Langit Sembilan Bintang

Berangkat Bersama



Berangkat Bersama

0"Baiklah kalau begitu." Balas Xiaoyi yang sudah tidak sungkan lagi dengan kaisar Mingwu. Ia kemudian mengangkat cangkir tersebut dan meminumnya. Kali ini ia menikmati teh itu dengan perlahan, tetapi teh itu sudah habis dalam sekejap. "Enak sekali!"     

Ye Chen yang ada di sampingnya pun tertawa pahit. Xiaoyi benar-benar seperti Cupatkai yang memakan buah ginseng.     

Beberapa saat kemudian, Ye Chen dan A Li juga sudah menghabiskan tehnya. Ye Chen merasa tubuhnya sangat hangat. Teh tersebut benar-benar sangat menghangatkan meridian.     

Melihat anak-anak asyik bermain dan tertawa di taman, membuat hati mereka menghangat. Di tengah anak-anak tersebut ada beberapa gadis berusia 14-15 tahun yang sangat cantik.     

Kaisar Mingwu kemudian menatap ke arah taman sambil tersenyum hangat.     

"Apakah anak-anak itu adalah anak Yang Mulia?" Tanya Ye Chen yang mengikuti arah pandangan Kaisar Mingwu.     

"Benar. Aku memiliki 16 anak, dan yang paling besar sudah berusia 15 tahun. Sedangkan yang kecil baru genap 1 bulan." Jawab Kaisar Mingwu sambil tertawa.     

Bagi Kaisar Mingwu yang memiliki umur panjang, baru mempunyai anak di umurnya yang sudah 30 tahun bukanlah sesuatu yang terlambat.     

Klan kaisar memang berbeda, karena Kaisar bisa sampai memiliki 16 anak.     

"Di antara anak-anakku, Zhi'er lah yang sudah genap berusia 15 tahun. Ia tumbuh menjadi gadis paling cantik di ibu kota. Ye Chen, aku ingin menjodohkan Zhi'er denganmu. Bagaimana menurutmu?" Tanya Kaisar Mingwu sambil menatap Ye Chen.     

"Yang Mulia jangan bercanda." Balas Ye Chen yang tidak menganggap serius ucapan Kaisar Mingwu.     

"Aku tidak bercanda." Ujar Kaisar Mingwu dengan serius. Meskipun Ye Chen bukanlah seorang pejabat, dan klan Ye juga bukanlah klan besar, tetapi Ye Chen telah menunjukkan bakat yang luar biasa, dan pantas menikahi seorang Tuan putri.     

"Tidak, ini tak boleh terjadi." Ucap Ye Chen dengan wajah yang terlihat memerah, setelah menyadari keseriusan dari ucapan Kaisar Mingwu barusan.     

"Apa kamu merasa Zhi'er tidak pantas denganmu?" Tanya kaisar Mingwu lagi.     

"Bukan, aku lah yang tidak pantas bersanding dengan Tuan putri Zhi'er." Jawab Ye Chen lagi.      

Mana mungkin ia menikahi seorang Tuan putri yang sama sekali tidak ia kenal? Pernikahan yang tidak didasari dengan cinta, tidak akan bahagia. Kaisar Mingwu sengaja menjodohkannya dengan Tuan putri, pasti karena ingin dekat dengan Ye Chen saja.     

"Kamu terlalu merendah, Ye Chen. Di antara pemuda yang ada di dunia ini, tidak ada yang lebih baik daripada dirimu." ketika Kaisar Mingwu berbicara, terdengar suara ketukan di meja dan membuat ucapannya terpotong. Rupanya A Li sedang marah sambil memukul-mukul meja dengan cakarnya.     

Dua orang itu mengobrol dengan sangat seru, dan membuatnya merasa tidak dianggap. Kalau Ye Chen berani menikahi Tuan putri itu, A Li akan langsung mengeluarkan cakar tajamnya, dan mencakar permukaan meja.     

Ye Chen kemudian menatap Kaisar Mingwu dengan tatapan tidak berdaya.     

"Sudahlah, tidak apa. Kita tidak akan mengungkit masalah ini lagi." Ujar Kaisar Mingwu sambil tersenyum. Lagipula ia adalah seorang Kaisar, dan tidak mungkin menjatuhkan statusnya hanya demi menjodohkan putrinya dengan Ye Chen.     

Akhirnya Ye Chen bisa bernafas lega, begitu juga dengan A Li yang terlihat jauh lebih tenang.     

"Ye Chen, aku masih ada satu permintaan lagi." Ujar kaisar Mingwu sambil tersenyum.     

"Apa itu Yang Mulia?" Mungkin, permintaannya yang hendak menjodohkan Ye Chen dengan Tuan putrinya, hanyalah basa-basi. Dan kali ini mungkin adalah permintaannya yang sebenarnya.     

Kaisar Mingwu kemudian menoleh dan berkata, "Fu Quan, panggilkan Xiang'er kemari."     

Tak lama kemudian seorang Tuan putri datang ke sana, dan membuat Ye Chen kebingungan.     

Beberapa saat kemudian, seorang bocah laki-laki berusia 11-12 tahun pun datang. Ia mengenakan pakaian tipis, dan ia terlihat seperti orang dewasa yang garang sekaligus lucu, saat ia sedang berjalan.     

"Ayahanda." Sapa anak itu pada Kaisar Mingwu.     

"Namanya Yin Xiang, ia adalah putra kelimaku. Di antara anak-anakku, dialah yang memiliki bakat paling menonjol." Ujar Kaisar Mingwu yang memperkenalkan putranya pada Ye Chen.     

Hal tersebut membuat Ye Chen sedikit bingung, untuk apa kaisar Mingwu memberitahunya?     

"Mungkin kamu bingung kenapa aku memberitahumu semua ini. Aku punya satu permohonan padamu. Kalau aku mati, dan negara Xiwu dihancurkan, tolong jaga Xiang'er agar klan Yin dapat memiliki keturunan. Aku tidak berharap ia bisa memulihkan negara ini. Aku hanya berharap agar ia bisa hidup dengan aman di dunia ini seperti orang lain." Ujar Kaisar Mingwu dengan serius, lalu menghela napas.     

"Ayahanda." Yin Xiang tidak tahu kenapa ayahnya berbicara demikian, tetapi matanya sudah berkaca-kaca.     

Ucapan Kaisar Mingwu seperti wasiat, dan membuat hati Ye Chen bergetar. Kenapa Kaisar Mingwu berkata demikian? Kalaupun negara Xiwu akan hancur, seharusnya tidak dalam waktu dekat, kan?     

"Jangan berkata seperti itu, Yang Mulia. Lagi pula Yang Mulia masih sangat berjaya." Ujar Ye Chen.     

Namun Kaisar Mingwu memotong ucapan Ye Chen sambil tertawa enteng. "Meskipun negara Xiwu terlihat masih bisa bertahan, tapi sebenarnya sudah akan berakhir. Dua bulan lagi area terlarang akan dibuka."     

"Saat area terlarang dibuka, Yang Mulia bisa mengirimkan dua puluh ahli tingkat sepuluh ke atas." Ujar Ye Chen yang menyaksikan kalau Kaisar Mingwu memiliki banyak ahli, saat bertarung di danau.     

"Benar sekali. Ratusan tahun belakangan, ada banyak ksatria yang mencintai negara ini mati di area terlarang, dan membuat negara Xiwu kekurangan ahli. Kalau terus seperti ini, aku mungkin akan mengutus para menteri ke area terlarang, tetapi aku khawatir mereka akan menolak. Karena itulah, kali ini aku bersiap untuk pergi sendiri ke area terlarang." Ujar Kaisar Mingwu dengan penuh keyakinan.     

"Ayahanda…" Lirih Yin Xiang yang ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak tahu harus bagaimana mengatakannya.     

"Untuk apa Yang Mulia pergi sendiri?" Tanya Ye Chen yang terlihat bingung. Ia tak menyangka Kaisar Mingwu memiliki rencana seperti itu.     

"Sudah tidak ada ahli yang bisa dikirim selain aku. Negara kita sudah berkali-kali kalah di area terlarang, jadi harus ada satu orang yang bisa membalikkan keadaan. Aku adalah ahli tingkat Zun, tetapi aku juga manusia biasa yang bisa membunuh orang kalau marah. Negara ini sudah diwariskan selama ribuan tahun, jadi aku tidak akan menyerahkannya pada negara Barbar." ujar Kaisar Mingwu yang terlihat sedikit emosional, tetapi tetap tenang.     

Ye Chen paham kalau orang seperti Kaisar Mingwu tidak akan menarik ucapannya kembali. Perkataan Kaisar Mingwu benar-benar membuatnya tersentuh, dan kehilangan kata-kata.     

"Aku, Mingwu, sudah mewarisi tahta ini selama puluhan tahun. Waktu itu negara Xiwu masih berantakan, dan ada banyak prajurit yang berbuat onar di mana-mana. Meskipun aku seorang Kaisar, tetapi aku sudah pernah berkelana ke berbagai daerah. Aku sudah pernah melihat banyak sekali penderitaan rakyat. Nyawa manusia benar-benar tidak ada artinya, di dunia yang kacau ini. Bahkan ada orang yang memakan anaknya sendiri, yang sudah mati kelaparan demi menyambung hidup. Prajurit-prajurit jahat itu bahkan memakan mereka. Setelah aku naik tahta, aku membenahi negara Xiwu dengan sepenuh hati. Dalam satu tahun, ada jutaan prajurit jahat yang terbunuh. Siapapun yang berbuat onar, akan dijatuhi hukuman mati! Banyak Raja distrik yang aku musnahkan klannya, dan ada banyak ahli yang terbunuh. Bahkan ada anggota sesama klan yang aku bunuh. Orang-orang menyebutku kejam, tapi aku tidak peduli karena aku hanya percaya pada bela diri Dao-ku! Walaupun ada banyak roh gentayangan yang mengikutiku, aku tidak peduli!" Muncul sebuah hawa membunuh yang sangat mengerikan, saat Kaisar Mingwu sedang berbicara, dan hawa tersebut membuat orang ngeri. Saat ia melawan dua orang sekte pedang Tai Yi dan sekte Kui Xing Langit, Kaisar Mingwu belum mengeluarkan seluruh tenaganya. Kalau sampai Kaisar Mingwu mengeluarkan seluruh tenaganya, Dongmen Yingyang tidak akan dapat mengalahkannya.     

Ye Chen dulu hanya mendengar bahwa Kaisar Mingwu telah membunuh banyak orang, tetapi setelah ia bertemu langsung dengannya, ia malah merasa kalau Kaisar Mingwu tidak sekejam yang diceritakan oleh orang-orang. Kalau tidak menggunakan cara kejam, maka Kaisar tidak akan bisa menundukkan mereka di dunia yang kacau ini. Ucapan Kaisar Mingwu membuat Ye Chen terharu.     

"Rakyat pasti akan menderita, kalau sampai negara Xiwu jatuh ke tangan negara Barbar. Meskipun klan Yin harus musnah, aku tetap akan mengakhiri pertarungan sengit ini. Hanya satu yang tidak bisa aku lepaskan, yaitu anak dan istriku. Mereka bilang klan Kaisar tidak berperasaan, itu tidak benar. Manusia itu bukan kayu, jadi bagaimana mungkin tidak berperasaan? Begitu aku mati dalam peperangan, Ratu akan membawa selir-selirku mati juga." Ujar Kaisar Mingwu sambil melihat anak-anak yang sedang bermain di kejauhan, ada kehangatan di dalam tatapannya.     

Meskipun ia merasa begitu terpuruk, tetapi Kaisar Mingwu telah mengambil keputusan.     

"Ayahanda, aku bersedia menemani Anda bertarung sampai mati." Ujar Yin Xiang sambil menangis.     

"Hehe." Kaisar Mingwu tertawa penuh kasih sayang dan mengelus kepalanya. "Mati itu sangat gampang, tapi kamu harus hidup, klan Yin harus terus melanjutkan garis keturunan."     

Meskipun Ye Chen tidak setuju dengan beberapa keputusan yang diambil Kaisar Mingwu, tetapi ucapan beliau telah menggetarkan hatinya. Beliau terlihat tenang dan pasrah saat mendatangi kematian, benar-benar seorang pria sejati. Sementara itu, Ye Chen juga sudah mengambil keputusan.     

"Silahkan salahkan saya karena tidak bisa memenuhi keinginan Anda." Ujar Ye Chen sambil menatap kaisar Mingwu.     

Kaisar Mingwu tertawa lemah lalu menghela napas dan berkata, "Baiklah, sebenarnya aku juga terlalu egois. Aku rasa Xiang'er akan berhasil jika ikut denganmu, karena itulah aku ingin menitipkannya padamu, dan membuat klan Yin tidak terlalu terpuruk. Tapi karena kamu sudah menolaknya, maka aku akan menitipkan Xiang'er pada Guru Zun, dan mengirimnya ke negara Zhongyang agar dititipkan pada warga biasa." Setelah selesai berbicara, kaisar Mingwu pun terdiam dan mengangkat cangkir tehnya.     

"Saya tidak bisa membantu Anda menjaga Yin Xiang, tapi kalau Yang Mulia mau, saya bersedia menemani Anda ke area terlarang." Ujar Ye Chen, ini adalah keputusannya. Hidup dan mati negara Xiwu juga mempengaruhi keberlangsungan hidup klan Ye, yang tidak mungkin bersembunyi di dalam lembah selamanya. Ia yakin, dirinya dan Kaisar Mingwu bisa kembali hidup-hidup dari area terlarang, asalkan bukan kepala negara Barbar sendiri yang datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.