Langit Sembilan Bintang

Dao Melahirkan Satu



Dao Melahirkan Satu

0

Ye Chen ingin menjadi yang paling kuat karena ia tidak ingin merasakan ketidakberdayaan seperti yang ia rasakan saat tidak bisa membantu sepasang suami istri tua dan cucunya. Terlebih lagi, ia ingin menjadi yang terkuat agar ia dapat melindungi dirinya sendiri.

1

Lalu, tiba-tiba ada sebuah energi ajaib yang berputar di sekeliling Ye Chen. Kesembilan bintang yang ada di dalam tubuhnya telah mengalami sedikit perubahan. Pemuda itu samar-samar dapat mendengar suara kupu-kupu yang memecahkan kepompongnya. Suara itu berasal dari dalam jiwanya.

Ye Chen kemudian memejamkan mata. Ia bisa melihat hamparan padang rumput tanpa batas dan seekor kupu-kupu yang bermandikan cahaya matahari yang terang sedang terbang berputar-putar di sana.

Sementara itu, Tantai Ling dan siluman ular bersayap masih melanjutkan pertarungan mereka di udara, lalu tiba-tiba Tantai Ling seperti merasakan sesuatu. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah penginapan.

Tantai Ling tidak terlalu mahir dalam seni bela diri, karena itulah ia terus berusaha mengembangkan kemampuannya dalam seni bela diri Dao dengan mengalahkan ahli bela diri satu per satu. Sekarang Tantai Ling merasa dirinya sudah berada di batasan untuk naik tingkat, karena itulah ia sengaja mencari lawan yang kuat untuk membantunya naik tingkat, tetapi ia belum menemukannya. Namun hari ini, ia merasakan aura yang sangat kuat dari seorang pemuda berusia tujuh belas tahun yang merupakan seorang ahli tingkat sepuluh.

Tindakan Ye Chen yang menolong tiga rakyat jelata itu membuat Tantai Ling tidak habis pikir. Akan tetapi, suara raungan kemarahan dari prajurit berzirah emas yang penuh dengan kesedihan dan amarah tersebut berhasil membuat jiwa Tantai Ling bergetar. Ia tidak mengerti bagaimana bisa pikiran roh yang belum memadat, bisa mengeluarkan energi yang sangat mengerikan.

Ular bersayap juga berhenti sejenak saat mendengar raungan kemarahan dari prajurit berzirah emas tersebut. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan bekas luka, dan darah segar pun mengalir dari tubuhnya. Luka yang ada di tubuhnya membuat orang lain yang melihat menjadi ngeri. Kalau bukan karena kemampuan pemulihannya yang sangat kuat, mungkin ia sudah terbunuh oleh Tantai Ling!

Awalnya ular bersayap itu mengira bahwa prajurit berzirah emas tersebut adalah komplotan Tantai Ling, tetapi setelah melihat ekspresi Tantai Ling, siluman ular itu tahu kalau prajurit tersebut bukanlah teman Tantai Ling.

Lalu, tiba-tiba kabut beracun yang ada di sekitar ular bersayap tersebut berubah menjadi siluman ular yang menyerang Tantai Ling.

"Mati kau!" Teriak ular bersayap dengan geram. Kabut hitam yang ada di angkasa tampak seperti sedang menarikan tarian setan pengacau.

"Aku tak menyangka bahwa kemampuanmu hanya sebatas ini, setelah aku jauh-jauh datang ke sini, membosankan. Kita sudahi saja!" Tantai Ling kemudian memfokuskan pandangan matanya ke arah siluman ular yang berasal dari kabut hitam tersebut, lalu Tantai Ling tiba-tiba sudah muncul di atas tubuh ular bersayap tersebut dalam sekejap.

"Kenapa bisa begini?" Tanya ular bersayap tersebut. Ular itu tiba-tiba merasa kehilangan tujuan, karena Tantai Ling sudah muncul di atasnya dalam sekejap. Ular itu kemudian segera menyerang Tantai Ling dengan enam senjata yang dimilikinya.

Tak lama kemudian, tubuh ular bersayap yang memiliki panjang hingga ratusan meter tersebut menabrak Tantai Ling, tetapi Tantai Ling tak bergeming sama sekali. Trisula yang ada di tangannya kemudian melayang dan menusuk ular bersayap tersebut.

Ting! Ting! Ting!

Keenam senjata yang ada di tangan ular bersayap itu pun terbelah menjadi dua bagian.

Darah segar pun memuncrat saat trisula milik Tantai Ling menancap di tubuh ular bersayap tersebut. "Hong!" Setelah ular bersayap itu tertusuk trisula, ia pun jatuh ke tanah dan menghancurkan beberapa rumah warga. Ketika tubuhnya jatuh ke tanah, seluruh desa tersebut menjadi bergetar.

Satu serangan dari Tantai Ling telah mengakhiri semuanya.

Setelah siluman bersayap itu jatuh ke tanah, ia berubah menjadi kabut hitam dan segera menghilang dari sana.

Meskipun siluman ular bersayap itu melarikan diri, tetapi Tantai Ling enggan mengejarnya. Tangan kanannya bergerak untuk mengambil trisula yang tertancap di tubuh siluman tersebut lalu kembali ke penginapan dan menghancurkan sebagian atap dari penginapan tersebut.

Atap yang hancur itu adalah atap kamar Ye Chen!

Tantai Ling bagaikan dewi yang sangat hebat. Ia bisa melihat Ye Chen yang terbaring lemah di kasur setelah menghancurkan atap kamarnya.

"Sepertinya aku meremehkanmu. Aku tak menyangka bahwa di dalam tubuhmu tersembunyi roh yang sangat kuat." Ujar Tantai Ling seraya memandang Ye Chen dalam diam.

Sementara itu, A Li tampak bergidik ngeri lalu mengeluarkan taring tajamnya dan melihat sosok Tantai Ling dengan penuh kebencian.

"Seekor rubah berekor enam, belum menerobos ke tingkat master. Bocah, kamu kira kamu bisa melawanku?" Ujar Tantai Ling dengan nada yang amat datar sambil memandang ke arah A Li. Sementara itu, trisula yang ada di tangan kanan Tantai Ling tak berhenti berputar.

Akan tetapi, A Li sama sekali tidak gentar. Walaupun ia tahu dirinya belum mampu melawan Tantai Ling, tetapi ia tidak akan mengalah!

"A Li, jangan." Cegah Ye Chen seraya mengulurkan tangan kanannya. Meskipun ia sedang tak bertenaga, tetapi ia tetap menarik A Li ke dalam pelukannya karena rubah itu belum bisa menandingi kekuatan Tantai Ling.

"Rubah kecil, seharusnya kamu segera lari. Aku benar-benar tidak mengerti dengan yang kalian sebut sebagai 'perasaan', itu semua tak berarti. Seni bela diri Dao yang sesungguhnya adalah dengan memacu diri untuk terus berkembang menjadi yang terkuat. Perasaan hanyalah hal yang merepotkan." Ujar Tantai Ling dengan nada bicara yang begitu dingin. Ia kemudian melihat Ye Chen dan kembali melanjutkan ucapannya. "Apakah kamu sedang menyesali tindakan mu yang berusaha menolong tiga warga tadi? Kalau kamu tidak menolong mereka, sekarang kamu pasti masih bisa melarikan diri. Sayangnya, kini sudah tidak ada jalan lagi untuk melarikan diri."

"Aku tidak menyesal." Ujar Ye Chen penuh keyakinan.

"Kenapa?" Tanya Tantai Ling yang masih menatap Ye Chen dengan tatapan datar.

"Ini adalah seni bela diri Dao-ku." Jawab Ye Chen sambil memandang lurus ke arah Tantai Ling.

Tantai Ling kemudian tertawa seolah ia baru saja mendengar sesuatu yang lucu. "Apa? Bela diri Dao-mu? Aku lupa kalau kamu juga mendapat pemahaman mengenai arti sebenarnya dari seni bela diri Dao. Apakah yang kamu maksud dengan Dao-mu adalah mengorbankan diri demi orang yang lebih lemah? Untuk mencapai kehidupan kekal, kamu harus belajar untuk tak berperasaan, setelah itu kamu baru bisa mencapai puncak."

"Kamu salah." Pungkas Ye Chen, ia kemudian melanjutkan ucapannya. "Entah kamu adalah ahli tingkat berapa, tapi sepertinya kamu terus menantang ahli lainnya. Kultivasimu sudah sampai pada titik yang tiba bisa berkembang lagi. Kalau tahap bela diri Dao-mu setara dengan kultivasimu, seharusnya dengan bakatmu, kamu tidak akan mengalami hal ini. Jadi bisa dibilang kalau pemahaman Dao-mu salah!"

Tatapan Tantai Ling yang dingin akhirnya sedikit berubah. Sekarang kedua matanya menyipit dan melihat sosok Ye Chen, lalu berkata, "Apa kamu bilang? Kamu bilang Dao-ku salah?" Ada ejekan dalam nada bicaranya. Tiba-tiba kemarahannya memuncak, lalu muncul hawa membunuh yang mengunci Ye Chen.

Sampai sekarang, belum ada orang yang berani menyalahkan Dao yang dipelajari oleh Tantai Ling!

"Semua orang kuat yang ada di dalam sejarah adalah orang yang penuh cinta. Mereka dapat mencapai Dao tingkat tinggi dengan cinta kasih. Dao melahirkan satu, satu melahirkan dua, dan dua melahirkan tiga, lalu tiga melahirkan makhluk hidup yang ada di dunia ini. Semua makhluk hidup di dunia ini berasal dari Dao. Keberadaan makhluk hidup lah yang melahirkan pemahaman Dao. Kalau tidak ada cinta di dalam hati, maka kita akan dikuasai pikiran untuk membunuh dan pada akhirnya akan menjadi pembunuh yang sangat sadis. Jika tidak mempunyai pikiran dan perasaan, lalu bagaimana bisa memahami Dao?" Ujar Ye Chen yang merasakan bahwa hawa membunuh dari Tantai Ling menjadi semakin kuat. Seluruh pori-pori yang ada di dalam tubuh Ye Chen seolah sedang ditusuk-tusuk. Tubuhnya seolah akan hancur menjadi berkeping-keping, tetapi ia tetap bertahan untuk menyelesaikan kalimatnya.

Tantai Ling tak menyangka bahwa Ye Chen yang sedang berada di bawah tekanannya, justru berani beradu mulut dengannya. Hal tersebut membuat hawa membunuh Tantai Ling menjadi semakin kuat, ia kemudian memandang Ye Chen dengan tatapan dingin.

Begitu Tantai Ling menggerakkan jarinya, Ye Chen pasti mati!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.