Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Kemarahan Sang Macan



Kemarahan Sang Macan

"Gongzi, Anda harus membawa kita makan siang barbeku … ya …."     

Mendekati akhir kelas keempat, Lu Linlin dan Lu Lili mengingatkan Hao Ren dengan gembira.     

Kemarin malam, karena fakta bahwa Hao Ren mendapat beasiswa, dia mengajak semua teman-temannya termasuk Xie Yujia dan Ma Lina, pergi ke Kompleks Hongji untuk makan malam.     

Akan tetapi, Lu Linlin dan Lu Lili tidak suka makan malam bersama teman-teman Hao Ren yang sangat ribut, sehingga mereka meminta Hao Ren untuk mengajak mereka keluar untuk makan siang.     

"Baik, mengerti!" perut Hao Ren nyaris meledak karena dia memakan makanan barbeku selama dua hari berturut-turut.     

"Um, um!" karena Hao Ren tidak mengingkari perkataannya, Lu Linlin dan Lu Lili dipenuhi kegembiraan.     

Trrt … trrrt ….     

Telepon Hao Ren yang berada di meja mulai bergetar, dan layarnya menunjukkan nama Zhao Yanzi.     

"Gadis ini sudah menyelesaikan kelasnya …" Hao Ren telah siap untuk Zhao Yanzi datang dan mencarinya setiap saat. Dia melihat nama Zhao Yanzi muncul di teleponnya dan tahu istirahat makan siang Zhao Yanzi telah dimulai.     

Kelas pertama di Sekolah Menengah LingZhao lebih awal daripada Universitas Lautan Timur. Sehingga, istirahat makan siang mereka dimulai sebelum jam keempat Universitas Lautan Timur berakhir.     

Hao Ren mengangkat telepon, merendahkan suaranya, dan berbisik, "Aku masih di kelas; aku tidak bisa mengajakmu makan siang."     

"Kakak! Datanglah ke pintu gerbang depan sekolahku! Cepat!" Zhao Yanzi berteriak di telepon sebelum dia menutupnya.     

"Kakak …" Hao Ren awalnya terdiam, tetapi kemudian dia merasa ada sesuatu yang salah.     

"Yujia, beri aku kunci sepedamu," Hao Ren berpaling dan berkata kepada Xie Yujia.     

"Oh …" Xie Yujia memberi kunci itu kepada Hao Ren. Karena dia melihat ekspresi khawatir Hao Ren, mau tidak mau dia bertanya, "Ada yang salah?"     

"Tidak ada, aku akan segera kembali." Hao Ren. yang sangat santai mendadak menjadi serius. Dia langsung berjalan keluar ke pintu belakang kelas.     

Pelajaran telah mulai setengah jalan. Sang pengajar terkejut melihat Hao Ren mendadak pergi, tetapi sang pengajar tidak menghentikannya.     

Di pihak lain, Hao Ren berjalan keluar kelas dan pergi menuruni tangga. Kemudian, dia membuka kunci sepeda Xie Yujia dan dengan cepat menuju pintu gerbang depan Universitas Lautan Timur.     

Karena Zhao Yanzi menyebutnya, kakak, hal itu membuktikan bahwa dia tidak dalam masalah terlalu besar, tetapi memang dia meminta bantuan.     

Dengan kecepatan Hao Ren, akan membutuhkan sekitar 20 detik untuk mencapai pintu masuk depan universitas dari gedung akademiknya. Hao Ren mengayuh menyeberangi jalan dan tiba di gerbang masuk Sekolah Menengah LingZhao, dan dia melihat Zhao Yanzi, Ling, dan seorang anak laki-laki dikelilingi beberapa orang hooligan[1.orang yang kasar (brutal); orang yang melakukan kekerasan (berasal dari nama seorang perusuh Irlandia, Patrick Hooligan)].     

Ada juga beberapa murid sekolah menengah murid menengah menatap dari kejauhan di pintu gerbang sekolah.     

Hooligan-hooligan ini selalu berkeliaran di gerbang masuk sekolah berusaha mendapatkan perhatian gadis-gadis. Dahulu saat Departemen Sekolah Menengah masih bergabung dengan Departemen Sekolah Tinggi, hooligan-hooligan ini tidak berani berkeliaran sekitar di gerbang sekolah karena ada murid-murid sekolah tinggi yang kuat.     

Semenjak Departemen Sekolah Menengah pindah dari kampus asal ke tempat yang jauh dari pusat kota, penempatan para satpam belum sepenuhnya diatur, dan para hooligan ini mengambil kesempatan untuk datang ke sana dan membuat masalah.     

"Apa kamu Zhao Yanzi? Bos kami sangat menyukaimu. Makan sianglah bersamanya." Seorang hooligan, yang mewarnai rambutnya pirang dan mengenakan pakaian kulit, berkata kepada Zhao Yanzi sambil melambai-lambaikan sebuah tongkat kecil.     

Biasanya, kampus-kampus baru dibangun di daerah pedesaan di mana tanah lebih murah. Contoh yang bagus adalah kampus baru Universitas Lautan Timur, yang memiliki area yang sangat besar. Dengan kampus-kampus sekolah yang baru dibangun, perkembangan dari area-area di dekat sana menjadi sangat baik. Akan tetapi, tempat itu cukup terpencil dibandingkan dengan kota, dan para hooligan masih ada.     

Zhao Yanzi melihat kepada ketiga berandal dengan wajah datar, tetapi Ling berdiri di samping Zhao Yanzi dan memegang tangan Liu Yuntao dengan takut.     

Liu Yuntao, yang tingginya hampir 1.8 meter, melihat ketiga hooligan yang terlihat garang dan tidak berani melakukan apa-apa. Meski dia pandai bermain basket, dia masih murid sekolah menengah, apalagi dia tumbuh di keluarga kaya dan anak kesayangan orang tuanya. Bagaimana mungkin dia berani berkelahi dengan para hooligan ini?     

Para murid yang berdiri di sekitar juga tidak berani mengatakan apa-apa; bahkan mereka yang menyukai Zhao Yanzi juga tidak berani mendekati mereka. Beberapa dari mereka tidak cukup berani, dan beberapa dari mereka takut mereka akan terluka sehingga akan membuat ujian dan latihan mereka tertunda.     

Di samping murid-murid Kelas Sembilan, murid-murid Kelas Delapan dan Kelas Tujuh bahkan lebih takut lagi.     

Karena para hooligan ini melihat tidak ada guru-guru di sekitar untuk membantu Zhao Yanzi, mereka semakin mendekatinya dan menjadi semakin berlagak.     

Orang yang memimpin para hooligan ini menyukai Zhao Yanzi, dan dia mendengar bahwa Zhao Yanzi ada di Kelas Dua dan tidak memiliki uang maupun kekuasaan di sekolah.     

Dahulu, ada beberapa pria, seperti Xie Xiaofeng, yang menyukai Zhao Yanzi dan berani serta memiliki latar belakang keluarga yang berpengaruh. Sehingga, dia tidak berani bertindak dengan ceroboh.     

Sekarang setelah sekolah pindah, dia merasa kesempatannya datang.     

"Berhenti, berengsek!" Hao Ren mengendarai sepeda hingga ke gerbang depan Sekolah Menengah LingZhao dan melihat hooligan-hooligan ini hendak menyentuh Zhao Yanzi.     

Jadi, dia berteriak dan membelokkan dengan cepat sepeda itu ke sisi trotoar.     

Bum! Sepeda itu menghantam trotoar, dan Hao Ren mengikuti kekuatan ini dan dengan cepat menuju ke arah hooligan yang paling dekat dengan Zhao Yanzi, memukulnya tepat di wajahnya.     

Debuk!     

Tinju Hao Ren menimbulkan suara pukulan yang keras. Si hooligan menutup hidungnya. Saat dia mendongak lagi, wajahnya sudah berlumuran darah.     

Darah itu keluar dari hidung dan mulut hooligan ini.     

Murid-murid sekolah menengah yang ada di sana tercengang karena mereka tidak mengira sebuah perkelahian akan pecah secepat ini. Banyak dari murid-murid ini baru lulus dari sekolah dasar dan tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.     

Murid-murid dari Kelas Tujuh dan Kelas Delapan itu juga tidak pernah melihat perkelahian yang sengit seperti itu sebelumnya. Itu karena Sekolah Menengah LingZhao adalah salah satu sekolah terbaik di kota, tidak seperti sekolah-sekolah menengah jelek di mana sering terjadi perkelahian.     

Liu Yuntao, yang berdiri tepat di sebelah Ling, sangat ketakutan. Saat dia bermain basket, dia terkadang terluka. Akan tetapi, dia belum pernah melihat sebuah perkelahian dengan begitu banyak darah sepanjang hidupnya.     

Kedua hooligan lainnya tidak mengira pukulan Hao Ren akan sangat kuat. Mereka ragu-ragu sesaat sebelum mengambil tongkat mereka dan melemparkannya ke arah Hao Ren.     

Bagi yang disebut hooligan ini, pertarungan jalanan adalah hal yang biasa bagi mereka. Meskipun pukulan Hao Ren sangat kuat, hal itu tidak membuat mereka takut. Karena mereka menggunakan sepeda motor, mereka bisa melarikan diri setelah berkelahi, dan tidak ada yang bisa mengejar mereka.     

Polisi tidak akan repot-repot menyelidiki perkelahian kecil seperti ini. Sehingga, para hooligan ini akan baik-baik saja setelah mereka bersembunyi sebentar. Yang terburuk, jika mereka ditangkap, mereka hanya akan dipenjarakan selama beberapa hari.     

Jika dibandingkan, para siswa tidak punya tempat untuk bersembunyi. Setelah hooligan ini dilepaskan, para murid akan mendapat masalah besar.     

Akibatnya, para murid mulai berteriak lagi saat mereka melihat kedua hooligan memukulkan tongkat logam mereka ke arah kepala dan leher Hao Ren.     

"Berengsek!" Hao Ren menendang hooligan yang satu di dada dan meninju yang lain di perut.     

Hooligan yang ditinju di wajah oleh Hao Ren menarik keluar sebuah pisau saku.     

Hao Ren merenggut kerah baju hooligan ini dan langsung menekannya ke tanah. Kemudian, Hao Ren menekan lututnya lagi ke lengan hooligan itu, membuatnya segera menjatuhkan pisaunya ketika lengannya menjadi kebas.     

Buk! Buk!     

Hao Ren meninju mata pemimpin hooligan ini dan berharap mencekiknya hingga mati.     

Hao Ren paling membenci para hooligan ini. Dahulu di sekolah tinggi, salah satu teman sekelasnya, yang tidak terlalu dikenalnya, harus dipindah ke sekolah lain karena para hooligan. Beberapa murid lain dari kelas lain telah dirundung, dipermalukan, dan diperas oleh hooligan-hooligan ini.     

Hanya setelah memperkuat satuan pengamanan dekat sekolah di sisi utara kota ditambah sebuah kantor polisi yang baru dibangun membuat hooligan-hooligan ini menghilang.     

Namun, Hao Ren tidak mengira bahwa setelah Sekolah Menengah LingZhao pindah ke area ini, hooligan-hooligan ini akan muncul kembali!     

"Kakak! Kakak!" Sang hooligan, yang ditekan di lantai oleh Hao Ren, segera menyerah.     

Kedua matanya merah dan bengkak; hidung dan giginya terus berdarah; ujung matanya pecah dan berwarna hijau; tulang alisnya berubah hitam dan bengkak. Wajah galaknya terlihat seperti ditutupi cat.     

Hao Ren menaikkan tinjunya dan ingin meninjunya lagi hingga wajahnya tidak bisa dikenali lagi.     

Akan tetapi, karena ada banyak murid di sana, bukan hal yang baik bagi mereka jika adegannya terlalu kejam. Sehingga, Hao Ren menahan tinjunya dan menampar wajah sang hooligan dengan hebat.     

"Kakak! Kakak! Kakak …."     

Hooligan ini tidak mengira bertemu dengan pria kejam seperti Hao Ren. Dia melambaikan tangannya tanpa daya karena dia hampir mulai menangis. Akan tetapi, alisnya sangat bengkak sehingga dia tidak bisa meneteskan air mata.     

Hooligan ini merundung yang lemah dan takut pada yang kuat. Bagaimana mereka tahu dendam lama dan baru Hao Ren terhadap mereka?     

Meski Hao Ren kelihatannya sangat baik dan lembut, dia tidak akan membiarkan dirinya dirundung. Dahulu saat dia masih di sekolah tinggi, dia menyembunyikan sebuah pisau di ranselnya dan siap berkelahi dengan hooligan setiap saat.     

Akan tetapi, dia sangat beruntung. Dia tidak pernah mendapat masalah dengan hooligan. Semenjak lingkungan di sekitar sekolah diperbaiki, tidak ada lagi hooligan dekat sekolah, dan pisau Hao Ren menjadi tidak berguna.     

Kedua hooligan yang ditendang dan dipukul oleh Hao Ren berusaha berdiri. Akan tetapi, mereka merasa sangat pusing, dan mereka merasa organ mereka berpindah tempat.     

"Bagaimana mungkin pria pendek dan terlihat lemah ini sangat kuat?!" pikir mereka.     

Bahkan pemimpin mereka, yang terkenal sebagai pria paling garang di jalan, ditekan di lantai dan dipukuli sangat parah! Itu luar biasa mengerikan!     

"Nona, Nona …" pemimpin hooligan memohon ampun kepada Zhao Yanzi karena Hao Ren tidak mau berhenti memukulinya.     

Kedua matanya kabur, dan dia bisa melihat tiga Zhao Yanzi. Dia takut jika Hao Ren terus memukulinya, dia akan mati atau berubah menjadi idiot.     

"Kakak, berhenti; lepaskan mereka," Zhao Yanzi berteriak.     

Alasan mengapa dia memanggil Hao Ren, Kakak, adalah untuk menutupi hubungan mereka. Namun, setiap murid Kelas Delapan dan Kelas Sembilan tahu bahwa dia adalah pacarnya.     

Hao Ren menarik kerah baju sang hooligan dan membuatnya berdiri. Kemudian, dia memutarnya dan berteriak dengan keras, "Pergi!"     

Sang hooligan yang sangat pusing, mendengar Hao Ren dan berjalan terhuyung-huyung ke arah sepeda motornya. Dia bahkan tidak peduli apakah dia mampu mengendarai sepeda motornya atau tidak. Dia menaikinya dan segera pergi.     

Kedua hooligan lain berjalan terpincang-pincang ke arah sepeda motornya dan segera melarikan diri ke gerbang Sekolah Menengah LingZhao juga.     

Hao Ren menepuk pakaiannya dan melihat Zhao Yanzi dengan khawatir. "Apa kamu tidak apa-apa?"     

Zhao Yanzi mencibirkan bibirnya dan tidak menjawab. Akan tetapi, murid-murid di sekeliling mereka tertegun dengan apa yang telah terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.