Langit Sembilan Bintang

Berharap Terikat Sutra Merah



Berharap Terikat Sutra Merah

0

"Waktu itu, klan Ye termasuk ke dalam sepuluh klan besar di negara Xiwu. Saat itu, yang paling kuat di dalam klan Ye adalah sepasang kakak beradik. Mereka semua adalah ahli tingkat Zun bumi. Namun karena sesuatu hal, klan Ye telah menyinggung dua klan besar yang lain dan membuat dua klan tersebut bersatu untuk menekan klan Ye. Lalu terjadi lah perbedaan pendapat di antara pasangan kakak beradik tersebut. Sang adik ingin meyakinkan kakaknya untuk membawa klan Ye pergi jauh ke tanah negara Zhongyang, tetapi sang kakak yang merupakan ketua klan, tidak menyetujui usulannya, karena di negara Zhongyang ada banyak klan besar. Kalau klan Ye pindah ke sana, mereka tidak akan dipandang sebagai sebuah klan yang besar. Sedangkan jika mereka tetap di negara Xiwu, meskipun mereka ditekan, tetapi mereka tetap termasuk dalam sepuluh klan terbesar. Perbedaan pendapat tersebut membuat kakak dan adik itu bertengkar. Adiknya marah dan membawa ratusan anggota klan pergi meninggalkan negara Xiwu. Pertengkaran mereka sangat parah dan kepergian adiknya membuat sang kakak semakin marah. Sang kakak bahkan sampai menghapus nama adiknya beserta para anggota klan yang ikut dengannya dari buku klan." Ujar Ye Cangxuan yang menjelaskan secara rinci.

Setelah mendengarkan penjelasan Ye Cangxuan, Ye Chen merasa kalau di dunia ini klan adalah sesuatu yang sangat penting bagi semua orang. Jika sang kakak bahkan sampai menghapus nama adiknya dari buku klan, berarti ia memang menyimpan dendam yang sangat dalam.

"Waktu itu, sang kakak beranggapan bahwa adiknya dan beberapa orang anggota klan yang lain akan hidup menderita di negara Zhongyang. Namun ternyata justru klan sang kakak lah yang semakin sering mendapat tekanan. Tiga puluh tahun kemudian, kejayaan klannya pun meredup. Sedangkan adiknya telah bergabung dengan satu sekte besar dan mereka mengkultivasi teknik kultivasi bela diri yang baru. Dengan kegigihan selama tiga puluh tahun, akhirnya si adik berhasil menjadi penguasa di sekte tersebut, dan sekte tersebut menjadi lima kekuatan terbesar di negara Zhongyang. Pencapaian itu merupakan keberhasilan yang cukup hebat di negara Zhongyang yang penuh dengan klan besar." Imbuh Ye Cangxuan yang kemudian kembali melanjutkan kalimatnya. "Dunia terus berputar, begitu juga dengan kehidupan, sungguh menyedihkan. Ada kalanya manusia selalu berpikir, lebih baik menjadi ayam daripada berharap menjadi burung phoenix. Akan tetapi pada kenyataannya orang yang memilih menjadi ayam akan hidup bermalas-malasan dan tak punya keinginan untuk berkembang. Sedangkan yang ingin menjadi burung phoenix, setiap hari akan giat berusaha dan terus memacu dirinya untuk berkembang, serta terus mengasah kemampuannya. Menurutku, lebih baik menjadi manusia yang terus berusaha daripada terus menjadi seekor ayam yang bermalas-malasan!"

Lebih baik berusaha menjadi burung phoenix daripada terus menjadi seekor ayam? Perkataan Ye Cangxuan ini membuat Ye Chen tergerak.

"Lalu bagaimana kelanjutannya?"

"Kemudian klan sang kakak semakin terpuruk di negara Xiwu dan terancam dimusnahkan, tetapi penyesalan memang selalu datang terlambat. Saat klan sang kakak sedang dikepung oleh dua klan besar, klan adiknya turun tangan untuk membantu dan menyelamatkan klan kakaknya, yang mana adalah klan kita sekarang ini. Akan tetapi mereka mengambil satu buku klan dan mendirikan satu aliran sendiri. Sang kakak ingin berdamai dengan adiknya, namun karena perbedaan kedudukan keduanya sangat besar, mereka tidak mungkin berdamai. Hubungan di antara klan Ye di negara Xiwu dan klan Ye yang ada di negara Zhongyang sampai sekarang masih belum membaik. Meskipun ribuan tahun sudah berlalu, tetapi klan mereka tetap memandang rendah klan kita." Ujar Ye Cangxuan sambil tertawa pahit.

Namun Ye Chen tetap memahami penjelasan dari Ye Cangxuan.

"Rou'er sudah pergi. Mereka pasti tidak akan mengizinkan Rou'er berkunjung ke sini lagi. Chen'er, apa kamu tidak sedih?" Melihat reaksi Ye Chen yang biasa saja, membuat Ye Zhantian tak tahan untuk bertanya. Mereka berdua sudah dekat sejak kecil dan mereka pasti memiliki perasaan yang sangat mendalam. Namun ketika Rou'er pergi, kenapa Chen'er tak terlihat sedih sedikitpun?

Ye Chen hanya tertawa datar sambil melihat ayahnya dan Ye Cangxuan. Pemuda itu kemudian berkata, "Kenapa harus sedih, Ayah, Kakek ketua? Kita tak boleh terus membiarkan mereka memandang rendah kita. Kakek ketua juga sudah bilang, kehidupan terus berputar dan klan kita pasti bisa sama dengan klan mereka. Suatu hari nanti, mereka akan datang ke sini untuk memohon berdamai dengan kita! Rou'er pasti masih bisa kembali ke sini. Kalau mereka bersikeras, kita adu kekuatan saja dengan mereka!" Ye Chen berkata dengan penuh percaya diri. Kepercayaan dirinya ini datang dari kemajuan ilmu bela diri Dao-nya. Suatu hari nanti ia ingin masuk ke dalam barisan orang terhebat yang ada di dunia!

Kata-kata Ye Chen membuat Ye Cangxuan dan Ye Zhantian tercengang. Di dalam hati mereka timbul perasaan resah. Bertahun-tahun sudah berlalu, apakah klan mereka benar-benar dapat merasakan kejayaan lagi? Selama bertahun-tahun ini mereka bahkan tak berani berharap, tetapi kemunculan Ye Chen seolah memberi harapan di dalam hati mereka. Meskipun Ye Chen baru berusia tujuh belas tahun, tetapi kekuatannya tidak kalah dengan seorang ahli tingkat sepuluh pertengahan, bahkan ia bisa menjinakkan siluman tingkat sepuluh! Hal tersebut membuat klan Ye percaya dengan adanya mukjizat.

Kalau suatu hari nanti klan Ye yang ada di negara Xiwu bisa sejajar dengan klan Ye yang ada di negara Zhongyang, pasti hal tersebut akan membuat leluhur merasa bangga.

"Chen'er, Ayah percaya padamu. Apapun yang kamu lakukan, Ayah dan seluruh anggota klan Ye akan selalu mendukungmu!" Ujar Ye Zhantian dengan penuh keyakinan.

"Baik." Balas Ye Chen seraya menganggukkan kepala. Suatu hari nanti, Ye Chen akan mewujudkan impian leluhur klan Ye dengan cara membuat klan Ye kembali berjaya dan tidak kalah dengan klan Ye yang ada di negara Zhongyang.

"Chen'er, Rou'er menitipkan ini untukmu. Rou'er bilang harus kamu yang membukanya!" Kata Ye Zhantian seraya mengeluarkan barang pemberian Rou'er dari kantong spasial, lalu memberikannya pada Ye Chen.

Melihat sapu tangan dengan sulaman bunga teratai yang indah, tiba-tiba Ye Chen merasakan kerinduan. Entah bagaimana kabar Rou'er di sana. Ye Chen kemudian mengambil barang tersebut dari tangan Ye Zhantian, dan samar-samar tercium aroma tubuh Rou'er. Ye Chen pun merasa begitu kehilangan, karena harus tiba-tiba berpisah setelah sepuluh tahun tumbuh besar bersama-sama.

Ye Chen lalu membuka simpul sapu tangan tersebut. Di dalamnya ada sebuah liontin giok yang di atasnya terukir seekor burung phoenix yang memiliki pergerakan Xuan Qi yang tebal. Liontin itu adalah liontin yang selalu dikenakan oleh Rou'er. Selain liontin tersebut, Rou'er juga meninggalkan sepucuk surat. Ye Chen kemudian membuka surat tersebut dan melihat tulisan tangan Ye Rou yang begitu indah.

"Kak Ye Chen, Rou'er pergi dulu ke negara Zhongyang. Semoga liontin giok ini dapat menggantikanku untuk menemani kak Ye Chen. Aku akan selalu merindukanmu... Saat aku masih kecil, aku berharap ingin menjadi mempelai wanitamu yang cantik, tetapi aku tahu kalau harapan itu tidak akan pernah terwujud. Rou'er hanya menyukai kak Ye Chen seorang, selamanya… Selama hidupku, aku hanya berharap bisa terikat sutera merah denganmu, tetapi sekarang aku hanya dapat bertemu denganmu di dalam mimpi. Saat aku terbangun di pagi hari, aku pun sadar bahwa kita sudah terpisahkan oleh jarak…"

Rou'er hanya mampu menuliskan beberapa kalimat di atas kertas tersebut, karena ia terlampau sulit untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Kertas tersebut terlihat memiliki beberapa bekas tetesan air mata yang tak mampu dibendung Rou'er saat menulis surat untuk Ye Chen.

"Gadis bodoh." Lirih Ye Chen yang hatinya merasa begitu sakit. Ia kemudian bergumam. "Hanya berharap terikat sutra merah denganku." Di distrik Donglin, setiap mempelai pria harus mengikatkan sutra merah pada istri tercintanya untuk mengungkapkan rasa cinta dan berharap dapat mengikat gadisnya agar tidak terpisahkan.

"Ye Chen, apa yang dikatakan Rou'er di dalam suratnya?" Ye Zhantian bertanya setelah melihat Ye Chen yang bersedih.

Ye Chen segera memendam kesedihannya, lalu mendongak untuk melihat Ye Zhantian. Ye Chen tersenyum sebentar kemudian berkata, "Rou'er bilang suatu saat ingin mengajakku berkunjung ke sana. Ia juga bilang ingin menikah denganku dan menjadi menantu yang baik untuk kalian." Kata Ye Chen sambil menggenggam erat surat dari Rou'er. Di dalam hatinya ia bersumpah. "Gadis bodoh, pergi begitu saja tanpa berpamitan denganku. Tunggu aku di sana. Cepat atau lambat, aku akan ke negara Zhongyang dan merebutmu kembali!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.