Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Si Idiot Dalam Hidup



Si Idiot Dalam Hidup

0Brak!     

Xie Yujia yang duduk di baris depan tiba-tiba meletakkan bolpoinnya dan berdiri.     

Dia berbalik dan berjalan ke belakang, melihat Lu Linlin dan Lu Lili dengan dingin.     

Merasakan ada sesuatu yang salah, para pria yang mengerumuni baris belakang bubar.     

"Maaf, ini kelas hanya untuk Kelas Dua, dan perkuliahan hendak dimulai. Silakan pergi sekarang," Xie Yujia berkata dengan tegas sambil berjalan mendekat.     

Lu Lili melihat ke arahnya dan mundur dua langkah, tetapi Lu Linlin maju satu langkah. "Itu kedengarannya aneh. Kami hanya ingin duduk di kelasmu; apa itu mengganggumu?"     

Mereka saling memelototi satu dengan yang lain, dan bunga api berterbangan di antara mata mereka.     

"Aku Ketua Kelas, dan aku meminta kalian tidak ikut campur dalam aturan kelas kami," Xie Yujia berkata dengan tenang, namun semua orang bisa melihat dia marah.     

"Aneh. Apa sekolah melarang mahasiswa lain duduk di sebuah perkuliahan?" Lu Linlin tidak mau mundur. Dia terus menatap kepada Xie Yujia.     

Mereka memiliki tinggi yang sama, jadi mereka saling menatap dengan ekspresi marah, dengan sejajar.     

Konfrontasi ini hanya berlangsung beberapa detik, dan semua pria sudah tenang untuk menonton bagaimana drama ini akan terbuka. Namun, Hao Ren tidak bisa membiarkan hal ini berlanjut. Dia berdiri dengan segera dan menarik untuk memisahkan mereka.     

"Oke! Hentikan!"     

"Gongzi! Lihat dia! Dia sangat kejam!" Lu Linlin berbalik kepadanya dan mengadu.     

Xie Yujia menahan amarahnya dan sedikit bergetar dengan kemarahan.     

"Hentikan. Kalian sebaiknya pergi. Jika kalian ingin menemaniku, datanglah saat kami dalam kelas besar saat banyak kelas hadir," merasakan kemarahan Xie Yujia, Hao Ren berkata pada Lu Linlin dan Lu Lili.     

"Kami tidak mengganggunya. Mengapa dia datang dan mengurus urusanmu?" Lu Linlin keras kepala, bertekad berkelahi dengan Xie Yujia.     

"Lu Linlin! Lu Lili!" Xie Yujia tidak dapat menahan amarahnya lagi. "Jangan pikir kalian dapat melakukan apa yang kalian mau karena kalian cucu perempuan Wakil Kepala Sekolah!"     

Xie Yujia berbalik kepada Hao Ren, tetapi sebelum dia bisa membuka mulutnya, Lu Linlin berkata, "Oh, aku mengerti. Kau juga menyukai Gongzi, bukan?"     

Wajah Xie Yujia menjadi muram, kelihatannya dia akan kehilangan kesabarannya.     

"Linlin! Lili!" nada suara Hao Ren menjadi tegas. "Kembali!"     

Lu Linlin terlihat kaku, dan Lu Lili menariknya pelan. "Kakak, sudahlah."     

Xie Yujia berdiri di sana dan melihat mereka.     

Para pria membeku ketakutan, tidak seorang pun berani berbicara satu patah kata.     

Dahulu, Xie Yujia selalu tenang dan tidak pernah kehilangan kesabarannya. Namun, Lu Linlin dan Lu Lili kelihatannya memicu sesuatu dalam dirinya.     

Lu Linlin menarik Lu Lili keluar kelas. Sebelum dia pergi, dia memberi Xie Yujia tatapan tajam.     

Xie Yujia tidak mundur. Dia menyipitkan matanya dan balas menatap.     

Para pria bersemangat karena mereka belum pernah melihat dua gadis cantik memperebutkan seorang pria.     

Kring … Bel kelas berbunyi.     

Melirik Hao Ren, Xie Yujia bekata padanya, "Tuan Hao Ren, tolong jaga sikapmu!"     

Kemudian, dia berbalik dan berjalan ke tempat duduknya di baris depan.     

Dengan kemeja putih dan celana panjang, Xie Yujia melangkah pergi.     

"Kau selesai! Tamat!" Zhou Liren membungkuk ke arah Hao Ren dan mengejek kemalangan Hao Ren.     

Pria lainnya juga senang. Lagi pula, itu topik yang bagus bahwa Xie Yujia, adik tokoh terkenal Xie Wanjun, bertengkar dengan cucu perempuan Lu Qing selama kelas mereka.     

Saat perkuliahan berakhir, Xie Yujia, masih marah, merapikan tasnya dan meninggalkan kelas tanpa berkata-kata. Ma Lina mengikutinya dengan segera, kemungkinan berusaha menenangkannya.     

Hao Ren berpikir untuk mengirimkan pesan teks kepadanya atau meneleponnya namun merasa hal itu tidak cukup.     

Dalam beberapa hari ke depan, suasana di antara Hao Ren dan Xie Yujia menjadi canggung, malah lebih canggung daripada saat Zhao Jiayi memberitahunya bahwa Hao Ren menyukainya beberapa saat yang lalu. Bahkan para gadis di kelas melemparkan pandangan yang tak bersahabat pada Hao Ren.     

Hao Ren terus membimbing Zhao Yanzi belajar setiap sore dan melakukan kultivasi Gulungan Pedang Cahaya Pemecah Bayangan. Kelihatannya tidak ada yang berubah, kemajuan kultivasinya nol.     

"Ini simpul di hatiku." Hao Ren tidak bisa tidur di malam hari dan menyadari dia sangat peduli dengan Xie Yujia.     

Hari Jumat tiba, dan relasi dingin antara Hao Ren dan Xie Yujia tidak terlihat tanda-tanda mencair. Dia menolak membalas pesan teksnya atau menjawab teleponnya, dan dia mengabaikannya saat Hao Ren berjalan mendekat berusaha berbicara dengannya.     

Hao Ren merasakan kekeras kepalaan Xie Yujia.     

Saat kelas terakhir berakhir, Xie Yujia mengambil barangnya dan berjalan keluar kelas . Ma Lina berjalan ke samping Hao Ren dan menusuk keningnya dengan jarinya. "Kau idiot! Xie Yujia hampir menangis waktu itu."     

"Benarkah? Kapan?" Hao Ren terkejut.     

"Sepanjang perkuliahan setelah pertengkaran itu. Kenapa kau pikir dia diam? Dia berusaha menahan air matanya!" Marah mengingat hal itu, Ma Lina memukul tangan Hao Ren dengan tinjunya.     

Pukulan itu tidak keras, tetapi hati Hao Ren terasa sakit.     

Zhou Liren dan lainnya semua telah pergi untuk menonton Zhao Jiayi berlatih basket. Setelah Ma Lina pergi, Hao Ren hanya sendirian di kelas, mengambil barang-barangnya dengan gerakan perlahan.     

Kampus itu sunyi, kecuali teriakan yang kadang terdengar dari mahasiswa yang merayakan akhir minggu sekolah.     

Hao Ren tidak tahu apa Xie Yujia akan pulang ke rumah dan membicarakan isi hatinya pada Nenek tua itu, tetapi dia tidak punya orang untuk diajak bicara. Tidak ingin mendiskusikan masalah seperti ini dengan Zhao Jiayi dan teman-temannya, dia harus merenungkannya sendiri. Dia baru saja hendak meninggalkan kelas dengan cemberut saat dia melihat Su Han berdiri di pintu dengan kemeja berwarna indigo.     

"Masalah?" Su Han melihatnya dan bertanya.     

"Masalah relasi," Hao Ren menjawab.     

"Masalah cinta manusia fana tidak menarik bagiku." Su Han melihatnya. "Kau bersamaku hari ini. Aku memerlukanmu untuk membantuku."     

Hao Ren tidak bisa menolak permintaan Su Han untuk menolongnya, dia mengambil tasnya dan berjalan ke pintu. Su Han berbalik dan keluar bersamanya.     

Di bawah, Hao Ren menyalakan Ferrari sementara Su Han masuk ke dalam mobil.     

Saat mobil itu melewati lapangan basket, Huang Xujie, yang mengenakan kaus jersey longgar, sedang minum air di pinggir lapangan. Saat dia melihat Su Han di tempat duduk penumpang dalam mobil Ferrari Hao Ren, dia tersendak.     

Hao Ren juga melihat Huang Xujie. Namun, dengan kekuatannya sekarang, dia tidak lagi menganggap Huang Xujie sebagai rivalnya.     

Dia menekan pelan pedal gas, dan Ferrari melesat keluar sekolah.     

Saat mereka keluar sekolah, baru terpikirkan oleh Hao Ren bahwa dia belum bertanya kepada Su Han ke mana mereka pergi.     

"Ke rumahku di Kota Bunga di Jalan Bunga Prem[1]" kata Su Han.     

Sementara Su Han memberikan petunjuk, Hao Ren mengemudikan mobil dengan lancar. Orang-orang di mobil-mobil terdekat semuanya melihat ke arah mobil yang menawan dan si cantik Su Han yang ada di dalamnya.     

Sementara Su Han memberikan petunjuk, Hao Ren mengemudikan mobil dengan lancar. Orang-orang di mobil-mobil terdekat semuanya melihat ke arah mobil yang menawan dan si cantik Su Han yang ada di dalamnya.     

Setelah memasuki komplek pemukiman kelas atas, Su Han mengarahkan Hao Ren untuk memarkirkan mobil ke tempat parkir bawah tanah. Dia membawanya menaiki lift, yang membuat Hao Ren merasa sangat akrab.     

Ting! Lift mencapai lantai delapan. Hao Ren melangkah keluar lift dan melihat apartemen Lu Qing. Dalam gedung ini, dua apartemen berbagi satu pintu. Su Han tinggal tepat di seberang Lu Qing!     

Hao Ren telah menghabiskan beberapa malam di tempat Lu Qing dan dia tidak pernah membayangkan Su Han tinggal di sebelah.     

Tetua Lu Qing memang seorang ahli hubungan masyarakat. Dia tidak hanya mengatur Lu Linlin dan Lu Lili untuk tinggal di tempatnya untuk menarik mereka tetapi juga membuat Su Han, seorang Inspektur, menjadi dosen di sekolahnya. Di atas semua itu, dia menempatkannya tepat di sebelahnya. Dia melakukan apa yang dia bisa untuk membuat teman bagi keuntungan Lautan Timur.     

Membuka pintu, Su Han berganti ke sendal rumah sebelum masuk ke dalam apartemen. Lantai kayu yang halus tidak bernoda dan memantulkan pergelangan kaki Su Han yang putih dan mulus.     

Fasilitas dalam apartemen itu sangat mewah, termasuk TV layar datar ukuran super dan lampu gantung yang sangat besar. Di sebelah ruang tamu adalah ruang kultivasi Su Han yang berhubungan dengan balkon.     

"Apa bantuan yang bisa kulakukan?" tanya Hao Ren. Dia membayangkan sesuatu tugas yang rumit yang tidak bisa dilakukan bahkan seorang Inspektur sekalipun.     

Su Han menyerahkan satu cangkir teh sebelum menunjuk ke atas. "Sebuah bola lampu mati. Bisakah kau menggantinya?"     

Hao Ren hampir menyemburkan teh yang ada di mulutnya.     

"Aku tidak mau manusia fana di dalam sini, dan Lu Qing juga tidak tahu bagaimana caranya. Jadi, aku memintamu." Su Han menerangkan dengan ringan.     

Hao Ren mengeringkan ujung mulutnya dan meletakkan cangkir teh yang telah dia minum. Dia berjalan ke pintu dan menemukan tombol sebelum menekannya turun. Dia meletakkan tangga di bawah lampu gantung dan berdiri di sana sebelum melepaskan bola lampu yang rusak dan menggantinya dengan yang baru.     

Orang tuanya biasanya tidak ada di rumah, dan neneknya biasa membiarkannya melakukan pekerjaan-pekerjaan remeh seperti ini. Jadi Hao Ren tidak asing dengan ini.     

Setelah Hao Ren mengganti bola lampu dan menaikkan tombolnya, bola lampu baru mengedip dua kali dan menyala. Melompat turun dari tangga, dia bertanya, "Ada lagi yang bisa kulakukan untukmu?"     

"Bak cuci piring tersumbat. Kau boleh membantuku membukanya," Su Han menjawab.     

"Dia … sangat penuntut," pikir Hao Ren dan menghela napas sebelum pergi ke dapur. Dia menyalakan air dan menemukan saluran pembuangan airnya tersumbat. Dia membungkuk dan mengeluarkan tabung sebelum membersihkan kotoran di dalamnya.     

Sementara dia membersihkan benda-benda kotor di tangannya, dia melihat kembali pada Su Han dan bertanya, "Ada lagi?"     

"Rak pengering di balkon longgar. Bisakah kau memperbaikinya?" tanya Su Han.     

Mendesah sedikit, Hao Ren berjalan menuju kamar tidur Su Han yang luas dan menuju balkon penghubung untuk memeriksa rak pengering. Melihat beberapa sekrup rak longgar, dia meminta alat untuk memperbaikinya dan mengencangkan sekrup.     

"Ada lagi?" Hao Ren bertanya dengan putus asa. Su Han jelas-jelas seperti seorang idiot di kehidupan biasa meski berbakat di kultivasi.     

"Itu saja. Aku akan memasak makan malam untuk kita," kata Su Han.     

Melihat ke wanita yang sangat cantik itu, Hao Ren langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak terima kasih."     

"Siapa berani makan malam oleh orang yang bahkan tidak bisa menangani pekerjaan-pekerjaan kecil dalam kehidupan hariannya?" pikirnya.     

"Ini makan malam kita." Su Han mengeluarkan dua bungkus mi instan dari kulkas dan melemparkan satu pada Hao Ren.     

"Omong-omong, apa kau ingin bergabung dalam Sistem Inspektur kami?" Su Han bertanya tiba-tiba.     

[1] buah berbentuk bulat atau oval, biasanya berwarna merah atau ungu dan terdapat lekuk pipih, berbiji tunggal/'plum'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.