Langit Sembilan Bintang

Undangan Raja Siluman



Undangan Raja Siluman

0"Guru Zun, apakah Anda mengenal orang-orang itu?" Tanya Ye Chen seraya menunjuk orang-orang yang sedang berlomba untuk mendapatkan barang yang dilelang.     

"Mereka adalah klan bangsawan dari negara Liao utara. Ketua klannya bernama Yelv dari negara Liao utara, ia adalah seorang ahli Zun langit. Kalau yang itu adalah Ketua klan Leiyu dari negara Barbar selatan. Aku tidak tahu jelas mengenai tingkat kultivasinya. Sedangkan itu adalah seorang pengusaha kaya yang memiliki tujuh bank, dan sering bepergian ke negara Xiwu serta negara lain. Aku pernah membeli barang darinya." Ujar Guru Zun yang memperkenalkan mereka satu per satu, sambil tersenyum.     

Ye Chen mengeratkan pegangannya pada kursi, saat tahu bahwa mereka termasuk orang-orang penting. Mereka benar-benar menyembunyikan identitas mereka dengan baik, bahkan tak ada satu orang pun yang menyadari kalau mereka adalah siluman dan hewan spiritual.     

Kenapa para siluman dan hewan spiritual menyamar di tengah-tengah manusia?     

Menurut perkataan A Li, setiap raja siluman memiliki wilayah kekuasaan masing-masing.     

Mereka bisa bertarung demi keuntungan masing-masing, bahkan pertarungan itu bisa melibatkan puluhan juta siluman. Namun Ye Chen tidak tahu, darimana asal para siluman dan hewan spiritual yang sekarang sedang menyamar, dan mengikuti lelang.     

Ye Chen lalu menutup matanya dan berpikir. Sepertinya ia terlalu meremehkan masalah ini. Kini ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya yang sekarang, tidak akan bisa memahaminya. Namun suatu hari nanti, setelah ia menjadi lebih kuat daripada sekarang, ia pasti akan memahami semuanya.     

Ketika Ye Chen sadar bahwa ada banyak siluman dan hewan spiritual yang bersembunyi di dunia manusia, ia pun menjadi lebih waspada. Sebelum ia memiliki kekuatan yang cukup, ia tidak boleh sampai terlibat masalah dengan mereka.     

Pada akhirnya, inti siluman tingkat guru Xuan itu dibeli oleh seorang hewan spiritual tingkat guru Xuan, dengan harga tujuh puluh ribu pil kondensasi energi.     

Harga tersebut tidak terlalu mahal di dalam acara lelang tersebut. Karena barang-barang yang dilelang setelahnya, memiliki harga yang lebih mahal. Harta karun spirit tingkat tiga puncak juga terus bermunculan.     

Lalu terdengar suara ketukan pintu.     

"Silahkan masuk." Ujar Guru Zun.     

Lalu, ada orang tua yang masuk ke dalam, dan memberi hormat pada Ye Chen serta yang lainnya. "Para tamu yang terhormat, mohon maaf sudah mengganggu. Tamu dari kamar nomor sembilan menyuruh saya untuk mengantar sebuah undangan. Tapi saya tidak tahu undangan ini ditujukan untuk siapa." Ujar pelayan tua itu sambil menatap Guru Zun dan Kaisar Mingwu dengan tatapan bingung. Tamu di kamar nomor sembilan tidak bilang undangan itu untuk siapa, ia mengira di kamar Ye Chen hanya ada satu orang, tapi ternyata ada banyak orang di kamar tersebut.     

Guru Zun dan Kaisar Mingwu kemudian menatap Ye Chen, teman-teman yang mereka kenal belum cukup kaya, untuk menyewa kamar mewah nomor sembilan. Jadi undangan itu pasti untuk Ye Chen.     

"Berikan padaku." Ye Chen kemudian berjalan mendekat dan mengambil undangan dari tangan pelayan tua tersebut. Sebenarnya Ye Chen juga tidak tahu siapa yang mengundangnya. Tidak mungkin Ye Cangxuan yang mengundangnya, karena ia berada di kamar nomor lima. Ye Chen sama sekali tidak mengenal orang di kamar nomor sembilan.     

Setelah pelayan tua itu memberikan undangan, ia pun langsung pamit, dan tidak lupa untuk membungkukkan badan demi memberi hormat.      

Meskipun Guru Zun dan Kaisar Mingwu penasaran dengan undangan tersebut, tapi mereka tidak berani ikut campur. Mereka lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke aula lelang yang ada di bawah.     

Sementara itu, Ye Chen dan A Li saling memandang, sebelum akhirnya Ye Chen membuka undangan tersebut. Ye Chen mengernyitkan keningnya setelah membukanya. Di dalamnya ada tulisan yang aneh, dan Ye Chen sama sekali tidak bisa membacanya. Tapi Ye Chen tahu bahwa undangan itu ditulis dengan menggunakan bahasa hewan.     

Hal itu membuat Ye Chen tertegun, dan langsung teringat dengan pikiran roh raja siluman yang ditemuinya kemarin. Raja siluman itu tidak muncul lagi setelah itu. Jangan-jangan ia sudah tahu keberadaan Ye Chen?     

Ye Chen lalu mengajak A Li dan Xiaoyi ke sudut ruangan.     

"A Li, apa isinya?" Tanya Ye Chen.     

Kemudian cakar kecil A Li memegang undangan itu, dan mulai bergumam dalam bahasa hewan.     

"Kak A Li bilang, orang yang mengirimkan undangan ini mempersilahkan kakak Ye Chen untuk datang ke kamar nomor sembilan." Jelas Xiaoyi.     

Mengapa penghuni kamar nomor sembilan ingin mengundangnya? Ye Chen kemudian mengeluarkan rohnya untuk memeriksa ke arah kamar tersebut. Namun ia merasakan aura pikiran roh yang kuat, bahkan lebih kuat daripada pikiran roh berwujud serigala yang ia temui di istana giok bawah tanah.     

Hal itu membuat Ye Chen bergegas menyimpan rohnya kembali, karena aura itu pastilah raja siluman.     

Kenapa raja siluman ingin mengundangnya?     

Ye Chen sakit kepala saat memikirkan hal tersebut. Ia menjadi cemas, karena dengan kekuatannya, ia masih belum mampu untuk melawan tingkat raja siluman.     

Setiap hewan spiritual raja siluman yang ada di dunia ini, memiliki kekuatan yang luar biasa.     

Dulu, Ye Chen pernah tidak sengaja bersentuhan dengan pikiran roh berwujud serigala. Waktu itu Ye Chen harus memaksakan diri agar bisa menekan pikiran roh serigala tersebut. Untungnya      

Ye Chen berhasil lolos dari ancaman pikiran roh serigala tersebut. Setelah itu, Ye Chen baru merasakan kekuatan raja siluman. Walaupun roh Ye Chen memiliki bentuk, tapi ia hanyalah raja siluman palsu. Ia tidak hanya malu, tapi keselamatannya juga bisa terancam kalau sampai ketahuan oleh raja siluman yang asli.     

Di depan hewan spiritual tingkat guru Xuan, Ye Chen masih bisa berpura-pura tenang, tapi yang ia hadapi sekarang adalah raja siluman yang sebenarnya. Dan itu membuat Ye Chen merasa sedikit terintimidasi, apalagi ia tidak tahu apa tujuan dari orang tersebut mengundangnya.     

A Li lalu menatap Ye Chen dengan tatapan khawatir, kemudian ia menggelengkan kepala.     

Ye Chen tahu, A Li sedang menasehatinya agar ia tidak pergi.     

Tapi, bagaimana mungkin ia tidak pergi? Raja siluman itu sudah mengundangnya. Pikiran roh raja siluman dapat dengan mudah menyelimuti seluruh kota Feicui, jadi mereka tidak bisa lari ke mana-mana. Kalau Ye Chen tidak memenuhi undangan itu, maka penyamarannya juga akan ketahuan.     

Kalau ia tidak pergi, maka ia pasti akan mati.     

"A Li, Xiaoyi, kalian tunggu di sini, aku akan pergi untuk memenuhi undangan ini." Ujar Ye Chen. Walaupun ia sangat takut, tapi ia tetap memutuskan untuk pergi.     

"Kak Ye Chen, aku ikut denganmu saja." Kata Xiaoyi sambil menggenggam erat baju Ye Chen dengan tangan kecilnya. Walaupun ia masih kecil dan belum mengerti banyak hal, tapi perasaannya kepada Ye Chen sangatlah tulus.     

Xiaoyou melihat Ye Chen dan lainnya dengan tatapan bingung, karena ia tidak mengerti dengan kondisi saat itu.     

"Xiaoyi, kamu di sini saja, tunggu aku kembali. Tenang saja, Raja siluman itu hanya mengundangku untuk mengobrol saja." Ujar Ye Chen sambil menunduk, dan mengelus kepala Xiaoyi.     

"Benarkah?" Tanya Xiaoyi yang merasa ragu.     

"Iya." Jawab Ye Chen. Lalu ia melihat A Li dan berkata, "Aku harus pergi."     

A Li berpikir sejenak dan akhirnya menganggukkan kepala. Ia juga mengerti kalau mereka tidak dapat menghindari seorang raja siluman.     

"Guru Zun, Yang Mulia, aku pergi sebentar." Pamit Ye Chen.     

"Baik." Guru Zun sama sekali tidak merasa curiga. Saat Ye Chen, A Li, dan Xiaoyi pergi ke sudut ruangan, mereka sama sekali tidak mendengar pembicaraan Ye Chen, sehingga mengira pemuda itu akan bertemu dengan temannya.     

Ye Chen memasukkan undangan itu ke ruangan pelindung lengan, lalu melihat Xiaoyi, A Li, dan Xiaoyou, kemudian keluar dari kamar itu dan menuju ke kamar nomor sembilan. Ye Chen merasa cemas karena kali ini yang akan ia temui adalah raja siluman yang sebenarnya. Kalau ia berbuat satu kesalahan saja, maka ia bisa langsung mati.     

Di sisi lain, acara lelang masih terus berlangsung, dan aula yang ada di bawah masih ramai.     

Di dalam keramaian itu, Ye Chen terus berjalan sambil menatap ke langit. Tiba-tiba ia merasakan sebuah pikiran roh yang menyelimuti kamar nomor sembilan, dan membuat orang tidak bisa melihat keadaan yang ada di dalam sana.     

Para pelayan berlalu-lalang di koridor sambil membawa nampan. Setelah mereka melihat Ye Chen, mereka tidak lupa untuk memberi hormat pada pemuda tersebut.     

Akhirnya Ye Chen sampai ke kamar nomor sembilan. Pintu kamar tersebut, terbuat dari emas energi ungu yang sangat tebal. Pintu tersebut tidak akan bisa hancur, meskipun ahli Zun langit menebaskan harta karun spirit tingkat tiga. Itu berarti, penyelenggara acara lelang ini sangat mementingkan keselamatan para pesertanya.     

Ye Chen tidak terlalu sering mengeluarkan rohnya, agar tidak ketahuan oleh raja siluman. Ia tidak pernah mengeluarkan rohnya jika bukan dalam keadaan yang mendesak.     

Ye Chen kemudian mengetuk pintu tersebut.     

"Silahkan masuk." Terdengar sebuah suara berat dari dalam kamar tersebut. Suara itu membuat Ye Chen menjadi semakin cemas.     

Setelah Ye Chen berusaha untuk menenangkan diri, ia baru masuk ke dalam.     

Kamar nomor sembilan itu sangat luas dan mewah, ada berbagai hiasan mewah yang ada di dalam sana. Kamar tersebut seperti kamar Kaisar, benar-benar mewah. Di dalam kamar itu ada sebuah meja besar, dan seorang pria bertubuh tinggi gagah sedang duduk sambil mengambil teh.     

Tinggi pria itu mencapai lebih dari dua meter, dan terlihat sangat gagah. Pria itu mengenakan jubah panjang yang mewah. Rambut panjangnya berwarna emas dan sedikit bergelombang, kulitnya terlihat gelap, telapak tangan dan jari-jarinya sangat besar, memberikan kesan yang sangat kuat bagi orang-orang yang menemuinya.     

Pria tersebut memiliki paras yang berbeda dengan orang-orang yang lain. Ia memiliki kharismanya yang unik, tapi tidak membuat orang merasa aneh. Ia memancarkan aura pemimpin yang tenang.     

"Kamu sudah datang?" Setelah ia melihat Ye Chen, ia tersenyum lebar seperti bertemu dengan teman lama.     

Senyuman tersebut membuat Ye Chen tercengang, apalagi saat tahu hanya ada satu orang saja di dalam kamar tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.