Langit Sembilan Bintang

Elang Peng dan Siput



Elang Peng dan Siput

0Guru Zun tertawa keras setelah mendengar ucapan Li Xu. "Ye Chen memang memiliki bakat yang luar biasa. Aku baru menemukan bakat seperti itu selama ratusan tahun. Aku tidak akan membandingkan kalian berdua, karena kalian berbeda. Aku bersyukur karena kamu berpikiran terbuka." Ujarnya lalu menghela napas lega.     

"Ketua boleh diganti, tapi visi dan misi tidak akan terganti. Guru Zun apakah masih ingat saat Xuan Yi dan murid terdaftar yang lain bergabung di perguruan ini? waktu itu bagaimana Anda mengajarkan ke mereka?" Tanya Li Xu.     

"Aku tidak ingat." Jawab Guru Zun sambil menggelengkan kepalanya.     

"Waktu itu Guru Zun menceritakan sebuah kisah yang masih Li Xu ingat dengan jelas. Guru Zun bilang, di ujung barat daratan timur, ada sebuah menara Babel yang sangat tinggi, dan tidak ada orang yang bisa naik ke puncak menara tersebut. Hanya ada dua makhluk yang bisa, yakni burung elang Peng bersayap emas dan siput. Adik seperguruan Ye Chen adalah elang Peng bersayap emas, ia hanya perlu mengepakkan sayapnya saja untuk dapat mencapai menara Babel tersebut, sedangkan aku, aku adalah seekor siput. Walaupun lambat, tapi dengan kegigihan dan niatku, aku akan memanjatnya. Suatu hari nanti aku dapat melihat pemandangan dari puncak menara tersebut." Ujar Li Xu. "Ye Chen kelak akan sangat sukses, dan aku tidak akan iri padanya. Aku akan mendoakannya."     

"Waktu itu aku hanya sembarangan berbicara saja. Li Xu, hari ini kamu telah memberiku satu pelajaran." Ujar Guru Zun sambil memandang Li Xu lalu menghela nafas.     

Ye Chen kembali menyimpan rohnya, setelah mendengar perkataan Li Xu yang membuatnya terharu. Ia berharap agar Li Xu dapat mencapai tujuannya. Li Xu dan Guru Zun adalah orang yang sangat baik.     

Saat ini Ye Chen sudah menganggap Guru Zun dan Li Xu sebagai keluarganya sendiri.     

Ketika Li Xu dan Guru Zun sedang berbincang, pintu kamar kultivasi alkemi diketuk dari luar.     

"Li Xu, buka pintu dan lihat siapa yang datang." Ujar Guru Zun pada Li Xu.     

"Baik, Guru Zun." Balas Li Xu lalu bangkit berdiri untuk membuka pintu kamar tersebut, ternyata yang datang adalah Ye Chen. Wajah pemuda itu terlihat gembira. "Ye Chen, kamu sudah kembali?"     

"Iya, apa kabar Kak Li." Balas Ye Chen sambil menganggukkan kepala sambil tersenyum.     

"Masuklah. Aku tak menyangka kamu akan kembali secepat ini. Kami kira kamu akan bermain dulu beberapa hari di sana." Kata Li Xu sambil tersenyum.     

"Guru Zun." Sapa Ye Chen yang masuk ke dalam kamar kultivasi bersama dengan Xiaoyi dan A Li.     

"Apa semuanya sudah beres?" Tanya Guru Zun pada Ye Chen.     

"Sudah, Guru Zun." Jawab Ye Chen sambil menganggukkan kepalanya.     

"Beberapa hari ini mataku sering berkedut, aku khawatir kamu terlibat bahaya di luar sana. Tapi karena kamu sudah kembali dengan selamat, semuanya pasti baik-baik saja. Kamu pasti lelah di setelah menempuh perjalanan jauh, istirahatlah." Ujar Guru Zun sambil menatap Ye Chen. Pemuda itu pasti mengalami banyak kesulitan karena ada banyak orang yang mengincarnya di luar sana.     

Perhatian Guru Zun tersebut membuat Ye Chen menjadi terharu, dan semakin menghormati Guru Zun.      

"Oh iya, sebelumnya Kaisar Mingwu datang ke sini saat kamu belum kembali. Karena sekarang kamu sudah kembali, cepatlah temui beliau." Ujar Guru Zun pada Ye Chen.     

"Baik, Guru Zun." Jawab Ye Chen.     

Guru Zun dan Li Xu kemudian menanyakan tentang kabar Ye Chen selama beberapa hari belakangan. Ye Chen kemudian menceritakan sekilas tentang adik sepupunya yang menjadi murid sekte Awan Hijau, tetapi ditindas. Ia juga menceritakan kalau dirinya menyuruh adik sepupunya untuk mengendarai siluman elang api. Tentu saja ia tidak menceritakan mengenai Xiaoyi yang kembali ke wujud asal untuk menakut-nakuti sekte Awan Hijau, dan serangan dari orang-orang negara Barbar, serta pertemuannya dengan klan A Li. Ia sengaja tidak menceritakan hal tersebut, karena tidak ingin mendatangkan bahaya bagi Guru Zun dan Li Xu.     

Guru Zun menganggukkan kepalanya, dan tidak bertanya lebih lanjut.     

Menjadi murid guru Zun adalah suatu keberuntungan bagi Ye Chen, ia tidak mengerti kenapa Lei Yi, Hao Feng, Yan Cheng, dan lainnya justru mengkhianati Guru Zun. Apakah mereka bisa menemukan Guru yang lebih baik lagi daripada alkemis Zun - Xuan Yi?     

Ye Chen menemani Guru Zun dan Li Xu mengobrol seharian di dalam kamar kultivasi alkemi. Ia baru pamit kembali ke kediamannya untuk melanjutkan kultivasi saat malam. Xiaoyi lalu mulai belajar teknik bela diri siluman dengan arahan dari A Li.     

Pertarungan dengan Dongmen Yinyang membuat Ye Chen menjadi lebih memahami kesaktian roh. Ketika ia menebas Dongmen Yingyang dengan golok prajurit berzirah emas, disertai dengan jurus raja penghancur matahari, ia tiba-tiba mendapat pencerahan.     

Melatih prajurit berzirah emasnya dengan jurus bela diri raja langit penghancur matahari di kediaman klan Kaisar sepertinya terlalu menarik perhatian, karena itulah Ye Chen tidak berani mengeluarkan rohnya. Ia kemudian menggunakan Xuan Qi-nya, dan melangkahkan kakinya, lalu memusatkan tenaga dari kaki dan pinggang, agar serangannya lebih kuat. Begitu ia menghantamkan serangannya, ia merasakan perubahan energi di dalam tubuhnya. Ia lalu melatih jurus raja langit penghancur matahari, agar bisa menguasainya dengan sempurna.     

Ye Chen merasa kesulitan untuk membuat prajurit berzirah emas dapat menggunakan teknik bela diri.     

Setiap kali Ye Chen melatih jurus raja langit penghancur matahari, ia dapat merasakan dengan jelas sembilan Xuan Qi yang berwujud seperti garis, menyebar di dalam tubuhnya. Sembilan Xuan Qi tersebut seperti senar yang bergetar, dan terkadang mengeluarkan suara. Kesembilan garis tersebut juga memiliki struktur yang berbeda, tetapi semuanya terhubung dengan pusaran energi di dalam Dantian-nya.     

Ia hanya bisa mengeluarkan jurus raja langit penghancur matahari, jika dapat menguasai frekuensi dari getaran kesembilan garis tersebut.     

Ye Chen berkultivasi semalaman.     

Saat hari sudah pagi, mulai terdengar kicauan burung di atas pepohonan yang ada di sekitar kediamannya.     

Sinar matahari kuning pun menembus kabut pagi, dan cahayanya tidak terlalu menyilaukan, seolah kabut pagi itu dilapisi cahaya emas.     

"A Li, Xiaoyi, ayo kita pergi menemui Kaisar Mingwu, sekalian jalan-jalan di ibu kota." Ajak Ye Chen. Setelah rohnya dan A Li membaur menjadi satu, kini ia menjadi lebih kuat. Kekuatannya sekarang sudah setara dengan ahli tingkat Zun langit puncak, sehingga ia tidak perlu khawatir akan bertemu dengan orang sekte Kuixing Langit, dan orang sekte pedang Tai Yi saat di ibu kota. Sedangkan negara Barbar, ia yakin kalau mereka tidak akan mengutus ahli karena baru saja kehilangan beberapa ahli.     

"Kak Ye Chen, apa kita mau jalan-jalan di ibu kota? Asik!" Ujar Xiaoyi dengan riang gembira.     

"Xiaoyi, bagaimana kultivasi teknik bela dirimu?" Tanya Ye Chen sambil tersenyum dan mengelus kepala Xiaoyi.     

Namun wajah Xiaoyi langsung memerah.     

Ye Chen kemudian memandang A Li yang terlihat tidak berdaya, ia tahu kalau tidak ada kemajuan dalam latihan bela diri Xiaoyi.     

"Kak Ye Chen, aku terlalu bodoh." Lirih Xiaoyi yang belum bisa menguasai teknik bela diri yang paling sederhana.     

"Tidak apa-apa, semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meskipun tidak bisa teknik bela diri, tapi kamu sudah cukup kuat." Ujar Ye Chen yang berusaha menghibur Xiaoyi.     

Xiaoyi merasa perkataan Ye Chen sangat masuk akal, dan ia menjadi semakin mengagumi Ye Chen.     

"Tapi kamu tetap harus mengkultivasi teknik bela diri, karena bisa membuatmu bertambah kuat." Ujar Ye Chen sembari menepuk-nepuk bahu Xiaoyi.     

"Baik." Balas Xiaoyi sambil menganggukkan kepala dengan serius.     

"Ayo kita pergi." Ajak Ye Chen lalu menggendong A Li.     

Mereka pergi ke kamar kultivasi untuk berpamitan dengan Guru Zun dan Li Xu, lalu berangkat ke kediaman Kaisar Mingwu.     

Kaisar Mingwu memiliki 32 kediaman di ibu kota. Beberapa kediaman tersebut digunakan untuk tempat tinggal selir, dan ada juga yang digunakan untuk tempat tinggal utusan dari negara lain yang datang ke negara Xiwu, serta tempat tinggal pangeran. Kediaman Kaisar yang ditinggali Ye Chen dan Guru Zun saat ini cukup dekat dengan kerajaan.     

Mereka sudah keluar dari kediaman yang dijaga ketat, dan memasuki sebuah jalan besar yang ramai.     

Kalau ia terus berjalan, ia bisa sampai di sebuah gang Huan Sha Qiao yang sangat terkenal sebagai tempat paling ramai di ibu kota. Di sana ada banyak sekali pelacur terkenal, bahkan para pangeran juga sering menginap di sana.     

Ye Chen tidak terburu-buru menemui Kaisar Mingwu, dan berencana untuk berkeliling. Ia ingin melihat keramaian ibu kota, setelah itu menemui Kaisar Mingwu di sore hari. Tentu saja ia tidak akan pergi ke gang Huan Sha Qiao.     

Ia berjalan sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya. Bangunan yang ada di kedua sisi jalan tersebut bergaya kuno. Negara Xiwu adalah negara dengan sejarah yang cukup panjang. Meskipun seni bela diri Dao di negara Xiwu sangat berkembang, tetapi negaranya juga mencerminkan budaya yang sangat tinggi.     

Berjalan di sana, membuatnya memikirkan sejarah panjang negara Xiwu. Ia lalu memperlambat langkah kakinya, karena kembali mendapat pencerahan baru mengenai Dao. Manusia memiliki banyak keturunan, teknik, seni, dan kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun, bukankah itu juga Dao?     

Hal tersebut membuat Ye Chen merasakan sesuatu di dalam hatinya. A Li juga ikut memejamkan matanya untuk merasakan energi di dalam tubuhnya.     

Sedangkan Xiaoyi sudah mengambil sepuluh uang perak dari Ye Chen untuk membeli makanan. Bocah itu menyadari kalau perak adalah barang bagus yang dapat ditukar dengan banyak makanan. Hal tersebut membuatnya ingin mengambil banyak kantong spasial yang berisi perak dan pil obat.     

Dalam lima belas menit, Xiaoyi sudah makan lebih dari delapan puluh bakpao, dan enam puluh kue, serta 2.5 kg daging sapi, dan juga berbagai makanan kecil lainnya.     

Penjual yang ada di sana melihat Xiaoyi dengan tatapan aneh. Apalagi saat Xiaoyi melahap satu butir ayam. Selama mereka hidup, para pedagang tersebut tidak pernah bertemu dengan orang yang makan sebanyak Xiaoyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.