Langit Sembilan Bintang

Perbedaan Manusia dan Singa



Perbedaan Manusia dan Singa

0"Ayo!" Ji Nan mendengus rendah dan terbang pergi, saat ini ia tidak bisa terlalu mempedulikan hal tersebut.     

Dalam hati Lin Qiu sangat membenci Ji Nan, kalau bukan Ji Nan yang memaksanya memanah elang emas matahari, mereka tak mungkin terkena masalah seperti ini. Namun ia hanya bisa menuruti ucapan Ji Nan.     

Lalu, dua sosok bayangan pun pergi dari sana.     

Gurita dan makhluk laut lainnya menyadari kalau Ji Nan dan Lin Qiu telah lari, mereka pun segera mengejar ke arah dua orang tersebut.     

Lin Qiu dan Ji Nan melesat terbang sejauh 5000-6000 meter, Xuan Qi di dalam tubuh mereka sudah benar-benar habis, membuat mereka jatuh ke dalam laut. Lalu mereka bergegas memakan pil energi bumi dan mulai berenang dengan gila.     

Para gurita dan makhluk laut itu mengejar di belakang dua orang tersebut, tentakel mereka berkali-kali terlihat memukul Lin Qiu dan Ji Nan.     

Tak ada yang menyangka bahwa dua orang ahli Zun energi bisa terpojok sampai separah ini. Mereka akan menutupi kejadian ini saat tiba di kerajaan penegak hukum nanti.     

"Lin Qiu, ayo kita berpencar." Ujar Ji Nan dengan panik, kecepatan berenang mereka sama sekali tidak bisa mengalahkan para makhluk laut. Kalau mereka tidak berpencar, mungkin tidak akan ada yang selamat.     

Lin Qiu juga mengerti, ia akhirnya segera berbalik badan dan berenang ke arah sebaliknya.     

Jarak kedua orang ini semakin jauh, dan di kegelapan lautan, mereka sama sekali tidak dapat menentukan arah.     

Di malam yang gelap, terlihat bintang-bintang bersinar.     

Ye Chen duduk bersila di atas karang, tetap bertahan terhadap terpaan ombak. Ia merasa Xuan Qi di dalam tubuhnya terus meluap bagaikan ombak besar, dan jumlah Xuan Qi-nya mengalami peningkatan. Ia perlahan mulai terbiasa dengan terpaan ombak laut, dan duduk bersila untuk berkultivasi dengan tenang.     

Satu per satu ombak menerpa tubuh Ye Chen, Xuan Qi di dalam tubuhnya tak berhenti ditempa, tubuhnya juga terus ditempa.     

Kalau berkultivasi seperti ini selama satu bulan, maka kultivasi Xuan Qi-nya akan semakin mantap.     

Menerobos ke tingkat yang lebih tinggi setelah mencapai tingkat Zun langit, bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut tidak akan bisa dicapai dalam waktu satu atau dua bulan.     

Setelah lewat tengah malam, barulah Ye Chen kembali ke pulau, tapi ia tetap tidak berhenti berkultivasi, melainkan masuk ke dalam segel bintang langit dan terus menempa rohnya dengan cara melawan singa bintang api ungu.     

Melalui kejadian di area terlarang, keinginan Ye Chen untuk meningkatkan kekuatannya menjadi semakin besar. Ia merasa bahwa, saat ia berada di lautan, itu adalah kesempatan kultivasi yang terbaik untuknya, dan ia tak ingin membuang waktu lagi. Karena itulah, setelah ia baru saja selesai mengkultivasi Xuan Qi-nya di atas karang, ia segera mengkultivasi rohnya di dalam segel bintang langit.     

Ketika singa bintang api ungu melihat Ye Chen mengeluarkan roh untuk bertarung dengannya, wajahnya tampak suram, tapi apa boleh buat, ia hanya bisa meladeni Ye Chen.     

Prajurit berzirah emas sekarang memiliki kekuatan Zun energi awal, jauh lebih sulit dihadapi daripada dulu. Selain itu, kali ini kultivasi Ye Chen lebih keras jika dibandingkan dengan yang sebelumnya. Setiap kali rohnya hancur, tak perlu waktu lama rohnya sudah utuh kembali.     

Ye Chen benar-benar berusaha sekuat tenaga, dan itu membuat singa bintang api ungu sangat kesal.     

"Hei, bocah, aku tidak ingin bermain denganmu lagi!" Singa bintang api ungu menunjukkan gerakan penolakan, kalau diteruskan ia bisa gila. Singa itu sungguh bernasib buruk, bertahun-tahun terkurung di dalam segel bintang langit, bahkan seekor singa betina pun tidak ada, tapi ia malah harus sering menemani bocah gila berkelahi. Padahal singa tersebut dapat mengalahkan Ye Chen dengan mudah. Kondisi ini seperti seorang paruh baya berusia empat puluh tahun yang menemani seorang anak kecil bermain kelereng, bagaimana ia mau bersemangat!     

"Lagi!" Terlihat hasrat perang yang membara di dalam mata Ye Chen, ia menggerakkan prajurit berzirah emasnya untuk menebaskan golok panjangnya.     

Singa bintang api ungu menjerit kesal, ia melesat dan menghindari serangan, Peng! Prajurit berzirah emas sekali lagi dihancurkan. Setiap kali singa bintang menyerang Ye Chen, pemuda itu tidak bisa menghindarinya.     

Ye Chen memucat, ia duduk bersila sejenak, beberapa saat kemudian kembali berdiri, dan prajurit berzirah emas pun kembali muncul.     

Melihat Ye Chen mengeluarkan rohnya lagi, singa bintang api ungu sudah nyaris tak sanggup lagi, ia berbaring di tanah, keempat kakinya terbuka, dan dengan nada malas berkata, "Aku tidak mau bermain denganmu lagi. Kali ini aku tidak akan bergerak, seranglah aku dengan golokmu."     

Ye Chen mengarahkan prajurit berzirah emasnya ke atas singa bintang api ungu, saat goloknya akan menyambar, ia melihat singa itu seperti anjing mati yang terbaring di sana, dan sama sekali tidak bergerak. Hal itu membuat Ye Chen tak bisa berkata-kata, singa bintang api ungu ini sepertinya sudah hidup ribuan tahun, tapi kenapa sikapnya seperti ini…?     

"Bangun, ayo kita bertarung!" Ye Chen sangat ingin bertarung.     

"Tidak mau, belah saja aku, aku akan memberikan kepalaku untukmu." Ujar singa bintang api ungu, ia benar-benar rela memberikan kepalanya.     

Prajurit berzirah emas berdiri di atas singa bintang api ungu, melihat singa itu berbaring di bawahnya, Ye Chen tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Selama berhubungan dengan singa itu, ia sudah sedikit memahami singa bintang api ungu, dan ia bisa merasakan kalau singa itu tidak jahat, hanya sifatnya saja yang sedikit aneh, semua yang dilakukannya hanyalah agar bisa keluar dari segel saja.     

Ye Chen tidak memiliki dendam pada singa itu, malah bisa dibilang kalau singa tersebut sudah membantunya. Kalau singa bintang api ungu tidak bersedia, Ye Chen tidak akan membunuhnya. Namun sementara ini ia tidak berani melepaskan singa tersebut.     

"Singa, kali ini anggap saja seperti kamu menemaniku berkultivasi." Ujar Ye Chen dengan tulus.     

Singa bintang api ungu mendongak dan memutar matanya, "Menemanimu kultivasi, tidak ada untungnya bagiku."     

Sepertinya singa bintang api ungu kali ini sudah membuat keputusan bulat, Ye Chen mondar-mandir sebentar dan berkata, "Begini saja, temani aku kultivasi, selain aku akan melepaskanmu, aku juga akan memenuhi satu keinginanmu."     

Mendengar perkataan Ye Chen, singa bintang api ungu langsung kembali bersemangat, kepalanya mendongak, dua matanya tampak berbinar saat menatap Ye Chen. Kemudian ia bertanya, "Benarkah?"     

Tatapan singa ini seperti melihat daging anjing liar, membuat Ye Chen ketakutan dan mundur beberapa langkah. Lalu Ye Chen berkata dengan lemah, "Tapi tidak boleh mengacau!" Entah kenapa tatapannya membuat Ye Chen ketakutan.     

"Tentu saja!" Singa itu bangkit berdiri dengan semangat, kemudian ia berkata sambil tertawa, "kalau kamu bisa mencarikan seekor singa betina untukku, aku akan menemanimu kultivasi. Tentu saja tubuhnya harus yang seksi. Aku sudah terkurung ribuan tahun, aku sudah hampir gila. Hmmm, tidak bisa, satu ekor saja pasti tidak sanggup melayaniku, bawakan aku beberapa ekor."     

Ye Chen sedikit ragu melihat singa itu, ia sama sekali tak menyangka kalau singa itu akan meminta permintaan yang sangat… genit! Dasar aneh! Ye Chen tidak tahu harus berkata apa, ia berpikir kalau siluman itu sama dengan manusia.     

"Beberapa ribu tahun itu benar-benar lama sekali." Ujar Ye Chen, ia sendiri pun merasa lucu, ia juga bisa membayangkan kalau singa yang terkurung ribuan tahun itu pasti sangat menderita.     

"Iya kan, aku sangat menderita di dalam sini." Ujar singa bintang api ungu sambil cemberut, ia membayangkan majikan sebelumnya, lalu teringat kembali hari-harinya terkurung di dalam segel tersebut dengan mata berkaca-kaca.     

"Aku bisa membantumu, tapi mereka sendiri harus sukarela baru bisa." Ujar Ye Chen lagi.     

"Singa gagah sepertiku, ditambah dengan klan-ku yang memiliki status paling tinggi, mana ada singa betina yang menolakku?" Singa bintang api ungu berkata, seraya mengangkat dagu.     

"Hentikan!" Ujar Ye Chen, "tak usah diungkit lagi." Ia khawatir kalau singa itu melanjutkan ucapannya, ia akan berbicara yang aneh-aneh.     

Singa itu melihat Ye Chen dan berkata, "Aku benar-benar tidak mengerti manusia, kalian terlalu berpura-pura, ada orang yang jelas-jelas sangat ingin, tapi tidak berani mengatakannya dan berpura-pura menjadi seorang ksatria. Ada juga orang yang terlihat baik, tapi sebenarnya berbuat jahat. Manusia benar-benar makhluk yang rumit, tidak seperti aku klan singa, jujur dan lugas, berhubungan adalah hal yang sangat menyenangkan!" Ujar singa itu lagi, seperti memikirkan sesuatu, tiba-tiba ia teringat majikan lamanya, ia merasa bulu kuduknya berdiri dan melihat sekeliling, setelah memastikan tidak ada orang, ia baru menghela napas lega.     

Ye Chen tertawa pahit saat mendengar perkataan singa barusan. Manusia memang banyak yang munafik, tapi kalau manusia seperti singa bintang api ungu, maka itu tidak akan menyenangkan jadinya. Manusia bukan siluman, di dalam hatinya ada perasaan yang jauh berbeda dengan siluman, banyak masalah yang tidak bisa dipahami oleh siluman.     

"Seperti kamu yang jelas-jelas menyukai rubah itu, terima saja dia, bukankah sudah beres? Kenapa harus menutup-nutupinya." Singa itu melanjutkan ucapannya lagi.     

Singa itu sama sekali tidak mengerti perasaan antara Ye Chen dan A Li, ada kalanya ia merasa asalkan bersama maka sudah cukup, sama sekali tidak berkaitan dengan hubungan seksual. Lalu, tiba-tiba Ye Chen teringat sesuatu dan berkata, "Apa kamu melihat sesuatu dari dalam segel bintang langit?"     

"Ckck, aku tidak seperti itu, aku bisa mendengar percakapan kalian, dan merasakan apa yang terjadi di luar sana, tapi tidak bisa melihat." Ujar singa itu lalu melanjutkan lagi, "tapi aku menyukaimu, kalau orang biasa aku akan malas berbicara dengan mereka."     

"Kenapa?" Ye Chen bertanya, baguslah kalau singa itu tidak melihat. Kalau tidak, ia pasti akan melihat A Li yang tidak mengenakan baju. Tapi siapa sangka bahwa singa itu menyebutkan kalau ia menyukai Ye Chen.     

"Karena kamu suka seekor rubah, dan rela mati untuknya."     

"Kenapa memangnya?" Ye Chen tercengang, memangnya hanya karena dirinya menyukai A Li, lalu singa itu menyukainya?     

"Karena rubah itu adalah seekor hewan spiritual, manusia umumnya menganggap mereka sebagai musuh atau ingin menjinakkannya untuk dijadikan peliharaan, sangat sedikit orang yang dengan adil memandang siluman dan hewan spiritual." Ujar singa itu lagi.     

Ternyata seperti itu, Ye Chen berpikir mungkin ini berkaitan dengan pengalaman pribadi singa tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.