis. Kemudian Ye Chen akhirnya keluar dari segel bintang langit itu, lalu tertidur dengan suara dengkuran yang sangat keras.     

Sementara itu, A Li yang sedang berkultivasi di samping Ye Chen, melihatnya keluar dari segel bintang langit dan tertidur pulas. Rubah itu lalu ikut melompat ke atas kasur, dan melihat wajah Ye Chen yang terlihat pucat. A Li kemudian mengulurkan cakar kecilnya dan menyingkirkan rambut di dahi Ye Chen.     

Ye Chen mengerutkan keningnya saat tertidur, seperti sedang menahan sakit. Orang biasa akan sangat kesulitan, saat rohnya dihancurkan karena energinya akan terkuras habis.     

A Li yang melihat Ye Chen mengerutkan keningnya, kemudian membuka mulutnya dan mengeluarkan mutiara ilusi. Mutiara itu melayang di atas pipi Ye Chen, dan sebuah cahaya putih hangat menyinari wajah Ye Chen. Beberapa saat kemudian, kening Ye Chen perlahan mengendur dan kembali normal.     

Sedangkan A Li terlihat kehabisan tenaga. Lalu ia menghirup udara, dan menelan kembali mutiara ilusi tersebut. Kemudian ia juga berbaring dan menutup mata untuk memulihkan diri.     

Malam pun berlalu.     

Ye Chen bangun dengan penuh semangat, dan merasa bahwa tidurnya sangat nyenyak. Kemarin malam sepertinya ia memimpikan A Li yang berubah menjadi seorang wanita cantik, bahkan lebih cantik daripada dewi. Di dalam mimpinya, A Li terlihat tidak mengenakan pakaian, dan memperlihatkan tubuhnya yang indah dan kulitnya yang seputih giok. Wajah Ye Chen terlihat memerah saat mengingat mimpi tersebut.     

Tiba-tiba ia merasakan kalau celananya terasa lengket, dan tidak seperti biasanya, dan membuatnya nyaris berteriak. Ye Chen lalu segera bangkit, dan berlari ke bak mandi untuk mandi.     

Rupanya sudah disiapkan air hangat, benar-benar nyaman.     

Beberapa saat kemudian, Ye Chen sedang berganti pakaian, dan mendengar ada suara dari luar.     

"A Li, apa kamu sudah bangun?" Tanya Ye Chen.     

"Iya." Jawab A Li dengan suara indahnya.     

Ye Chen kemudian membawa A Li untuk mencari Guru Zun dan Kaisar Mingwu. Mereka berdua juga sudah bangun, sedangkan Xiaoyi masih tertidur pulas. Akhirnya Ye Chen menarik paksa selimut boca tersebut. Sementara itu, Xiaoyou ditaruh di bak mandi terlihat asyik bermain air, dan sama sekali tidak tidur.     

Setelah itu, mereka semua sarapan bersama. Saat mereka berjalan keluar, Ye Chen merasa kalau orang-orang yang hadir jauh lebih banyak daripada kemarin. Acara lelang sudah akan dimulai.     

Setelah makan, Ye Chen dan lainnya diantar oleh panitia lelang untuk masuk ke sebuah aula lelang yang paling besar. Mereka bahkan disediakan sebuah kamar mewah di sana.     

Di antara 50 kamar mewah, dua puluh kamar sudah terisi. Kamar kelas dua dan kelas tiga justru sudah terisi lebih banyak. Sedangkan aula yang ada di bawah sudah ramai sejak pagi. Jumlah orang yang datang bahkan mencapai ribuan. Semua orang datang ke sana untuk mengikuti acara lelang.     

Lelang kali ini tidak bisa diikuti oleh orang biasa, karena orang yang duduk di dalam aula itu kebanyakan adalah pengusaha besar, klan besar, dan beberapa Kaisar dari negara kecil seperti mereka.     

Satu jam kemudian, lelang tersebut akhirnya bisa dimulai.     

Roh Ye Chen kemudian melihat di dalam aula itu ada aura hewan spiritual, tetapi ia tidak merasakan adanya hewan spiritual raja siluman.     

Seorang wanita cantik dengan tubuh mempesona yang mengenakan rok sutra, sedang berjalan ke depan aula. Rambutnya diikat tinggi, dan penampilannya terlihat mempesona. Hidungnya mancung, dan bibirnya seksi. Gerakan tubuhnya terlihat anggun, hingga membuat semua orang terpesona. Wanita itu benar-benar seperti dewi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.