Langit Sembilan Bintang

Raja Siluman Hewan Spiritual



Raja Siluman Hewan Spiritual

0

Mentari pagi perlahan mulai naik dan menerangi benteng klan Ye. Sekarang sudah banyak anggota klan Ye yang sudah bangun, termasuk Ye Moyuan yang sudah mulai bekerja. Ding Ding Dang Ding suaranya memukul besi terdengar di gang tersebut.

Sementara itu, aula latihan sudah terlihat ramai dengan para pemuda klan Ye yang sedang berkultivasi jurus bela diri.

"Huo Huo Huo!"

Suara hembusan angin terdengar.

Hari yang baru dimulai lagi.

Ye Cangxuan dan Ye Chen berjalan bersama melintasi aula latihan. Ia melihat beberapa pemuda nampak berdiri secara bergantian. Kedua sisi gang tersebut dipenuhi oleh para anggota klan yang sedang berlatih. Mereka memandang Ye Cangxuan dan Ye Chen yang sedang berjalan mendekat. Hal itu membuat mereka khawatir dan mulai berdoa di dalam hati.

"Mari kita berangkat." Ujar Ye Cangxuan sambil mengelus kepala Ye Chen. Ia kemudian melihat Ye Zhantian dan yang lainnya lalu berkata, "Tenang saja. Meskipun harus mempertaruhkan nyawa, aku akan tetap membawa Ye Chen pulang."

"Chen'er kamu harus hati-hati dalam menghadapi setiap masalah. Kamu harus terlebih dahulu membicarakannya dengan ketua terdahulu sebelum mengambil keputusan." Ujar Ye Zhantian yang sedang memberi nasihat pada Ye Chen. Saat ini hatinya benar-benar dipenuhi kegelisahan.

"Aku mengerti, Ayah." Balas Ye Chen. Meskipun ia sudah berulang kali mendengar nasihat sang ayah, tetapi ia tetap menganggukan kepala karena ia tahu bahwa ayahnya sangat memperhatikannya.

Ye Chen lalu melihat ke arah Ye Rou yang ada di sampingnya.

Ye Rou nampak menunjukkan wajah sedih. Gadis itu sudah memohon kepada para senior agar diperbolehkan untuk ikut ke klan Yun, tetapi para senior tetap tidak mengijinkannya.

Ye Chen kemudian tersenyum dan mengelus kepalanya. Ia kemudian berkata, "Tenang saja, aku akan kembali dengan selamat."

"Berhati-hatilah, Kak Ye Chen." Ujar Ye Xuan.

"Baik," balas Ye Chen seraya tersenyum pada Ye Xuan lalu pergi mengikuti Ye Cangxuan menuju benteng klan Yun.

Kedua orang itu terus berjalan diikuti dengan para anggota klan Ye yang semakin banyak di belakang mereka. Semua orang anggota klan mengantar mereka hingga di depan benteng klan Ye. Bahkan ada anggota yang sudah berumur sampai meneteskan air mata saat mengantar Ye Cangxuan dan Ye Xuan.

"Ketua terdahulu, semoga semuanya berjalan lancar."

"Ketua terdahulu, kembalilah dengan kemenangan. Kami pasti akan menyambutmu!"

"Ketua klan, semoga selamat sampai tujuan!"

Sementara itu, para anggota klan yang lain bersama-sama mendoakan keselamatan Ye Chen dan Ye Cangxuan. Hal itu membuat Ye Chen dapat merasakan ketulusan hati para anggota klan Ye. Benteng klan Ye terasa seperti rumah bagi pemuda itu, dan semua yang ada di sana adalah keluarganya.

"Saatnya berpisah, semuanya silahkan kembali." Ujar Ye Cangxuan seraya mengatupkan kedua tangannya untuk pamit.

Ye Chen lalu melambaikan tangannya pada para anggota klan yang lain. Ia dan Ye Cangxuan mulai berjalan menjauh, tetapi para anggota klan masih tetap berdiri di gerbang benteng klan Ye dan memandangi kepergian mereka.

Ketika mereka berdua memasuki pegunungan Lianyun, para anggota klan Ye sudah tak lagi terlihat.

"Chen'er, kita telah keluar dari benteng kita. Sepanjang perjalanan nanti mungkin ada mata-mata dari klan Yun yang mengawasi kita. Kita harus menghindarinya dan melewati jalan tikus." Ujar Ye Cangxuan. Kali ini ia sangat berhati-hati karena sedang bersama dengan Ye Chen. Pemuda itulah yang nantinya akan menentukan masa depan klan Ye.

Benteng klan Ye dan benteng klan Yun hanya berjarak dua puluh mil. Tetapi karena mereka memilih melewati jalan tikus, maka mereka harus menempuh jarak yang lebih jauh. Bahkan mereka juga harus mendaki gunung. Mereka harus menempuh perjalanan selama lima hingga enam jam untuk sampai ke Benteng klan Yun.

Sementara itu, A Li nampak duduk diam di atas pundak Ye Chen sembari mengawasi sekitar.

"A Li, apa kamu melihat sesuatu? Jangan takut, tidak ada apa-apa." Ujar Ye Chen seraya mengelus punggung A Li untuk menenangkan rubah itu. Mungkin para siluman serigala yang mereka hadapi waktu itu menyisakan trauma dalam hati A Li, sehingga ketika mereka memasuki pegunungan Lianyun, A Li tiba-tiba menjadi sangat tegang.

A Li kemudian masuk ke dalam pelukan Ye Chen dan meringkuk di dalamnya sembari berteriak ketakutan.

Ye Cangxuan yang melihat A Li ada di dalam pelukan Ye Chen merasa bahwa rubah itu cukup spiritual. Meskipun Ye Cangxuan masih penasaran dengan asal-usul A Li, tetapi ia tidak mempertanyakannya. Mungkin A Li hanya seekor siluman tingkat dua atau tiga yang tidak akan membahayakan mereka.

Pegunungan Lianyun ini ditutupi oleh hutan yang lebat, sehingga sangat cocok untuk tempat bersembunyi. Meskipun seluruh klan Yun bergerak untuk mencari Ye Chen dan Ye Cangxuan, tetapi mereka tetap akan kesulitan. Apalagi Ye Cangxuan dan Ye Chen adalah ahli tingkat delapan ke atas.

Beberapa jam berlalu dan mereka telah melintasi hutan lebat di gunung Lianyun. Di antara pepohonan yang lebat itu, mereka dapat melihat benteng klan Yun yang nampak megah dan luas. Benteng klan Yun jauh lebih luas daripada benteng klan Ye. Benteng itu nampak menjulang tinggi di antara pohon-pohon yang ada di dalam pegunungan.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara gemerisik. Ye Chen pun dapat merasakan dengan jelas bahwa bulu-bulu A Li berdiri dan tubuhnya gemetar.

Hal itu membuat Ye Chen mengernyitkan dahi. "Apa A Li merasakan adanya siluman di sini?"

"Ketua terdahulu, mari kita duduk untuk istirahat sebentar." Usul Ye Chen.

"Baiklah." Balas Ye Cangxuan. Lagipula benteng klan Yun sudah dekat, jadi mereka tidak perlu tergesa-gesa.

Ye Chen memfokuskan diri lalu melepaskan rohnya. Ia membiarkan rohnya mencari-cari keberadaan siluman di sekitarnya. Ternyata di dalam semak-semak ada tiga ekor siluman serigala yang sedang mengintai dengan mata berwarna hijau. Dua ekor di antaranya sama dengan yang pernah dihadapi Ye Chen dulu, tingkat tujuh. Sedangkan satu ekor lainnya memiliki bulu berwarna merah darah dan berukuran lebih besar serta lebih kuat. Meskipun Ye Chen tak bisa merasakan tingkatannya, tetapi ia merasakan adanya sedikit pergerakan roh di sekujur tubuhnya.

"Rubah itu ternyata sedang bersama dengan manusia, apa dua orang manusia cukup kuat?" Serigala berwarna merah itu ternyata dapat berbicara layaknya manusia. Hal itu benar-benar membuat Ye Chen terkejut.

Bagaimana mungkin siluman dapat berbicara?

Ye Chen tercengang pada saat siluman serigala merah tersebut merasakan keberadaan rohnya. "Siapa?"

Siluman serigala merah tersebut ternyata juga dapat melepaskan roh seperti yang Ye Chen lakukan. Roh dari siluman srigala tersebut nampak sedang mencari-cari keberadaan Ye Chen, lalu mendekati pemuda itu.

Ye Chen mengerutkan dahinya, ternyata lawannya juga memiliki roh. Namun roh siluman itu terlihat lebih lemah dibanding milik Ye Chen. Ye Chen kemudian mengumpulkan roh yang lebih kuat lagi, hingga sosok prajurit yang dilengkapi dengan golok panjang muncul di atas kepala Ye Chen. Meskipun sangat samar, tetapi Ye Chen dapat memerintah roh itu untuk menyerang roh siluman serigala merah dengan menggunakan golok panjangnya.

Ye Chen tak tahu seberapa kuat siluman serigala merah itu, tetapi ia bersiap menguji siluman itu melalui roh yang ia keluarkan.

Siluman serigala berwarna merah itu terlihat akan maju beberapa langkah, namun urung karena rohnya melihat sosok prajurit besar sedang membawa golok panjang. Sosok prajurit itu membuat siluman srigala merah menjadi gemetar ketakutan.

"Ternyata teknik membentuk roh! Mari kita kembali dan memberitahukan ini pada ketua. Rubah kecil itu sedang bersama dengan raja siluman hewan spiritual yang memiliki wujud manusia. Mari kita lari berpencar!" Seru siluman serigala merah itu dengan penuh ketakutan, lalu ketiga siluman serigala itu berlarian ke arah yang berbeda.

Siluman serigala merah itu merasa ketakutan ketika roh prajurit itu akan datang. Hal itu membuatnya tidak memperhatikan jalan di depan dan menabrak sebuah pohon besar hingga ia menjerit kesakitan dan kembali berlari sambil tertatih.

Tiga ekor siluman serigala itu pun lari terbirit-birit. Sedangkan A Li kembali tenang di dalam pelukan Ye Chen.

"Teknik membentuk roh? Raja siluman hewan spiritual? Apa itu?" Ye Chen bergumam sendiri karena tak memahami ucapan siluman tadi. Siluman serigala berwarna merah itu sepertinya salah mengira Ye Chen sebagai raja siluman misterius.

"Chen'er, apa yang kamu bicarakan?" Tanya Ye Cangxuan pada Ye Chen.

"Bukan apa-apa." Balas Ye Chen seraya menggelengkan kepalanya. Ia berpikir sejenak lalu bertanya pada Ye Cangxuan. "Ketua terdahulu, apa itu hewan spiritual?

Pertanyaan barusan membuat Ye Cangxuan menatap aneh pada Ye Chen. Ia kemudian balik bertanya pada pemuda itu. "Kenapa kamu menanyakan hal ini? Apa kamu pernah membaca tentang hal itu di dalam buku klan kita?" Tanya Ye Cangxuan lalu melihat A Li yang ada dalam pelukan Ye Chen. Ia kemudian berkata, "Aku sebenarnya curiga pada rubah yang ada di dalam pelukanmu itu siluman atau hewan spiritual. Tetapi hewan spiritual sangat jarang ditemui, mereka biasanya tinggal di hutan terpencil dan tidak pernah berkomunikasi dengan manusia. Ah sudahlah. Mungkin aku terlalu banyak berpikir."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.