Langit Sembilan Bintang

Pedang Cang Lan di Tangan



Pedang Cang Lan di Tangan

0Ye Zong terkejut, awalnya ia mengira Ye Rou pasti akan ikut dengannya. Tapi begitu mendengar perkataan Ye Rou barusan, hatinya seperti tersambar guntur. Kejadian hari ini sudah mendorong Sekte Api Merah sampai di tepi tebing, hingga terancam akan bertarung dengan Kerajaan Cang Lan, dan kemungkinan besar kerajaan tersebut pasti akan membalas dendam.     

Kerajaan Cang Lan mungkin tak akan berani mengganggu Ye Chen, karena sudah tahu bahwa pemuda itu sangatlah kuat. Tapi Sekte Api Merah hanyalah sekte biasa, dan Kerajaan Cang Lan pasti akan membalas dendam.     

Kalau Ye Rou memilih pergi dari Sekte Api Merah ketika badai menerpa mereka, Ye Zong juga tidak bisa berkata apa-apa lagi. Lagi pula Rou'er bukan dibesarkan di sekte tersebut. Tapi ternyata Rou'er malah memilih berjuang dengan Sekte Api Merah. Hal ini membuat Ye Zong merasa sangat malu dan menyesal.     

Mendengar perkataan Ye Rou, Ye Chen langsung mengerti maksud dari gadis tersebut. Setiap anggota Klan Ye di negara Xiwu, semuanya sangat setia. Kalau ia berada di posisi Ye Rou, ia juga akan membuat keputusan yang sama.     

Ye Chen kemudian menatap Ye Zong dengan tatapan dingin, "Ye Zong, apa kamu malu? Sekte Api Merah ingin mendompleng kekuasaan Kerajaan Cang Lan, hingga kamu tega mengorbankan putrimu sendiri. Bahkan kamu tega memaksanya menikah dengan Zong Yi! Tapi saat Sekte Api Merah menghadapi kesulitan, putrimu malah memilih tinggal dan berjuang bersamamu. Selain melahirkannya, apa kalian pernah memberinya kasih sayang keluarga?"     

Perkataan Ye Chen benar-benar menusuk hati Ye Zong. Dulu Ye Zong bukan orang tanpa perasaan seperti sekarang, tapi setelah melewati beberapa tahun berusaha demi Sekte Api Merah, dan bertemu dengan berbagai kekuasaan di daerah lain, ia perlahan lebih mementingkan keuntungan dan menjadi tidak berperasaan. Namun hari ini, perkataan dua pemuda itu membuatnya merasa sangat malu.     

"Ye Zong, hari ini aku menyatakan dengan tegas, kalau Sekte Api Merah berani menindas Rou'er lagi, aku pasti akan memusnahkan sektemu!" Suara Ye Chen terdengar bagaikan guntur yang menyambar, dan menggema di seluruh gunung.     

"Rou'er, Ayah bersalah, pergilah bersamanya, Ayah akan melindungi Sekte Api Merah. Dulu Sekte Api Merah tidak pernah masalah, dan ke depannya juga masih sama. Ayah juga tidak akan membiarkanmu menghadapi kesulitan seorang diri." Ujar Ye Zong dengan tatapan penuh keyakinan.     

Mendengar perkataan ayahnya, segala kabut gelap di hati Ye Rou serasa menghilang, ia mengerti ayahnya sudah melalui berbagai kesulitan demi kelangsungan Sekte Api Merah. Waktu itu, ayah dan ibunya bersikeras untuk mengirimnya ke negara Xiwu demi keselamatannya. Bukankah ini kasih sayang keluarga? Siapa yang rela melihat darah dagingnya sendiri meninggalkan mereka?     

Dan Ye Zong bukanlah orang yang tidak berperasaan. Ye Chen kemudian mendarat, dan menyimpan belati naga abu serta tungku pengguncang langit. Lalu ia melihat ke arah penonton, dan memberikan isyarat pada Ye Zhanlong dan lainnya. Tapi ia tidak menemukan Xiaoyi. Dengan kekuatan Xiaoyi dan mutiara jiwa, seharusnya tidak akan ada orang yang bisa melukainya.     

Kemudian Ye Zong ikut melihat para penonton, "Para hadirin, kejadian hari ini sangat memalukan, pertandingan bela diri hari ini ditutup sampai di sini. Kalau ada pelayanan yang kurang memuaskan, mohon dimaafkan. Sekarang semuanya boleh membubarkan diri!"     

Karena Kepala Sekte Api Merah sudah bicara demikian, para perwakilan sekte-sekte pun mulai berdiri dan meninggalkan tempat satu per satu. Saat berdiri, tatapan mereka semua tertuju pada Ye Chen. Mereka semua ingin mengingat wajah Ye Chen, karena melalui kejadian hari ini, pemuda itu sudah menjadi tokoh yang mahakuasa di negara Zhongyang. Dan para senior juga tidak akan berani mengganggunya.     

Ada beberapa perwakilan sekte juga yang ingin mengobrol dengan Ye Chen, dengan harapan ingin menjalin hubungan dengan kekuasaan yang ada di belakang Ye Chen. Tentu saja ada beberapa orang yang mengincar tungku pengguncang langit Ye Chen, tapi untuk sementara waktu, mereka tidak akan menunjukkannya secara terang-terangan.     

Para hadirin sudah bubar, yang tersisa hanya Sekte Energi Suram, Sekte Takdir Langit, dan Distrik Yunyan saja. Ye Zong memberikan tempat khusus pada mereka. Ye Chen berkenalan dengan Raja Distrik Yunyan dan sibuk dengan urusannya sendiri.     

Setelah semuanya pergi, Sekte Api Merah kembali tenang seperti sedia kala.     

Pertarungan hari ini membuat seluruh Sekte Api Merah merasa khawatir. Kalau Kerajaan Cang Lan ingin menyerang Sekte Api Merah, maka bisa dipastikan akan terjadi pertarungan yang sangat sengit. Sehingga mereka sekarang melakukan seluruh persiapan dengan tegang. Para anggota Sekte Api Merah yang dulunya memandang sebelah mata pada Ye Zhanlong dan lainnya, sekarang semuanya menjauh dan tidak berani mengganggu anggota Klan Ye dari negara Xiwu. Apalagi ketika melihat Ye Chen, mereka malah semakin menunduk dan tak berani bertatapan sama sekali. Ye Chen telah mengalahkan Zong Yi, bahkan mengalahkan dua orang ahli Zun energi puncak sekaligus. Berita tersebut sudah tersebar di seluruh murid Sekte Api Merah.     

Mulai sekarang, tidak ada satupun anggota sekte yang berani meremehkan Klan Ye di negara Xiwu!     

Di jalan kecil yang ada di Sekte Api Merah, Ye Chen dan Ye Rou berjalan dalam diam, keduanya sama sekali tidak berbicara.     

Ye Rou terlihat sedikit malu, ia kemudian mendongak melihat Ye Chen. Jika dibandingkan dengan dulu, ia sudah terlihat lebih santai. Wajahnya menunjukkan ketabahan dan wibawa yang sangat besar. Ye Chen sekarang sudah menggerakkan seluruh negara Zhongyang. Ye Rou sendiri tidak tahu ia lebih suka Ye Chen yang sekarang atau yang dulu, ketika meridiannya putus. Ye Chen yang dulu, walaupun terpuruk, tapi hanya miliknya seorang. Sedangkan Ye Chen yang sekarang sudah bersinar, dan membuat seluruh dunia tunduk padanya.     

"Aku tak menyangka masih bisa bertemu lagi dengan Kak Ye Chen, aku sangat senang. Kak Ye Chen, maafkan aku yang tidak bisa kembali ke negara Xiwu bersamamu." Ucap Ye Rou sambil menatap Ye Chen, ia terlihat merasa bersalah.     

"Tidak apa-apa. Aku mengerti kamu memiliki sesuatu yang ingin kamu lindungi. Walaupun mereka tidak pernah membesarkanmu, tapi mereka adalah Ayah dan Ibumu, dan darah lebih kental daripada air. Hubungan itu tidak akan bisa diputuskan." Ujar Ye Chen sambil tersenyum, "Kalau aku jadi kamu, aku juga akan melakukan hal yang sama."     

Ye Rou mengangguk kecil, ia memilih tinggal bukan hanya semata untuk melindungi ayah ibunya, tapi kalau ia kembali ke negara Xiwu, maka ia akan berada di bawah perlindungan Ye Chen selamanya, sedangkan kalau tinggal di Sekte Api Merah, ia bisa menggunakan fasilitas yang ada di sekte untuk memperkuat dirinya. Dan suatu hari nanti, ia pasti juga bisa melindungi Ye Chen.     

"Hari ini Kak Ye Chen sudah mengalahkan Zong Yi, dan langsung membuat nama Kakak dikenal semua orang. Kakak pasti akan terkenal di negara Zhongyang, entah ada berapa gadis yang akan mengejar Kakak, dan pasti akan ada gadis yang lebih cantik dariku. Kalau hal itu benar terjadi, apa Kakak akan melupakanku?" Ujar Ye Rou sambil tersenyum melihat Ye Chen.     

"Bagaimana mungkin aku melupakanmu?" Ujar Ye Chen, ia memikirkan A Li. Pikirannya sedikit kacau, tak peduli Rou'er ataupun A Li, semuanya telah meninggalkan kesan mendalam pada Ye Chen. Rou'er adalah cinta masa kecilnya, dan merupakan orang yang tidak meninggalkannya ketika meridiannya putus. Sedangkan A Li juga merupakan penolongnya saat keadaan genting, dua hutang budi tersebut tidak bisa dibalas dengan mudah.     

Ye Rou yang cerdas, bisa membaca pikiran Ye Chen yang sedikit ragu. Dan hal itu langsung membuatnya sedih. Mungkin ada banyak perubahan yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun ini. Tapi meskipun Ye Chen berubah, ia tetap tidak akan berubah.     

Ye Rou lalu berbalik badan menatap Ye Chen, "Apapun yang terjadi, di hatiku hanya ada Kak Ye Chen seorang."     

Mendengar perkataan Ye Rou, Ye Chen tercengang. Kemudian ia terharu dan berkata, "Rou'er... aku tidak…"     

Mata Ye Rou yang indah, terlihat menatap wajah Ye Chen dengan lekat, seolah ingin mengingat dengan jelas wajah pemuda itu. Ketika tersenyum, mata gadis itu terlihat sangat indah bagaikan bulan sabit.     

Tatapan Ye Rou membuat wajah Ye Chen merah dan tertawa, "Kita jangan membahas hal ini lagi. Apa rencana ayahmu selanjutnya?"     

"Ia mengutus murid ke Kerajaan Cang Lan untuk memberikan penjelasan, juga sekaligus bersiap untuk perang. Kalau pihak Kerajaan Cang Lan mempersulit Sekte Api Merah, maka tidak ada pilihan lain selain berperang. Kerajaan Cang Lan selama ini terkenal angkuh, dan kejadian kali ini pasti membuat mereka malu. Kak Ye Chen juga harus berhati-hati." Ujar Ye Rou yang perhatian, "Tapi aku dengar para anggota Kerajaan Cang Lan sedang berada di menara jiwa. Jadi untuk sementara ini, sepertinya mereka tidak bisa menyerang kita."     

"Aku mengerti." Ye Chen menganggukkan kepala, "Aku juga berencana ke menara jiwa."     

"Menara jiwa? Untuk apa Kakak ke sana? Orang-orang dari Kerajaan Cang Lan ada di sana!" Ucap Ye Rou yang terlihat khawatir. Kenapa Ye Chen mau masuk ke dalam jaring musuh?     

"Yang seharusnya datang pasti akan datang, tenang saja, aku memiliki cara untuk melindungi diri." Ujar Ye Chen dengan penuh percaya diri.     

"Kak Ye Chen, biarkan aku ikut denganmu."     

Ye Chen menggelengkan kepala, "Akan semakin berbahaya jika tambah satu orang lagi."     

Ye Rou terlihat muram, ia tahu kultivasinya sekarang sama sekali tidak bisa membantu Ye Chen. Dan akhirnya ia pun berkata, "Kalau begitu Kak Ye Chen harus hati-hati!"     

"Baik." Kata Ye Chen sambil mengangguk.     

Ketika mereka berbincang, Xiaoyi kemudian muncul di dalam pepohonan yang tidak jauh dari sana. Anak itu melihat sekeliling, memastikan tidak ada orang lain, lalu memanggil Ye Chen.     

Ye Chen tertawa, Xiaoyi benar-benar nakal, entah apa yang dilakukannya. Ye Chen kemudian membawa Ye Rou menemui Xiaoyi.     

"Xiaoyi, lari ke mana kamu tadi?" Ye Chen bertanya.     

Xiaoyi tertawa dan melihat Ye Rou.     

"Dia adalah Kak Rou'er." Ucap Ye Chen yang memperkenalkan Ye Rou pada Xiaoyi.     

Xiaoyi pun menyapa Rou'er, "Halo kakak Rou'er."     

"Halo, Xiaoyi." Ye Rou kemudian mengelus-elus kepala Xiaoyi yang terlihat lucu.     

"Kak Ye Chen, lihat apa yang aku ambil!" Xiaoyi berkata dengan bangga, dan mengeluarkan pedang panjang dari dalam kantong spasial. Lalu ada Xuan Qi air yang menyebar dalam sekejap. Pedang itu berwarna biru, dan memancarkan sinar biru juga.     

"Pedang Cang Lan!" Ucap Ye Chen yang merasa terkejut.     

"Benar-benar Pedang Cang Lan!" Ye Rou juga tercengang, wajahnya terlihat tidak percaya.     

Ye Chen baru ingat, ketika ia bertarung dengan Zong Yi, pedang itu terlepas dari tangan Zong Yi dan jatuh ke jurang. Ia tak menyangka kalau Xiaoyi sudah mengincarnya sejak awal, dan merebut pedang itu. Entah bagaimana reaksi Kerajaan Cang Lan jika tahu kalau Pedang Cang Lan mereka hilang.     

"Kak Ye Chen, pedang ini berharga kan?" Tanya Xiaoyi sambil menatap Ye Chen, "Guru bilang kalau pedang ini berharga, dan merupakan warisan turun-temurun yang menyegel teknik rahasia. Harta karun spirit tingkat delapan dan sembilan pun tidak bisa melawannya, sama dengan belati naga abu, semua adalah harta karun yang luar biasa."     

"Xiaoyi, apa ada orang dari Kerajaan Cang Lan yang melihatmu mengambilnya?" Tanya Ye Chen, ia bisa merasakan energi air. Ye Chen bisa merasakan kalau pedang itu tidak biasa, dan orang Kerajaan Cang Lan pasti akan berjuang untuk merebutnya kembali.     

"Aku menuruti kata-kata Guru. Setelah mengambil pedang ini aku sembunyi di dalam mutiara." Ujar Xiaoyi sambil tertawa.     

Guru dan murid ini dari awal sudah merencanakannya!     

Ye Rou juga sangat terkejut, Xiaoyi terlihat baru berusia lima tahun tapi bisa merebut Pedang Cang Lan di depan tetua tingkat energi.     

"Kata Guru, belati naga abu itu untukku, dan pedang ini untuk Kak Ye Chen, karena pedang penghancur neraka milik Kakak, jauh lebih lemah daripada pedang ini." Ujar Xiaoyi, lalu menyerahkan pedang Cang Lan itu pada Ye Chen.     

Ye Chen mengangguk kecil dan menerima Pedang Cang Lan. Lalu ia mengembalikan belati naga abu pada Xiaoyi. Kebetulan ia sedang kekurangan satu senjata, dan pedang tersebut pasti bisa berguna. Ye Chen menggenggamnya, dan ia bisa merasakan kalau pedang itu berdengung seperti ingin melepaskan diri dari tangannya.     

Itu menandakan bahwa jiwa senjata di dalam pedang itu sangatlah kuat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.