Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Musuh Besar



Musuh Besar

0Para pria terus bercakap-cakap dalam perjalanan menuju kantin.     

"Itu luar biasa! Apa kau melihat wajah Huang Xujie, Ren? Wajahnya begitu mengerikan seperti dia sedang buang air besar!" Zhao Jiayi berteriak dengan bersemangat saat dia berjalan.     

"Sialan, kau. Kita sebentar lagi mau makan …. Bisakah tidak membicarakan tentang kotoran sekarang?" Cao Ronghua berteriak.     

"Tetapi tadi benar-benar luar biasa!" Zhao Jiayi terus membuat gerakan tangan penuh semangat ketika dia berbicara, "Aku masih ingat betapa sombong pria itu saat kita melihatnya di kompleks Hongji terakhir kali. Tetapi sekarang dia bahkan tidak berani mengeluarkan suara ketika mahasiswa-mahasiswa tadi meminta pengembalian uang!"     

Hao Ren hanya tersenyum. Meskipun dia juga merasa senang, dia tidak sama semangatnya seperti Zhao Jiayi.     

Karena mereka melakukan muslihat pada Zhao Jiayi untuk membuatnya jatuh, hal itu akan menjadi kecelakaan yang parah. Jika Zhao Jiayi jatuh sendiri, Hao Ren tidak akan mengambil kesempatan ini untuk ikut campur dengan biaya berlebihan yang dibebankan Klub Panjat Tebing.     

Dia tentu saja tahu keberadaan Xie Wanjun juga menjadi alasan mengapa Huang Xujie menjadi diam. Huang Xujie harus menerimanya karena Xie Wanjun juga tidak senang tentang semua biaya yang tersembunyi di Klub Panjat Tebing.     

"Ren, kau sangat hebat saat panjat tebing. Apa kau pernah berlatih sebelumnya?" Zhou Liren menyela.     

"Latihan apanya! Aku hanya pernah menontonya di TV!" Hao Ren menjawab.     

Namun, dia ingat pada saat dia masih kecil dan tinggal di rumah neneknya, dia dengan nakalnya memanjat ke atas pagar-pagar dan pepohonan beribu-ribu kali.     

"Ayunan satu tangan itu sangat menakjubkan!" Zhou Liren berteriak.     

Hao Ren langsung berkeringat dingin. Gerakan asal-asalannya di dinding panjat tebing bahkan mendapatkan nama profesional dari Zhou Liren.     

Sambil bercakap-cakap, mereka tiba di kantin. Setelah makan siang, mereka menuju kelas.     

Berita tentang pertandingan panjat tebing di mana Hao Ren telah mengalahkan Huang Xujie telah menyebar ke seluruh sekolah, dan para mahasiswa telah menyebarkan kemana-mana video gerakan terakhir Hao Ren pada saat dia melakukan pull up berturut-turut dengan satu tangan sementara kakinya melayang di udara sebelum melompat ke udara untuk meraih pegangan yang jauh di atasnya.     

"Pria itu di belakang kita … di baris terakhir kedua. Yang mengenakan kaus hitam."     

"Itu dia? Raja Udara?"     

Bahkan selama perkuliahan, banyak mahasiswa yang memalingkan kepalanya untuk melihat Hao Ren.     

"Reputasi yang bagus menyebar kemana-mana," Zhou Liren mendesah saat dia berusaha memikirkan hal yang paling layak untuk dikatakan. Tidak mudah baginya karena nilainya paling buruk dari antara mereka.     

Hao Ren tidak punya waktu untuk berurusan dengan pernyataan-pernyataan itu. Dia memusatkan perhatian mempersiapkan bahan bimbingannya, dan dia bertanya-tanya bagaimana hasil ujian tengah semester Zhao Yanzi .     

Kring!     

Bel berbunyi.     

Setelah dua jam duduk, para mahasiswa bergegas keluar dari ruangan kelas. Beberapa gadis yang masih memperhatikan Hao Ren saat mereka berjalan keluar, dan beberapa dari mereka adalah gadis-gadis cantik mahasiswi baru.     

"Kau sekarang terkenal, Ren. Beberapa gadis-gadis cantik ini mungkin ingin menjadi pacarmu!" Zhou Liren berkata dengan cemburu.     

Ketika mereka berbicara, seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian yang bagus berjalan mendekati Hao Ren dan menyerahkan sebuah catatan pada Hao Ren, "Ini nomorku jika kau suatu saat tertarik untuk berbicara. Aku pikir kau sangat keren. Omong-omong, aku tahun pertama di jurusan bisnis," katanya.     

Setelah itu, dia berjalan menuju pintu, memberikan mereka sebuah sosok berbentuk indah untuk dilihat sekilas. Dia berbisik pada gadis lain, penasaran, "Jadi, bagaimana aku melakukannya? Bagaimana yang kulakukan?"     

"Wow!" Zhou Liren dan para pria membuat keributan karena mereka tidak pernah melihat hal yang seperti ini.     

Hao Ren terbatuk-batuk saat dia membuka catatan itu. Kemudian, dia menggulungnya dan melemparkannya ke tempat sampah di depan mereka.     

Zhou Liren tidak mengira itu. Dia segera berteriak, "Apa yang kau lakukan membuangnya? Dia gadis yang cantik! Ditambah lagi dia begitu proaktif!"     

Hao Ren melambai dan berkata dengan kesal, "Baik, baik, sudahlah mari kita pergi!"     

Zhou Liren melihat kembali pada tempat sampah dengan enggan; dia bergulat dengan pemikiran untuk mengambil catatan itu kembali. Namun, ada sisa-sisa buah yang lengket di dalamnya yang menghentikannya mengaduk-aduk sampah untuk mencari nomor gadis cantik itu.     

Jika hal ini terjadi sebelumnya, Hao Ren mungkin akan menganggapnya menarik dan menjadi gelisah dan bersemangat. Dia akan membuka teleponnya dan segera mengirimkannya pesan. Namun, sepopuler dia sekarang, Hao Ren menemukan hal itu mengganggu karena begitu banyak mahasiswa yang tertarik untuk mengenalnya.     

Lagi pula, dia bukan seperti Huang Xujie yang mencari perhatian.     

"Apa kau benar-benar memiliki pacar sekarang?" Zhou Liren mengejarnya dan bertanya.     

"Kau semakin lama semakin menyebalkan. Aku akan memberikan semua pesan kepadamu untuk kau urus di masa depan, oke?" Hao Ren melihat padanya, terdiam.     

"Bagus! Bagus!" Zhou Liren terus mengangguk, "Aku akan menjadi agenmu, dan siapa pun yang ingin berkencan denganmu harus berkencan denganku dulu!"     

"Tidak tahu malu!" Hao Ren, Zhao Jiayi dan Cao Ronghua memukulnya di wajah bersama-sama.     

"Tetapi aku pikir kau dan Xie Yujia akan menjadi pasangan yang baik. Ditambah lagi kau berasal dari kelas yang sama dan sudah saling mengenal dengan baik. Kami bisa tahu dia sangat peduli denganmu," kata Zhao Jiayi pada Hao Ren.     

"Bagaimana kau bisa tahu pemikiran Ketua Kelas?" kata Hao Ren. Sebenarnya, Xie Yujia juga khawatir saat Zhao Jiayi memanjat.     

"Wuah … jadi Ren kami menyukai Ketua Kelas?!" Cao Ronghua berteriak keras.     

Hao Ren menggelengkan kepalanya; dia tidak ingin berdebat dengan mereka. Pria-pria ini tidak melakuan hal-hal dengan baik baik, namun mereka cukup baik merusak sesuatu. Jika mereka tidak mengakui rasa cinta Hao Ren pada Xie Yujia tanpa izin beberapa waktu yang lalu, hubungan mereka akhir-akhir ini tidak akan terlalu aneh.     

Hari-hari ini, hubungan mereka sudah semakin membaik. Hao Ren tidak ingin Zhao Jiayi dan teman-temannya mengacaukannya lagi.     

Hao Ren memiliki rasa hormat yang lebih daripada rasa suka pada Xie Yujia. Dia gadis yang menawan dan nilai-nilainya yang luar biasa dan kemampuan yang luar biasa membuatnya menonjol. Dengan semua sifat yang hebat ini, dia juga menunjukkan sisi kepribadiannya yang imut seperti menyanyi. Semua ini membuatnya ditakdirkan menjadi dewi di mata semua pria.     

Zhao Jiayi merubah topiknya saat melihat Hao Ren tidak mau membicarakan hal itu lagi. "Sekarang masih pagi. Mari pergi main basket!" dia berteriak.     

Walaupun dia gagal di panjat tebing, obsesinya akan olahraga menjadi bangkit. Hao Ren tidak memberitahu Zhao Jiayi bahwa dia mungkin berhasil memanjat tebing jika anggota Klub Panjat Tebing tidak mengacaukan peralatannya; dia tahu hal ini akan membuat Zhao Jiayi semakin depresi.     

"Ayo ikut, Ren!" Zhao Jiayi menarik tangannya.     

"Aku tidak bisa main basket!" Hao Ren menggelengkan kepalanya.     

"Kau hanya perlu tahu bagaimana caranya mengoper, menggiring dan melemparkan bolanya!" Zhao Jiayi mengetuk keras bahu Hao Ren dengan tinjunya, tidak puas.     

"Baiklah, mari pergi," akhirnya Hao Ren setuju pergi dengan mereka. Dia merasa buruk akhir-akhir ini tidak menghabiskan cukup waktu dengan mereka karena kultivasi dan pendampingannya.     

Kemampuan Zhao Jiayi mewujudkan sesuatu sangat berharga untuk disebutkan. Pertama-tama, dia segera menghubungi Yu Rong dan beberapa pria lainnya dan memberitahu mereka untuk membawa bola basket dari asrama. Kemudian, dia segera memesan lapangan basket dengan Hao Ren dan dua orang lainnya. Para pria berkumpul di lapangan di waktu yang sama.     

Sekolah membuat peraturan bagi tim basket setelah kejadian terakhir kali. Sehingga, orang jarang dapat melihat tim basket berlatih di lapangan luar. Ditambah lagi, karena mereka bermain melawan Universitas Jinghua minggu depan, mereka bahkan harus berlatih lebih intensif karena kehilangan beberapa pemain awal mereka.     

Meja pendaftaran Klub Panjat Tebing telah menghilang dari bagian luar stadion. Aktivitas penerimaan anggota baru mereka biasanya berlangsung sepanjang hari, tetapi semua meja dan kursi tidak ada di mana-mana.     

Hao Ren hanya dapat membayangkan betapa marahnya Huang Xujie setelah dia kembali ke klub. Dia pasti marah besar kepada anggotanya di klub.     

Bagaimana pun juga, ini bukan kali pertamanya melawan Huang Xujie, jadi Hao Ren tidak mengkhawatirkan bagaimana Huang Xujie akan melakukan pembalasan padanya. Sebaliknya, dia memusatkan perhatiannya untuk bermain basket dengan teman-temannya.     

Mereka bermain empat lawan empat di setengah lapangan, asrama Zhao Jiayi melawan asrama Yu Rong.     

Basket benar-benar bukan kemampuan Hao Ren yang kuat. Pada dasarnya, dia akan mengopernya kapan pun dia mendapatkannya, dan dia akan melemparkannya ke keranjang saat dia tidak dapat mengopernya karena dia tidak tahu bagaimana cara menggiring bola dengan baik.     

"Jangan hanya mengopernya, Ren! Giring bolanya dan bergeraklah!" Zhao Jiayi berteriak setelah mengamankan enam rebound[1]; dia kehabisan nafas.     

"Aku tidak mau ditangkap travelling[2] ! Sial!" jawab Hao Ren saat dia memantulkan bola seperti anak sekolah dasar.     

Zhao Jiayi memutarkan matanya tanpa berkata-kata, tetapi dia harus mengakui Hao Ren memiliki indera penempatan yang bagus saat dia tidak memiliki bola; Zhao Jiayi selalu punya kesempatan melemparkan bola ke Hao Ren untuk dia tembak.     

Namun, akurasi tembakan Hao Ren tidak begitu bagus. Sebagian besar airballs[3], dan di mengenai papan belakang atau keranjang beberapa kali. Zhou Liren harus menangkap bola itu dan me'rebound' menggunakan kelebihan tinggi badannya.     

Meski pun Cao Ronghua tidak buruk dalam mengarahkan, tubuhnya yang kurus tidak memberinya energi yang cukup untuk bergerak ke sana kemari di lapangan seperti Hao Ren. Dia harus diam dan menunggu Hao Ren mengoperkan bola kepadanya.     

Tidak lama, tim Yu Rong belajar tentang keahlian mengarahkan Hao Ren yang lemah. Mereka makin memusatkan perhatian pada menjaga Zhao Jiayi dan yang lain dan membiarkan Hao Ren sendiri. Membutuhkan banyak energi bagi Zhao Jiayi dan Zhou Liren untuk meraih rebounds, dan tidak lama mereka kehabisan nafas.     

"Sial! Sial! Sial! Zhao Jiayi berteriak. Dia kesal saat dia melihat mereka telah jauh tertinggal, mengetahui kemampuan rata-rata timnya masih lebih tinggi dari pada tim Yu Rong.     

Hao Ren memegang bola dan melihat tim lain menghalangi seluruh teman tinya. Dia mengambil tembakan lain saat dia melihat dia tidak ada kesempatan mengoper bola itu, dan sudah pasti menjadi airball[4] lainnya.     

"Sudah aku katakan aku tidak bisa main basket. dan aku hanya membuat kalian kalah," Hao Ren berbisik saat dia melihat ekspresi wajah Zhao Jiayi yang marah.     

Pada saat itu, beberapa awan hitam datang ke atasnya, menghalangi sinar matahari yang terang. Hao Ren segera melihat ke angkasa.     

Namun, bukannya awan, dia melihat Xie Wanjun berdiri di belakangnya; tinggi seperti bukit.     

Zhao Jiayi dan yang lain menyadari perubahan situasinya, dan mereka bergegas melemparkan bola basket dan berkumpul mengelilingi Hao Ren.     

Mereka masih teringat kali terakhir saat Hao Ren mengalahkan beberapa pemain dari Tim basket. Seperti baru kemarin saat pemain-pemain itu berteriak keras kesakitan. Dan sekarang, Kapten Tim basket sedang berdiri di lapangan dengan ekspresi yang tegas. Dia tidak seharusnya berada di sini! Apa artinya ini?     

[1] bola yang memantul yang gagal masuk ke keranjang     

[2] istilah pelanggaran dalam permainan basket karena salah melangkah     

[3] lemparan yang dilakukan untuk mencetak poin, tapi tidak mengenai pinggiran, papan belakang maupun net     

[4] sebuah tembakan sepenuhnya luput dari yang papan pantul, ring dan keranjang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.