Langit Sembilan Bintang

Rencana utama : Lari!



Rencana utama : Lari!

0"Tuan muda, uang ini terlalu banyak. Semua bakpao di kedaiku harganya tidak sampai dua perak." Ujar penjual tersebut dengan jujur.     

"Pak tolong cepat dibungkus, kami masih harus melanjutkan perjalanan." Balas Ye Chen sambil melambaikan tangan.     

"Baiklah, aku akan membungkusnya." Ucap penjual tersebut sambil membungkus semua lebih dari lima puluh bakpao di dalam satu bungkusan kain.     

Xiaoyi kemudian menerima bungkusan tersebut dan mulai memakan satu bakpao hingga memenuhi mulutnya.     

"Enak sekali." Ujar Xiaoyi sambil mengunyah dengan penuh semangat.     

Penjual bakpao itu langsung melongo begitu melihat bocah kecil di hadapannya sudah memakan lebih dari sepuluh buah bakpao hanya dalam waktu beberapa menit.     

"Tuan Muda, nafsu makanmu sangat besar." Ujar penjual tersebut sambil membungkukkan tubuhnya. Ia sedikit tidak tenang saat menyimpan uang sepuluh perak tersebut. Ye Chen bisa memahami penjual tersebut. Di dunia yang mementingkan kekuatan ini, pria tua yang tidak punya kekuatan seperti penjual itu harus hidup dengan hati-hati, beginilah dunia Dao.     

"Ayo kita pergi." Ajak Ye Chen sambil memberikan satu buah bakpao kepada A Li, lalu meletakkan tangan kanannya di belakang kepala Xiaoyi, kemudian mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanan.     

Ketika A Li sedang akan memakan bakpaonya, tiba-tiba telinganya berdiri tegak, dan raut wajahnya berubah waspada.     

"A Li, ada apa?" Tanya Ye Chen yang merasakan perubahan sikap A Li. Kemudian Ye Chen pun melepaskan rohnya keluar.     

Ye Chen merasakan ada aura pikiran roh yang sepertinya milik hewan spiritual. Rohnya segera menuju ke arah pikiran roh tersebut.     

Rohnya menuju ke sebuah atap rumah penduduk. Genteng rumah itu ditumbuhi dengan banyak lumut, dan di atasnya ada sosok kecil berwarna putih. Ye Chen langsung tercengang begitu melihatnya, ternyata itu adalah seekor rubah berekor tiga. Tunggu… apakah rubah itu berasal dari klan yang sama dengan A Li?     

Ye Chen tak menyangka ia akan bertemu dengan teman A Li. Meskipun rubah itu juga berbulu putih, tetapi bulunya sedikit kotor dan tidak secantik A Li.     

"A Li, apakah rubah itu adalah anggota klanmu?" Tanya Ye Chen sambil menoleh untuk menatap A Li, namun A Li terlihat tidak antusias sama sekali.     

A Li kemudian menggelengkan kepala.     

"Bukan klanmu?" Ucap Ye Chen agak kecewa, ia kira ada anggota klan A Li yang masih selamat, dengan begitu A Li tidak akan kesepian lagi.     

Rubah di atas atap tersebut kemudian melompat dan menghilang di ujung desa.     

Ye Chen kemudian menyimpan kembali rohnya. "A Li, jangan bersedih, mungkin masih ada anggota klanmu yang hidup. Aku pasti akan membantumu menemukan mereka." Ujar Ye Chen sambil mengelus kepala A Li dan tersenyum lebar.     

A Li lalu mengusap matanya dan menatap Ye Chen, kemudian menganggukkan kepalanya. Ye Chen telah berhasil menyemangatinya lagi.     

Begitu Ye Chen menolehkan kepalanya, ia melihat Xiaoyi sudah menghabiskan bakpaonya dan sedang melihat kedai kue di kejauhan. Si rakus Xiaoyi sudah menghabiskan lebih dari lima puluh bakpao dalam sekejap mata.     

"Tunggu dulu!" Ucap Ye Chen yang tiba-tiba merasakan keanehan. Pemuda itu merasa diawasi. Sebelumnya Ye Chen tidak menggunakan rohnya, sehingga ia tidak dapat merasakan keanehan tersebut. Namun setelah ia mengeluarkan rohnya, ia bisa merasakan kalau di sekitar mereka ada orang yang ingin berniat jahat.     

Ye Chen kemudian mengamati orang-orang yang ada di sekelilingnya.     

Di pinggir jalan ada seorang pengemis yang berpakaian compang camping, lalu ada penjual kue, pedagang yang pura-pura lewat, serta tamu penginapan, dan juga peramal yang ada di pinggir jalan.     

"Sepuluh, sebelas…" Ada sebelas orang yang bisa Ye Chen lihat. Pemuda itu kemudian mengernyitkan dahinya, entah siapa yang sedang mengawasinya, tetapi orang itu sangat cerdik. Ye Chen baru satu hari datang ke desa ini, tetapi sudah ada banyak orang yang diam-diam mengawasinya.     

Apa mungkin orang itu berasal dari Dua Sekte Besar? Seharusnya Dua Sekte Besar tidak akan mengutus banyak mata-mata, kecuali mereka ingin merebut kekuasaan negara Xiwu. Ye Chen tiba-tiba teringat dengan sesuatu.     

"Kitsu… kitsu…" Ucap A Li yang berusaha mengingatkan Ye Chen.     

"Aku sudah tahu." Balas Ye Chen sambil menganggukkan kepala, dan melanjutkan perjalanannya dengan A Li dan Xiaoyi.     

Ye Chen menyadari kalau di sepanjang jalan tersebut ada banyak orang yang mengawasi mereka. Kemanapun Ye Chen berjalan, pasti ada lebih dari sepuluh orang yang mengawasi mereka. Kultivasi orang-orang itu tidak tinggi, yang paling kuat hanyalah tingkat enam dan tujuh, dan satu orang tingkat delapan.     

Ye Chen tidak tahu apa yang mereka inginkan, tetapi ia tetapi membeli kuda angin hitam lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju ke ibu kota.     

Ada banyak orang yang berlalu-lalang di jalan utama yang ada di desa tersebut. Dan orang-orang yang mengikuti Ye Chen bersembunyi di balik kerumunan, sembari terus mengikuti Ye Chen dari belakang.     

Roh Ye Chen kemudian tiba-tiba mendengar sesuatu.     

"Apakah para Tuan besar itu sudah datang?"     

"Seharusnya mereka akan segera tiba."     

"Awasi mereka baik-baik. Semua orang harus berhati-hati dan jangan sampai menarik perhatian mereka."     

Orang-orang tersebut sepertinya sudah terlatih karena mereka bisa bersembunyi dengan baik. Namun mereka sama sekali tidak menduga kalau Ye Chen bisa mendengar pembicaraan mereka.     

Para tuan besar? Pikir Ye Chen sambil mengernyitkan dahi. Ia bisa tahu kalau semua orang yang sedang mengikutinya adalah orang dari negara Barbar. Jangan-jangan ada ahli dari negara Barbar yang akan datang dan membunuhnya?     

Meskipun ia tidak ada berapa orang ahli negara Barbar yang datang, tetapi karena lawannya memiliki persiapan yang matang, maka mereka pasti sudah mengetahui kekuatan Ye Chen dan Xiaoyi. Kalau begitu, lebih baik mereka kabur terlebih dahulu.     

Ye Chen yakin kalau ahli yang dikirim oleh negara Barbar bukanlah ahli sembarangan.     

"A Li, Xiaoyi, ayo kita pergi." Ajak Ye Chen lalu mengendarai kuda angin hitam menuju ke dalam hutan yang ada di gunung.     

Mata-mata negara Barbar yang mengikutinya dari belakang pun tercengang begitu melihat Ye Chen sudah masuk ke dalam hutan tersebut.     

"Apa yang terjadi?     

"Apa kita ketahuan?"     

"Benar-benar mustahil!" Seru Leiyu Tianyi yang tidak terima. Penyamaran mereka sudah sempurna, seharusnya tidak akan ketahuan. Namun kenapa lawannya tiba-tiba merubah arah perjalanannya? Apa jangan-jangan Ye Chen tidak berencana pergi ke ibu kota?     

"Ketua Leiyu, bagaimana ini?"     

"Beberapa orang tinggal di sini untuk menghubungi para Tuan besar, sedangkan sisanya ikut aku mengejar mereka!" Perintah Leiyu Tianyi, lalu membawa beberapa orang pergi untuk mengejar Ye Chen. Kuda angin hitam bisa berlari dengan sangat cepat, dan sangat pandai melewati hutan. Namun Leiyu Tianyi dan komplotannya tetap berusaha keras untuk mengejar Ye Chen.     

Area di sekitar sana dekat dengan gunung Awan Hijau. Keempat penjuru dikelilingi oleh gunung-gunung yang tinggi dan hutan lebat. Ye Chen pasti tidak akan bisa melewati hutan tersebut dalam waktu singkat. Leiyu Tianyi dan komplotannya terus mengejar Ye Chen karena kalau sampai para Tuan besar tahu mereka membiarkan Ye Chen lolos, maka mereka semua akan mati!     

Sementara itu, Ye Chen terus mengendarai kuda angin hitamnya dan menghilang di dalam hutan yang lebat.     

Beberapa saat kemudian, ada lima belas bayangan yang terbang ke arah jalan utama dengan kecepatan tinggi. Aura mereka sangatlah menakutkan hingga kuda-kuda yang berjalan di sana meringkik, bahkan ada beberapa kuda yang sampai jatuh terbalik.     

Segerombolan orang tersebut dipimpin oleh seorang berzirah hitam yang memegang sebilah pedang besar berwarna hitam di tangannya yang berotot. Wajahnya tampak dipenuhi dengan bekas luka, dan kumisnya berantakan, benar-benar menakutkan.     

"Ke mana orangnya?" Tanya pria berotot tersebut dengan suara nyaring. Orang tersebut memiliki aura seorang ahli Zun langit.     

Ketika orang-orang yang berlalu-lalang di jalan utama mendengar suara orang tersebut, dada mereka seolah diserang oleh energi yang sangat kuat, hingga mereka muntah darah. Beberapa kuda yang ada di sana juga ikut berteriak kesakitan.     

"Ayah, Ibu!"     

"Paman Lin!"     

Orang-orang yang melihat keluarganya kesakitan pun ikut menangis ketakutan.     

Ahli Zun langit itu kemudian mengerutkan dahinya. Begitu ia melambaikan lengan bajunya, semua suara tangisan itu berhenti dalam sekejap, dan puluhan jenazah langsung berjatuhan di kedua sisi jalan.     

Pada pedagang yang ada di sana, melihat secara langsung betapa kejamnya orang-orang tersebut. Mereka kemudian mengarahkan kudanya untuk menghindari orang-orang tersebut.     

Beberapa orang Barbar yang mengintai Ye Chen pun ikut berlutut ketakutan.     

"Jendral Dong Men…Me… mereka lari ke arah sana." Ujar para pengintai dengan gagap.     

"Dasar tidak berguna! Mengawasi satu orang saja tidak becus!" Maki Dongmen Yingyang lalu mendengus dingin dan melambaikan tangan. Beberapa orang pun terlempar, dan darah berceceran di sana.     

"Kejar!"     

Kelima belas bayangan itu langsung melesat ke arah Ye Chen yang melarikan diri.     

Kuda angin hitam Ye Chen sedang melewati hutan, dan rohnya terus mengawasi beberapa energi kuat yang sedang mengejar mereka. Ada dua orang ahli Zun langit dan lima orang ahli Zun bumi, serta delapan orang ahli tingkat sepuluh puncak. Pemandangan di jalan utama terlihat mengenaskan, orang-orang dari negara Barbar itu sangat kejam! Hal tersebut membuat Ye Chen marah, karena orang-orang tidak berdosa di jalan utama itu harus mati karenanya.     

Sepertinya pertarungan di pulau itu sudah terdengar sampai ke negara Barbar, ia tak menyangka mereka akan mengutus begitu banyak ahli untuk mengejarnya.     

Ye Chen kemudian membuang kudanya dan membawa A Li serta Xiaoyi untuk bersembunyi di dalam hutan.     

A Li lalu dengan cepat menghapus jejak mereka dengan kekuatannya.     

Leiyu Tianyi dan beberapa orang lainnya menemukan kuda angin hitam yang ditinggalkan Ye Chen di hutan. Mereka kemudian melihat ke sekeliling, namun Ye Chen, Xiaoyi, dan A Li sudah menghilang tanpa jejak.     

"Ketua Leiyu, bagaimana ini?"     

"Mana aku tahu!" Jawab Leiyu Tianyi dengan marah. Seharusnya Ye Chen tidak perlu kabur karena mereka hanyalah ahli tingkat delapan, atau…. Mungkinkah Ye Chen sudah tahu kalau ada ahli yang akan menghadang mereka?     

Kalau Ye Chen tidak kabur dan menghadapi mereka, mereka bisa memikirkan cara untuk mengulur waktu, karena dua orang ahli Zun langit akan tiba di sana. Namun Ye Chen sama sekali tidak memberi mereka kesempatan. Ada satu hal yang tidak diketahui oleh Leiyu Tianyi yakni, Ye Chen sudah tahu kalau ada dua orang ahli Zun langit dan lima orang Zun bumi yang mengejar di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.