Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Perjuangan Yang Sia-Sia



Perjuangan Yang Sia-Sia

0

"Aku akan mengantarkan Yang Mulia dan Fuma keluar," Perdana Menteri Xia membungkuk dan mengulurkan tangannya keluar.

"Kembalilah dan beritahukanlah kepada para tetua untuk tidak datang mengantarkan kami pergi," Zhao Guang berkata ringan.

"Seperti yang Anda inginkan, Yang Mulia. Tetapi aku harus menyelesaikan tugasku," Perdana Menteri Xia berkata sambil mengantarkan mereka keluar.

Mereka tidak berhenti sampai mereka tiba di gerbang utama Istana Naga, "Aku akan berhenti di sini. Aku harap perjalanan Yang Mulia dan Fuma aman!"

Hao Ren berbalik menghadap Perdana Menteri Xia dan membalas, "Perdana Menteri Xia, terima kasih telah memberiku tur hari ini. Selamat tinggal!"

"Selamat tinggal?" Perdana Menteri Xia membeku sejenak sebelum menyadari sang Fuma sedang mengatakan salam perpisahan padanya.

Dia begitu berterima kasih atas perpisahan sederhana Hao Ren sehingga dia hanya menatap Hao Ren dan kehilangan kata-kata.

"Ikutilah aku," Zhao Guang berjalan menuju susunan formasi perlindungan dan berkata, "Tiga ke kiri, maju satu langkah, enam ke kanan."

Dia mulai memberi Hao Ren petunjuk lagi.

Bergegas, Hao Ren mengeluarkan Manik Penolak Air dan meletakkannya ke mulutnya. Dia mengikuti Zhao Guang dengan rapat dan hati-hati.

Berdiri di gerbang istana, Perdana Menteri Xia melihat ke punggung Hao Ren dengan air mata di matanya, "Betapa Fuma yang berbudi luhur, perhatian, dan baik! Aku bertanya-tanya kapan aku akan melihatnya lagi," pikirnya.

Dalam lautan yang luas, Zhao Guang berjalan ke depan sementara Hao Ren mengikutinya dengan cemas seolah-olah dia berada di tes bahasa Inggris untuk ujian masuk perguruan tinggi. Dia takut salah mendengarkan instruksi Zhao Guang dan salah melangkah karena dia gugup.

Mereka terus berjalan lebih dari sepuluh menit sebelum mereka keluar dari susunan formasi. Meskipun Hao Ren memiliki Manik Penolak Air dalam mulutnya, bajunya basah kuyup, bukan karena air hujan tetapi keringatnya.

Setelah mereka tiba di daratan, Hao Ren meludahkan manik itu dan merasakan rasa pahit dalam mulutnya. Saat ini, langit telah berubah menjadi gelap, dan cahaya satu-satunya hanyalah cahaya bulan yang memantul di permukaan laut.

Hao Ren mengeluarkan telepon genggamnya dan melihat saat itu sudah pukul sepuluh malam. Walaupun legenda berkata, "Satu hari di Istana Naga sama dengan satu tahun di daratan," bukan itu yang terjadi di sini. Namun, waktu telah berlalu dengan cepat.

Zhao Guang pergi untuk menyalakan mobilnya, dan Hao Ren membersihkan manik itu dan berkata padanya, "Paman, ini manik yang kau pinjamkan padaku."

"Kau dapat menyimpannya," Zhao Guang menyalakan mobil dan berkata, "Masuklah. Sekarang sudah terlalu malam; kau dapat tinggal malam ini di rumah kami dan langsung pergi ke sekolah besok."

Mengingat Nenek dan orang tuanya yang kemungkinan telah tertidur semua, Hao Ren mengangguk dan menjawab, "Terimakasih, Paman."

"Apa yang kau pikirkan tentang perjalanan ini?" dalam perjalanan kembali ke rumah, Zhao Guang bertanya pada Hao Ren.

"Sangat berbeda dari apa yang telah aku bayangkan," Hao Ren menjawab.

"Hehe. Aku kembali ke Istana Naga sebulan sekali untuk mengatasi pekerjaan yang tertunda. Hari ini, aku membawamu bersamaku, jadi kau bisa melihat-lihat. Meskipun kami tidak lagi tinggal di sana, Istana Naga adalah tempat yang penting bagi kami," Zhao Guang berkata.

Hao Ren mengangguk. Dia tiba-tiba memikirkan kejadian di Istana Es dan bertanya, " Hari ini saat aku mengunjungi Istana Es bersama Perdana Menteri Xia, aku melihat seorang Pelayan Abadi yang di penjarakan dalam sebuah balok es. Apakah paman tahu hal ini?"

"Aku tahu. Dia adalah seorang pelayan abadi yang dikirimkan dari Alam Atas dua ratus tahun yang lalu. Sekarang setelah dipikirkan lagi, waktu pemenjaraannya telah berakhir sekarang."

"Aku meminta Perdana Menteri Xia membebaskannya," kata Hao Ren.

Mengejutkan bagi Hao Ren, Zhao Guang tetap tenang. "Dia hanya seorang Pelayan Abadi yang membuat kesalahan. Tidak masalah jika kita membebaskan dia. Lagi pula, kita tidak dapat memenjarakannya di Istana Naga selamanya," dia berkata.

Zhao Guang tidak menolak menantu laki-lakinya kekuasaan kecil ini dan tidak menyalahkan Hao Ren atas campur tangannya. Selain itu , dia tahu Perdana Menteri Xia, adalah seorang pria yang hati-hati, dia akan menangani masalah ini dengan baik..

Hao Ren merasa lega karena dia takut Zhao Guang akan memarahinya karena membuat keputusan tanpa berunding dengannya.

Mobil itu melaju dengan lancar di jalan raya. Tidak lama kemudian, mereka tiba di rumah.

Saat itu sudah jam sebelas malam.

Zhao Hongyu mendengar mobil tiba dan turun ke bawah dengan piamanya untuk menyapa mereka.

"Kalian kembali bersama! Apa kalian lapar?" dia bertanya dengan perhatian.

"Tidak, aku tidak," Hao Ren menggelengkan kepalanya dan menjawab. Setelah memakan kedua buah merah kecil itu, dia masih kenyang. Namun, dia merasa sedikit lelah setelah berjalan-jalan untuk waktu yang lama.

"Aku juga tidak lapar. Mari kita akhiri hari ini," Zhao Guang melepaskan jaketnya dan berkata dengan lelah. Dia telah menghabiskan seluruh hari untuk bekerja di Istana Naga dan sekarang merasa kelelahan.

Sekarang, Hao Ren mengerti mengapa Zhao Yanzi tidak bersemangat untuk kembali ke Istana Naga. Lagi pula, itu bukanlah sebuah tempat yang sangat besar dan selalu menjelang tengah malam saat perjalanan itu berakhir. Zhao Yanzi tidak menyukainya.

"Kau menginap malam ini di kamar Zi. Aku harus mengerjakan beberapa rancanganku malam ini di studio," Zhao Hongyu berkata pada Hao Ren. Malam ini, rambutnya dinaikkan.

"Bisakah aku tidur di kamar yang nenekku gunakan?" Hao Ren bertanya.

"Karena nenekmu tidak akan segera kembali aku telah menyemprotkan pembunuh serangga dalam ruangan itu. Kamar itu tidak dapat untuk didiami sekarang." Zhao Hongyu menerangkan dengan tersenyum.

"Aku akan…" Hao Ren berhenti berbicara saat Zhao Hongyu mulai menariknya ke atas. Mereka berhenti di pintu Zhao Yanzi dan mengetuk

"Hendak pergi tidur sekarang!" teriakan Zhao Yanzi datang dari dalam kamar.

"Gadis nakal!" Zhao Hongyu mengeluarkan sebuah kunci dan membuka pintu itu, Benar saja, Zhao Yanzi dengan piama merah mudanya dan ekor kudanya, sedang berjongkok di kursinya bermain game di komputernya.

Dia berbalik dan terlihat tidak senang saat melihat Hao Ren. "Mengapa kau di sini?" dia berteriak.

"Ren akan tidur di kamarmu malam ini. Berhenti bermain game dan pergi tidur sekarang!" Zhao Hongyu berkata sambil menarik Hao Ren masuk ke dalam kamar. Dia mengeluarkan alas tidur dari dalam lemari baju dan menempatkannya di karpet di sebelah tempat tidur Zi.

"Bu!" melihat ibunya menempatkan Hao Ren ke dalam kamarnya malam ini tanpa berkonsultasi dengannya, Zhao Yanzi berteriak memprotes.

"Jangan berteriak. Aku memerlukan studio di loteng malam ini, dan aku menyemprot pembasmi serangga di kamar Nenek. Ditambah lagi, kamar tamu terlalu dingin untuk tidur. Hao Ren harus menginap di kamarmu malam ini," mengabaikan protes Zhao Yanzi, Zhao Hongyu meratakan penutup kasur itu dan berkata pada Hao Ren, "Ren, segera pergi tidur."

"Terima kasih, Bibi," Hao Ren berkata dengan tulus.

"Jika Zi menganggu istirahatmu, datanglah padaku," sambil berkata demikian, Zhao Hongyu berjalan keluar kamar dan menutup pintu.

"Kau!" begitu Zhao Hongyu meninggalkan kamar, Zhao Yanzi melompat dari kursinya dan berteriak, "Kau sengaja melakukannya!"

Hao Ren merasa diperlakukan tidak adil padahal dia bermaksud untuk tinggal malam itu di kamar yang telah di gunakan neneknya, dan itulah mengapa dia kembali bersama Zhao Guang. Dia tidak mengira kamar yang digunakan nenek akan tidak bisa digunakan karena disemprot dengan obat serangga.

Namun, dia tidak mau menjelaskan hal itu pada Zhao Yanzi.

Setelah membuka kancing jaketnya, dia berjalan menuju kamar kecil.

Melihat keakraban Hao Ren dengan kamarnya, Zhao Yanzi semakin marah, "Aku melarangmu tinggal di kamarku!" dia berteriak lagi.

"Pergi tidurlah lebih awal. Tidur terlalu malam bermain game dan bangun terlambat di pagi hari tidak baik bagimu. Kamu besok sekolah!" Hao Ren berbalik dan menguliahinya.

"Kau tidak berhak menguliahiku!" marah besar ,Zhao Yanzi mengambil bantal dan melemparkannya ke Hao Ren.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.