Langit Sembilan Bintang

Tungku Tianlu



Tungku Tianlu

0Beberapa saat kemudian, cahaya yang ada di mata A Li pun menghilang.     

"A Li, bagaimana?" Tanya Ye Chen setelah melihat A Li sudah kembali normal.     

Wajah A Li terlihat senang, dan ia menggoyangkan kedelapan ekornya. "Kitsu kitsu…"     

"Kata Kak A Li, ia sudah melebur menjadi satu dengan mutiara yang menyimpan pikiran para leluhur. Mereka sudah mengakui A Li sebagai Ketua klan untuk memimpin seluruh klan rubah. Selain itu, pikiran roh Kak A Li juga akan menerobos ke tingkat Zun langit." Jelas Xiaoyi dengan riang, saat mengetahui kalau mutiara itu bisa membantu A Li.     

"Ketua klan rubah?" Tanya Ye Chen yang merasa tercengang. "Apakah itu artinya A Li akan menjadi Ketua klan rubah di gunung Awan Hijau?" Meskipun mereka memiliki tiga orang guru Xuan, tetapi selain bibi leluhur A Li, yang lain belum akan mematuhi A Li. Ye Chen dan Xiaoyi juga tidak bisa terus-terusan berpura-pura menjadi raja siluman. Jika kemampuan A Li sudah mencapai tingkat guru Xuan, mereka baru bisa menaklukkan klan rubah gunung Awan Hijau.     

A Li kemudian berbicara dua patah kata sambil tersenyum dan menggelengkan kepala.     

"Kata Kak A Li, klan rubah di gunung Awan Hijau hanyalah salah satu cabang klan rubah. Totalnya ada lebih dari dua ratus cabang klan rubah yang tersebar di seluruh daratan timur, dan jumlah anggotanya mencapai jutaan. Ada ribuan rubah bertingkat master bumi, dan ratusan rubah bertingkat guru Xuan." Jelas Xiaoyi.     

Hal tersebut membuat Ye Chen terkejut, ia tidak menyangka kalau klan rubah ternyata begitu besar, dan A Li adalah ketua klan mereka. Setelah berpikir sejenak, dengan kemampuan A Li yang sekaran, sepertinya ia tidak akan diterima menjadi ketua klan.     

Ye Chen akan membantu A Li untuk berkultivasi dengan sekuat tenaga, tetapi jika suatu hari nanti A Li benar-benar akan menjadi seorang ketua klan, apakah ia akan meninggalkannya? Hal tersebut membuatnya merasa sedih, dan sadar kalau akan ada perpisahan di setiap pertemuan.     

"Kitsu… kitsu..." A Li lalu menggunakan kepalanya untuk mengelus-elus leher Ye Chen, karena ia dapat merasakan kesedihan Ye Chen melalui rohnya.     

Ye Chen kemudian memeluk A Li. Kalau A Li benar-benar akan meninggalkannya demi memimpin klannya, maka Ye Chen tidak akan menghalanginya. Karena setiap makhluk hidup pasti memiliki misi dan kewajiban, sama seperti Ye Chen. Mulai hari ini ia akan menghargai hari-hari yang ia lewati bersama dengan A Li.     

Nasib setiap manusia yang ada di bumi sudah tertulis di langit, jadi lebih baik hidup bebas dan mengikuti alur, tanpa melawan kehendak langit. Cara hidup seperti itulah yang paling mendekati Dao.     

Ye Chen kembali mendapat pemahaman baru tentang kehidupan.     

Ia merasakan kalau perputaran dari sembilan bintang yang ada di dalam tubuhnya kembali berubah. Xuan Qi Ye Chen perlahan mengalami metamorfosis, bahkan ia sendiri tidak dapat merasakan perubahan tersebut.     

Setelah berjalan cukup lama, matahari pun mulai terbit, dan jalanan yang mereka bertiga lalui menjadi semakin terang, dan ramai dengan orang.     

Istana kaisar negara Barbar selatan terbuat dari tumpukan batu-batu besar, yang tingginya mencapai sepuluh meter. Di atas setiap batu besar itu terukir berbagai macam siluman tangguh, yang terlihat luar biasa di bawah sinaran matahari.     

Kerajaan itu sangatlah luas, seperti kerajaan dewa di masa lalu. Di tengahnya ada pagoda setinggi ribuan meter, dan di sebelahnya ada tangga yang tanpa pegangan. Di puncak pagoda itu ada sebuah area datar. Di sana ada seorang lelaki gagah perkasa yang hanya mengenakan celana pendek berbahan kulit binatang, dan bertelanjang dada sedang duduk bersila melalap Xuan Qi yang ada di sana. Hal tersebut membuat seluruh tubuhnya memerah seolah terbakar, dan udara di sekitarnya menjadi panas.     

Meskipun ia sudah berusia lebih dari lima puluh tahun, tetapi wajahnya terlihat muda. Rambut panjangnya tertiup angin, dan otot-otot di seluruh tubuhnya terlihat dipenuhi dengan bekas luka. Meskipun hanya duduk diam di sana, tetapi tubuhnya mengeluarkan energi yang sangat kuat.     

Ia adalah kepala negara Barbar yang bernama Tuoba Hongye. Menurut kabar yang beredar di luar, ia adalah ahli Zun energi awal, tetapi sebenarnya ia sudah menerobos ke tahap pertengahan, dan nyaris menerobos tahap puncak. Dalam masa pemerintahannya, luas negara Barbar selatan menjadi tiga kali lipat lebih luas. Hal tersebut membuatnya menjadi sangat dihormati oleh berbagai klan besar di negara Barbar selatan, dan dijuluki sebagai Master Tuoba.     

Ia kemudian melihat ke sekelilingnya dari atas pagoda tersebut. Klan Tuoba di negara Barbar selatan mencapai puncak kejayaannya berkat Tuoba Hongye.     

Hanya negara Xiwu yang belum tunduk padanya. Kalau ia berhasil menundukkan negara Xiwu dan mendapatkan sumber daya alamnya, target berikutnya adalah memimpin klan Tuoba masuk ke negara Zhongyang yang memiliki banyak ahli. Meskipun klan Tuoba tidak terlalu berpengaruh di sana, tetapi Tuoba Hongye memiliki ambisi yang sangat besar.     

Lalu seorang jenderal berzirah hijau gelap naik ke sana.     

"Yang mulia." Sapa jenderal itu sambil berlutut dengan satu kaki, tak jauh dari Tuoba Hongye.     

"Ada apa?" Tanya Tuoba Hongye yang tetap memejamkan matanya.     

"Negara Xiwu memberikan kabar, kalau Jenderal Dongmen, Jenderal Sikou, dan lainnya sudah mati dalam pertarungan." Lapor jenderal tersebut sambil menundukkan kepalanya.     

"Apa?" Tanya Tuoba Hongye yang langsung membelalakkan matanya. "Siapa yang melakukannya?" Tanyanya tidak terima.     

"Hamba tidak mengetahuinya." Jawab jenderal tersebut dengan ketakutan, karena melihat kemarahan Tuoba Hongye.     

"Apakah Mingwu?" Tuoba Hongye kemudian mengeluarkan hawa membunuh yang kuat, dan mengepalkan tangannya dengan kuat. Dongmen Yingyang dan Sikou Fengyan adalah ahli tingkat Zun langit, dan hanya ada lima orang dari negara Xiwu yang bisa membunuh mereka. Meskipun negara Barbar selatan lebih kuat daripada beberapa negara yang ada di sekitarnya, tetapi negara Barbar tidak memiliki banyak ahli tingkat Zun langit. Mereka sangat merugi karena kehilangan dua ahli Zun langit sekaligus.     

"Jendral Dongmen dan Jendral Sikou ingin membunuh Ye Chen di dekat gunung Awan Hijau, tetapi justru mereka yang tewas. Ada orang di jalan utama yang melihat Jenderal Sikou sedang bertarung melawan siluman ular berukuran raksasa. Menurut laporan hari itu, Mingwu tidak meninggalkan ibu kota."     

"Siluman ular raksasa? Ye Chen?" Tanya Tuoba Hongye sambil mengerutkan keningnya. Sepertinya ia sudah terlalu meremehkan pemuda berbakat seperti Ye Chen. "Bawa kembali jenazah Jendral Dongmen dan Jendral Sikou. Makamkan mereka dengan terhormat." Perintahnya setelah berpikir sejenak.     

"Baik, Yang Mulia." Balas jendral tersebut, lalu segera undur diri.     

Tuoba Hongye kemudian melihat ke arah negara Xiwu. Negara yang ada di sekitar negara Xiwu sudah ia kendalikan. Hanya tinggal negara Xiwu yang belum ia kuasai, ia tak menyangka akan muncul orang berbakat di negara Xiwu. Namun ia tetap akan membunuhnya demi menguasai negara Xiwu.     

"Area terlarang akan segera dibuka. Karena ia berhubungan baik dengan kaisar Mingwu, kemungkinan besar ia akan datang ke area terlarang." Gumam Tuoba Hongye yang memiliki aura membunuh yang sangat kuat hingga Xuan Qi yang ada di sekitarnya menjadi berantakan.     

Negara Xiwu, kediaman klan kaisar.     

Ye Chen, A Li, dan Xiaoyi akhirnya kembali ke kediaman kaisar, setelah melewati perjalanan yang panjang. Ye Chen sudah melewati hutan dan lembah, tetapi selama perjalanan tersebut, ia sama sekali tidak menemukan siluman terbang yang bisa memuaskannya, dan hanya bisa membeli seekor kuda angin hitam di sebuah desa.     

Ia tidak tahu apakah Guru Zun dan kak Li ada di sini atau tidak, tetapi ia langsung menggunakan rohnya untuk mencari tahu keberadaan mereka.     

Guru Zun dan kak Li rupanya ada di dalam kamar kultivasi alkemi. Guru Zun terlihat duduk di kursi utama, sedangkan kak Li duduk di tumpukan buku, dan sedang mendengarkan dengan seksama.     

"Li Xu, belakangan ini kultivasi alkemi mu mengalami kemajuan." Ujar Guru Zun sambil tertawa dan mengelus jenggotnya.     

"Terima kasih atas pujiannya, Guru Zun." Li Xu sama sekali tidak merasa senang, karena ia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Ye Chen.     

Ye Chen hendak menyimpan kembali rohnya, karena merasa tidak enak menguping pembicaraan Guru Zun dan Li Xu. Namun begitu mereka membicarakannya, ia pun kembali menguping.     

"Li Xu, bakat Ye Chen benar-benar luar biasa. Ia adalah orang yang layak menjadi pewaris tungku Tianlu. Kamu tidak keberatan, kan?" Tanya Guru Zun dengan hati-hati. Tungku Tianlu adalah harta warisan dari Guru Zun alkemis Zun - Xuan Yi. Sebelumnya Lei Yi, Hao Feng, Yan Cheng mengucilkan Li Xu karena Guru Zun akan mewariksan tungku tersebut kepada Li Xu.     

Tungku Tianlu? Gumam Ye Chen, ia sama sekali tidak berkeinginan untuk mendapatkan warisan dari Guru Zun. Ia sudah merasa bersyukur karena bisa menjadi murid dari seorang Guru Zun. Dan ia merasa sangat berterima kasih pada Li Xu yang sudah merekomendasikannya untuk masuk ke dalam perguruan alkemis Zun. Bagaimana mungkin Ye Chen merebut tungku Tianlu dari Li Xu? Bukankah itu sama dengan tidak tahu terima kasih?     

"Guru Zun tidak usah khawatir. Aku tidak keberatan kalau Guru ingin memberikannya pada Ye Chen. Lagipula aku masih belum cukup mampu, dan pantas untuk menerima Tungku Tianlu. Akhir-akhir ini aku giat belajar karena malu dengan Ye Chen yang lebih giat daripada aku. Karena itulah aku harus giat belajar dan mengejar ketinggalanku agar tidak ditertawakan orang." Ujar Li Xu pasrah.     

Ye Chen yang berdiri di luar pintu pun terharu mendengar perkataan tersebut. Ia tak menyangka dirinya sudah membuat Li Xu terbebani. Ye Chen juga tidak menyangka kalau Guru Zun dan Li Xu tidak egois, dan tetap memikirkan dirinya. Li Xu sudah menjadi murid Guru Zun selama lebih dari sepuluh tahun, jadi tungku tersebut berhak menjadi milik Li Xu. Ye Chen akan selalu mengingat kebaikan Guru Zun dan Li Xu selamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.