Langit Sembilan Bintang

Mata-mata Negara Barbar



Mata-mata Negara Barbar

0Jalan utama di bawah gunung Awan Hijau.     

"A Li, apakah pikiran roh Raja siluman benar-benar bisa mengejar sampai radius ratusan mil?" Tanya Ye Chen. Karena si tua berambut merah yang merupakan jelmaan hewan spiritual burung api menyelimuti langit sangat menghormati raja siluman, maka Ye Chen pun menjadi semakin penasaran dengan kemampuan raja siluman yang sebenarnya.     

A Li tersenyum dan menggelengkan kepala, lalu berbicara dengan bahasanya.     

"Kata Kak A Li, setiap Raja siluman memiliki kesaktian yang berbeda. Ada Raja siluman yang hebat dalam mengejar jejak, ada pula yang mempesona, dan pandai bersembunyi, serta menguasai teknik rahasia lainnya. Sedangkan siluman kuno berbeda dengan siluman dan hewan spiritual biasa. Para siluman tingkat rendah dan hewan spiritual sebenarnya tidak pernah melihat Raja siluman, tapi karena ia sangat kuat, jadi mereka mendewakan sosok Raja siluman." Ujar Xiaoyi sambil memakan daging kambingnya.     

"Apa A Li pernah bertemu dengan Raja siluman?" Tanya Ye Chen lagi, kalau A Li belum pernah bertemu dengan raja siluman, kenapa ia bisa tahu banyak?     

A Li diam sejenak lalu menganggukkan kepala.     

"Kak A Li bilang, ia dulu pernah bertemu dengan beberapa Raja siluman di acara jamuan Raja siluman, tapi hanya melihat dari jauh saja. Semua informasi tentang Raja siluman ia dengar dari Neneknya." Ujar Xiaoyi yang menyampaikan pada Ye Chen.     

Ye Chen merasa A Li terlihat sedih saat membicarakan raja siluman. Di dalam tatapan matanya ada sedikit rasa marah, tertindas, dan ketidakberdayaan, serta penderitaan, dan juga kebingungan yang bercampur menjadi satu. Ye Chen kemudian merasa kalau ada beberapa hal yang sampai sekarang belum A Li ceritakan padanya, termasuk penyebab klan rubah A Li dihancurkan. Namun Ye Chen mengerti kesusahan yang dihadapi oleh A Li. Di dalam hatinya pasti ada rahasia yang tidak dapat diungkapkan. Sekarang A Li tidak bisa bicara, ia pasti akan bicara jika sudah siap.     

Apa semua raja siluman berkumpul dalam acara jamuan raja siluman?     

A Li pasti menyimpan dendam pada para siluman dan hewan spiritual yang telah menghancurkan klannya, tetapi ia tidak bersedia menceritakan siapa musuh bebuyutannya. Hal itu berarti musuhnya sangatlah kuat dan Ye Chen bukanlah tandingannya.     

Jika nanti kekuatan Ye Chen sudah meningkat, A Li mungkin akan memberitahunya tentang musuh yang menghancurkan klannya. Kalau saat itu sudah tiba, ia akan membantu A Li untuk membalaskan dendamnya.     

Ye Chen kemudian mengelus kepala A Li yang terpaksa pergi meninggalkan anggota klannya karena klannya dihancurkan. Ye Chen bisa memahami penderitaan dan rasa bersalah yang A Li rasakan.     

Ada bekas air mati di sudut mata A Li, ia kemudian masuk ke dalam pelukan Ye Chen.     

"Kak Ye Chen, Kak A Li sangat sedih." Ujar Xiaoyi yang ikut sedih, dan matanya juga berkaca-kaca. Meskipun ia tidak tahu kenapa A Li bersedih, tapi ia juga ikut sedih begitu melihat A Li bersedih.     

"A Li tidak apa-apa, Xiaoyi. Di depan sepertinya ada desa, lebih baik kita beristirahat dulu di sana. Besok aku akan membeli kuda baru dan melanjutkan perjalanan menuju ke ibu kota." Ujar Ye Chen sambil menggandeng Xiaoyi untuk berjalan menyusuri jalan itu bersama. Sepertinya ia perlu menangkap beberapa siluman yang bisa terbang lagi, karena seekor elang hitam dan elang api saja. tidak cukup.     

Setelah berjalan beberapa mil, Ye Chen dan Xiaoyi melihat sebuah desa yang ramai dengan orang. Ye Chen dan Xiaoyi adalah kultivator, jadi mereka tidak akan merasa lelah walaupun telah berjalan jauh.     

Desa Qingliu     

Desa itu berada di samping jalan utama, dan ada banyak pedagang yang beristirahat di sana. Jalanan di sana sangatlah ramai dan di sisi jalan ada banyak penginapan dan rumah bordil.     

Ye Chen kemudian menggunakan rohnya untuk melihat ke dalam desa tersebut.     

Setiap kali mereka tiba di desa kecil, Ye Chen selalu menggunakan rohnya untuk memeriksa desa tersebut. Hal itu ia lakukan untuk mencari tahu apakah ada ahli yang menarik perhatiannya atau mungkin ada barang bagus di desa tersebut. Namun kali ini ia kecewa karena ahli yang paling kuat di desa itu adalah ahli tingkat sembilan, dan beberapa ahli tingkat tujuh serta delapan. Mereka sepertinya seorang pengawal. Di desa itu hanya ada beberapa tanaman herbal tingkat rendah.     

Di desa itu ada berbagai macam orang yang tidak hanya berasal dari negara Xiwu, tetapi ada banyak pedagang dari luar negeri. Hal itu bisa dilihat dari adanya orang berambut emas dan bermata hijau dari negara Muhei, serta orang berkulit hitam dari negara Seyi, dan masih banyak yang lainnya. Hal itulah yang membuat desa itu terlihat unik.     

Karena di dalam desa itu tidak ada ahli kuat, jadi Ye Chen pun malas menggunakan rohnya. Akhirnya ia menyimpan kembali rohnya.     

"Xiaoyi, ayo kita ke penginapan." Ajak Ye Chen sambil membawa Xiaoyi masuk ke dalam sebuah penginapan. Mereka akan makan dan menginap semalam di sana. Besok mereka akan membeli kuda baru dan melanjutkan perjalanan kembali ke ibu kota.     

Ye Chen yang baru berusia tujuh belas tahun, datang bersama seorang anak berusia 5 tahun, dan di pelukannya ada seekor rubah berwarna putih. Hal tersebut menarik perhatian para pedagang yang lewat. Mereka langsung tahu kalau Ye Chen adalah anggota dari klan bela diri Dao hanya dengan sekali lihat. Tidak ada yang berani mengganggu Ye Chen karena mereka semua tahu kalau pemuda itu adalah seorang kultivator.     

Ketika Ye Chen hendak masuk ke dalam penginapan, di kejauhan ada beberapa orang yang terlihat aneh. Salah satu di antara mereka tiba-tiba lari meninggalkan tempat dengan cepat.     

Di desa tersebut ada beberapa orang yang berpakaian sedang berkumpul di sebuah rumah.     

"Apa kalian melihatnya? Bocah itu benar-benar membawa seekor rubah putih." Tanya seseorang di antara mereka, tubuhnya tinggi besar dan berotot. Ia mengenakan pakaian berwarna biru muda dan rambutnya diikat di belakang kepalanya. Meskipun dandanannya sama dengan orang yang berasal dari negara Xiwu, tetapi bentuk wajahnya tidak mirip dengan orang dari negara Xiwu. Orang itu memiliki hidung mancung dan mata yang gelap.     

"Benar, ketua Leiyu, kita tidak salah lihat." Ujar seseorang lagi.     

Leiyu Tianyi memerintahkan lirih: "Kita laporkan informasi ini pada pusat, awasi di baik-baik, kalau sampai kita kehilangannya, kalian akan tahu akibatnya!"     

"Baik, Ketua Leiyu."     

Leiyu Tianyi adalah kepala badan intelijen negara Barbar yang ditugaskan di desa Qingliu. Ia merupakan seorang ahli tingkat delapan yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi bagi negara Barbar. Negara Barbar sudah lama mengawasi negara Xiwu, dan mengutus banyak orang untuk menyusup ke negara Xiwu. Mereka membangun sebuah jaringan intelijen rahasia di dalam negara Xiwu, dan selalu tahu semua kejadian yang terjadi di negara Xiwu.     

Negara Barbar juga tahu mengenai Ye Chen yang berhasil menangkap ikan dewa ungu emas yang kemudian dikultivasi menjadi pil spirit manusia oleh Guru Zun - Xuan Yi. Mereka mengutus beberapa ahli untuk pergi ke negara Xiwu demi merebut pil obat tersebut. Namun saat ahli mereka tiba, pertarungan sudah selesai. Mereka kehilangan jejak Ye Chen dan alkemis Zun - Xuan Yi, tetapi mereka masih belum meninggalkan ibu kota.     

Mereka tidak menyangka kalau Ye Chen akan muncul di sana. Mereka yakin kalau pemuda itu masih menyimpan pil dewa ungu emas, karena pil itu tidak mungkin habis dalam sekejap.     

Leiyu Tianyi kemudian melihat data yang ada di tangannya. Di dalam data tersebut tertulis informasi mengenai Ye Chen, yakni: Ye Chen berusia tujuh belas tahun, berasal dari benteng klan Ye di distrik Donglin. Kultivasinya sudah mencapai tingkat Zun bumi, dan membawa seorang bocah berusia lima tahun yang tidak diketahui asal usulnya. Bocah itu tidak punya keahlian seni bela diri, tetapi pernah bertarung dengan Nie Qingyun. Jangan sampai bertarung dengan bocah itu. Selain itu ada seekor rubah yang kultivasinya tidak diketahui. Ye Chen juga membawa pil dewa ungu emas.     

Leiyu Tianyi merasa minder begitu tahu bahwa Ye Chen berhasil menjadi seorang ahli tingkat Zun bumi padahal usianya masih tujuh belas tahun. Bakat pemuda itu melebihi seorang kepala negara, dan orang sepertinya harus dimusnahkan. Dulu negara Barbar ingin membunuh Ye Zhantian, tetapi malah ahli dari negara Barbar yang banyak terbunuh sedangkan Ye Zhantian maish baik-baik saja. Mereka sudah mencari hingga ke dalam pegunungan Lianyun, dan mengupayakan segala cara untuk mencari, tetapi tetap tidak bisa menemukan klan Ye sampai sekarang.     

Kali ini kepala negara Barbar sudah mengutus dua orang ahli Zun langit dan lima orang ahli Zun bumi ke negara Xiwu untuk membunuh Ye Chen. Namun Leiyu Tianyi adalah orang pertama yang menemukan Ye Chen, jadi ia mungkin bisa naik jabatan dan mendapatkan harta berlimpah. Hal itu membuatnya menjadi sangat bersemangat. Ia tidak boleh kehilangan jejak Ye Chen sebelum para ahli tersebut datang.     

Leiyu Tianyi sudah membuat rencana untuk mengendalikan penginapan yang ditinggali Ye Chen.     

Semalam berlalu tanpa terjadi apapun. Keesokan harinya, perang yang sebenarnya akan dimulai. Ada banyak pedagang yang sudah bangun dan mulai melanjutkan perjalanan. Suara lonceng kuda pun terdengar di sepanjang jalan, rombongan yang menaiki kuda pun keluar dari desa itu dan menuju ke jalan utama.     

Wangi dari tumbuhan dan tanah mulai tercium begitu angin datang berhembus.     

Saat itu, Ye Chen yang sedang berkultivasi di atas kasur pun membuka matanya. Setelah berkultivasi selama sehari semalam, kini Ye Chen merasa sangat segar. Ia kemudian bangkit dan menggerakkan otot-ototnya. Sayangnya di penginapan tersebut ia tidak dapat melatih bela dirinya, padahal Ye Chen ingin melatih beberapa teknik bela diri agar ia tidak lupa.     

Beberapa saat kemudian, Ye Chen membangunkan A Li dan Xiaoyi. Setelah itu mereka makan bersama dan keluar dari penginapan tersebut.     

"A Li, Xiaoyi ayo kita beli kuda."     

Jalanan sudah mulai ramai dengan kuda yang berjalan hilir mudik. Di kedua sisi jalan ada banyak kedai yang menjual makanan kecil, dan membuat jalanan dipenuhi dengan asap akibat membuat makanan kecil.     

"Bakpaonya baru matang, beli satu dapat tiga!"     

"Kue gula Linguan, ada banyak warna dan rasa!"     

Para penjual mulai sibuk menawarkan dagangannya.     

Xiaoyi yang berjalan di belakang Ye Chen sampai meneteskan air liur dan terus melihat ke sekelilingnya.     

"Kak Ye Chen, apa itu enak?" Tanya Xiaoyi sambil menunjuk bakpao. Ia sesekali berjinjit dan menghirup aroma bakpao tersebut.     

Tingkah Xiaoyi tersebut membuat Ye Chen tersenyum, lalu mengeluarkan beberapa perak padanya. Xiaoyi pun segera membeli bakpao tersebut.     

"Pak, aku mau beli bakpao."     

Penjual bakpao itu adalah seorang pria tua berusia 50 tahun lebih yang mengenakan pakaian tebal. Ia sedikit berjongkok saat mendengar suara Xiaoyi. "Tuan Muda, kamu mau beli berapa?" Tanyanya sambil tersenyum.     

"Aku bisa dapat berapa dengan uangku ini?" Tanya Xiaoyi sambil mengeluarkan uang 10 perak.     

"Aiyo, aku tidak punya sebanyak ini." Ujar pria tua itu yang terkejut saat melihat Xiaoyi mengeluarkan sepuluh uang perak.     

"Pak, bungkus semua bakpao di sini, Anda tidak usah memberi kami uang kembalian." Kata Ye Chen yang datang mengampiri. Ia kemudian mengambil uang perak Xiaoyi dan meletakkannya di atas meja kedai tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.