Langit Sembilan Bintang

Siluman yang Tidak Melukai Manusia



Siluman yang Tidak Melukai Manusia

0

Selama perjalanan, Ye Chen sengaja melepaskan rohnya untuk memeriksa jalanan yang ia lewati sembari terus memacu kudanya dengan cepat untuk menerobos pegunungan.

Dalam perjalanannya, Ye Chen banyak bertemu dengan siluman tingkat tiga dan empat. Pemuda itu sangat jarang bertemu dengan siluman tingkat delapan dan sembilan, karena pada umumnya siluman tingkat delapan dan sembilan ke atas hanya bisa dijumpai di dalam hutan yang ada di gunung.

Tempat yang Ye Chen lewati selama perjalanan menuju ke ibu kota, berbeda dengan kerajaan giok bawah tanah. Siluman yang ada di kerajaan giok bawah tanah kebanyakan berkumpul di area yang sangat luas, maka tidak heran jika ada banyak siluman tingkat sepuluh ke atas di sana. Sedangkan di tempat seperti ini, Ye Chen tak mudah untuk mencari siluman tingkat delapan dan sembilan, apalagi tingkat sepuluh.

Tiga hari telah berlalu, tetapi Ye Chen masih belum menjinakkan satu siluman pun.

Ye Chen lalu memandang ke kejauhan. Sekarang langit sudah mulai gelap, itu berarti ia harus segera mencari tempat untuk beristirahat. Karena kalau tidak, maka ia harus tidur di alam terbuka lagi. Meskipun Ye Chen tidak takut terhadap siluman di dalam hutan yang ada di gunung, tetapi Ye Chen tidak bisa tidur nyaman di dalam hutan.

Tak lama kemudian, roh Ye Chen menemukan sebuah desa yang berjarak lima mil dari tempatnya sekarang. Seharusnya ia dapat beristirahat di sana.

"A Li, malam ini kita ada tempat untuk beristirahat." Ye Chen berkata sambil mengelus-elus kepala A Li.

Perkataan Ye Chen membuat A Li tampak senang.

Ye Chen kemudian menepuk kuda angin hitam yang ia tunggangi, dan segera menuju ke desa tersebut.

Desa tersebut memang agak terpencil, tetapi memiliki jalanan yang sangat luas. Di kedua sisi jalan, ada beberapa toko yang sudah tutup. Lalu, tiba-tiba ada angin yang berhembus hingga membuat pasir berterbangan, dan beberapa orang tua yang ada di tepi jalan pun segera berhamburan pergi untuk menghindari debu pasir tersebut.

Desa tersebut merupakan sebuah desa yang cukup luas, karena di dalamnya ada ribuan rumah penduduk, dan juga ada banyak sekali toko. Hal tersebut menunjukkan bahwa desa ini dulu merupakan tempat yang ramai, namun entah mengapa sekarang menjadi tidak berpenghuni. Sekarang, yang tinggal di desa ini hanyalah para orang tua yang rambutnya sudah penuh dengan uban.

Apakah di sini pernah terjadi perang?

Ye Chen menghela napas, ia pernah mendengar dari anggota klannya bahwa dunia luar sangatlah kacau dan sering terjadi pemberontakan dari prajurit dan rakyat, mungkin desa ini juga pernah mengalaminya.

"Di depan ada penginapan." Ucap Ye Chen yang agak terkejut, karena tak menyangka bahwa dirinya bisa menemukan sebuah penginapan di tempat yang begitu sepi seperti tempat ini. Setelah itu, roh Ye Chen terfokus untuk melihat penghuni yang ada di dalam penginapan tersebut. Tak lama kemudian, roh Ye Chen bisa merasakan aura dari para ahli yang ada di dalam sana.

Di dalam penginapan tersebut ternyata ada tiga orang ahli tingkat sepuluh.

Para ahli tersebut terdiri dari satu orang ahli tingkat sepuluh pertengahan, dan dua orang ahli tingkat sepuluh awal. Akan tetapi, Ye Chen sama sekali tidak takut dan tetap menunggangi kudanya menuju ke arah penginapan tersebut, karena ia sadar bahwa kekuatannya lebih hebat daripada ketiga ahli yang ada di dalam sana.

Penginapan ini memiliki tiga lantai, dan merupakan bangunan yang paling tinggi di desa tersebut. Meskipun bangunannya sudah terlihat tua, tetapi menginap di sana jauh lebih baik daripada harus tidur di alam terbuka.

Sayangnya penginapan ini tidak menyediakan penjaga untuk kuda. Pada akhirnya, Ye Chen harus melompat turun dari kudanya dan mengikatnya di sebuah kayu besar, lalu berjalan masuk ke dalam penginapan tersebut.

"Anda ingin makan atau menginap di sini?" Tanya orang orang tua berjenggot putih yang datang menyambut Ye Chen. Orang tua itu melangkah dengan kaki yang sedikit gemetar.

"Tolong siapkan makanan untukku terlebih dahulu." Ujar Ye Chen. Setelah itu, ia pun berkeliling penginapan tersebut. Di dekat pintu masuk penginapan ada lima buah meja, dan di samping kiri Ye Chen ada tiga orang yang memiliki sebuah pedang emas yang tergantung di pinggang mereka. Pedang emas tersebut terlihat tidak asing bagi Ye Chen. Ia pernah melihat pedang tersebut di kerajaan giok bawah tanah, itu adalah pedang milik anggota sekte Pedang Tai Yi!

Tiga pria itu adalah tiga ahli tingkat sepuluh yang Ye Chen lihat melalui penglihatan rohnya. Mereka bertiga mengenakan jubah putih, dan mengeluarkan aura yang amat kuat. Fokus mereka terlihat tertuju pada satu titik.

Ye Chen kemudian mengikuti arah pandangan mereka yang tertuju pada meja yang ada di pojok sebelah kanan. Di meja tersebut ada seorang wanita yang kelihatannya berusia sekitar dua puluh delapan tahun. Wanita itu mengenakan jubah putih dan memiliki rambut berwarna hitam yang tergerai dengan indah. Wanita itu terlihat sangat anggun dan menawan. Meskipun separuh wajahnya tertutup cadar sutra dan hanya memperlihatkan mata dan sedikit batang hidungnya, serta matanya jernih dan alisnya yang melengkung indah, tetapi kecantikan wanita itu memang tidak bisa dipungkiri. Wanita itu sedang duduk dan minum arak dengan cantiknya, sementara tiga orang anggota sekte Pedang Tai Yi tampak terpesona saat melihat kecantikan wanita tersebut.

Ye Chen kemudian melirik sekilas ke arah wanita tersebut, dan hatinya langsung bergetar. Meskipun ia tidak melihat wajah wanita itu secara keseluruhan, tetapi bisa dipastikan bahwa paras yang ada di balik cadar tersebut memiliki daya pikat yang luar biasa. Paras cantik tersebut memiliki alis yang membingkai indah kedua mata indahnya yang memberikan tatapan dingin. Wanita itu memiliki aura yang memikat bagaikan seorang dewi yang turun dari langit.

Hanya dengan melihat secara sekilas saja, Ye Chen sudah yakin kalau kultivasi wanita tersebut tidak biasa. Sebelumnya Ye Chen telah menggunakan rohnya untuk melihat penginapan ini dan yang terlihat hanyalah tiga orang ahli tingkat sepuluh saja. Saat itu, roh Ye Chen sama sekali tidak merasakan keberadaan wanita tersebut. Sekarang Ye Chen tiba-tiba merasakan bahwa punggungnya sudah basah oleh keringat dingin.

Orang seperti apakah wanita itu hingga roh Ye Chen tak bisa merasakan keberadaannya?

Lalu, tiba-tiba Ye Chen merasakan sikap A Li yang berubah menjadi aneh. Rubah itu tiba-tiba masuk ke dalam pelukan Ye Chen.

Di sisi lain, wanita tersebut sepertinya penasaran terhadap sosok Ye Chen. Ketika wanita itu memandang datar ke arah Ye Chen, ia merasakan rohnya gemetaran dalam sekejap. Untungnya wanita itu sepertinya tidak memiliki niat jahat pada Ye Chen dan segera mengalihkan pandangannya dari pemuda tersebut.

Ye Chen lalu menghela napas lega. Ia kemudian menggunakan rohnya untuk memulihkan dirinya.

"Silahkan, ini makananmu." Pak tua yang tadi melayaninya kini sudah datang dengan membawa beberapa piring lauk dan meletakkannya di atas meja.

Di penginapan ini tak ada karyawan lain selain pak tua tersebut, semua pekerjaan dikerjakan sendiri olehnya.

Ye Chen akhirnya bisa makan dengan lahap karena tidak lagi mengkhawatirkan wanita bercadar, ia takut jika wanita itu bukan manusia!

Seorang manusia tidak dapat melepaskan aura roh yang begitu kuat hanya dalam waktu yang singkat, tetapi wanita itu dapat melakukannya. Mungkin wanita itu adalah hewan spiritual yang bertransformasi menjadi manusia. Pada umumnya, hewan yang bertransformasi menjadi manusia dan datang ke dunia manusia tidak akan membuat kekacauan. Seharusnya Ye Chen tidak akan terlibat dalam masalah, karena ia sendiri tidak merasakan niat buruk dari wanita tersebut. Ye Chen justru kasihan dengan tiga orang anggota sekte Pedang Tai Yi, karena kalau mereka bertiga berani bertindak macam-macam dengan wanita tersebut, maka mungkin mereka bertiga akan mati mengenaskan.

"Tuan, kita sudah mau tutup. Kalau Anda ingin pergi, mohon segera pergi, karena kuda angin hitam tidak dapat dibiarkan di luar jika hari sudah terlalu larut." Pak tua itu berkata dengan hati-hati. Pak tua itu sudah bertemu dengan banyak orang, karena itulah ia sudah tahu kalau Ye Chen dan tiga orang yang ada di sana adalah seorang kultivator hanya dengan sekali lihat.

"Kenapa begitu?" Tanya Ye Chen yang merasa penasaran. Apakah di desa ini ada seorang ahli yang sering merebut kuda angin hitam?

"Panjang ceritanya. Desa kami awalnya adalah sebuah desa yang sangat ramai dengan penduduk, hanya saja beberapa tahun yang lalu muncul siluman buas yang berasal dari atas gunung. Siluman itu tidak mencelakai manusia, melainkan memakan hewan seperti sapi, kambing, ayam, dan bebek yang ada di desa ini. Dulu ada beberapa kultivator yang datang, tetapi mereka semua tidak bisa mengusir siluman tersebut. Pada akhirnya, semua warga yang ada di desa ini memutuskan untuk lari dan meninggalkan tempat ini. Sekarang yang tersisa hanyalah para orang tua yang tak rela meninggalkan desa ini. Kalau Anda tidak pergi, takutnya kuda angin hitam milik Anda akan menjadi mangsa siluman tersebut." Ujar pak tua itu dengan gelisah. Meskipun para tamu yang memiliki kuda angin akan segera lari ketakutan setelah mendengarkan cerita tersebut, tetapi pak tua itu tetap memilih untuk jujur agar tak merugikan yang lain.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.