Langit Sembilan Bintang

Eksorsisme



Eksorsisme

0

Saat ini, orang-orang yang berada di ruang tamu sedang diselimuti perasaan geram.

"Klan Yun terlalu menindas kita!"

"Ketua, klan Yun benar-benar menginjak-injak kita. Kenapa kita tidak berperang saja dengan mereka?"

Sekelompok prajurit klan saling menatap, mereka menyetujui usulan perang barusan. Konflik antara klan Ye dan klan Yun sudah sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Kalau saja klan Ye memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan klan Yun, mereka tidak akan menunggu sampai hari ini. Dalam klan Ye, hanya Ye Cangxuan dan Ye Zhantian saja yang kekuatannya dapat mengimbangi Yun Yiyang dan Yun Yixuan. Sedangkan kemampuan anggota klan yang lain hanya sepertiga dari kekuatan klan Yun. Selain itu klan Yun juga memiliki banyak pengikut yang dapat memberikan bantuan.

Ye Xuan menundukkan kepala lalu menggertakkan gigi. Saat ini hatinya sungguh gelisah.

Hal itu membuat Ye Chen merasa kasihan melihat Ye Xuan.

"Saat kalian kembali nanti, kalian harus lebih giat berkultivasi. Jangan mempertaruhkan hidup dan mati klan Ye hanya untuk masalah sentimen seperti ini. Keselamatan klan Ye berada di pundakmu." Kata Ye Zhantian.

Seluruh anggota klan terdiam karena perkataan Ye Zhantian. Kebencian yang mereka pendam, membuat mereka ingin giat berlatih demi meningkatkan kekuatan.

Ye Chen khawatir kekuatan klan Ye tidak dapat menandingi kekuatan klan Yun. Apalagi ia baru mencapai tingkat enam. Kalau sampai terjadi pertarungan di antara kedua klan, maka ia tak dapat membantu dengan maksimal. Oleh karena itulah ia sangat ingin untuk meningkatkan kekuatannya lagi.

Kabar tentang Yun Yixuan yang mempermalukan klan Ye di depan umum telah menyebar dengan sangat cepat. Hal itu membuat klan Ye semakin dipenuhi dengan dendam dan amarah, terutama para generasi muda klan Ye. Mereka menjadi semakin giat berkultivasi agar dapat membuat klan Yun menerima balasan dari perbuatan mereka.

Ketika semua orang mulai membubarkan diri, Ye Zhantian memanggil Ye Chen. Pandangan matanya nampak menerawang jauh lalu berkata, "Chen'er, kalau nanti klan Ye benar-benar harus berperang dan mempertaruhkan nyawa. Aku, paman Cangxuan, dan beberapa paman yang lain, juga para tetua akan menghadapinya. Saat itu aku akan melindungimu, jadi pergilah dari benteng klan Ye. Kamu harus ingat, jangan pernah menolehkan kepala sekalipun. Keluarlah dari distrik Donglin, makin jauh makin bagus. Kamu adalah satu-satunya harapan klan Ye. Kalau kamu berhasil melarikan diri, maka berkultivasilah sampai tingkat sepuluh lalu balaskan dendam klan Ye! Kalau tidak, maka jangan pernah kembali lagi. Carilah tempat yang aman untuk hidup bersama istri dan anakmu kelak."

Ye Chen tak menyangka bahwa sang ayah ternyata memiliki rencana seperti ini. Hal itu membuatnya ingin menitikkan air mata. Hatinya begitu sakit tapi ia dengan penuh keyakinan berkata, "Ayah, aku bersumpah klan Ye akan terus berjaya dan berumur panjang."

"Ayah juga berharap begitu, tapi…"

Ye Zhantian masih akan melanjutkan kalimatnya, namun Ye Chen buru-buru memotongnya. "Kalau klan Ye akan hancur, aku juga harus bertarung sampai mati!"

Mendengar ucapan Ye Chen barusan membuat tangan Ye Zhantian gemetar. "Anak ini…"

Sepulangnya dari sana, kata-kata sang ayah terus terngiang di telinga Ye Chen.

Ye Chen mengepalkan tangannya dengan kuat. "Ye Chen, kalau kamu tidak bisa melindungi klan Ye, kamu benar-benar tidak berguna!" Pikir Ye Chen.

"Pertandingan kungfu benteng delapan belas awan?" Ye Chen memicingkan matanya lalu tersenyum. "Memang kenapa kalau sudah sampai puncak tingkat tujuh? Lihat saja siapa yang akan memberi pelajaran siapa!" Tentu saja Ye Chen tidak akan melupakan tantangan dari Yun Yifei.

Ye Chen duduk bersila di halamannya dan mulai mengkultivasi jurus spirit angin, ia sudah hampir menyelesaikan bagian pertama. Saat ia berkultivasi, meskipun tingkat Xuan Qi-nya tidak meningkat, tetapi Ye Chen merasakan kekuatannya bertambah dengan signifikan.

Jurus kungfu langit sembilan bintang memang memiliki kesaktian yang luar biasa. Kesaktiannya sama sekali tidak bisa diukur dengan tingkatan Xuan Qi. Ye Chen tidak tahu sudah seberapa kuat dirinya. Apakah ia sudah dapat mengalahkan Yun Yifei? Pertandingan kungfu benteng delapan belas awan akan dimulai satu bulan lagi dan ia yakin saat itu kekuatannya akan naik satu tingkat.

Saat Ye Chen mengkultivasi jurus spirit angin, ada sejumlah Xuan Qi yang terus berputar di sekitarnya. Ye Chen perlahan memasuki dunia lain dan hal itu merupakan salah satu kesaktian dari jurus langit sembilan bintang.

Saat itu langit dan bumi seolah menjadi satu dan Ye Chen dapat merasakan bahwa rohnya perlahan-lahan keluar dan meninggalkan tubuhnya.

Rohnya dapat keluar dari tubuh? Tidak ada satupun teknik kultivasi yang bisa seperti ini.

"Sudah ditimbang. Semuanya tiga puluh kilogram beras!"

"Jumlah daging hari ini tidak cukup, cepat pergi dan ambil lagi!"

Roh Ye Chen terbang ke atas dapur klan Ye dan mendengar suara ibu-ibu yang sedang memasak di dalam sana. Hal itu terasa begitu nyata. Setelah itu, ia melihat ke arah rumah ketua klan. Di sana ada sang ayah, ketua terdahulu, dan paman yang lain nampak sedang berkultivasi. Mereka sama sekali tidak sadar bahwa Ye Chen sedang memperhatikan mereka.

Selain dapat mengintai orang lain, Ye Chen tidak tahu fungsi apa lagi yang dimiliki oleh jurus ini.

Kemudian, samar-samar dari kejauhan ia melihat sesuatu.

Hal itu membuatnya sampai pada kesimpulan bahwa sepertinya jurus ini hanya dapat melihat dalam jarak dekat. Namun tak apa, ini sudah cukup. Pada saat ia merasa senang atas pencapaiannya ini, ada sebuah sinar merah yang nampak menyilaukan mata. Sinar itu tiba-tiba datang dan menyerangnya. Serangan itu membuat rohnya gemetar dan kembali ke tubuhnya dalam sekejap.

Serangan mendadak itu membuat Ye Chen memucat dan nyaris muntah darah. Serangan tersebut sepertinya menggunakan teknik yang cukup berbahaya. Kalau tidak hati-hati, ia bisa terluka parah.

Karena jaraknya terlalu jauh, Ye Chen jadi tidak bisa melihat dengan jelas sinar merah apakah itu. Sinar itu sepertinya berasal dari hutan di bagian utara benteng klan Ye. Tempat itu merupakan tempat terlarang karena di sana terdapat banyak siluman tingkat sembilan, bahkan tingkat sepuluh. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Ye Chen sekarang, ia tak akan berani mendatangi tempat itu.

Ye Chen menggerakkan Xuan Qi-nya untuk menyembuhkan luka akibat serangan barusan.

Pisau terbang di dalam tubuhnya mengeluarkan Xuan Qi dan Ye Chen kembali melajutkan kultivasinya hingga malam tiba. Jurus spirit angin bagian pertama telah selesai dikultivasi dan sekarang Xuan Qi milik Ye Chen sepertinya sudah mencapai pada tahap pertengahan tingkat enam. Selanjutnya ia bisa mulai mengkultivasi jurus misteri es.

Ye Chen kemudian berjalan keluar dari kamar. Ia hendak pergi ke ruang makan. Namun tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasa bahwa ia sedang tidak sendirian di kamar ini.

"Siapa itu?" Tanya Ye Chen. Ia mengerahkan Xuan Qi-nya dan bersiap untuk menyerang.

Namun tidak ada jawaban.

Meski tidak ada jawaban, namun Ye Chen dapat merasakan bahwa orang itu sedang berada di atas ranjangnya. Hal itu membuatnya memutuskan untuk berjalan dengan pelan menuju ranjangnya.

Kalau orang itu dapat menyembunyikan napasnya hingga seperti ini, maka dia mungkin adalah seorang ahli!

Sebuah suara terdengar dari arah ranjang Ye Chen.

Hal itu membuat Ye Chen bersiap untuk menyerang. Namun nihil karena ternyata tidak ada seorangpun di sana. Kejadian ini benar-benar membuatnya tertegun. Bagaimana bisa?

Indera penciuman Ye Chen mulai mencium aroma darah saat sebuah jejak darah muncul di selimutnya.

Pandangannya tertuju pada ujung selimut dan menemukan sesuatu yang berwarna putih sedang bergerak pelan. Ternyata itu adalah seekor rubah putih berekor tiga.

Ye Chen tak tahu betul mengenai rubah itu, tapi seharusnya rubah selucu itu tidak akan melukai orang.

Sepertinya rubah itu sengaja bersembunyi di sini karena kakinya sedang terluka.

Hal itu membuat Ye Chen memutuskan untuk merawat dan mengobati luka si rubah putih itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.