Langit Sembilan Bintang

Rahasia Klan



Rahasia Klan

0

Nyali orang paruh baya tersebut menjadi ciut saat siluman kera angin putih memindahkan beras.

"Pikul dengan baik!" Ujar Ye Chen, ia melihat kera angin putih meletakkan karung beras di atas punggung orang paruh baya tersebut.

Setelah itu, orang tersebut melangkah keluar dengan hati-hati.

"Benar-benar mendapat beras!"

"Benar-benar mendapat beras!" Terjadi kekacauan di antara orang-orang yang ada di luar. Mata mereka berkaca-kaca karena merasa terharu. Bagaimana mungkin mereka tidak merasa demikian setelah sekian lama tidak makan kenyang.

"Tak boleh menyalip, baris yang baik!" Ye Chen berseru untuk menertibkan orang-orang yang mengantri. Para rakyat jelata pun segera menenangkan diri dan melihat kera angin putih yang sedang membagikan beras.

Orang pertama yang mendapatkan beras pun berjalan keluar dan mendapatkan tatapan iri dari orang-orang yang sedang mengantri. Orang tersebut berhenti sebentar lalu meletakkan berasnya di tanah. Ia kemudian berbalik menghadap Ye Chen dan berlutut untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya sambil menundukkan kepalanya tiga kali. Setelah itu, barulah ia berdiri lagi dan membawa pergi berasnya.

Ye Chen menjadi terharu setelah melihat hal tersebut. Harapan terbesar orang-orang itu hanyalah bisa makan dengan kenyang. Ye Chen dapat merasakan betapa besar rasa terima kasih orang tersebut. Ye Chen kemudian mengayunkan tangan kanannya, lalu elang api dan elang hitam pun terbang ke angkasa. Siapapun yang berani merebut beras dari orang-orang ini akan berurusan dengan elang api dan elang hitam tersebut!

Orang kedua juga telah mendapatkan beras. Orang kedua adalah lansia dengan rambut yang sudah memutih. Ia juga ikut berlutut di depan pintu dan menundukkan kepalanya tiga kali untuk menunjukkan rasa terima kasihnya pada Ye Chen.

Orang-orang tersebut satu per satu mendapatkan jatah berasnya. Setiap orang tak lupa bersujud dan menundukkan kepalanya tiga kali kepada Ye Chen. Pemandangan ini membuat hati Ye Chen menjadi terharu.

Di dalam kota distrik Donglin terjadi beberapa kekacauan, tetapi sudah ditertibkan oleh Xu Jian dan beberapa ketua klan lainnya. Ada beberapa orang yang mencoba merebut beras, tetapi sudah ditakut-takuti oleh elang hitam dan elang api. Setiap ada orang yang ingin berbuat jahat, mereka akan membatalkan niatnya setelah melihat elang hitam dan elang api yang berpatroli di angkasa.

Kera angin putih bekerja dengan sangat cepat. Ia membuka satu per satu penyimpanan beras dan tak berhenti membagikannya pada orang-orang. Siluman tersebut juga memiliki kemampuan mengenali wajah seseorang dengan sangat baik. Ada beberapa orang yang mencoba mengambil dua kali, tetapi semuanya diusir oleh kera tersebut.

Ye Chen membiarkan A Li, kera angin putih, elang hitam, dan elang api tinggal di kota distrik Donglin. Tiga siluman tingkat sepuluh tersebut cukup cerdas dan Ye Chen dapat mengontrol mereka dari jauh. Ditambah dengan arahan A Li, Ye Chen tak perlu khawatir akan terjadi masalah. Ye Chen kemudian melesat pergi untuk kembali ke benteng klan Ye.

Malam hari kediaman raja Donglin tetap terang benderang. Tak terhitung sudah berapa rakyat yang sudah mengambil jatah berasnya. Setiap keluarga sudah mendapatkan beras. Meskipun ada pemeriksaan dari pemerintahan pusat, tetapi mereka tetap tidak boleh mati! Sudah ada banyak orang yang kelaparan selama berhari-hari. Kini akhirnya mereka bisa makan dengan kenyang selama beberapa waktu. Mereka sangat berterima kasih pada klan Ye. Ada banyak orang yang bersujud menghadap arah di mana klan Ye berada untuk berterima kasih.

Ye Chen baru sampai di ke klan Ye saat dini hari. Kalau mengendarai kuda, ia perlu beberapa hari untuk sampai ke klan Ye, tetapi dengan Xuan Qi tingkat sepuluh, Ye Chen berhasil menempuhnya hanya dalam waktu sehari.

Meskipun di dalam klan Ye porak poranda, tetapi setelah dirapikan lagi, yang tersisa hanya bercak darah dan bau amis yang menjadi saksi bisu dari pembantaian yang sebelumnya terjadi.

Siluman harimau merah langit dan siluman macan tutul guntur terluka, tetapi mereka tidak mati. Mereka sudah dirawat oleh anggota klan dan ditempatkan di sebuah bangunan kayu yang ada di samping aula latihan.

Ye Chen memandang lurus ke arah rumahnya. Tadi ia terburu-buru pergi ke kediaman raja Donglin untuk mencari obat penawar. Tiba-tiba sekarang ia teringat kalau ia belum melihat Rou'er sama sekali. Hal tersebut membuat Ye Chen tak kuasa menahan kecemasannya, ia khawatir terjadi sesuatu pada Ye Rou.

Hati Ye Chen dipenuhi dengan kekhawatiran lalu masuk ke dalam rumah ayahnya yang terang benderang. Di dalamnya sudah ada kasur yang berjejeran dan ditata dengan rapi. Kasur tersebut digunakan untuk para anggota yang terluka. Selain itu, ada orang yang bertugas untuk menjaga mereka.

Ye Zhantian, Ye Cangxuan, dan yang lainnya tampak berbaring di kasur, mereka sedang menjalani pengobatan. Sekarang luka di tubuh mereka sudah diperban.

"Ayah, Kakek ketua, aku sudah kembali." Ujar Ye Chen. Ia merasa pilu saat melihat kondisi mereka.

"Chen'er, apa kamu menemukan obat penawarnya?" Tanya Ye Cangxuan pada Ye Chen. Ye Cangxuan menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya berdiri dan bertanya dengan panik pada Ye Chen, meski ia sempat terbatuk-batuk beberapa kali. Kalau tidak sedang dalam kondisi lemah, biasanya ahli tingkat sepuluh seperti Ye Cangxuan tidak akan batuk.

"Iya Kakek ketua, Anda berbaring saja, jangan terlalu memaksakan diri." Jawab Ye Chen sambil menganggukkan kepala. Ye Chen tak berani mengatakan kalau obat penawar yang diambilnya tak dapat menyembuhkan racun tersebut setelah melihat kondisi Ye Zhantian dan Ye Cangxuan.

"Bagus, bagus, bagus. Kalau begitu aku bisa tenang." Kata Ye Cangxuan lalu menghela napas lega. Ye Zhantian yang ada di sampingnya juga terlihat lega.

Kali ini sebagian besar klan Ye mengalami luka parah. Ada beberapa anggota yang tak kuat dan harus berakhir meninggal dunia. Namun klan mereka dapat bertahan hidup dan tidak musnah. Mereka semua merasa seperti telah melewati sebuah bencana besar. Di dunia yang kacau ini, kematian memang normal, tapi yang hidup masih harus melanjutkan hidup dengan berani dan tidak terlarut dalam duka yang mendalam.

"Ayah, Kekek ketua, Rou'er di mana? Kenapa aku tidak melihatnya?" Tanya Ye Chen dengan cemas.

Ye Cangxuan dan Ye Zhantian saling pandang dan menghela napas. Melihat respon mereka, tiba-tiba Ye Chen memiliki firasat buruk dan tangannya pun menegang. Rou'er tumbuh besar bersama dengan Ye Chen, mereka sudah hidup bersama hampir sepuluh tahun lebih. Tanpa harus mengungkit perasaan antara pria dan wanita di antara mereka, mereka memiliki rasa persaudaraan yang mendalam. Apa Rou'er meninggal? Ye Chen memucat dan nyaris tak bisa berdiri stabil saat memikirkan hal tersebut.

"Chen'er, tak perlu khawatir. Rou'er tidak apa-apa." Ye Zhantian segera memberitahu putranya yang tampak khawatir. "Kamu tadi terlalu terburu-buru, sehingga kami belum sempat memberitahu kabar ini padamu. Rou'er sudah setengah bulan kembali ke tempat ayah dan ibu kandungnya."

"Kembali ke ayah dan ibunya?" Ye Chen tercengang mendengar ucapan barusan. Dulu ia tak pernah mendengar Ye Zhantian dan Ye Cangxuan mengungkit hal ini.

"Kamu juga tahu, Rou'er adalah anak yang dititipkan di klan Ye, bukan asli klan Ye." Ujar Ye Cangxuan. Ia menghela napas sambil melihat Ye Chen. Ada perasaan tak rela di dalam hatinya. Awalnya ia ingin menjodohkan Ye Rou dengan Ye Chen, tetapi sayang mereka berdua tidak berjodoh.

"Tentu saja aku tahu. Kalau ia baik-baik saja, aku bisa tenang." Hati Ye Chen seperti terjatuh ke tanah.

Ye Zhantian melihat Ye Chen, ia ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu-ragu untuk mengungkapkannya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk mengatakannya. "Chen'er, lebih baik kamu melupakan Rou'er. Mungkin ia tak akan kembali lagi."

"Kenapa?" Tanya Ye Chen. Rou'er pergi untuk menemui ayah dan ibu kandungnya, tetapi kenapa ia tak bisa kembali menjenguk klan Ye? Bukankah ayah dan ibu angkat Ye Rou masih di klan Ye?

"Panjang ceritanya. Ayah dan ibu kandung Ye Rou merupakan salah satu anggota dari cabang klan Ye, tapi kami sudah tidak berhubungan selama ribuan tahun. Belasan tahun yang lalu klan itu terkena beberapa masalah yang nyaris membuat klan mereka hancur, sehingga ayah dan ibu Rou'er memutuskan untuk menitipkannya di tempat kita. Sepuluh tahun sudah berlalu, kini ayah dan ibu Rou'er sudah menjadi ketua di sebuah sekte besar. Penderitaan di klan itu sudah berlalu dan mereka mengutus orang untuk menjemput Rou'er kembali." Ujar Ye Zhantian menjelaskan.

"Karena kita sudah membesarkan Rou'er, mereka seharusnya berterima kasih pada kita. Lalu kenapa masih tidak berhubungan?" Ye Chen terus bertanya karena ia merasa masalah ini sedikit tak sesuai logikanya.

"Waktu itu para anggota klan mereka tidak menyetujui Rou'er dititipkan di sini. Leluhur mereka memiliki dendam dengan leluhur kita, tapi para anggota klan tersebut akhirnya kalah dengan rasa cinta orang tua Rou'er. Waktu itu kita bermaksud untuk berdamai dengan mereka, sehingga kita memutuskan untuk menerima Rou'er. Akan tetapi, ayah dan ibu Rou'er sudah menyampaikan dari awal kalau mereka hanya menitipkan Rou'er untuk sementara waktu. Ketika Rou'er sudah kembali, kedua pihak dianggap sudah tidak memiliki hutang budi lagi. Saat itu ayah dan ibu Rou'er memberi kita imbalan yang sangat besar, tetapi kita tidak mau menerima hadiah apapun dari mereka. Rou'er selama ini sudah seperti anak perempuan kita sendiri. Kalau kita menerima hadiah dari mereka, sama saja dengan menjual Rou'er." Ujar Ye Zhantian. Ada perasaan sedih yang bergejolak di hatinya.

"Karena kita tidak menerima hadiahnya, maka mereka masih berhutang budi pada klan kita. Lalu kenapa Rou'er tidak boleh menjenguk kita?" Ye Chen berkata dengan kesal. Ia merasa orang-orang itu benar-benar tak masuk akal.

"Sebenarnya, klan kita lah yang berhutang dengan klan mereka sejak ribuan tahun yang lalu." Ye Cangxuan berkata sambil menghela napas.

Ye Chen mengernyitkan dahinya saat mendengar perkataan Ye Cangxuan barusan. Apakah ini berkaitan dengan rahasia klan?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.