Langit Sembilan Bintang

Tiga buku sakti



Tiga buku sakti

0

Tidak mungkin terjadi sesuatu pada A Li kan? Ye Chen yang khawatir pun memutuskan untuk segera mengejarnya.

Ada sekelebat bayangan putih yang terlihat melompati dinding lalu memasuki hutan yang ada di depan benteng klan Ye.

"Tengah malam begini, kalau ada yang keluar benteng dan ketahuan oleh penjaga, seluruh klan pasti akan ramai! Lebih baik jangan sampai mereka tahu." Ye Chen akhirnya memutuskan untuk menggunakan teknik eksorsisme dan melepaskan rohnya. Ia berjalan cepat ketika melihat penjaga malam klan Ye yang sedang berjaga pada malam itu.

Selain harus menghindari petugas keamanan tersebut, Ye Chen juga harus menghindari jebakan siluman yang ada di dalam benteng, dan ia harus menembus dinding benteng agar dapat pergi keluar.

Rohnya kemudian terfokus kepada A Li yang sedang berlari.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan A Li? Kenapa ia tiba-tiba lari ke dalam gunung?

Ye Chen tidak sempat berpikir banyak. Ia kemudian menggunakan Xuan Qi yang ada di dalam tubuhnya untuk mengejar A Li dengan cepat, secepat kilat.

Ia mengejar A Li selama dua jam dan sudah masuk sangat dalam ke pegunungan Lian Yun. Ia kemudian mengamati pemandangan di sekitarnya, dan sadar bahwa tempat ini merupakan tempat terlarang bagi klan Ye.

Banyak sekali tempat terlarang di dalam pegunungan Lianyun, dan senior klan Ye telah melarang para generasi muda untuk masuk ke sana. Hal itu karena siluman tingkat tinggi sering muncul di sana. Namun ada beberapa generasi muda yang tidak mengetahui peraturan itu dan tetap masuk ke dalam, dan akhirnya tidak pernah kembali.

Ye Chen jadi agak takut ketika teringat oleh nasihat sang ayah, dan hal itu membuatnya kembali berpikir. Ia masih dapat melihat sekitarnya dengan jelas meskipun saat ini sudah tengah malam. Ia yakin kalau ia dapat lebih memusatkan pikiran dan menghindari siluman-siluman itu, seharusnya tidak akan ada masalah.

Setelah berhenti sejenak, A Li hampir tidak kelihatan. Hal itu membuat Ye Chen mempercepat langkahnya untuk kembali mengejar A Li.

Roh Ye Chen dapat merasakan kehadiran lima hingga enam ekor siluman dengan tingkat tujuh dan delapan, tapi beruntung ia dapat menghindari mereka semua. Memang terdapat banyak sekali siluman di tempat terlarang seperti ini. Beruntung rohnya dapat merasakan kehadiran mereka, karena kalau tidak, ia pasti akan bertemu dengan dua hingga tiga ekor siluman.

Ia kembali berlari selama satu jam lalu berhenti di sebuah pintu masuk yang agak sempit. Kedua sisi pintu itu adalah tebing yang curam, dan hanya ada satu hingga dua jalan selebar tiga kaki untuk masuk ke bagian gunung yang paling dalam.

Ia tidak mungkin dapat menghindar bila bertemu dengan siluman di tempat sesempit itu.

Namun Ye Chen tetap masuk karena A Li juga sudah masuk ke dalam sana.

Ia berlari selama sepuluh menit lalu terkejut karena ada sebuah gua yang dikelilingi oleh tebing curam, dan di tengah-tengahnya ada sebuah lahan kosong yang ditumbuhi oleh rumput-rumput hijau, bunga, dan sungai yang mengalir. Ia tak percaya ada pemandangan seindah ini di sini.

"Tak disangka di sini ada tempat seindah ini." Ujar Ye Chen yang terkesima saat melihat ke tebing curam yang menembus di awan. Ia tak kuasa menahan rasa takjubnya saat melihat tempat ini.

Setelah itu, ia kembali meneruskan perjalanan dan menyadari bahwa ada mayat beberapa ekor rubah di sekitarnya. Mayat rubah itu seperti habis digigit sampai mati. Namun rubah-rubah itu berbeda dengan A Li. Rubah-rubah itu berekor satu dengan bulu berwarna kuning keabu-abuan.

"Apa ini adalah tempat asal A Li? Apa yang terjadi dengan rumahnya ini?" Tanya Ye Chen dalam hati. A Li bukan hanya sekedar rubah baginya karena kepintaran A Li benar-benar menyerupai manusia.

Xuan Qi di sini sangat melimpah, ini merupakan tempat yang bagus untuk berkultivasi. Ia tak tahu dari mana Xuan Qi itu berasal, tetapi ia sama sekali tidak tertarik dengan Xuan Qi yang ada di sini. Berkat Xuan Qi yang dihasilkan pisau terbang, Ye Chen merasa Xuan Qi di dunia terlalu tipis.

Ye Chen terus berjalan masuk dan akhirnya merasakan keberadaan A Li.

A Li berdiri di depan genangan darah dengan berlinang air mata. A Li terlihat sangat sedih.

Genangan darah tersebut mungkin adalah darah dari keluarganya. Pemandangan itu membuat Ye Chen menarik napas lalu berlutut, tangan kanannya kemudian menepuk punggung A Li.

"Jangan bersedih, A Li." Hibur Ye Chen.

A Li segera menyimpan perasaan sedihnya ketika melihat Ye Chen. Meskipun begitu, wajahnya masih menunjukkan kesedihan. Lalu tiba-tiba kupingnya menegak dengan penuh kewaspadaan.

Ada apa ini?

A Li sepertinya menyadari ada bahaya yang akan datang, karena itulah ia tidak berani berlama-lama di sana, dan segera memanggil Ye Chen untuk segera berlari ke dalam.

Ye Chen pun mengikuti A Li dan berhenti sebuah area yang penuh dengan rerumputan.

A Li kemudian mengendus-endus seperti sedang mencari sesuatu. Setelah beberapa saat ia baru berhenti dan mulai menggali tanah.

"A Li kamu sedang menggali apa?" Tanya Ye Chen yang ikut berlutut untuk membantu A Li menggali.

Ia menarik sekumpulan rumput lalu tersadar bahwa tanah di sini sangat lembek dan lembut. Jangan-jangan ada sesuatu di bawah sini?

Hal itu membuat Ye Chen terus menggali hingga tangannya merasakan ada suatu benda yang keras. Ye Chen terkejut saat menyadari bahwa ternyata benar-benar ada sesuatu di bawah sana. Ia kembali menggali lebih dalam sampai akhirnya menemukan sebuah kotak kayu. Kotak kayu itu sepertinya terbuat dari kayu harum Ling. Meskipun kotak itu dipenuhi dengan tanah, tapi tidak ada tanda-tanda kerusakan sama sekali pada kotak itu.

"Ini adalah benda milik kalian para rubah, apakah aku boleh membukanya?" Tanya Ye Chen pada A Li.

A Li menganggukkan kepala.

Ye Chen segera membuka kotak tersebut lalu muncul sebuah aroma yang sangat kental dan segar, di dalamnya terdapat kantong sutra dan tiga buku tua. Ye Chen membuka kantong sutra itu dan sangat terkejut ketika tahu bahwa kantong itu adalah kantong spasial. Di dalamnya ada ruang yang sangat besar yang dapat digunakan untuk menyimpan berbagai macam barang. Umumnya, kantong seperti ini seharga dengan ribuan pil pengumpul energi di pasaran. Tapi kantong ini lebih besar berkali-kali lipat dari kantong pada umumnya, entah dapat terjual berapa di pasaran.

Di dalam kantong tersebut terdapat lima puluh hingga enam puluh pil obat. Setelah dihitung ternyata ada lima puluh dua pil kondensasi energi dan dua pil obat yang sangat unik serta tembus pandang. Obat itu berukuran sebesar telur merpati, dan ukurannya bahkan tiga kali lebih besar daripada pil kondensasi energi.

Penemuan itu membuat Ye Chen menarik napas dalam-dalam. Satu pil kondensasi energi setara dengan ratusan pil pengumpul energi. Itu berarti, lima puluh tiga pil kondensasi energi adalah harta yang sangat besar! Itu setara dengan pendapatan klan Ye selama belasan tahun. Ye Chen tidak tahu mengenai dua pil yang lain, tetapi dua pil tersebut seharusnya lebih berharga dibanding pil kondensasi energi.

Ye Chen membaca-baca sekilas ketiga buku tersebut. Masing-masing adalah kitab Dao Alkemi Tertinggi, kitab Kultivasi Siluman, dan kitab Tapak Penghancur Galaksi.

Kitab Dao Alkemi Tertinggi berisi tentang hukum alkemi. Sedangkan kitab Kultivasi Siluman berisi tentang bagaimana siluman mengkultivasi bentuk fisik. Sementara kitab Tapak Penghancur Galaksi berisi tentang ilmu kungfu, di dalamnya ada satu set teknik kultivasi dan enam jurus kungfu.

Meskipun hanya membacanya secara sekilas, tapi Ye Chen tahu isi kitab-kitab itu tidak biasa. Beberapa barang ini bisa digunakan untuk menghancurkan klan manapun!

"Ayo kembali ke benteng!" Ajak Ye Chen sambil menyimpan barang-barang tersebut.

Saat Ye Chen dan A Li bersiap pergi, sebuah raungan seekor makhluk terdengar dari pintu masuk.

Raungan itu membuat A Li gemetar ketakutan. Hal itu membuat Ye Chen bertanya-tanya, sebenarnya makhluk apa yang membuat A Li menjadi ketakutan begini?

Roh Ye Chen pun melihat keluar, dan tiga ekor siluman serigala setinggi dua puluh kaki terlihat sedang berjalan ke arah mereka.

"Ternyata tiga ekor siluman serigala bertingkat tujuh. A Li, ayo cepat naik ke bahuku." Ujar Ye Chen pada A Li. Ini adalah kali pertama ia bertemu dengan tiga ekor siluman serigala sekaligus. Hal ini membuat Ye Chen sedikit ragu apakah ia dapat melawan mereka atau tidak.

A Li mendengarkan Ye Chen dan segera naik ke bahu pemuda itu.

Setelah itu, Ye Chen pun terbang keluar gua.

Namun dengan kekuatan penciuman mereka, tiga ekor siluman serigala tersebut berhasil mengendus keberadaan Ye Chen. Hal itu membuat mereka mengawasi Ye Chen dengan mata biru mereka yang mampu mengeluarkan cahaya. Cahaya itu bahkan mampu menembus hati.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.