Langit Sembilan Bintang

Sampai di Desa Hewan Spiritual Rubah



Sampai di Desa Hewan Spiritual Rubah

0"Xiaoyi, lebih baik jangan sembarangan kembali ke wujud aslimu." Ujar Ye Chen sambil menggelengkan kepala. Dulu ia membiarkan Xiaoyi kembali ke bentuk semua semua karena sedang dalam keadaan terdesak. Membiarkan ular raksasa yang bersayap terbang di angkasa terlalu menarik perhatian.     

Di dalam pegunungan Awan Hijau yang sangat luas, tidak mungkin hanya ada Sekte Awan Hijau saja, bisa jadi ada sekte lain yang bersembunyi di sini. Kalau sampai mereka menarik perhatian musuh yang lebih kuat, maka mereka sendiri yang akan kerepotan.     

Sebelum Ye Chen benar-benar memahami di dunia ini sebenarnya ada berapa ahli, dan bersembunyi di mana para ahli tersebut, maka pemuda itu harus sangat berhati-hati.     

"Oh." Balas Xiaoyi sambil menganggukkan kepalanya, dan menuruti kata-kata Ye Chen.     

Ye Chen membuka kantong spasial milik Sikou Fengyan dan lainnya, lalu mencari menggunakan rohnya. Di dalamnya hanya ada beberapa pil pengumpul energi, pil kondensasi energi dan dua butir pil energi bumi, serta tiga butir pil energi emas. Ye Chen yang dulu pasti akan sangat bersemangat karena menemukan pil-pil tersebut, tetapi karena ia sudah pernah melihat pil dewa ungu emas, maka pil-pil tersebut tidak terlalu menarik perhatiannya.     

Ye Chen lalu membongkar kantong spasial tersebut dan menemukan sebuah benda yang aneh.     

"Apa ini?" Tanya Ye Chen sambil mengeluarkan benda yang ternyata adalah sebuah batu berwarna biru dan berukuran sebesar wajah. Setelah ia mengeluarkannya dari kantong spasial, batu tersebut terasa sangat berat. Batu tersebut sepertinya beratnya mencapai puluhan kilogram.     

A Li dan Xiaoyi tampak penasaran saat melihat Ye Chen memeluk batu besar berbentuk oval yang memancarkan cahaya samar-samar.     

"Sepertinya batu ini adalah batu tambang." Ujar Ye Chen setelah memeriksanya dengan menggunakan rohnya. Batu besar itu bertekstur sangat halus, mungkin karena kandungan logam yang ada di dalam batu itu tidak rendah.     

Ye Chen kemudian meletakan batu itu di atas cekungan batu besar, dan mengeluarkan sebuah pedang yang merupakan harta karun spirit tingkat satu. Ia lalu menggunakan Xuan Qi-nya untuk menebas batu tersebut dengan keras, "Ting". Namun batu tersebut tidak hancur ataupun retak, maka bisa dipastikan kalau batu itu bukanlah barang biasa.     

Ye Chen hanya berani menggunakan harta karun spirit tingkat satu untuk mencari tahu seberapa kuat batu tersebut. Ia tidak berani menggunakan pedang penghancur nerakanya, karena tidak ingin pedang tersebut rusak. Mungkin hanya Ye Chen yang berani menggunakan harta karun spirit tingkat satu untuk uji coba seperti barusan. Berbeda dengan orang dari Tiga Sekte Besar dan Li Xu yang sangat menjaga harta karun spirit tingkat satu.     

Pandangan A Li dan Xiaoyi kini tertuju pada batu tersebut.     

"Kak Ye Chen, biar aku coba." Ujar Xiaoyi yang tampak bersemangat, lalu menggulung lengan baju sebelah kanannya, memperlihatkan lengannya yang gemuk.     

"Silahkan." Balas Ye Chen sambil menganggukkan kepala, lalu ia dan A Li mundur beberapa langkah.     

Xiaoyi kemudian memukul batu itu hingga menimbulkan suara yang sangat keras, namun justru batu yang ada di bawah batu tambang tersebut yang hancur menjadi berkeping-keping. Sedangkan batu tambang itu tidak retak sama sekali.     

Padahal Ye Chen tahu kalau pukulan Xiaoyi luar biasa kuat.     

"Batu ini benar-benar keras." Ujar Xiaoyi yang tangannya tampak sedikit bengkak dan memerah.     

"Batu tambang sebesar ini bisa untuk membuat dua sampai tiga senjata, tapi apakah ada pengrajin yang bisa membuatnya?" Ujar Ye Chen dengan sedikit cemas, karena pukulan dari raja siluman tidak bisa memecahkan batu tersebut.     

Ye Chen kemudian menyimpan batu tambang tersebut. Jika ia bertemu dengan seorang pengrajin yang hebat, ia akan memberikan batu tersebut agar dibuatkan sebuah pedang kecil untuk Xiaoyi. Sedangkan A Li, karena rubah itu belum bisa bertransformasi, maka ia tidak dapat menggunakan senjata.     

Ye Chen cukup antusias saat mendapatkan batu tambang misterius tersebut.     

Ye Chen, A Li, dan Xiaoyi kemudian melanjutkan perjalanan mereka menelusuri lembah. Ye Chen terus menggunakan rohnya untuk mencari siluman, lalu tiba-tiba ia menyadari ada bayangan putih yang melesat. Itu adalah seekor rubah berekor tiga!     

"A Li aku melihat seekor rubah lagi. Sepertinya rubah ini berbeda dengan yang waktu itu. Apa kita harus mengikutinya?" Tanya Ye Chen pada A Li.     

Namun A Li tidak yakin, perasaannya masih kacau balau.     

"Kita ikuti saja dulu. Kalau pun mereka bukan klan mu, mungkin mereka tahu bagaimana kondisi klanmu. Mungkin saja ada beberapa anggota klan mu yang selamat." Ujar Ye Chen setelah berpikir sejenak.     

Ucapan tersebut membuat A Li menjadi memiliki harapan, dan rubah itu pun menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat.     

"Xiaoyi, ikuti aku." Ajak Ye Chen lalu Xiaoyi ikut melesat di belakangnya. Mereka bertiga melesat, dan mengikuti rubah berekor tiga tersebut.     

Meskipun langit sudah semakin gelap, tetapi Ye Chen masih bisa menggunakan rohnya untuk melihat sekitar.     

Mereka terus mengikuti rubah itu melewati lembah yang ternyata di dalam lembah tersebut ada beberapa rumah petani dan sawah, serta ada beberapa cahaya lentera.     

"Ternyata di sini ada rumah petani." Ujar Ye Chen yang tampak bersemangat. Semoga malam ini mereka bisa menumpang tidur di sini.     

Roh Ye Chen kemudian melihat ke arah desa yang ada di dalam gunung tersebut, dan ia langsung merasakan ada ribuan pikiran roh yang berkumpul di sana. Di sana ada tiga pikiran roh yang tingkat Guru Xuan, dan tujuh sampai delapan pikiran roh tingkat master langit. Sedangkan yang lainnya adalah master bumi dan tingkat sepuluh.     

Tempat ini adalah sebuah desa yang banyak dihuni oleh rubah spiritual.     

Hal tersebut membuat Ye Chen terkejut karena ia bisa tiba-tiba menemukan begitu banyak hewan spiritual.     

"A Li, aku menemukan sebuah desa rubah spiritual. Apa kita harus ke sana?" Tanya Ye Chen sambil memandang A Li.     

A Li pun menganggukkan kepala dengan mata yang tampak bersinar, seolah sedang memikirkan sesuatu.     

Beberapa saat kemudian, Ye Chen membawa A Li dan Xiaoyi masuk ke dalam hutan. Di depan gunung yang ada di dekat desa tersebut ada sebuah hutan persik. Sekarang bukan musim buah persik, tetapi pohon persik yang ada di sana tetap berbunga.     

Meskipun hari sudah malam, tetapi Ye Chen masih bisa melihat dengan menggunakan rohnya untuk melihat betapa suburnya hutan tersebut.     

Ketika mereka melewati hutan persik tersebut, mereka dapat merasakan kesegaran dari aroma bunga persik.     

Beberapa jam kemudian, Ye Chen menyadari kalau ada yang tidak beres. Desa tersebut jaraknya tidak terlalu jauh, tetapi mereka belum juga sampai di sana padahal sudah berjalan lama. Setelah berputar-putar di dalam hutan persik, ia baru sadar kalau itu adalah sebuah formasi ilusi.     

"A Li, apa klan rubah akan membuat formasi ilusi?" Tanya Ye Chen.     

A Li menganggukkan kepala dan mulai berbicara menggunakan bahasa hewan spiritual.     

"Kata Kak A Li, di dalam klan rubah memang ada formasi ilusi, tapi hanya anggota klan rubah yang mencapai tingkat guru Xuan ke atas yang dapat membuatnya. Sedangkan klan rubah yang ada di gunung Lianyun, yang paling kuat baru mencapai master langit dan tidak ada yang bisa membuat formasi ilusi." Ujar Xiaoyi yang menerjemahkan ucapan A Li.     

Ye Chen lalu menganggukkan kepalanya. Klan rubah di gunung Awan Hijau mungkin lebih kuat daripada klan A Li, karena di dalamnya ada tiga orang master langit, yang jauh lebih kuat daripada klan A Li.     

Lalu, tiba-tiba Ye Chen merasakan kedatangan seekor master langit.     

Rupanya para rubah tersebut tahu kalau ada orang luar yang menerobos formasi ilusi.     

Sebenarnya Ye Chen masih takut dengan makhluk tingkat guru Xuan, karena ia masih belum mampu menghadapinya. Ia hanya bisa berpura-pura menjadi raja siluman untuk menakuti mereka.     

"A Li, Xiaoyi, ada salah satu dari mereka yang datang kemari. Kita lihat apa yang akan mereka sampaikan." Ujar Ye Chen dengan sabar menunggu.     

Beberapa saat kemudian, ada seorang nenek membawa tongkat dari dalam hutan persik yang berjalan mendekati mereka. Badannya sudah bungkuk dan pikun. Kalau orang biasa yang melihatnya, orang itu pasti mengira nenek itu sudah tidak bisa berjalan, tetapi Ye Chen tahu kalau nenek itu adalah jelmaan dari hewan spiritual tingkat master langit.     

Nenek itu berjalan perlahan dengan dibantu tongkatnya. Ia tampak terkejut begitu melihat A Li. "Sepertinya kalian adalah orang dekat, mari silahkan ikut denganku untuk menemui Ketua klan." Ujarnya setelah terbatuk dua kali.     

Ye Chen, A Li, dan Xiaoyi pun mengikuti nenek itu dari belakang.     

Nenek itu bersikap sopan dan ramah setelah melihat A Li.     

"Nenek sudah berapa lama tinggal di sini?" Tanya Ye Chen yang ingin mengorek informasi.     

Nenek itu lalu menatap Ye Chen dengan tatapan curiga. Pikiran rohnya tidak bisa mendeteksi kekuatan Ye Chen, dan hanya bisa merasakan aura menakutkan yang keluar dari tubuh pemuda tersebut.     

Nenek tersebut berani membawa masuk mereka bertiga karena melihat kedekatan Ye Chen dan A Li. Tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam desa tersebut, karena adanya formasi ilusi, tetapi formasi tersebut tetap tidak bisa mengelabui seorang raja siluman. Di dalam desa itu ada tiga tetua bertingkat guru Xuan.     

"Aku sudah tinggal di sini sejak aku lahir. Mungkin sudah ratusan tahun." Jawab nenek tersebut. Meskipun ia tidak tahu siapa sebenarnya Ye Chen dan Xiaoyi, tetapi ia yakin kalau Ye Chen dan Xiaoyi bukanlah manusia.     

"Apa yang akan Nenek lakukan kalau ada orang biasa yang bisa menerobos formasi ilusi itu?" Tanya Ye Chen sambil berjalan.     

"Kita akan memperingatkan mereka untuk pergi." Jawabnya sambil berjalan. Saat ini nenek tersebut sudah berjalan dengan stabil, berbeda dengan saat baru muncul tadi.     

Ye Chen lalu menganggukkan kepalanya. Klan hewan spiritual rubah ini tidak sama dengan siluman atau hewan spiritual lain yang ganas. Sepertinya mereka bersahabat dengan manusia.     

Ye Chen sesekali menanyakan pertanyaan, dan dijawab dengan jawaban singkat oleh nenek tersebut. Namun ia tidak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi klannya.     

"Siapa namamu?" Nenek itu bertanya pada A Li yang ada di bahu Ye Chen.     

Namun A Li justru membuang muka dan tidak mau menjawab.     

Hal tersebut membuat Ye Chen sedikit bingung. Kenapa A Li bersikap seperti itu? Padahal nenek tersebut cukup bersahabat. "Namanya A Li." Ujar Ye Chen.     

"Dari mana asalnya?"     

"A Li tinggal di pegunungan Lianyun." Jawab Ye Chen yang merasa kalau sikap A Li sedikit aneh.     

"Pegunungan Lianyun?" Tanya nenek tersebut yang tampak terkejut lalu terdiam.     

Ini aneh sekali. Kenapa nenek itu langsung terdiam begitu membicarakan tentang pegunungan Lianyun? Jangan-jangan klan rubah di pegunungan Lianyun pernah berkonflik dengan rubah yang ada di klan gunung Awan Hijau?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.