Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Paman Sialan



Paman Sialan

0Hao Ren menaiki bus ke gerbang Sekolah Menengah LingZhao pada pukul tujuh. Dia membawa dua potong cakue dan satu botol susu kedelai. Kemudian, dia makan pagi sambil memperhatikan murid-murid sekolah menengah pergi ke sekolah.     

Dalam ingatan Hao Ren, murid-murid sekolah menengah seharusnya pergi ke sekolah kira-kira jam 7 pagi, olahraga pagi jam 8 pagi, dan membaca pagi sebelum kelas pertama jam 8.30 pagi.     

Sebenarnya, para murid di sekolah menengah sangat sibuk dengan empat jam pelajaran di pagi hari dan empat di siang hari, berlangsung hingga jam 5.00 sore.     

Jika guru memberi mereka tugas kelas di saat terakhir atau para murid memiliki tugas kebersihan, mereka akan pulang sangat terlambat.     

Saat itu baru pukul tujuh lewat sedikit, dan beberapa gadis-gadis yang rajin telah mulai memasuki sekolah. Tentu saja, ada beberapa anak laki-laki yang juga datang lebih awal, tetapi Hao Ren menduga mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumah mereka jadi mereka tiba lebih awal untuk 'meminjam kepunyaan yang lain' untuk disalin.     

Sekarang hampir musim panas, dan murid-murid wanita semuanya mengenakan rok. Itu adalah gambaran manis masa muda.     

Hao Ren selesai memakan cakue-nya dan tiba-tiba menyadari dia pasti terlihat seperti pria mesum yang berdiri di gerbang sekolah sementara memperhatikan murid-murid wanita. Tidak lama, tim penyambutan sekolah tiba dan berdiri di pintu masuk.     

Setiap kelas bergiliran mengirimkan murid-murid untuk membentuk yang disebut tim penyambutan. Mereka berdiri di gerbang sekolah dan menyambut semua guru dengan mengatakan 'selamat pagi, guru!' di pagi hari.     

Ketika Hao Ren masih di sekolah menengah, karena dia terlihat sedikit di atas rata-rata, dia bergiliran berada di tim etiket selama kira-kira dua tahun. Memikirkan kembali, dia menemukan seluruh pengalaman itu sama sekali tidak berarti.     

Dia baru saja hendak memalingkan wajahnya saat dia tiba-tiba melihat sosok yang akrab di tim penyambutan.     

Itu adalah Zhao Yanzi.     

Sepanjang kedua sisi gerbang yang terbuka berdiri empat gadis, empat anak-anak laki-laki, dan seorang siswa yang memimpin tim.     

Zhao Yanzi berdiri dengan enggan di baris ke dua di antara dua gadis. Gadis berdiri di bagian depan adalah teman baiknya, Ling Kecil.     

Kelihatannya minggu ini giliran kelas Zhao Yanzi untuk membentuk tim penyambutan dan Zhao Yanzi salah satu murid yang dipilih. Sebagai anggota tim, dia harus bangun awal setiap pagi selama minggu itu, tiba di sekolah sebelum jam 7 pagi, dan berdiri di gerbang sekolah mengenakan selempang merah pada jam 7 tepat.     

Mereka beruntung sekarang awal musim panas. Merupakan siksaan menjadi bagian tim penyambutan di musim dingin.     

Hao Ren berdiri kira-kira lima meter jauhnya dari gerbang dan menatap Zhao Yanzi dengan linglung.     

Zhao Yanzi sudah mengambil posisinya saat dia melihat Hao Ren.     

Dia terpaku malu selama beberapa detik, tetapi dia tidak punya tempat untuk sembunyi.     

Pada saat ini, seorang guru muda datang ke gerbang. Pemimpin tim memberi hormat dan Zhao Yanzi tidak punya pilihan selain berteriak dan membungkuk dengan anggota tim, "Selamat pagi! Guru!"     

Hao Ren menatap wajah lucunya dan terkikik-kikik.     

Zhao Yanzi memelototinya dengan mata besarnya dan menahan amarahnya, berharap dia bisa keluar dari sana dan menendangnya.     

Tetapi, tugasnya menghalanginya untuk bergerak.     

Seorang guru wanita muda lainnya memasuki sekolah, dan Zhao Yanzi ragu-ragu setengah detik sebelum cepat-cepat membungkuk. "Selamat pagi, guru!"     

"Zhao Yanzi, bergeraklah bersama yang lain." Seorang guru mengawasi tim penyambutan, dan dia mengingatkan Zhao Yanzi ketika gerakannya setengah detik lebih lambat dari yang lain.     

Zhao Yanzi mencibirkan bibirnya tetapi tidak berdebat dengan sang guru.     

Namun, 'paman' berengsek itu masih berdiri dekat kios sarapan, menatapnya seperti hantu.     

Jika Zhao Yanzi bisa mengirimkan listrik dengan matanya, Hao Ren pasti sudah lama mati dari sengatan listrik.     

Sekarang kira-kira jam 7.30 pagi, dan segerombolan guru-guru dan murid-murid mengerumuni sekolah. Sebagian besar guru Sekolah Menengah LingZhao tinggal di daerah situ berseberangan dengan sekolah karena sekolah menyediakan tempat tinggal, dan mereka datang ke sekolah hampir pada saat yang bersamaan. membuat tim penyambutan menyapa dan membungkuk tanpa henti.     

Hao Ren sekarang berjalan ke halte bus di dekat sana, pura-pura menunggu bus walau dia sebenarnya, memperhatikan Zhao Yanzi.     

Zhao Yanzi melihat Hao Ren hanya berdiri di sana dan melihatnya mempermalukan dirinya dengan terus-menerus membungkuk, tetapi dia tidak memiliki cara untuk mengusirnya pergi.     

"Oke! Ayo kembali ke kelas!" Sang pemimpin tim berkata pada tim penyambutan.     

Sekarang hampir jam 8 pagi, dan semua siswa telah tiba kecuali yang terlambat datang.     

Zhao Yanzi merasa lega mendengar perintah itu dan segera melepaskan selempang.     

Sebenarnya, satu- satunya keuntungan menjadi anggota tim penyambutan adalah mereka bisa membolos olahraga pagi dan beristirahat di ruang kelas.     

Sementara anggota tim lainnya berjalan ke sekolah, Zhao Yanzi meletakkan selempang merahnya ke tangan Ling Kecil sebelum dia bergegas keluar dari gerbang dengan marah dan memukul dada Hao Ren.     

"Apa yang kamu lakukan?" Hao Ren mengelus dadanya dan melihatnya, pura-pura tidak bersalah.     

Ditempa oleh petir surgawi, tubuhnya sekeras besi, dan pukulan Zhao Yanzi sama sekali tidak menyakitinya. Zhao Yanzi beruntung tangannya tidak cedera dari memukul tubuh Hao Ren.     

"Kau … kenapa kau berdiri di sini dan menontonku?" Zhao Yanzi sangat marah sehingga dia hampir tersedak saat berbicara.     

Saat dia berdiri di gerbang mengenakan selempang, dia ingin bergegas ke sana dan menendangnya. Sekarang setelah keinginannya terpenuhi, kemarahannya sepertinya telah berkurang sedikit.     

"Kamu akan berada dalam tim penyambutan selama seminggu, bukan? Bagaimana kalau aku datang dan menatapmu setiap hari?" tanya Hao Ren sambil terkekeh.     

"Jangan coba-coba!" mata Zhao Yanzi terbuka lebar.     

"Oke! Oke! Ayo kita serius dahulu karena olahraga pagi segera berakhir. Aku hanya datang untuk menemuimu," kata Hao Ren segera, takut Zhao Yanzi akan kehilangan kesabarannya.     

"Siapa yang peduli … " mendengar perkataan Hao Ren, hati Zhao Yanzi melembut, dan nada suaranya tidak lagi galak.     

"Aku juga datang untuk menanyakan sesuatu," Hao Ren melanjutkan.     

"Apa?" Zhao Yanzi mengangkat kepalanya dan berkedip.     

Rambutnya yang indah berkibar ditiup angin pagi.     

"Hanya saja … bolehkan aku ke rumahmu malam ini?" Hao Ren bertanya kepadanya.     

"Kenapa tidak?" Zhao Yanzi cemberut." Datanglah!"     

"Kemarin malam, tidak berjalan sangat baik …. "     

"Itu masalah mereka, bukan aku! Kau pembimbingku, bukan mereka!" Zhao Yanzi terengah-engah marah dan berkata.     

"Oke. Aku akan datang malam ini." Hao Ren ingat bahwa ujian akhir Zhao Yanzi akan tiba, dan dia perlu bimbingan belajar.     

Masalahnya adalah dia perlu waktu untuk mempercepat terobosannya karena dia harus mengikuti ujian umum di Kuil Dewa Naga dalam satu bulan.     

Pada saat ini, bel yang menandai akhir olahraga pagi terdengar, dan penjaga pintu tua baru saja hendak mengunci gerbang. Zhao Yanzi melihat Hao Ren dan berkata, "Oke! Aku harus pergi sekarang! Datang dan temui aku di sekolah siang ini!"     

Dia berlari-lari kecil ke gerbang, tidak menyadari bahwa penjaga pintu tua itu adalah seorang master yang ditempatkan oleh ayahnya di sekolah.     

Hao Ren melihatnya sambil tersenyum sebelum berjalan ke arah Sekolah Dasar LingZhao yang tidak jauh dari sana.     

Sekolah dasar mulai sedikit lebih siang daripada sekolah menengah. Hao Ren tidak ingat kapan dia pergi ke sekolah setiap pagi saat dia ada di sekolah dasar, tetapi dia tahu bahwa murid sekolah dasar tidak perlu datang ke sekolah sepagi itu.     

Di seberang jalan, Sekolah Dasar LingZhao sedang mengalami jam padat karena lalu lalang para siswa. Beberapa pengatur lalu lintas ada di sana untuk menjaga keteraturan.     

Hao Ren berdiri di samping gerbang, bertanya-tanya apa Zhen Congming telah masuk ke dalam sekolah atau belum.     

Swuush. Sebuah mobil Ford putih yang akrab tiba di gerbang sekolah, dan Hao Ren melihat lebih dekat dan menyadari itu mobil ayahnya.     

Mengenakan seragam sekolah dasar, Zhen Congming keluar dari mobil membawa ransel biru di bahunya.     

Dia memiliki potongan rambut yang baru dan mengenakan sepasang sepatu baru.     

Hao Ren baru saja hendak mendekati saat beberapa gadis sekolah dasar berlari ke arah Zhen Congming dari arah yang berbeda.     

"Congming!"     

"Congming!"     

"Congming!"     

Saat itu juga, Zhen Congming dikelilingi oleh tiga gadis cantik yang semuanya mengenakan seragam sekolah dan manis dengan cara mereka sendiri.     

"Hei! Jangan menggangguku." Zhen Congming menggeliat tak sabar dan mendorong mereka menjauh.     

Zhen Congming berjalan ke sekolah tanpa mengucapkan selamat tinggal pada Hao Zhonghua yang mengantarnya ke sini.     

Ketiga gadis kecil yang manis itu mengikutinya dari dekat.     

Congming, tolong ajariku bagaimana menyelesaikan soal yang kita dapatkan kemarin!"     

"Congming, aku ingin main game bersamamu hari ini."     

"Caongming, aku membawakanmu bola nasi manis yang dibuat ibuku …. "     

Mengabaikan mereka, Zhen Congming berjalan ke gedung akademik dengan sombong.     

Ketiga gadis mengikuti ke dalam, masih memanggil-manggilnya.     

"Sial!"     

"Zhen Congming baru saja di sekolah beberapa hari, dan begitu banyak gadis cantik jatuh cinta kepadanya!"     

Hao Ren mengeluh pada ketidakadilan dunia!     

Kelihatannya dia tidak perlu mengkhawatirkan kehidupan Zhen Congming di sekolah dasar. Jelas, dia sangat nyaman di sini!     

Dia memiliki wajah tampan, IQ yang tinggi, latar belakang yang bagus, dan bakat yang hebat. Kecuali cepat marah, Zhen Congming tidak memiliki kekurangan.     

Dapat dimengerti para gadis menyukainya. Pada pandangan pertama, Zhen Congming mungkin terlihat membosankan. Tetapi pada pandangan kedua, dia cukup tampan. Lagi pula, keberadaannya sebagai kultivator level Li menarik bagi gadis-gadis.     

Hao Zhonghua menurunkan Zhen Congming di sekolah dan tidak menyadari Hao Ren dalam kerumunan di gerbang. Dia membelokkan mobil dengan perlahan dan melaju menuju Institut Penelitian Kelautan.     

Hao Ren mendesah dan melihat mobil Ford itu berbelok dan pergi.     

Setelah mempertimbangkan sesaat, dia kembali ke halte bus dan menaiki bus kembali ke sekolah.     

Sebuah keajaiban Zhen Congming dengan patuh, setuju untuk pergi ke sekolah. Namun, dikelilingi oleh sekelompok gadis-gadis cantik, tidak akan mudah baginya untuk membuat masalah, bukan?     

Malam ini, Hao Ren harus pergi ke rumah Zhao Yanzi untuk membimbingnya, dan dia harus menyempatkan diri saat siang untuk memikirkan bagaimana meningkatkan kekuatan kultivasinya ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.