Langit Sembilan Bintang

Titik Hijau Batu Kura-kura



Titik Hijau Batu Kura-kura

0Rohnya kemudian mengamati sekelilingnya. Ada para wanita cantik di taman, dan beberapa wanita yang sedang menari. Di kerajaan Kaisar memang ada banyak wanita cantik. Kaisar Mingwu benar-benar beruntung. Setelah itu, Ye Chen pun menyimpan kembali rohnya.     

Seharusnya Kaisar Mingwu berterima kasih padanya, yang sudah mengusir siluman babi genit. Karena kalau tidak, siluman itu pasti akan masuk ke kerajaan. Tiba-tiba Ye Chen mendapatkan sebuah ide. Bukankah seharusnya kaisar Mingwu memberikan imbalan padanya, karena sudah membuat siluman babi tersebut keluar dari ibu kota?     

Ye Chen pun tertawa setelah memikirkan hal tersebut.     

Ye Chen merasa kalau rohnya menjadi hangat saat ia sedang berjalan. Dan ia pun langsung menyadari kalau itu karena gelang pelindung roh.     

Menurut kabar yang beredar, giok bisa merawat manusia. Dan bahan gelang giok ini sepertinya berbeda dengan giok pada umumnya. Selain dapat menghangatkan tubuh, gelang ini juga dapat menghangatkan roh.     

Ternyata begitu!     

Kini Ye Chen mengerti kalau gelang ini adalah harta karun langit.     

"A Li, giok yang digunakan untuk membuat gelang ini ternyata dapat menghangatkan roh. Apa nama giok ini? Kenapa khasiatnya sangat kuat?" Tanya Ye Chen pada A Li yang mungkin mengetahui beberapa informasi mengenai giok tersebut. Kalau tidak, mana mungkin A Li menyuruhnya untuk menyimpan gelang itu di balik jubahnya.     

A Li kemudian mengatakan sesuatu dengan penuh semangat.     

"Kak A Li bilang, ia sebelumnya sudah menebak kalau gelang itu terbuat dari sebuah batu giok yang bernama giok jiwa, dan ternyata benar. Katanya, batu giok jiwa dapat menghangatkan tubuh manusia. Giok batu jiwa tersebut dapat memulihkan meridian seseorang yang terputus, secara perlahan. Dan juga dapat membantu kultivasi, serta mengkondensasi pikiran roh. Benda itu diincar oleh banyak hewan spiritual yang ada di dunia." Jelas Xiaoyi.     

"Dari mana asal batu giok jiwa ini?" Tanya Ye Chen yang tak menyangka kalau batu itu sangat berharga. Ia kemudian mengingat betapa menderitanya ia dulu, saat meridiannya terputus. Kalau waktu itu ada batu giok jiwa ini, kondisinya mungkin akan lebih baik. Namun ia sadar, ia tidak akan menjadi sekuat sekarang, tanpa melalui penderitaannya yang dulu.     

"Tidak ada yang tahu batu ini berasal dari mana. Menurut kabar, zaman dahulu ada banyak tambang batu giok jiwa, tapi semuanya sudah dikuras habis dan tambang batu giok jiwa sudah tidak ada lagi. Akhirnya batu giok jiwa menjadi sangat langkah, dan hanya diwariskan secara turun temurun. Entah bagaimana bisa siluman babi itu mendapatkan batu giok jiwa." Jelas Xiaoyi yang menerjemahkan perkataan A Li.     

Batu giok jiwa adalah benda yang sangat langka. Ye Chen kemudian tercengang saat mengingat bahwa di tubuh babi genit tadi, ada banyak perhiasan giok. Apakah semua itu adalah batu giok jiwa? Kalau batu itu sangat langka, lalu dari mana babi itu mendapatkan batu giok jiwa sebanyak itu?     

Namun Ye Chen tidak mau ambil pusing, karena kekuatannya masih belum bisa menandingi babi genit tersebut. Ia sudah merasa bersyukur bisa mendapatkan satu batu giok jiwa.     

Mereka berjalan melewati beberapa koridor sambil mengobrol, lalu memasuki ruang belajar kerajaan. Roh Ye Chen sudah tahu di mana Kaisar Mingwu berada, beliau sedang duduk bersila di atas tumpukan buku dan sedang berkultivasi. Di taman yang tidak jauh dari tempatnya, ada belasan anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran. Mereka mungkin anak-anak Kaisar Mingwu.     

"Lapor Yang Mulia, Ye Chen sudah menunggu di depan ruang belajar." Ucap seorang wanita tua begitu melihat kedatangan Ye Chen.     

"Iya." Balas Kaisar Mingwu sambil membuka mata, kemudian berdiri dan keluar dari kamar belajar.     

Kaisar Mingwu tidak ingin bersikap sombong pada Ye Chen yang sangat berbakat dalam kultivasi teknik bela diri Dao. Apalagi roh Ye Chen sudah memiliki kekuatan Zun langit.     

"Ye Chen, kamu sudah kembali dari sekte Awan Hijau rupanya." Ujar Kaisar Mingwu sambil tertawa.     

"Benar." Balas Ye Chen sambil menganggukkan kepala, dan bicara dengan Kaisar Mingwu layaknya mengobrol dengan teman. Kaisar Mingwu juga tidak keberatan, karena kalau ia memaksa Ye Chen untuk menghormatinya seperti para menterinya yang lain, pemuda itu mungkin tidak akan mau dekat dengannya.     

"Ayo kita duduk-duduk di taman, dan mencoba titik hijau batu kura-kura." Ajak kaisar Mingwu yang tidak ambil pusing dengan sikap Ye Chen yang kurang sopan.     

Bahkan penjaga di sana, yang merupakan ahli tingkat sepuluh bahkan ahli Zun bumi pun terkejut saat melihat interaksi Ye Chen dan Kaisar Mingwu.     

"Bagaimana dengan perjalananmu ke sekte Awan Hijau? Apakah kamu mendapatkan sesuatu?" Tanya Kaisar Mingwu pada Ye Chen, saat mereka sedang berjalan bersama.     

"Adik sepupuku ditindas di sekte Awan Hijau, jadi aku hanya membantunya membalas mereka." Jawab Ye Chen. Meskipun ia cukup dekat dengan Kaisar Mingwu, tetapi ia tidak ingin memberitahu Kaisar Mingwu kalau dirinya sudah berhasil menaklukkan sekte Awan Hijau, dan sekarang ia adalah kepala sekte Awan Hijau yang sebenarnya.     

"Si gendut Nie Qingyun benar-benar harus diberi pelajaran." Balas Kaisar Mingwu sambil tertawa. Ia kemudian melihat Xiaoyi yang ada di sebelah Ye Chen. Kekuatan Xiaoyi lah yang paling ditakuti oleh orang-orang, tetapi Nie Qingyun malah mengganggu Ye Chen yang dekat dengan Xiaoyi, benar-benar cari mati.     

Taman kerajaan penuh dengan bunga-bunga, dan ada pula sungai serta jembatan, benar-benar seperti surga.     

Di tengah-tengah ada sebuah gazebo, dan para kasim sudah menyiapkan teh serta makanan kecil di meja.     

Kaisar Mingwu, Ye Chen, dan Xiaoyi duduk di sana, sedangkan A Li melihat-lihat ke sekeliling.     

Di depan mereka ada secangkir teh yang beraroma menyegarkan. Teh itu berwarna hijau jernih, dan ada beberapa daun teh di dalam cangkir.     

"Apa ini boleh diminum?" Tanya Xiaoyi sambil menunjuk ke cangkir teh yang ada di depannya. Kedua matanya yang terlihat polos itu, menatap pada Ye Chen dan Kaisar Mingwu.     

"Tentu saja boleh." Jawab Kaisar Mingwu sambil tersenyum.     

Xiaoyi lalu meminum tehnya dalam satu tegukan, bahkan daun tehnya juga ikut dimakan. "Enak, sayang terlalu sedikit. Apa masih ada? Aku mau satu cangkir lagi." Ujarnya sambil menjilati bibirnya.     

"Teh lain masih ada, tapi titik hijau batu kura-kura ini sudah tidak ada." Jawab Kaisar Mingwu sambil tersenyum.     

"Apa teh lainnya juga seenak ini?" Tanya Xiaoyi yang merasa bahwa pembuluh darah di keempat organ geraknya menghangat, setelah meminum teh tersebut, benar-benar sangat nyaman.     

"Teh yang lain tentu saja tidak seenak titik hijau batu kura-kura." Jawab Kaisar Mingwu. "Daun ini berasal dari sebuah distrik di pantai tenggara, distrik itu bernama Linhai. Di gunung yang berdekatan dengan laut, ada sebuah batu besar yang berbentuknya seperti kura-kura, karena itulah disebut batu kura-kura. Di sana ada sebuah pohon teh, yang terlihat seperti sebuah titik hijau di lukisan, saat dilihat dari jauh. Karena itulah pohon teh itu dinamakan titik hijau batu kura-kura. Pohon teh itu entah sudah berapa lama tumbuh di atas batu kura-kura tersebut. Menurut kabar yang beredar, pohon teh itu sudah berusia puluhan ribu tahun, tetapi hanya tumbuh tiga lembar daun baru setiap lima ratus tahun. Daun baru itu hanya tumbuh selama tiga jam, lalu tiga jam kemudian akan menjadi daun beracun. Hanya orang tertentu yang bisa memetik tiga lembar daun baru tersebut. Setelah melalui tujuh puluh enam langkah pengerjaan, daun itu baru bisa dibuat menjadi daun teh. Aromanya sangat wangi, dan bisa menghangatkan meridian seorang kultivator. Negara Xiwu hanya bisa menyimpan enam belas lembar titik hijau batu kura-kura selama ribuan tahun sejarah negara Xiwu." Jelas Kaisar Mingwu lalu menunjuk cangkir Ye Chen. "Kamu harus menikmati teh ini perlahan."     

Ye Chen tak menyangka kalau tiga lembar daun teh yang ada di dalam cangkir itu baru bisa diminum setelah lima ratus tahun. Kalau Xiaoyi dan A Li juga mendapatkan secangkir teh tersebut, berarti ada sembilan daun teh. Ia tak menyangka Kaisar Mingwu rela menyuguhkan teh berharga tersebut pada mereka. Sebenarnya ia khawatir ada sesuatu di balik ini semua, tetapi ia tetap meminumnya. Lagipula ia juga telah memberikan banyak pil dewa ungu emas pada Kaisar Mingwu. Kalaupun Kaisar Mingwu sengaja memberikan teh ini padanya, karena akan meminta bantuannya, ia akan berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan untuk membantunya atau tidak.     

Ye Chen kemudian mengangkat cangkir di depannya, dan meminumnya sedikit demi sedikit. Dan ia bisa merasakan kehangatan saat teh itu mengaliri kerongkongannya. Aroma ternyata menyebar, dan membuatnya seolah berada di alam dewa.     

Teh yang sangat enak. Puji Ye Chen dalam hati. Sementara itu, A Li juga sedang meminum tehnya perlahan, sambil menggoyangkan ekornya.     

Sedangkan Xiaoyi hanya bisa melihat mereka sambil meneteskan air liur. Lalu ia menatap cangkirnya yang kosong. Siapa suruh ia meminumnya terlalu cepat?     

"Xiaoyi, minumlah." Ujar Ye Chen yang hanya meminum sebagian tehnya. Ia melihat tingkah Xiaoyi yang sangat lucu, lalu memberikan sisa tehnya pada Xiaoyi.     

"Kak Ye Chen minum saja, aku sudah minum satu cangkir." Balas Xiaoyi sambil menggelengkan kepala, lalu memakan camilan. Meskipun ia rakus, tetapi ia tidak akan merebut makanan Ye Chen dan A Li.     

"Minum saja." Suruh Ye Chen sambil tertawa, ia sudah banyak memakan harta karun langit, jadi ia tidak keberatan kalau setengah cangkir titik hijau batu kura-kura tersebut, diminum oleh Xiaoyi.     

Namun Xiaoyi tetap menggelengkan kepalanya.     

"Kalau begitu, Xiaoyi minum saja punyaku." Ujar Kaisar Mingwu saat tahu bahwa Ye Chen yang sangat mementingkan Xiaoyi.     

"Anda tidak meminumnya?" Tanya Xiaoyi sambil menatap Kaisar Mingwu dengan mata polosnya.     

"Aku masih punya." Jawab Kaisar Mingwu. Meskipun ia sedikit tidak rela, tetapi ia tetap memberikan tehnya pada Xiaoyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.