Langit Sembilan Bintang

Pedang penghancur neraka



Pedang penghancur neraka

0

"Makhluk apa itu tadi?" Tanya Liu Kan yang wajahnya tampak pucat. Karena bagaimanapun juga, ahli tingkat sepuluh adalah manusia yang bisa takut kalau menghadapi makhluk yang tidak terlihat.

"Mungkin sejenis siluman." Jawab Qiu Ying. Ia adalah seorang ahli tingkat sepuluh puncak, jadi organ perasanya sangatlah peka. Qiu Ying merasa ada sesuatu di dasar sungai itu, karena itulah ia tidak mau turun ke air.

Liu Kan dan Liu Xun melihat Qiu Ying dari belakang dengan tatapan penuh benci, tetapi mereka tidak berkata apapun.

"Kita berjaga di pinggir sini saja. Ye Chen pasti akan keluar dari air." Ujar Liu Xun yang merasa sedikit frustasi karena yang baru saja mati adalah kepala pelatih Qin. Seorang ahli tingkat sembilan puncak yang merupakan pengikut kediaman raja Donglin.

"Kita baru sebentar di dalam air tetapi sudah diserang oleh siluman-siluman itu. Sedangkan Ye Chen sudah begitu lama masuk ke sungai, mungkin ia sudah dimakan oleh siluman." Kata pengawal yang tersisa di sana. Para pengawal itu masih merasa terguncang dan menolak masuk ke dalam air!

"Ye Chen terluka berat dan mengapung di sepanjang aliran sungai, tetapi pemuda itu sama sekali tidak dimakan siluman. Jangan-jangan ia tidak takut pada siluman?" Qiu Ying bertanya dengan nada kebingungan.

"Mungkinkah ia membawa sesuatu yang bisa membuat siluman itu tidak berani mendekatinya?" Tanya Liu Kan yang menduga bahwa Ye Chen membawa sesuatu yang bisa menakuti para siluman.

Mereka terus memperhatikan permukaan sungai yang sudah kembali tenang, tetapi tidak ada yang muncul.

"Ia seharusnya masih hidup." Ujar Qiu Ying sembari merasakan aura Ye Chen dari pinggir sungai. Meskipun ia dapat merasakan aura Ye Chen, tetapi karena air sungai yang terlalu dalam, aura yang dirasakannya menjadi agak kacau dan membuatnya tidak tahu di mana posisi Ye Chen yang sebenarnya. 

Setelah menggunakan jurus dewa air, Ye Chen tak lagi kesusahan di dalam dasar sungai yang dalam itu. Kulitnya terus bertukar oksigen dengan air, membuatnya sama seperti dengan ikan yang berenang dan beraktifitas dengan bebas di dalam air. Rohnya merasakan gerombolan siluman yang berenang ke sana kemari, tetapi berkat perlindungan rohnya, siluman-siluman tersebut tidak berani mendekati Ye Chen. 

Ye Chen merasa ngeri saat melihat dua orang pengikut Qiu Ying dimakan oleh siluman. Kalau bukan berkat rohnya, mungkin Ye Chen juga akan bernasib sama dengan dua orang pengikut Qiu Ying tersebut. 

Sepanjang perjalanan, A Li hanya dapat mencengkram erat bahu Ye Chen karena tidak bisa berenang. Ye Chen berusaha mentransferkan sedikit Xuan Qi dari jurus dewa air ke dalam tubuh A Li sehingga rubah itu dapat bernapas di dalam air. A Li kemudian membuka matanya dan melihat ke sekitarnya dengan tatapan penasaran karena ini adalah kali pertama A Li menyelam ke dalam air. 

Ye Chen tahu, Qiu Ying dan pengikutnya tidak akan pergi dari tepian sungai tersebut. Karena itulah, Ye Chen segera menyelam ke dasar sungai dan menunggu Qiu Ying serta pengikutnya pergi dari sana. Pemuda itu menggunakan rohnya untuk melihat ke dalam kegelapan yang ada di dasar sungai. Pemandangan yang ia saksikan membuatnya bergidik ngeri. 

Dasar sungai itu penuh dengan tulang belulang manusia. Tumpukan tulang belulang itu cukup tinggi. Di atas tumpukan tulang tersebut terlihat ada beberapa senjata dan baju zirah. 

Ye Chen sudah hampir menelusuri seluruh kerajaan giok bawah tanah tingkat dua, tetapi ia tidak pernah bertemu dengan manusia. Itu karena tidak ada orang yang berani menyelam hingga ke dasar sungai. Hal tersebut karena siluman yang berada di dasar sungai lebih sulit untuk dilawan daripada siluman yang berada di daratan. Kalau ada orang yang berani menyelam, mungkin orang itu akan bernasib sama dengan dua orang ahli tingkat sembilan puncak pengikut Qiu Ying. 

Kalau tidak banyak manusia yang datang ke sini, seharusnya di sini masih tersimpan beberapa harta berharga! 

Ye Chen tak menyangka ia dapat menemukan tempat bagus untuk mencari harta. Hal ini membuatnya menjadi merasa sangat bersemangat. Rohnya kemudian mencari harta yang mungkin berada di dasar sungai dengan sangat cepat. Orang-orang pada umumnya hanya dapat meraba-raba saat berada di dasar sungai itu, tetapi roh Ye Chen dapat dengan cepat mencari harta berharga yang mungkin masih ada di bawah sana. 

Ye Chen sudah memungut beberapa senjata dan baju zirah. Ia tak tahu barang-barang tersebut terbuat dari logam apa, tetapi barang-barang tersebut memancarkan aura yang tidak biasa. 

Di dalam tumpukan tulang-belulang, roh Ye Chen merasakan ada aura yang tak biasa. Ia kemudian berenang dengan cepat dan mencari-cari di dalam tumpukan tulang tersebut. Ye Chen membagi tumpukan tulang itu menjadi dua bagian. Setelah beberapa saat, ia menemukan sebutir mutiara hitam di sana. Mutiara itu tampak jernih, sejernih kristal yang masih bersinar seperti baru. Mutiara itu masih tetap bersinar meskipun sudah lama berada di dasar sungai. Di permukaan mutiara ini terukir sebuah formasi unik. Ye Chen menggunakan rohnya untuk mencari tahu tentang ukiran tersebut. Pemuda itu dapat merasakan sebuah Xuan Qi terpancar dari tengah-tengah mutiara. Hal ini membuat Ye Chen percaya kalau benda ini bukanlah benda biasa. Benda ini lebih spesial dibanding dengan senjata dan baju zirah yang ia temukan tadi. Hanya saja Ye Chen tak tahu apa fungsi dari mutiara ini. Ia pun memungut mutiara tersebut untuk diteliti lagi nanti. Sekarang ia memilih untuk melanjutkan pencarian harta di dasar sungai. 

Ye Chen kembali berenang menelusuri dasar sungai. Rohnya tak berhenti mencari hingga ke tumpukan mayat yang sudah berada di dasar sungai cukup lama. Meskipun para ahli lebih kuat dari manusia biasa, tetapi mayat mereka juga bisa membusuk. Begitu juga dengan senjata dan baju zirah yang kualitasnya kurang baik. Meskipun senjata tersebut sangat tajam, tetapi karena sudah berada di dalam air untuk waktu yang lama, benda tersebut menjadi hancur berkeping-keping saat dipegang. Ye Chen lalu berenang lagi sambil melihat-lihat. Tiba-tiba ada satu mayat yang menarik perhatiannya, mayat itu masih terlihat sempurna dan tidak ada satupun kerusakan di badannya. Hanya ada satu pedang hitam panjang yang tertusuk di dada mayat tersebut. Ye Chen tak tahu pedang tersebut terbuat dari bahan apa, tetapi pedang itu terlihat berbeda. 

Mayat itu mungkin adalah ahli jenius. Jika pedang tersebut dapat membunuh seorang ahli jenius, maka pedang tersebut bukanlah pedang biasa. 

Ye Chen lalu berenang ke arah mayat yang tertusuk pedang tersebut dan menarik pedangnya keluar. Tak ada goresan sedikitpun pada pedang itu. Ye Chen kemudian mengetuk pedang tersebut dengan jarinya. Meskipun sedang berada di dalam air, tetapi tetap terdengar suara nyaring seperti suara naga saat Ye Chen mengetuk pedang itu. 

Pedang bagus! Pikir Ye Chen. Ia kemudian melihat mayat yang tertusuk pedang tersebut. Tulang dada yang tertusuk pedang tersebut terlihat patah menjadi dua. Hal tersebut membuktikan betapa tajamnya pedang yang kini ada di tangan Ye Chen. 

Ye Chen membersihkan kotoran yang menutupi bagian atas pedang tersebut. Sepertinya ada beberapa tulisan di pedang itu. Ye Chen pun menggunakan rohnya untuk melihat tulisan tersebut. Pada pedang itu tertulis Penghancur Neraka dalam tulisan kuno. 

Pedang itu bernama penghancur neraka! 

Setelah itu, Ye Chen dapat merasakan sebuah aura terpancar dari dalam pedang tersebut. 

Senjata dan baju zirah yang ada di dasar sungai tersebut ada yang terbuat dari besi hitam, perak, emas, dan bahan-bahan lainnya. Itu semua termasuk senjata yang sudah biasa yang hanya dapat meningkatkan pertahanan. Akan tetapi, bagi ahli tingkat Zun, senjata-senjata tersebut hanyalah rongsokan. Di atas senjata berbahan energi emas, ada beberapa senjata yang dapat memiliki jiwa setelah digunakan untuk membunuh berkali-kali.

Senjata tersebut lebih kuat dibandingkan dengan senjata yang lain. Senjata yang memiliki jiwa dapat dengan mudah membunuh ahli tingkat sepuluh, bahkan ahli di atas tingkat sepuluh! Senjata seperti itu disebut dengan harta spirit. Harta spirit memiliki sembilan tingkatan. 

Barang-barang yang terbuat dari besi hitam, perak dan emas biasa akan rusak jika berada di dasar sungai selama ribuan tahun. Berbeda dengan senjata yang termasuk dalam harta spirit yang dapat bertahan lama. Senjata dan baju zirah yang dipungut Ye Chen sepertinya adalah harta spirit tingkat satu. Sedangkan pedang penghancur neraka dan mutiara hitam terlihat lebih tinggi tingkatannya. Ia tak tahu dua benda itu termasuk harta spirit tingkat berapa. 

Ye Chen akan membawa barang-barang tersebut dengan kantong spasialnya yang berukuran cukup besar. Pemuda itu memasukkan pedang tersebut ke dalam kantong spasial dan melanjutkan pencarian. Di dasar sungai ini masih ada banyak barang bagus seperti senjata, baju zirah, dan yang lainnya. Akan tetapi, tetap tak ada yang setingkat dengan mutiara hitam dan pedang penghancur neraka yang ia temukan tadi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.