Langit Sembilan Bintang

Akhir Dari Keabadian



Akhir Dari Keabadian

0Tantai Ling berpegangan pada dinding batu di sampingnya. Dalam pertarungannya dengan setan gentayangan itu, ia mengalami luka internal yang sangat parah. Energi suram yang menyerang ke dalam tubuhnya, membuat meridiannya menjadi kacau balau. Kalau bukan karena kultivasinya yang sangat dalam, mungkin ia sudah tidak bisa mengendalikan kondisi di dalam tubuhnya lagi.     

Prajurit berzirah emas mengayunkan golok panjangnya untuk menebas pintu kanan kuburan itu.     

Pintu yang terkena serangan itu tidak bergeming, malah memunculkan huruf-huruf mantra dan menyerang tubuh prajurit berzirah emas dengan terus meledak di atas tubuhnya. Hal itu membuat tubuh prajurit berzirah emas milik Ye Chen menjadi kacau, dan pemuda itu juga terlempar karena sebuah kekuatan yang luar biasa.     

"Dasar keras kepala! Kamu tidak akan bisa membuka pintu batu itu. Kuburan tua ini sudah dibangun puluhan ribu tahun yang lalu, pemilik kuburan ini adalah seorang ahli jenius tanpa batas. Mantra di pintu batu ini dibuat dengan kekuatannya sangat besar, bahkan aku pun juga tidak dapat membuka pintu batu ini." Ujar Tantai Ling dengan nada dingin.     

"Aku tidak percaya, aku tidak bisa membukanya!" Roh Ye Chen sudah dihancurkan sebanyak dua kali berturut-turut. Hal itu membuat mata Ye Chen dipenuhi dengan bercak darah. Energinya sudah mencapai batas. Kalau ia tidak duduk, mungkin lukanya akan menjadi semakin parah.     

Tapi Ye Chen tidak mau berhenti. Kalau ia terlambat sedetik saja, ia mungkin tidak dapat bertemu dengan A Li dan Xiaoyi lagi!     

Tidak, tidak bisa! A Li, Xiaoyi, kalian harus bertahan!     

Ye Chen mengeluarkan pisau terbang Xuan Qi lagi, dan diarahkan ke pintu batu tersebut.     

Peng! Pisau itu menghancurkan beberapa huruf mantra, dan menembus pintu batu itu, meninggalkan lubang kecil di pintu tersebut.     

Karena tidak cukup dengan satu pisau terbang Xuan Qi, maka ia mengeluarkan dua buah, tiga buah, sampai akhirnya Ye Chen terus mengeluarkannya hingga pintu itu benar-benar hancur.     

A Li dan Xiaoyi pasti masih hidup, mereka tidak boleh mati!     

Satu per satu pisau terbang Xuan Qi dikeluarkan.     

Cepat!     

Lebih cepat lagi!     

Xuan Qi di dalam tubuh Ye Chen habis tak bersisa dan membuatnya terlihat sangat pucat.     

Tanpa terasa, Ye Chen sudah bisa mengeluarkan dua sampai tiga buah pisau terbang Xuan Qi sekaligus. Pisau-pisau ini menghantam pintu batu dan meninggalkan lubang-lubang kecil.     

Hancurlah! Ye Chen tidak panik, darahnya meluap, ada sebuah pikiran buruk yang menyelimutinya.     

Tantai Ling tidak menyangka bahwa Ye Chen bisa membuat Xuan Qi menjadi sebuah pisau terbang yang sangat tajam, bahkan sampai dapat melubangi pintu batu tersebut. Hal itu membuat Tantai Ling merasa bahwa selama ini ia telah memandang remeh Ye Chen. Sebenarnya berapa banyak rahasia yang tersimpan dalam tubuh Ye Chen?     

"Rubah dan ular bersayap itu tidak mungkin masih hidup, menyerahlah. Walaupun kamu berhasil membuka pintu batu itu, yang akan kamu lihat hanyalah mayat mereka." Ujar Tantai Ling dengan tenang.     

"Tidak, tidak mungkin, mereka pasti masih hidup, diam saja kamu!" Ye Chen menggila, ia sudah mengeluarkan puluhan pisau terbang Xuan Qi. Matanya melihat lubang kecil di pintu batu yang ternyata dipenuhi dengan mantra, dan sama sekali tidak dapat melihat keadaan di luar.     

Tantai Ling yang mendengar perkataan Ye Chen hanya mendengus dingin. Kalau dulu ada orang yang berani berbicara seperti itu pada ratu laut utara, ia pasti akan membunuhnya. Tapi Ye Chen sekarang sudah seperti orang gila, jadi ia malas berdebat dengan Ye Chen.     

Pisau terbang di dalam pikirannya terus menyuplai Xuan Qi, dan itu membuat Xuan Qi dalam tubuh Ye Chen cepat habis terpakai.     

Lalu ada sebuah suara yang masuk ke dalam pikiran Ye Chen, itu adalah singa bintang api ungu yang ada di dalam segel bintang langit kedua. "Kalau kamu menghancurkan segel ini, aku raja singa akan membantumu menghancurkan pintu batu tersebut!"     

"Baiklah!" Jawab Ye Chen dengan segera, ia tidak ragu sama sekali. Tangan kanannya bergerak, lalu muncul segel bintang langit di telapak tangannya.     

Singa bintang api ungu tak menyangka kalau Ye Chen akan segera menyetujuinya. "Kamu tidak takut setelah aku keluar, aku malah akan berbalik membunuhmu?"     

"Walaupun aku dibunuh, aku juga mati tanpa penyesalan. Tapi aku mohon satu hal padamu, bantu aku untuk membunuh setan gentayangan di luar sana, dan tolonglah A Li serta Xiaoyi!" Ucap Ye Chen yang memohon dengan tulus.     

"Rubah dan ular bersayap itu?" Singa bintang api ungu terdiam sejenak, ia sudah begitu lama di dalam segel bintang langit sehingga ia sedikit mengetahui tentang Xiaoyi dan A Li. "Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu, tunggu aku keluar dan membuat setan gentayangan itu menjadi mainanku."     

Walaupun Ye Chen mengerti ia tidak bisa langsung mempercayai perkataan singa bintang api ungu, tapi ia sudah tidak memiliki pilihan lagi. Kalau ia bisa menukar nyawanya dengan nyawa A Li dan Xiaoyi, ia bahkan tidak akan ragu untuk memberikannya!     

Telapak tangan kiri Ye Chen membuka, dan segel bintang langit yang diselimuti kobaran api ungu melayang di atasnya. Ada sebuah energi yang sangat kuat, tiba-tiba memenuhi ruangan itu. Tangan kanan Ye Chen lagi-lagi mengeluarkan pisau terbang Xuan Qi, kemudian ia membidik segel tersebut. Hanya pisau terbang Xuan Qi yang bisa menghancurkan segel bintang langit tersebut!     

Saat Ye Chen mengeluarkan segel itu, Tantai Ling langsung merasa ketakutan. Energi yang sangat menakutkan itu mungkin berasal dari makhluk buas kuno. Ia melihat gerakan Ye Chen, tangan kanan pemuda itu mengeluarkan pisau terbang Xuan Qi, sementara segel bintang langit melayang di atas tangan kirinya. Ia segera tahu kalau Ye Chen ingin menghancurkan segel tersebut, dan mengeluarkan makhluk mengerikan di dalamnya!     

Ye Chen yang sekarang sudah gila, ia bisa melakukan apapun. Entah apa yang ada di dalam segel tersebut, tapi Tantai Ling bisa merasakan kalau makhluk itu bukan tandingannya. Entah apa yang akan terjadi jika Ye Chen mengeluarkannya.     

Tantai Ling tidak ragu, ia segera melingkarkan sutra putih di badannya dan terbang pergi, Peng! Ia segera menyerang bagian belakang kepala Ye Chen.     

Pisau terbang Xuan Qi Ye Chen sudah akan terlepas dari tangannya, namun ketika Tantai Ling menyerangnya dari belakang, ia lengah dan pisau terbang itu menghilang dari tangannya. Pemandangan di depan matanya menghitam, dan kesadarannya perlahan juga menghilang. "A Li, Xiaoyi, aku tidak bisa menolong kalian, maafkan aku…" Gumam Ye Chen, air matanya menetes dan ia kehilangan kesadarannya.     

Tantai Ling melihat air mata Ye Chen, hatinya yang dingin merasa tersentuh. Ia tidak mengerti, baginya perasaan manusia terlalu rumit untuk dimengerti. Ia sama sekali tidak dapat memahaminya.     

"Demi rubah dan ular terbang itu, ia bahkan tidak memperdulikan nyawanya sendiri, dan melepaskan makhluk buas kuno itu untuk menghancurkan segalanya, apakah itu pantas?" Ujar Tantai Ling masih dengan suara dinginnya. Tindakan seperti ini membuatnya bertanya-tanya.     

Segel bintang langit masih melayang di udara dan terus bergetar, seperti ada benda yang sedang berusaha untuk keluar. Lalu tiba-tiba segel itu bersinar dan muncul mantra-mantra yang mengelilinginya. Akhirnya benda di dalam segel tersebut berhenti meronta, dan perlahan terjatuh ke telapak tangan Ye Chen.     

Tantai Ling tak menyangka ada benda seperti itu di dalam tubuh Ye Chen. Ia kemudian menatap Ye Chen, ia sangat penasaran terhadap pemuda itu. Sebenarnya siapa Ye Chen?     

Tantai Ling menyimpan kembali sutra putihnya. Sutra itu kembali menari-nari mengitarinya, rambutnya yang diangkat tinggi, membuatnya memiliki keanggunan yang tak dapat diungkapkan. Lekukan tubuhnya dan dadanya yang padat, tertutup setengah, membuatnya terlihat seksi tapi ekspresinya yang dingin membuat semua orang sangat menghormatinya.     

Ia duduk diam di sana, lalu ada sebuah Xuan Qi yang menari-nari berputar bagaikan bunga teratai yang mekar di sekelilingnya. Trisula yang berdiri tegak di sampingnya juga tidak berhenti mengeluarkan sinar tujuh warna.     

Di dalam kuburan itu sudah dipenuhi dengan Xuan Qi.     

Rubah dan ular bersayap itu seharusnya sudah mati. Meskipun sedikit disayangkan, tapi Tantai Ling tidak terlalu merasa kehilangan. Apapun yang terjadi di luar sana tidaklah penting. Sekarang lebih baik ia memulihkan diri dulu, karena ia sudah hampir tidak bisa melawan energi suram di dalam tubuhnya.     

Waktu semakin berlalu, dan tak terasa sudah lewat dua hari.     

Ye Chen perlahan tersadar dan membuka matanya, lalu melihat dinding batu. Ia mengerti, walaupun sekarang ia menghancurkan pintu itu, itu semua sudah terlambat. Ia takut setelah dirinya menghancurkan pintu tersebut, ia hanya akan melihat mayat Xiaoyi dan A Li.     

Ye Chen merasa begitu kehilangan.     

Ia begitu berharap bahwa yang selamat adalah A Li dan Xiaoyi, bukan dirinya.     

Ia teringat semua yang sudah ia lalui bersama A Li dan Xiaoyi. Hatinya merasa sangat sakit, membuatnya nyaris tidak bisa bernapas.     

Tantai Ling melihat Ye Chen yang menatap langit-langit kuburan itu dengan tatapan kosong. Kemudian wanita itu berkata, "Sebagai seorang ahli bela diri, kamu perlu berpikiran jernih baru dapat mencapai puncak. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa mencapai puncak."     

Mendengar perkataan itu, Ye Chen malah tertawa dingin dan berbalik membalas, "Memang kenapa kalau kamu sudah mencapai puncak? Apa hidupmu menjadi lebih berarti?" Ye Chen saat ini sudah tidak mementingkan hidup dan mati lagi, ia sama sekali tidak peduli jika Tantai Ling akan membunuhnya.     

"Arti hidup?" Tatapan mata Tantai Ling perlahan berubah.     

"Walaupun sudah mencapai puncak, kalau tidak ada orang untuk berbagi, sama saja tidak ada artinya. Walaupun kamu sudah menjadi abadi, kalau tidak ada keluarga atau kekasih di sisimu, akhir dari keabadianmu hanyalah kesepian." Ujar Ye Chen lagi, jantungnya seperti diiris-iris dengan golok, terasa sakit yang luar biasa. Sekarang A Li sudah mati, Xiaoyi juga sudah mati…     

"Akhir dari keabadian, hanyalah kesepian?" Tantai Ling bergumam mengulangi perkataan Ye Chen, kemudian ia teringat saat dirinya kecil, saat ia berada di bawah pengawasan orang tuanya dan mulai mengkultivasi Dao bela diri. Pada saat itu, ia melakukannya hanya untuk mendapat pujian dari orang tuanya, kemudian orang tua Tantai Ling meninggal dan ia menggenggam trisula untuk membunuh, sampai menjadi lautan darah. Lalu ia menggunakan darah dari musuh-musuhnya untuk memperingati kematian orang tuanya, dan ia terus berkultivasi. Namun, apa sebenarnya arti hidup baginya? Ia sendiri tidak mengerti.     

Ye Chen kemudian bangkit berdiri dan menggerakkan pisau terbang dalam pikirannya. Matanya dipenuhi dengan tatapan kebencian dan kemarahan. Ia ingin membunuh setan gentayangan itu demi membalaskan dendam Xiaoyi dan A Li!     

Dan, ia juga ingin membunuh orang yang memberi makan setan itu. Tapi siapa orang itu? Namun yang jelas, Ye Chen ingin membunuh mereka semua!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.