Langit Sembilan Bintang

Lebih Baik Mati Daripada Menyerah



Lebih Baik Mati Daripada Menyerah

0"Sudah tahu pasti mati, tapi tetap nekat, benar-benar pahlawan, tapi Klan Ye yang kecil, beraninya melawan prajurit berkuda dari negara Barbar, dasar tidak tahu diri!" Wei Guyan mendengus dingin, kemudian melambaikan tangan kanannya, lalu ada beberapa prajurit pembawa pesan yang membalas lambaiannya dengan melambaikan bendera besar tanda perang.     

Dua ratus ribu pasukan berkuda terbagi menjadi delapan tim, mereka mengepung Ye Zhantian dan lainnya dari keempat penjuru.     

Pasukan berkuda adalah pendekar negara Barbar, bahkan prajurit biasa pun adalah ahli tingkat lima, dan lainnya ada yang tingkat enam tujuh dan delapan, serta prajurit yang merupakan ahli tingkat sembilan. Baju zirah yang mereka kenakan terbuat dari besi hitam yang sangat kokoh. Kalau bukan berkat harta karun spirit tingkat satu, senjata biasa tidak akan bisa menembus baju zirah mereka.     

"Bunuh!" Wei Guyan mendengus dingin, begitu bendera diturunkan, semua pasukan berkuda negara Barbar menyerbu sambil membawa tombak panjang yang menjulang tinggi di tangan mereka.     

"Bunuh!"     

"Bunuh!"      

"Bunuh!"     

Pasukan negara Barbar mengeluarkan raungan yang memekakkan telinga, bumi serasa bergetar. Kekuatan sebesar ini bahkan akan membuat ahli Zun langit pun ketakutan.     

Para prajurit berkuda sudah dilatih, dan kedelapan tim mereka membentuk formasi perang besar yang berbentuk persegi.     

Melihat pasukan negara Barbar menyerbu dari kejauhan, Ye Zhantian mengerti kalau negara Barbar sudah memutuskan untuk bergerak.     

"Para pendekar negara Xiwu, bunuh!" Raung Ye Zhantian dengan keras, tatapannya menatap bendera perang yang berkibar, tapi ia tidak menemukan komandan negara Barbar ada di mana. Kalau ia tahu, ia akan membunuhnya dan mungkin masih bisa menghentikan perang ini, tapi komandan negara Barbar, mana mungkin ditemukan dengan mudah?     

Kalau sekarang Ye Zhantian mengendarai elang abu kegelapan, itu pasti akan menjadi pukulan besar bagi para pendekarnya, sehingga ia harus ada di sini dan bertarung bersama mereka.     

Ada satu tim prajurit berkuda yang sudah masuk ke dalam kerumunan rakyat, dan langsung membantai rakyat, banyak orang yang ditebas menjadi dua bagian dengan tombak.     

Banyak rakyat yang mengambil senjata-senjata dan menyerbu ke arah prajurit tersebut.     

Tapi ketika senjata mereka mengenai prajurit Barbar, senjata mereka bahkan tidak meninggalkan bekas di baju zirahnya.     

Mereka malah tertusuk tombak panjang lalu terinjak kuda angin hitam.     

Prajurit negara Barbar membuat mayat-mayat rakyat jelata menjadi daging cincang.     

"Kakek, Kakek, aku takut." Wen'er berteriak ketakutan di tengah rakyat yang sudah tidak karuan, tapi suaranya tidak terdengar di tengah-tengah sana.     

Kakek tua itu memeluk erat gadis kecil tersebut, lalu mendongak melihat prajurit berkuda yang sudah semakin dekat. Sementara Ye Zhantian dan lainnya sudah bertarung, dan tidak ada yang bisa menolong mereka.     

Wen'er tertabrak sampai sempoyongan, lalu ia melihat rakyat-rakyat jelata berbondong-bondong datang ke arahnya, membuatnya terpisah dari kakeknya, dan ia pun menangis karena ingin menghampiri kakeknya, tapi ia malah melihat seorang prajurit negara Barbar menusuk dada kakeknya, dan darah segar pun memuncrat di depan matanya.     

Para rakyat berhamburan tidak karuan, tapi prajurit berkuda dari negara Barbar tetap membentuk formasi sempurna bagaikan jebakan raksasa. Mereka membunuh yang ada di sekitarnya dengan efektif dan cepat. Di sisi lain, Ye Zhantian dan lainnya masuk ke dalam perang sengit, beruntung mereka memiliki banyak ahli tingkat tujuh dan delapan ke atas yang bersatu. Walaupun terluka saat menghadapi prajurit berkuda, tapi para prajurit itu juga tidak bisa menerobos pertahanan mereka dengan mudah.     

Lalu Ye Zhantian memanggil elang abu kegelapan untuk menyerbu dan menabrak ratusan prajurit berkuda.     

Peperangan brutal yang panjang, dimulai karena para pendekar lebih memiliki pertahanan diri yang kuat, sehingga para prajurit tersebut tidak menyerang rakyat lagi, mereka beralih mengepung Ye Zhantian dan lainnya.     

Padang rumput itu menjadi merah karena darah yang bagaikan sungai, dan aroma amis darah pun tercium.     

Di sisi lain, Ye Chen sedang mengendarai elang emas matahari dan melepaskan rohnya. Setelah mencapai Zun langit pertengahan, roh Ye Chen bisa menyelimuti area seluas 50 mil lebih. Dengan kejaran rohnya, Ye Chen dapat melihat beberapa bekas pertarungan.     

Mayat rakyat jelata tergeletak di mana-mana. Ye Chen kemudian menyuruh elang yang ditumpanginya untuk mengikuti mayat dan mencari jejak.     

Ye Chen sendiri tidak dapat mengira ada berapa banyak orang yang meninggal selama perjalanan. Selain rakyat, masih ada prajurit berkuda dari negara Barbar dan pendekar negara Xiwu.     

Rohnya mendarat di salah satu mayat yang tertusuk tiga tombak, tapi di sekelilingnya malah ada ratusan mayat prajurit berkuda negara Barbar.     

Saat ia melihat dengan lebih jelas, Ye Chen pun memucat, ada tatapan penuh amarah di dalam matanya, ia mengenali mayat itu, itu adalah Ye Zhanlie yang biasa ia panggil paman.     

Banyak tombak di tubuhnya, tombak-tombak itu menopangnya dan membuat ia mati berdiri di sana.     

Ye Zhantian dan lainnya tidak membereskan mayatnya, dan hal itu seolah menunjukkan bahwa mereka dalam kondisi kesusahan.     

"Kepala negara Barbar, Tuoba Hongye, aku akan mengingat dendam lautan darah ini. Suatu hari nanti, aku akan mendatangi negara Barbar dan membuat perhitungan dengan kalian!" Muncul urat-urat di lengan Ye Chen, hatinya dipenuhi dengan amarah, "Paman Ye Zhanlie, tunggu aku menolong Ayah dan lainnya dulu, lalu aku akan memakamkanmu!"     

Kemudian elang emas matahari melesat di udara, lalu beberapa saat kemudian menghilang di angkasa.     

Setengah jam kemudian, rohnya sudah sampai di Padang Rumput Xiling, dan ia pun melihat pemandangan tak karuan di sana.     

Setelah melewati pertarungan yang cukup panjang, prajurit negara Barbar sekarang memberi jarak, dan memantau dari kejauhan sembari menyiapkan serangan berikutnya.     

Ye Zhantian melihat sekelilingnya, awalnya ada enam ribu pendekar, tapi sudah mati dua ribu, dan sisanya juga sudah kelelahan. Walaupun mereka sudah membunuh lima ribu lebih prajurit, tapi masih harus menghadapi dua puluh juta prajurit!     

"Mungkin mereka hanya bisa bertahan dua hari, kalau prajurit negara Barbar terus menyerang tanpa istirahat, mungkin mereka tidak akan dapat bertahan!" Ye Chen mengerutkan kening, ia melihat di kejauhan, lagi-lagi prajurit negara Barbar membentuk barisan baru.     

"Komandan Wei sudah bilang, kalau para pendekar yang terhormat ini bersedia menyerah, maka kita akan berhenti." Teriak prajurit negara Barbar.     

"Jangan harap bisa membuat kami menyerah!" Raung seorang pendekar.     

"Lebih baik mati daripada menyerah!"     

Suara orang-orang itu terdengar menggema. Kalau ingin menyerah, sejak awal mereka akan menyerah, mana mungkin menunggu sampai sekarang? Mereka bisa bertahan sampai sekarang dan tidak menyerah, karena mereka adalah ksatria yang tidak takut mati.     

Istri dan anak mereka atau mungkin orang tua mereka sudah mati karena prajurit negara Barbar, kalau sekarang mereka menyerah, mana bisa mereka berhadapan dengan keluarganya nanti?     

"Klan Ye lebih baik mati daripada menyerah!"     

"Klan Xu lebih baik mati daripada menyerah!"     

Di antara orang yang dibawa Ye Zhantian, kebanyakan berasal dari klan bela diri Dao, semuanya saling membantu dan tidak mungkin meninggalkan klannya sendiri, apalagi menyerah pada negara Barbar.     

Di bawah pimpinan Ye Zhantian, para pendekar membentuk formasi bulat, yang keletihan berada di dalam dan duduk bersila untuk memulihkan kekuatan. Sedangkan yang masih kuat berada di luar untuk melawan serangan berikutnya. Ye Zhantian sudah bersiap berperang untuk melawan negara Barbar.     

"Tumpuk mayat negara Barbar dan kudanya di depan!" Ujar Ye Zhantian dengan suara keras, di bawah pimpinannya, semua orang mulai sibuk. Mereka menggunakan kesempatan saat pertarungan berhenti untuk melakukan perintah Ye Zhantian. Tumpukan mayat dan kuda itu menjadi tembok setinggi beberapa meter. Dengan adanya tembok ini, mereka bisa melawan serangan prajurit berkuda dengan efektif.     

"Jangan harap bisa mengalahkan kami dalam dua hari. Walaupun kami mati, kami juga mau membawa puluhan ribu dari kalian mati bersama kami!" Ujar Ye Zhantian dengan penuh keyakinan.     

Tepat pada saat Ye Zhantian akan menerima serangan, tiba-tiba ia merasakan energi yang familiar. Lalu ia pun melihat ada elang emas matahari yang terbang tinggi dengan kecepatan tinggi, sedang mendekat.     

"Chen'er!" Ye Zhantian tiba-tiba bersemangat.     

"Itu?" Melihat Ye Zhantian bersemangat, Xu Jian dan lainnya juga melihat ke arah elang emas matahari.     

Ya Tuhan, itu adalah elang emas matahari, siluman tingkat master langit!     

Di atasnya ada dua bayangan.     

"Saudara Ye, itu siapa?" Xu Jian dan lainnya bertanya. Hanya orang yang memiliki kekuatan luar biasa yang bisa menjinakkan elang emas matahari tingkat master langit. Apakan orang itu adalah leluhur klan Ye yang sering dibicarakan?     

"Itu adalah anakku, Ye Chen!" Kata Ya Zhantian.     

Ye Chen? Pemuda berbakat yang diangkat menjadi murid alkemis Zun - Xuan Yi? Seharusnya kultivasi Ye Chen baru mencapai tingkat sepuluh, kenapa ia bisa menjinakkan siluman itu? Semua orang bertanya-tanya, tapi mereka merasa sangat senang karena ada satu lagi bantuan yang datang.     

Roh Ye Chen mengamati dan melihat Ayahnya, paman keempat, dan lainnya, mereka bersatu dan membentuk formasi bulat yang dikelilingi tumpukan mayat. Ye Chen bisa tahu kalau mereka sudah melalui pertempuran yang brutal. Di luar ada pasukan negara Barbar yang rapi mengepung mereka. Lalu ada jutaan rakyat jelata, dan di beberapa tempat masih ada mayat rakyat jelata yang berserakan, mereka telah dibantai oleh negara Barbar!     

Prajurit tersebut jumlahnya mencapai dua juta prajurit berkuda!     

"Xiaoyi, lindungi Ayah dan lainnya! Apapun yang terjadi, harus melindungi mereka!" Ujar Ye Chen.     

"Baik!"     

Elang emas matahari terbang di atas Ye Zhantian dan lainnya, lalu Xiaoyi turun dari elang emas matahari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.