Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Berita Besar



Berita Besar

0

Perkataan Zhao Guang sangat meyakinkan Hao Ren. Karena sebentar lagi pintu masuk asrama akan ditutup, dia bergegas memanggil taksi untuk kembali ke sekolah.

Pada saat ini, lebih dari selusin orang telah berkumpul di Ruang 302. Semuanya siswa pria yang berasal dari kamar-kamar asrama tetangga.

Mereka duduk di mana-mana, di tempat tidur, kursi, dan meja, mencoba menemukan cara untuk mengatasi situasi ini.

"Kenapa kau begitu terlambat?" Yu Rong bertanya pada Hao Ren saat dia melihat Hao Ren berjalan masuk.

"Aku harus memberi bimbingan malam ini," jawab Hao Ren.

"Zhao Jiayi akan dikeluarkan, dan kau masih bisa pergi untuk membimbing seseorang?" Yu Rong terlihat sedikit kesal.

"Siapa yang berkata Zhao Jiayi akan di keluarkan?" Hao Ren berkata dengan tulus sambil dia meletakkan barang-barang pengajaran di mejanya dan berbalik ke arah Yu Rong.

"Aku dengar dari beberapa temanku yang bagian dari Dewan Mahasiswa. Mereka berkata sekolah menganggap kejadian ini sangat serius dan akan menanganinya dengan tepat," Yu Rong menerangkan.

Yu Rong adalah sumber informasi yang terbaik dalam Gedung Asrama No.7 dan tidak seorangpun akan pernah mempertanyakan sumbernya.

"Kau tahu apa yang mereka maksudnya menangani dengan tepat; mahasiswa-mahasiswa biasa tanpa kenalan yang kuat akan menjadi yang paling menderita karenanya," Yu Rong menambahkan.

"Persis. Sebelum ini, ada kejadian yang mirip; seorang mahasiswa dan tim basket bertengkar mengenai penggunaan lapangan dan kejadiannya tidak seburuk ini. Namun, mahasiswa itu memperoleh peringatan pelanggaran tata tertib," Gu Jiadong menyela.

"Aku dalam perkelahian itu juga. Mereka sebaiknya menghukumku juga," kata Hao Ren.

"Kau akan baik-baik saja!" Yu Rong menegaskan, "Temanku di Dewan Mahasiswa memberitahuku penyebab perkelahian ini akan diperiksa. Yang memulai perkelahian yang paling bersalah. Tujuan awalmu adalah menengahi perkelahian itu tetapi kebetulan terperangkap dalam perkelahian dan telah melukai yang lain, jadi tidak akan terlalu buruk. Saat kedua pihak bersalah, pihak yang melemparkan pukulan pertama akan memperoleh hukuman yang lebih berat. Selain itu kita tahu sekolah selalu berpihak pada tim basket."

Perkataannya membuat wajah semua orang menjadi muram. Zhao Jiayi yang duduk di tempat tidurnya tidak tahu harus mengatakan apa.

Zhao Jiayi cukup populer di antara penghuni Bangunan Asrama Nomor Tujuh. Dia jujur dan lugas, secara keseluruhan orang yang bersemangat dan ramah. Oleh karena itu, mengetahui dia dapat menghadapi akibat yang berat, semuanya marah dan khawatir.

Jika Zhao Jiayi di keluarkan dari sekolah untuk hal yang seperti ini…

"Teman-teman, tidak ada gunanya membicarakan ini. Semuanya, kembalilah ke kamar kalian dan beristirahatlah sekarang," Hao Ren melambaikan tangannya pada kerumunan itu, menegaskan.

"Benar. Pergilah, jangan mengkhawatirkanku!" Zhao Jiayi berdiri dan juga mulai mengusir kerumunan itu.

Mengetahui mereka tidak akan membantu banyak dengan tinggal dan mungkin semakin membuat Zhao Jiayi bingung, semuanya mulai berjalan keluar Ruang 302.

Saat hanya tinggal mereka berempat yang berada di ruangan itu, keheningan langsung meliputi. Satu demi satu, mereka kembali ke tempat tidur mereka sendiri. Setelahnya, Hao Ren berkata pada Zhao Jiayi yang beristirahat di bawahnya, "Zhao Jiayi, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."

"Haha, " Zhao Jiayi menanggapi dengan tertawa pahit. Dia kelihatannya berpikir tidak ada jalan untuk bebas dari kemalangannya.

"Apa orang tuamu sudah tahu tentang hal ini?" Zhou Liren prihatin.

"Aku tidak memberitahu mereka!" Zhao Jiayi menanggapi.

"Atau kita bisa memulai sebuah petisi melawan tim basket untuk membuka perilaku mereka yang menjijikan!" Cao Ronghua yang tidur di tempat tidur di bawah Zhou Liren berteriak.

"Jangan naif. Sudah jelas sekolah akan melakukan apapun untuk melindungi tim basket," memainkan koin di tangannya, Zhao Jiayi berkata dengan tenang.

"Hai, mari pergi tidur! Kita akan mengatasi hal ini besok!" Zhao Jiayi mematikan lampu dengan sebuah pukulan.

Dengan hati yang berat, tidak seorangpun berbicara lagi malam itu.

Keesokan harinya, Zhao Jiayi pergi ke sekolah seperti biasa dengan Hao Ren dan lainnya. Namun, semakin santai dia bercanda dan tertawa dengan Zhou Liren dan lainnya, teman-teman sekelasnya semakin dapat mengetahui dia dipenuhi kecemasan.

Lagi pula, yang bisa dia lakukan sekarang adalah menunggu pernyataan resmi sekolah.

Setelah mereka menyelesaikan kelas-kelas paginya, Hao Ren membuat alasan untuk tidak makan siang dengan yang lain dan dengan sembunyi-sembunyi menuju Gedung Administrasi. Dia menuju lantai ke 6 untuk menemui Lu Qing, sang wakil kepala sekolah.

Kali ini dia membawa kartu bisnis Lu Qing. Dengan cara ini, jika Lu Qing tidak berada di kantornya, dia dapat langsung menghubunginya lewat telepon.

Tok, tok… Baru saja Hao Ren mulai mengetuk pintu dengan lembut, suara Lu Qing terdengar, "Silakan masuk."

Hao Ren membuka pintu, dan berjalan masuk. Dia melihat Lu Qing duduk di mejanya, memeriksa beberapa informasi.

Halo, Te… Kepala sekolah," Hao Ren menyapa. Pada saat dia membuka mulutnya, dia tiba-tiba menjadi tidak yakin apakah dia seharusnya memanggilnya sebagai Tetua Lu atau Kepala Sekolah Lu.

"Gongzi Hao, masuklah dan silakan duduk, " , Lu Qing berkata dengan sopan sambil menunjuk pada kursi di seberangnya.

Hao Ren menutup pintu dan duduk di seberangnya dengan gelisah. "Kau bisa saja memanggil namaku," katanya.

Ini interaksi pertamanya dengan Lu Qing sebagai wakil kepala sekolahnya.Terlebih lagi, pembicaraan ini terjadi di kantor kepala sekolah di universitas. Hao Ren tidak pernah membayangkan suatu hari akan berbicara langsung dengan anggota berpangkat tinggi dari tim manajemen sekolah.

"Hehe, baiklah." Lu Qing mengangguk dengan senyuman.

"Aku menemui anda di sini mengenai perkelahian yang terjadi kemarin," Hao Ren langsung menuju intinya, " aku rasa anda telah mendengar aku juga ikut ambil bagian dalam perkelahian itu. Kelihatannya sekolah berencana menindak siswa yang memulai perselisihan itu dengan keras. Begini, siswa itu teman baikku…"

"Mengenai hal ini, " Lu Qing menghentikan Hao Ren dan berkata, "Hal ini sudah dibicarakan di pertemuan kegiatan sekolah hari ini. Dari sudut pandang sekolah, kejadian seperti ini dapat mempengaruhi semangat dan kedisiplinan seluruh sekolah. Karenanya, kami harus menanganinya dengan serius."

"Ya? " Hati Hao Ren mulai tenggelam mendengar perkataan Lu Qing. Dia bertanya-tanya apakah panggilan telepon dari Zhao Guang ada pengaruhnya.

"Bagaimana menurutmu kejadian ini seharusnya ditangani?" Lu Qing tiba-tiba memindahkan perhatiannya pada Hao Ren.

Hao Ren ragu-ragu selama setengah detik kemudian menyatakan, "Bagiku, aku pikir tim basket memulai provokasi dan Zhao Jiayi tidak punya pilihan selain melawan. Tim basket yang paling bersalah. Apalagi sebagian besar mahasiswa kesal kepada tim basket yang mengambil alih lapangan basket di luar ruangan saat mereka sudah memiliki fasilitas pelatihan sendiri… "

Lu Qing melihat Hao Ren dengan matanya yang tersenyum dan memotong, " Anda tidak perlu memberikan alasanmu. Hanya beritahu padaku bagaimana Anda akan menanganinya."

"Zhao Jiayi bukan pihak yang paling bersalah dan dia juga terluka karena serangan bersama mereka. Paling-paling dia hanya membutuhkan beberapa saran dan disiplin dari Bimbingan Konseling. Sedangkan bagi mereka dari tim basket,seharusnya ada aturan mereka tidak boleh menempati lapangan basket di luar ruangan yang dimaksudkan untuk dipakai siswa biasa. Juga mereka bersama-sama mengganggu seorang siswa, dan mereka seharusnya paling sedikit menerima tindakan disiplin untuk tindakan mereka, " Hao Ren mengusulkan.

Mengamati Hao Ren, Lu Qing diam sejenak. Dan tiba-tiba, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Bagus, mari lakukan seperti yang anda katakan."

Hao Ren melihat ke arah Lu Qing terkejut dengan tanggapannya. Dia hanya bermaksud untuk mengangkat beberapa pertanyaan dan berharap menjelaskan sikapnya. Dia tidak mengira Lu Qing membuat keputusan berdasarkan apa yang telah dia katakan.

"Sebenarnya, kepala sekolah telah bermaksud untuk lebih tegas dari ini," Lu Qing kelihatannya bisa membaca pikiran Hao Ren. Dia memajukan badannya ke depan dan bertanya, " Kau meminta ayah Zi untuk membuat hubungan telepon, bukan?

Hao Ren mengangguk ringan.

"Si bos sangat sibuk, usahakan untuk tidak merepotkannya dengan masalah kecil seperti ini di masa depan. Aku langsung tahu si bos diam-diam telah menggunakan pengaruhnya saat kepala sekolah dengan jelas menyatakan posisinya memihak siswa biasa pada pertemuan hari ini," Lu Qing berkata dengan tertawa kecil.

Hao Ren berusaha menjelaskan,"Aku hanya terlalu khawatir…"

"Haha," Lu Qing melihat kepada Hao Ren dengan baik dan ramah, "Kau telah melewati level kedua? " dia bertanya.

"Ya, beberapa hari yang lalu."

"Pekerjaan yang bagus," Lu Qing terlihat bersyukur. "Aku tidak pernah membayangkan Su Han bersedia membantu kultivasi siapapun sendiri. Dia guru terbaik kedua yang aku tahu. Dengan belajar dari dia, anda pasti akan cepat maju."

Hao Ren mengira master No.1 adalah Paman Ketiga Zhao Yanzi -Zhao Kuo. Akan tetapi, dia pernah merasakan tabiat kasar Zhao Kuo dan tidak mengharapkan menerima bimbingan atau petunjuk apapun darinya.

"Aku masih ada kelas di sore hari. Aku harus pergi sekarang, "Hao Ren berkata sambil berdiri. Hal ini membuatnya tidak nyaman berdiam di kantor wakil kepala sekolah terlalu lama.

"Pergilah .." Lu Qing melambai padanya sambil lalu.

Setelah keluar dari Gedung Administrasi, Hao Ren pergi makan malam di kantin. Dia berencana bertemu dengan Zhao Jiayi dan yang lainnya di sore hari dan berlanjut pergi ke kelas.

Setelah memaksakan dirinya untuk tersenyum dan bersikap normal sepanjang pagi, Zhao Jiayi menjadi lelah. Berbantalkan tangannya dengan buku di bawahnya, Zhao Jiayi memutuskan untuk beristirahat sejenak.

"Berita terkini! Berita terkini!"

Beberapa menit sebelum kelas dimulai, Yu Rong bergegas masuk ke dalam kelas, melambaikan kedua tangannya di udara sambil berteriak, "Pengumuman tindakan disipliner telah keluar!"

"Oh?" semua orang di dalam kelas termasuk Xie Yujia melihat dengan penasaran dan cemas.

Penuh harap, kepala Zhao Jiayi juga segera naik dari meja

Pengumuman itu terpampang di jendela pengumuman di lantai pertama Gedung Administrasi. Para siswa di tim bola basket yang terlibat dalam pertarungan: empat menerima tindakan disipliner, dua diberikan peringatan lisan, dan mereka semua sementara dikeluarkan dari tim bola basket! Selain itu, mereka harus membayar biaya pengobatan Zhao Jiayi! Yang paling penting adalah, Zhao Jiayi dibebaskan, dan begitu juga Hao Ren! "Yu Rong menjerit senang.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.