Langit Sembilan Bintang

Gua



Gua

0

Prajurit berzirah emas itu dapat dilihat dengan kasat mata. Hal tersebut membuktikan bahwa roh Ye Chen nyaris terbentuk secara sempurna.

"Sudahlah, tusukan trisula Tantai Ling yang terakhir itu mungkin sudah membunuh ular bersayap itu. Ia tidak membereskan mayatnya dan pergi begitu saja. Sekarang, mayat siluman ular bersayap itu adalah milik kita!" Ujar Zhou Yan. Ada keserakahan dalam pandangan matanya. Entah ular bersayap itu adalah siluman tingkat berapa, tetapi kalau bisa sampai bertanding dengan Tantai Ling, maka kekuatannya pasti cukup luar biasa.

Setelah ular bersayap itu jatuh ke tanah, ia tertimbun reruntuhan bangunan yang ada di desa. Hal tersebut membuat Zhou Yan dan lainnya menyangka kalau mayatnya masih di dalam desa, apalagi sekarang masih gelap dan mereka tidak bisa melihat dengan jelas.

Dengan dibayang-bayangi keuntungan yang besar, tiga orang itu kembali ke desa.

Di sisi lain, Ye Chen tampak sedang memulihkan diri. Luka pada roh tidak dapat dipulihkan dalam waktu sehari atau dua hari, tetapi kalau dipaksakan masih dapat digunakan. Sekarang, Xuan Qi Ye Chen menjadi lebih cepat pulih, dan kondisinya sudah mulai pulih.

Namun tiba-tiba A Li menjerit dengan panik.

Ye Chen pun membuka matanya. Ia tak menyangka bahwa Zhou Yan dan teman-temannya akan kembali. Dengan kemampuannya, Ye Chen dapat dengan mudah membunuh tiga orang itu, tetapi sekarang tubuhnya sedang terluka parah. Ia tidak mungkin bisa mengalahkan seorang ahli tingkat sepuluh awal. Sedangkan A Li, rubah itu memang memiliki kekuatan untuk bertarung, tetapi ia hanya dapat menggunakan teknik ilusi. Begitu teknik ilusinya dipecahkan oleh lawan dan terjadi pertarungan, maka A Li pasti akan kalah.

Lalu bagaimana?

Apakah Ye Chen harus kabur? Dengan luka yang dideritanya, Ye Chen pasti tidak dapat kabur terlalu jauh. Ia pasti mati kalau sampai tertangkap oleh Zhou Yan dan lainnya. Akan tetapi, bersembunyi di dalam penginapan juga tidak aman karena Zhou Yan dan lainnya pasti mencari ke penginapan!

Setelah terdiam beberapa saat, Ye Chen akhirnya menemukan beberapa cara.

Di malam hari yang sangat gelap ini, seluruh warga desa tersebut bersembunyi di rumah masing-masing tak berani keluar. Itu berarti, jalanan di desa ini pasti kosong melompong.

Sementara itu, Zhou Yan dan lainnya tampak sedang berjalan dengan hati-hati. Mereka perlahan-lahan mendekati tengah-tengah desa. Mereka kemudian memandang dari jauh, dan melihat ada banyak bangunan yang runtuh. Itu membuktikan seberapa sengit pertarungan yang berlangsung sebelumnya. Mereka juga melihat sebuah lubang besar, mungkin itu adalah lubang yang muncul akibat jatuhnya ular bersayap. Sayangnya, ular bersayap tersebut sudah tidak ada di sana.

"Apa yang terjadi? Apakah ular bersayap itu tidak mati?" Tanya Zhou Yan.

"Jangan-jangan Tantai Ling tidak membunuhnya?" Ujar Lin Tao yang merasa ketakutan. "Sekarang bagaimana? Siluman itu tidak sedang bersembunyi, kan?"

"Takutnya kita bertiga juga tidak dapat mengalahkannya meskipun ia sedang terluka parah." Ujar Zhou Yan.

"Belum tentu. Tergantung separah apa lukanya. Kalau sudah sekarat, bukankah itu artinya kita beruntung?" Ucap Wang Yue yang sering mengikuti tetua sekte Pedang Tai Yi. Mereka sering mengambil resiko, tidak seperti Zhou Yan dan Lin Tao yang penakut. "Ayo kita pergi mencarinya. Kalau bertemu dengan bahaya, kita tinggal lari saja."

Di tengah-tengah keraguan mereka, tiba-tiba muncul bayangan putih yang datang mendekat. Bayangan tersebut terlihat begitu mencolok di tengah kegelapan malam, itu adalah Ye Chen.

Wajah Ye Chen terlihat pucat, tetapi tak terlalu kelihatan karena tempat ini sangatlah gelap.

"Itu adalah manusia!" Ujar Zhou Yan yang merasa terkejut saat melihat Ye Chen yang perlahan mendekat, hatinya pun menjadi tegang.

Sebelumnya, Ye Chen meninggalkan kesan yang sangat dalam pada Zhou Yan, bahkan hingga detik ini Zhou Yan tetap tidak dapat menebak kekuatan Ye Chen. Pemuda itu terlalu misterius bagi Zhou Yan.

"Apakah ia juga tidak pergi?" Wang Yue bertanya dengan heran sambil memandang sosok Ye Chen. Ada beberapa rumah yang terbakar, dan di dalam kobaran api itu ada sebuah lubang besar, apakah Ye Chen keluar dari lubang itu?

Zhou Yan dan yang lain kembali mengingat-ingat pertarungan yang terjadi sebelumnya. Setelah ular bersayap itu muncul, Ye Chen sama sekali tidak kelihatan, jangan-jangan…. Di dalam benak mereka terbersit sebuah pemikiran yang amat mengerikan yakni, apakah Ye Chen adalah jelmaan dari ular bersayap itu?

Mengingat kemunculan Tantai Ling dan Ye Chen yang aneh, mereka bertiga merasa yakin dengan pemikirannya.

Apalagi setelah melihat kondisi Ye Chen yang sepertinya tidak terluka!

"Jangan-jangan pertarungan di antara ular bersayap dan siluman laut hanyalah latihan? Kalau tidak, sejak awal mereka pasti sudah bertarung di penginapan!" Ujar Lin Tao yang merasa ngeri. Awalnya mereka memberanikan diri kembali ke desa, tetapi sekarang mereka seperti burung yang ketakutan.

Zhou Yan dan yang lain tampak begitu ketakutan karena mereka telah melihat sendiri kekuatan siluman ular bersayap. Sekarang, saat melihat Ye Chen yang sepertinya tidak terluka parah membuat mereka ketakutan hingga sekujur tubuh mereka berkeringat dingin.

Mereka kemudian bergegas untuk bersembunyi di belakang jerami. Ketika Ye Chen sedang memandang ke arah mereka, ada kegelapan dalam pandangan mata Ye Chen. Tatapan pemuda itu terasa seperti menusuk ke jantung mereka dan membuat mereka ketahuan!

Wajah Zhou Yan dan lainnya pun memucat. Tiba-tiba mereka merasakan langit seolah dipenuhi dengan siluman ular yang mengepung mereka dari empat penjuru.

"Lari!"

Ketiga orang itu melesat dengan secepat kilat seolah nyawa mereka sedang terancam.

Ye Chen merasa heran saat melihat Zhou Yan dan lainnya lari terbirit-birit. A Li baru sebentar menggunakan teknik ilusinya, seharusnya mereka tak sampai lari ketakutan seperti itu. Ye Chen tak tahu kalau mereka bertiga sudah salah paham dan menganggapnya sebagai siluman ular bersayap. Sementara itu, telapak tangan Ye Chen tampak basah oleh keringat. Pemuda itu mengira kalau Zhou Yan dan lainnya tidak tahu situasi yang sebenarnya. Ye Chen sebenarnya tidak ingin menyerang, tetapi mereka malah langsung lari terbirit-birit.

Ye Chen memang muncul dari lubang besar tersebut. Di belakangnya ada kobaran api yang amat besar. Lubang itu terbentuk karena siluman ular bersayap yang terjatuh, pantas saja mereka bertiga menjadi salah paham terhadap Ye Chen.

Melihat mereka bertiga lari ketakutan, Ye Chen pun langsung merasa lega dan memperlambat langkah kakinya sambil terus memulihkan Xuan Qi-nya.

"A Li, kuda angin hitam kita sudah dimakan. Sepertinya kita harus berjalan kaki untuk keluar dari desa ini." Kata Ye Chen lalu tertawa pahit.

A Li tiba-tiba turun dari bahu Ye Chen dan berjalan beberapa langkah lalu menoleh.

"Kamu ingin mengajakku ke mana?" Tanya Ye Chen seraya mengikuti A Li dari belakang.

Ketika mereka sudah keluar dari desa, Ye Chen melihat jejak darah yang ada di tanah. Hal tersebut membuatnya terkejut. Ia kemudian bertanya, "A Li, apakah kamu ingin mengajakku mencari siluman ular bersayap?"

A Li menganggukkan kepalanya.

"Siluman ular bersayap itu terlalu kuat. Meskipun lukaku sudah pulih, tapi tetap saja aku tidak bisa menandinginya." Ujar Ye Chen dengan gelisah.

A Li menggelengkan kepalanya seolah sedang menjelaskan sesuatu.

"Baiklah, kalau begitu kita lihat bersama-sama." Ujar Ye Chen setelah berpikir sejenak. Ia mempercayai A Li. Rubah itu pasti punya alasan khusus hingga mengajak Ye Chen mencari siluman ular bersayap tersebut.

Sepanjang perjalanan, luka Ye Chen memulih dengan cepat, dan Xuan Qi-nya sudah hampir pulih sepenuhnya. Rohnya juga sedang memulihkan diri, tetapi luka di rohnya tidak mudah disembuhkan. Setelah ditembus oleh cahaya saat hendak menyelamatkan pasangan tua dan cucunya tersebut, Ye Chen merasa rohnya menjadi sedikit berubah. Akan tetapi Ye Chen juga tidak begitu jelas dengan perubahan tersebut.

Sekarang Ye Che dan A Li sedang melewati hutan gunung, dan setengah jam kemudian, di bawah pimpinan A Li, Ye Chen sudah tiba di sebuah tebing. Di samping tebing itu ada dua buah batu besar, dan sebuah gua yang tersembunyi. Dari dalam gua itu ada hawa dingin yang terus keluar. Bibir gua itu tertutup dengan kabut putih.

"Apakah siluman itu ada di sini?" Ye Chen bertanya seraya mendekati mulut gua tersebut. Ia bisa merasakan hawa dingin yang menusuk ke dalam tulangnya, dan membuat tubuhnya seperti membeku. "Dingin sekali!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.