Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Hanya Sebentar Saja



Hanya Sebentar Saja

0

Menatapnya, Hao Ren berpikir,"Bukankah kamu baru saja mengabaikanku beberapa saat yang lalu?"

Akan tetapi, dia bukan seorang pendendam. Dia berbalik dan mengambil kartu kuncinya. "Ayo."

Diam-diam Zhao Yanzi merasa lega karena dia benar-benar menyangka Hao Ren akan menolaknya. Sebagai seorang asing di tempat yang asing, dia benci makan sendirian. Jika orang tuanya ada atau perutnya tidak dengan keras menyuarakan ketidakpuasannya, dia tidak akan datang meminta Hao Ren tanpa malu-malu.

Kegarangannya telah jauh melemah saat dia mengingat kembali bagaimana dia dengan sengaja mengabaikan Hao Ren hanya beberapa saat yang lalu dan sekarang harus memohonnya untuk makan di luar bersamanya.

Keduanya berjalan keluar dari hotel dan mencari restoran-restoran kecil. Sekarang sudah lewat dari jam sembilan dan mendekati jam sepuluh malam. Sebagian besar restoran sudah tutup. Tidak mengetahui harus mencari ke mana, mereka mencari tanpa tujuan di daerah yang dekat dengan hotel. Fakta bahwa mereka tidak dapat menemukan sebuah restoran yang buka membuat mereka semakin lapar.

Takut dia mungkin akan tersesat, Zhao Yanzi tetap berada di dekat Hao Ren. Berjalan di jalan yang agak terpencil, akhirnya Hao Ren menemukan sebuah restoran kecil di depan mereka yang masih beroperasi.

Mereka bergegas masuk ke dalam restoran dan hendak memesan dua makanan ketika mereka menyadari ada sekumpulan pria kuat dan berotot di sana. Beberapa dari mereka berkepala botak, yang lain tidak memakai baju, dan semuanya mengumpat dan berusaha untuk minum sebanyak yang mereka bisa.

Zhao Yanzi ketakutan dan ingin menyeret Hao Ren keluar dari restoran. Hao Ren, di lain pihak, dengan lembut memegang tangannya dan menghibur, "Tidak apa-apa."

Hao Ren sangat kelaparan dan tidak lagi memiliki energi lebih untuk mencari restoran lain. Selain itu, hampir tidak mungkin menemukan restoran lain yang masih buka di jam ini.

Dia memimpin Zhao Yanzi ke sudut dan duduk di sana. Kemudian dia berkata pada pemiliknya yang datang untuk menyapa mereka," Tolong dua mangkuk nasi- satu dengan irisan babi dan saus bawang putih dan satu lagi dengan tumis babi dan cabe hijau."

Dia memesan untuk Zhao Yanzi tanpa bertanya padanya dulu. Jika di waktu yang berbeda, dia pasti akan "menceramahinya" karena tidak hormat. Tetapi sekarang, dia dengan gelisah memperhatikan "pria-pria yang berbahaya' di sekeliling mereka dan terlalu sibuk menyanggah Hao Ren.

"Dimana ada orang, ada pemabuk. Aku akan merobohkanmu dalam tiga minuman, atau aku akan merobohkanmu dalam lima…" Para pria di meja yang lain minum-minum dan bernyanyi sambil memainkan permainan minum mereka. Saat suasananya menjadi lebih bersemangat, suara mereka semakin keras.

Zhao Yanzi berpikir beberapa saat dan memutuskan untuk pindah dari kursinya di seberang Hao Ren ke kursi di sebelahnya.

Pandangan khawatir dan rasa paniknya mengingatkan Hao Ren pada burung kecil yang terkejut. Dia tertawa kecil dan mengulurkan tangannya.

Zhao Yanzi bingung. Sesaat kemudian, Zhao Yanzi menyadari Hao Ren memintanya untuk memegang tangannya.

"Sialan!" Zhao Yanzi mengomel dengan pelan. "Aku tidak takut," pikirnya.

Tidak lama, mangkuk nasi panas yang mengepul di sajikan. Dengan acak Zhao Yanzi memilih salah satu dan memakannya.

Begitu juga Hao Ren. Dia mengangkat mangkuk nasi yang lain dan mulai melahapnya dengan penuh semangat.

Tindakan mereka begitu serempak sehingga mungkin bagi orang lain mereka terlihat sebagai pasangan yang sangat cocok.

Setelah makan, keduanya merasa perut mereka telah dipenuhi dengan kehangatan. Karena Zhao Yanzi menolak untuk tinggal di restoran lebih lama lagi, dia meminta Hao Ren membayar notanya dan segera keluar.

Kota di kaki gunung ini luar biasa tenang. Di malam hari, pegunungan yang jauh dapat terlihat menimbulkan bayangan yang terus menerus dan tak berakhir.

Bulan bersinar lembut di keduanya, memancarkan dua bayangan di jalan beraspal yang halus; satu tinggi dan yang lain pendek.

Mengamati bayangan mereka yang bersentuhan satu dengan yang lain di depannya Zhao Yanzi tiba-tiba sadar dia berdiri terlalu dekat dengan Hao Ren dan segera menjauh.

Shuu, shuu….Entah dari mana, seekor kucing liar muncul dan membuat Zhao Yanzi melompat dan kembali bergerak mendekati Hao Ren.

Menatapnya, Hao Ren sekali lagi meletakkan tangannya di depan Zhao Yanzi.

Zhao Yanzi menatapnya dan berhenti beberapa detik. "Hanya sementara waktu," dia berkata.

Setelah selesai, dia meletakkan tangannya ke dalam telapak tangan Hao Ren.

Tiba-tiba, dia tidak lagi merasa cemas dan gelisah. Sebaliknya dia merasa tenang. Terlebih lagi, perubahan apapun di sekeliling mereka tidak lagi menimbulkan ketakutan di dalam dirinya.

Hao Ren tidak berkata apapun. Dalam diam dia memusatkan perhatiannya untuk membawa Zhao Yanzi kembali ke hotel melalui jalan yang tadi mereka lalui.

Sebuah kota kecil yang damai, sebuah gunung yang tenang, bernafas ringan, langkah kaki yang lembut dan sedikit kehangatan tangan… semua itu begitu tenteram.

Setelah berjalan kira-kira lima belas menit, mereka tiba di lapangan parkir di depan hotel, dan pandangan mereka langsung menjadi terang.

Hao Ren melepaskan tangan Zhao Yanzi. Zhao Yanzi berbalik dan melihat Hao Ren seolah-olah dia siap memuntahkan perkataan yang paling kasar. Akan tetapi, dia memutuskan untuk menelannya.

Wajahnya berubah menjadi merah terang saat dia entah bagaimana menemukan dirinya tak berguna dan tidak kompeten. Tiba-tiba, dia masuk ke dalam hotel terlihat marah. Hao Ren tidak punya ide apa yang terjadi di kepala Zhao Yanzi. Yang ia tahu Zhao Yanzi bukan tipe yang lembut dan bersahabat.

Mengikutinya, Hao Ren berjalan masuk hotel dan kembali ke kamarnya. Dengan terkejut dia menemukan Zhao Guang belum juga kembali.

"Orang tua Zhao Yanzi pasti bertemu dengan temannya dan kehilangan jejak waktu." pikirnya.

Dia berbaring di tempat tidur dan membuka ransel merah muda Zhao Yanzi. Dia mengeluarkan kamera dan menemukan mereka hanya mengambil satu foto dengan kamera itu sepanjang hari. Satu-satunya foto adalah foto Zhao Yanzi yang duduk di anak tangga dan dengan marah mendongak dan pipi yang mengembung.

"Sebenarnya dia tidak terlalu mengganggu.." Hao Ren menggelengkan kepalanya dan tertawa saat dia meletakkan kamera itu.

Setelah selesai mandi air panas, dia menyadari Zhao Guang telah kembali.

Zhao Guang secara singkat menanyakan tentang hari mereka di gunung, dan Hao Ren dengan singkat menanggapi pertanyaannya. Tanpa bertanya lebih jauh Zhao Guang mengangguk, menerima jawabannya dan pergi mandi di kamar mandi.

Merasa gugup dan canggung, Hao Ren naik ke tempat tidur. Dia menebak bahwa di dalam ruangan di seberang mereka, Zhao Hongyu pasti bertanya pada Zhao Yanzi tentang hari mereka.

Hari itu hari yang menegangkan dan menakutkan. Akan tetapi, dia berhasil membawa Zhao Yanzi turun tanpa seorangpun terluka. Bukan tugas yang mudah mengurus gadis kecil itu.

Setelah bekerja keras sepanjang hari, Hao Ren segera jatuh tertidur bahkan sebelum Zhao Guang keluar dari kamar mandi.

Saat dia bangun keesokan harinya, Hao Ren menemukan Zhao Guang duduk di sofa menonton TV.

"Apa kemarin kau kelelahan?" Zhao Guang bertanya saat dia melihat Hao Ren telah bangun.

"Sedikit," Hao Ren menjawab.

"Kita akan makan di sebuah Farmer Host di dekat sini sebentar lagi. Setelah itu kita akan pulang ke rumah," Zhao Guang memberitahunya.

"Ok." Hao Ren menganggukkan kepalanya. Dia berpikir sesaat dan berkata lagi, "Terimakasih banyak atas keramahan anda hari-hari ini."

"Baik, pergi menyegarkan diri." Zhao Guang berjalan ke jendela dan membuka tirai.

Itu hari yang berangin dan berkabut. Pemandangan gunung samar tampak luar biasa. Angin sepoi-sepoi berhembus melalui jendela dan mulai menyebar di ruangan itu. Sekarang bahkan lebih dingin daripada yang mereka hadapi kemarin, tapi menyegarkan dan membangkitkan.

Hao Ren memakai kaosnya dan pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. saat dia siap, dia mengikuti Zhao Guang keluar dam mereka mengetuk pintu di seberang kamar mereka.

Saat pintu dibuka Zhao Hongyu muncul dan Zhao Yanzi mengikuti dekat dibelakang ibunya.

Zhao Yanzi memakai kaos berwarna susu dengan leging ungu yang cantik; itu adalah sebuah kombinasi yang cantik dan klasik.Tidak saja kaos itu terlihat bagus padanya, leging ketat itu dengan sempurna mempertegas lekukan elegan dan ramping kakinya. Hao Ren tidak tahan untuk terus meliriknya.

Di sisi lain, Zhao Hongyu mengenakan gaun berbunga dengan gaya Bohemia. Pola abstrak bunga yang berlebihan, bekerja sangat baik dengan gaya longgar dan berkibar, semakin membuatnya terlihat kasual dan menakjubkan di saat bersamaan.

Kedua ibu dan anak masing-masing mengenakan topi jerami. Topi jerami berwarna kopi bertepi lebar dengan sempurna sesuai dengan bercak gelap dan terang pada gaun Zhao Hongyu makin menekankan keeleganannya. Bedanya topi jerami itu terlihat sedikit tidak sesuai dengan keseluruhan pakaian Zhao Yanzi. Meskipun begitu, faktanya ketidak konvensionalnya membawa rasa yang menyenangkan pada cuaca yang suram di luar.

"Mari pergi." Zhao Hongyu dengan lembut berpegangan pada tangan Zhao Yanzi saat ia menyerahkan kartu kuncinya pada Zhao Guang.

Zhao Guang memimpin Hao Ren dan mereka berempat berjalan menuju penerimaan tamu hotel di sepanjang aula berkarpet merah.

Berjalan melalui koridor hotel yang berliku, Hao Ren melihat Gunung GreenStone. Disirami hujan rintik-rintik dan kabut, gunung itu terlihat seperti lukisan landscape impresionis.

Untuk sesaat, Hao Ren sungguh sungguh merasa dia bagian dari keluarga itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.