Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Wanita Licik.... Kriminal?



Wanita Licik.... Kriminal?

0

Hao Ren berhenti berjalan dan berbalik untuk melihatnya.

Meskipun Su Han dingin, sungguh layak melakukan kultivasi di sini selama Hao Ren dapat mempelajari sesuatu dari Su Han..

Yang disebut Master Surgawi ini juga seorang Inspektur di Suku Naga.Su Han seharusnya mempunyai harta Dharma yang berharga dan teknik-teknik kultivasi yang cukup banyak.

Hao Ren sangat jelas dengan yang dia inginkan. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi dia juga perlu menjaga hubungan yang baik dengan Su Han untuk kepentingan Klan Naga Lautan Timur.

Benar saja, Su Han melambai kepadanya dan berkata, "Kemari. Aku akan mengajarkan sebuah teknik."

Setelah Hao Ren berjalan mendekatinya, Su Han menunjuk kening Hao Ren dengan jarinya yang panjang ramping dan mengirimkan pikiran ke dalam kepalanya. Hao Ren menghafalkan sebuah mantera yang sederhana yang memiliki tiga kalimat mudah.

"Bagaimana aku menggunakannya?" Hao Ren bertanya.

"Mantera itu harus digunakan dengan sebuah benda, dan ini dia," Sambil mengatakan itu, dua gelang perak secara ajaib muncul di telapak tangan Su Han..

.

Dia tersenyum ringan pada Hao Ren dan berkata, "Kenakanlah."

Hao Ren dengan waspada menatap gelang di telapak tangan Su Han yang mulus dan tidak segera meraihnya. Kalung yang Su Han berikan terakhir kali masih menempel di lehernya.

Jika lain kali Su Han memakaikan gelang kaki padanya, maka ada lima aksesoris yang dapat dengan mudah dipakai untuk menahannya. Jika itu terjadi, yang Su Han perlu lakukan hanya mengontrol Hao Ren dengan pikirannya.

Su Han tahu apa yang membuat Hao Ren khawatir, jadi dia tersenyum lagi dan berkata, "Jangan khawatir, kau akan bisa melepaskannya."

Senyum ringannya menawan, semanis bunga-bunga indah di musim semi. Namun, hal itu membuat Hao Ren semakin khawatir saat melihat godaan dalam senyumannya.

.

"Cepatlah!" senyuman di wajah Su Han menghilang saat dia memakaikan gelang perak itu ke pergelangan tangan Hao Ren..

Pada saat yang sama, Hao Ren merasa tangannya menjadi seberat dua gunung raksasa. Tidak saja tangannya terasa hampir putus, tetapi kakinya juga kesulitan menopang tubuhnya.

"Mantera yang aku ajarkan adalah untuk melepaskan gelang itu. Tapi kau hanya bisa melepaskannya selama dua jam setiap hari. Kalau tidak kalung di lehermu itu akan mencekikmu dan membuatmu berharap kau mati, " Su Han berkata dengan tenang dengan tangan terlipat di depannya.

Hao Ren merasakan sakit yang sangat luar biasa begitu juga penyesalan yang mendalam .

"Licik… benar-benar licik…" Hao Ren mengutuknya 100 kali dalam pikirannya. Dia menyalahkan dirinya karena serakah dan tidak segera pergi, Hao Ren berpikir Su Han hendak mengajarkannya beberapa teknik kultivasi yang hebat.

"Aku mendengar tentang perkelahian itu. Disatu pihak, Gelang Gunung Tai dapat menahan kekuatan fisikmu dan menghentikanmu dari menyakiti orang lain dengan tidak sengaja di masa depan. Di pihak lain, mereka dapat membantumu melakukan kultivasi dan memungkinkanmu untuk mengontrol tubuhmu lebih tepat," Su Han melanjutkan.

"Yah… jadi… terima kasih, Su Han." Hao Ren menggertakkan giginya, dia berusaha tidak menunjukkan emosi negatifnya terhadap Su Han. Gelang berat itu membuatnya sulit menaikkan tangannya, apa lagi berbicara.

"Selain itu, gelang-gelang itu dapat merasakan keadaan emosimu dan akan semakin berat jika suasana hatimu buruk. Tetapi jika kau dalam keadaan senang, gelang itu tidak akan terlalu berat," Su Han dengan tenang berkata padanya saat dia berdiri disisinya..

"Tidak terlalu berat… seberapa beratnya?" Hao Ren bertanya.

"Berat mereka masing-masing mungkin sekitar 25 kilo, itu jika kau dalam suasana hati yang bagus," kata Su Han dengan santai.

"25 kilo…" Hao Ren hampir pingsan.

Hao Ren membujuk dirinya untuk mempercayai "maksud baik" Su Han ketika dia keluar dari kantor Su Han dengan sulit. Setiap langkahnya merupakan tugas yang berat baginya.

Mungkin karena kontrol dirinya, tetapi gelang-gelang di pergelangan tangannya semakin lama semakin ringan saat dia menuruni tangga. Tidak lama, gelang-gelang itu tidak terlalu menyakitkan untuk digunakan.

Namun, tangannya masih berat seolah-olah membawa dua tas beras. Untungnya, dia sudah berada di level kedua Gulungan Konsentrasi Jiwa, yang menguatkan tubuh fisiknya sampai ke tingkat tinggi. Ini membantunya melawan agar tidak terjatuh ke tanah.

.

"Su Han berusaha berbuat baik padaku… dia sedang penuh perhatian…" Hao Ren berusaha sebaik mungkin untuk berada dalam suasana hati yang baik dengan berbohong pada dirinya. Hao Ren berjalan ke gerbang sekolah untuk menaiki bus ke rumah Zhao Yanzi.

Dia tiba di sana tepat waktu seperti biasa, dan Zhao Hongyu sedang membuat makan malam. Namun, tidak hanya Zhao Hongyu yang memasak di dapur, Nenek juga membantu kali ini.

Mereka bercakap-cakap sementara mereka menyiapkan hidangan seolah-olah mereka teman dekat selama bertahun-tahun.

Hao Ren senang melihat Nenek dan Zhao Hongyu berteman begitu akrab. Orang tuanya sibuk dengan pekerjaan, dan mereka harus selalu melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Juga, dia hanya bisa mengunjungi Nenek di akhir pekan karena sekolahnya, dan Paman Wang tidak terlalu bagus merawat orang lain karena dia tidak banyak bicara dan menghabiskan banyak waktu mengurus tanaman. Sehingga, Nenek secara teknis masih tinggal sendirian walau ada Paman Wang yang memasak untuknya.

Merupakan hal yang bagus, di usianya Nenek interaksi dengan Zhao Hongyu. Mereka dapat berbincang-bincang dan memasak bersama saat dia tinggal di sini, dan mereka dapat saling menghubungi satu dengan yang lain setelah Nenek pindah.

Melihat betapa baiknya mereka berinteraksi, gelang-gelang di pergelangan tangan Hao Ren menjadi semakin ringan.

Dia mendorong pintu dan memasuki dapur sambil berkata, "Aku kembali, Bibi, Nenek.

"Hehe, kau kembali. Kami membiarkan pintu terbuka mengetahui kau sebentar lagi datang," Zhao Hongyu tertawa lembut. Dia kemudian melihat gelang perak di pergelangan tangannya dan bertanya "Apakah perhiasan kecil itu dari Su Han lagi?"

"Perhiasan kecil? Mereka bukan sesuatu yang baik…" Hao Ren diam-diam merasa gelang-gelang itu mengganggu.

Gelang-gelang itu langsung semakin berat saat suasana hatinya berubah, dan Hao Ren hampir terjatuh. Dia segera melafalkan kalimat, "Su Han orang baik… dia hanya berusaha membantuku…"

"Siapa Su Han ini?" Nenek bertanya karena ingin tahu saat mendengar nama gadis itu.

"Oh, dia temanku, dan mengajar di Universitas Lautan Timur. Su Han telah menjaga Ren di sekolah." Zhao Hongyu menjelaskan pada Nenek.

"Ren ditakdirkan untuk menerima bantuan dari orang-orang yang baik," Nenek tertawa kecil saat dia melihat ke cucu laki-lakinya.

"Ya, Su Han cukup baik pada Hao Ren. Tidak hanya membantunya dalam pekerjaan sekolah, tetapi dia juga memberinya beberapa perhiasan kecil buatan tangannya sendiri dari waktu-ke waktu, " kata Zhao Hongyu.

Hao Ren mulai berkeringat saat mendengar hal ini. Orang lain mau mati untuk mendapatkan sesuatu dari Su Han, namun dia terlalu takut untuk mendapatkan apa pun dari Su Han lagi.

Nenek melihat ke gelang Hao Ren dan berkata, " Ya, barang buatan tangan ini sangat indah! Gadis yang pintar dan cekatan. Wanita ini pasti sangat cantik juga.

Zhao Hongyu tertawa dan mengangguk. Kemudian dia berkata pada Hao Ren, "Zi sudah pulang, dan dia sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya di atas. Mulailah dengan sesi bimbinganmu."

"Um, baiklah." Hao Ren berbalik dan meninggalkan dapur.

"Apa pendapatmu mengenai Zi.." Zhao Hongyu melanjutkan percakapannya dengan Nenek ketika Hao Ren berjalan ke lantai atas dengan langkah yang berat.

Zhao Yanzi sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan sungguh-sungguh saat Hao Ren berjalan masuk ke kamarnya dengan beberapa bahan pelajaran.

"Kelihatannya akhir-akhir ini dia sangat berkelakuan baik…" Hao Ren berjalan di belakangnya dan batuk sedikit.

Zhao Yanzi melihat ke belakang, sadar itu adalah Hao Ren. Dia tidak berkata apa-apa, malahan dia menarik kursinya ke arah kanan.

Hao Ren mengambil sebuah kursi dan duduk di sebelahnya. "Hari ini aku tidak akan mengajarimu seperti biasa. Kita hanya akan memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang membuatmu bingung sebelum ujian. Tanyalah jika kau punya pertanyaan," katanya.

"Em," Zhao Yanzi cemberut dan mendorong pekerjaan rumahnya ke Hao Ren ketika dia berkata, "Aku melingkari pertanyaan yang aku tidak tahu bagaimana mengerjakannya."

"Baiklah, coba aku lihat." Hao Ren mengambil buku catatan itu, mengambil sebuah pulpen dan beberapa kertas, dan dengan teliti mulai menghitung.

Sementara itu, Zhao Yanzi duduk di samping Hao Ren, menatapnya mengerjakan perhitungan. Dia juga memutar matanya dan mengamatinya dengan diam-diam.

"Dia terlihat lebih tampan dari biasanya," sebuah perasaan samar dan mengundang mengetuk hati Zhao Yanzi.

"Mengenakan kaus putih, tidak ada yang spesial tapi cukup rapi. Tidak ada bekas luka di tangannya, dan dia tidak terlihat kuat.." Zhao Yanzi berpindah dari mengamati wajah Hao Ren ke tubuhnya.

Tiba-tiba, pandangan matanya melekat pada gelang perak di pergelangan tangan Hao Ren.

"Apakah Kakak Su memberimu gelang-gelang ini?" Zhao Yanzi bertanya.

"Ya." Hao Ren berbalik dan melihatnya. "Kau tahu tentang gelang-gelang ini?" dia bertanya.

Zhao Yanzi mengangguk dan menjawab, "Mereka adalah Gelang-gelang Gunung Tai, dan hanya para Inspektur yang memilikinya. Mereka sama seperti borgol yang biasa polisi gunakan untuk menahan kriminal."

"Kriminal?" Hao Ren merasa sedikit sensitif dengan kata ini.

""Em, sang Inspektur akan memakaikan gelang-gelang ini pada tangan sang kultivator yang membuat kesalahan dan melanggar peraturan. Tujuannya untuk membatasi kekuatan dan kekuatan supernatural sehingga sang kriminal tidak bisa melarikan diri. Tetapi kelihatannya gelang-gelang yang diberikan Kakak Su hanyalah Gelang Level 1, yang hanya dipakai untuk membatasi kekuatan. Terlebih lagi, siapa pun yang mengenakannya dapat membukanya dengan mantera rahasia," Zhao Yanzi menjelaskan dengan sabar.

Hao Ren menatap gelang-gelang itu dengan terperanjat. Kemudian,dengan terkejut dia melihat Zhao Yanzi. Dia tidak mengetahui latar belakang gelang-gelang ini, dan dia tidak menyangka Zhao Yanzi semakin lama semakin lembut padanya.

Zhao Yanzi mengenakan satu setel piama jingga karena dia hanya berdiam di kamarnya sendiri. Piyama jingga itu sesuai dengan wajah mudanya, membuatnya segar seperti satu gelas jus jeruk segar.

Saat melihat Hao Ren menatapnya dengan terkejut, Zhao Yanzi merubah pandangan di wajahnya dan berteriak. "Jangan memberiku pandangan itu. Lagi pula kedua gelang ini harta dharma. Merupakan suatu kehormatan, Kakak Su memberikannya padamu."

"Baik, baik,,," Hao Ren berbalik ke meja, berusaha memusatkan perhatiannya kembali pada pertanyaan itu,

Su Han pasti mengetahui perkelahian di lapangan basket. Memakaikan gelang-gelang ini, kemungkinan sejenis hukuman bagiku," Hao Ren bertanya-tanya pada saat yang sama.

Hao Ren dan Zhao Yanzi tidak lama tenggelam dalam pertanyaan-pertanyaan itu dan bahkan tidak menyadari sekarang saatnya makan. Zhao Hongyu sendiri yang naik ke atas untuk memberitahu mereka. Keduanya meninggalkan meja dan berjalan turun bersama Zhao Hongyu berdampingan.

Saat menuruni tangga, Zhao Hongyu melihat ke belakang dan melihat Zhao Yanzi berpegangan pada lengan baju Hao Ren sementara berjalan menuruni tangan dengan hati-hati, dan ibunya segera menunjukkan senyuman senang.

"Bu, apa yang membuatmu tersenyum?" Zhao Yanzi berteriak.

"Hehe, bukan apa-apa!" Zhao Hongyu melangkah ke ruang makan.

Zhao Guang dan Nenek telah duduk di meja makan, dan mereka sedang membicarakan sesuatu. Mereka melambai pada Hao Ren dan Zhao Yanzi saat mereka melihat mereka berdua berjalan menuruni tangga bersama-sama.

Kelima orang itu mulai makan malam dengan gembira seperti sebuah keluarga yang sebenarnya.

Pada saat makan malam, tanpa di sangka-sangka Zhao Guang mengangkat sebuah topik. "Ren, nenekmu bilang orang tuamu akan kembali hari Kamis ini. Bagaimana kalau kita makan malam bersama Kamis malam ini sehingga kita bisa lebih saling mengenal? dia bertanya.

"Huh?" Hao Ren sejenak membeku. Dia telah menduga entah bagaimana kedua keluarga akan segera saling bertemu, tetapi dia tidak mengira akan secepat dan semendadak ini.

"Benar, Hongyu dan keluarganya menjagaku dengan baik, dan aku sangat berharap orang tuamu dapat mengundang mereka makan malam dan bertemu dengan mereka secepat mungkin." Nenek melanjutkan:

"Em… " Hao Ren melihat ke arah Zhao Guang kemudian ke Zhao Hongyu, merasakan sesuatu yang luar biasa akan terjadi pada pertemuan itu.

Zhao Yanzi juga berhenti makan. Dia menatap dengan nanar orang-orang di sekeliling meja makan, menunggu hasilnya. Sebelum ini, dia pasti akan menjerit dan menolak pertemuan keluarga itu. Namun, dia harus mempertahankan gambaran seorang "wanita terhormat" di depan Nenek.

"Zi akan ujian tengah semesternya di sekolah Jumat ini. Jadi akan lebih baik baginya untuk memusatkan perhatian pada pengulasan pelajaran kembali. Kita bisa menunggu hingga akhir pekan dan kemudian membicarakan pertemuan itu," setelah berpikir sejenak, Hao Ren memberi saran.

"Baiklah, kalau memang begitu…" Nenek benar-benar merasa bingung sekarang. Dia bertanya-tanya mengapa Hao Ren begitu ragu-ragu ketika sudah saatnya untuk menunjukkan penghargaannya terhadap orang tua Zi. Sekarang, dia mengetahui semuanya itu karena Hao Ren mengkhawatirkan ujian tengah semester Zhao Yanzi."

"Ya! Ya!" Zhao Yanzi segera mengangguk karena dia tidak ingin pergi ke tahap yang disebut pertemuan orang tua secepat itu.

"Kau tidak pernah menganggap ujian seserius ini sebelumnya. Bahkan terakhir kali saat ujian akhir, kau pergi. Bagaimana kau menjadi begitu serius tentang ujian kali ini. Kita akan lihat hasil yang kau dapatkan," Zhao Guang berkata pada Zhao Yanzi.

Mendengar perkataan Zhao Guang, Zhao Yanzi cemberut dengan tidak puas.

"Akhir-akhir ini Zi telah bekerja sangat keras mengulang pelajarannya," Hao Ren menyela.

"Hum! Aku tidak membutuhkanmu mengatakan hal yang baik bagiku!" tiba-tiba Zhao Yanzi marah tanpa alasan.

"Baik, baik, tidak perlu buru-buru. Jadi kita akan membicarakan masalah ini di akhir pekan." Nenek berusaha menengahi pertikaian itu.

Setelah makan, Zhao Yanzi memutuskan dia tidak membutuhkan bantuan Hao Ren. Oleh karena itu, Hao Ren harus kembali ke Universitas dengan pasrah.

Sangat sulit menebak apa yang gadis itu pikirkan. Tidak ada yang berhasil baik ketika Hao Ren setuju atau melawannya.

Sebagai akibatnya, Hao Ren kembali ke asrama lebih awal daripada sebelumnya. Zhao Jiayi, yang baru saja terlepas dari kemalangan, sedang bermain kartu dengan Zhou Liren dan Cao Ronghua.

Hao Ren menyingkirkan bahan-bahannya dan baru saja hendak naik ke atas tempat tidurnya untuk beristirahat. Namun, Zhao Jiayi tiba-tiba meraih pergelangan tangan Hao Ren. "Apa ini, dari mana kau memperoleh gelang ini?" dia bertanya.

"Dari kios di sisi jalan, hanya untuk bersenang-senang," Hao Ren menjawab dengan lelah.

"Gelang, apa kamu seorang gadis?" Zhou Liren segera berkata.

Hao Ren tidak tahu harus berkata apa. Dia tahu kalau Zhou Liren menemukan bahwa gelang ini dari Su Han, pria ini akan bersedia mengenakannya di seluruh tubuhnya.

"Tetapi mereka gelang yang bagus," Cao Ronghua mendekat dan melihat lebih jelas pada kedua gelang di pergelangan tangan Hao Ren sambil memberi komentar.

"Kelihatannya mereka sesuai dengan kalungmu," mata Zhao Jiayi menyala. "Jangan bilang mereka dari Su Han lagi?"

"Mereka kelihatannya cocok!" Zhou Liren akhirnya menemukan rahasia ini dan mulai menjerit.

"Jangan suka bergosip!" mendorong wajah Zhou Liren menjauh, Hao Ren melompat ke tempat tidurnya untuk beristirahat. Namun, tempat tidurnya melekuk begitu dalam sampai hampir patah.

"Tenang, tenang!" Zhao Jiayi berteriak.

"Bagaimana bisa tenang ketika kau mengenakan gelang yang beratnya 50 kilo.." Hao Ren mendesah di pikirannya sambil mengambil buku di samping bantalnya.

Hari Rabu itu sama seperti biasanya. Apa yang paling banyak dibicarakan para siswa adalah pengumuman tata tertib yang di tempelkan di Gedung Administrasi. Namun, masalah ini tidak lagi mempengaruhi Hao Ren.

Dia harus membimbing Zhao Yanzi di malam hari, dan sikapnya tidak ceroboh atau bersemangat, Hao Ren tidak tahu apakah dia melakukan sesuatu yang menyinggung Zhao Yanzi.

Karenanya, dalam sekejap, sudah hari Kamis.lagi.

Ting! Lampu signal untuk pesan teks menyala di telepon selulernya.

Hao Ren sambil mengantuk membuka teleponnya selama kelas dan menemukan pesan itu dari Xie Yujia.

"Akademisi Hao dan Akademisi Yue akan memberikan kuliah tentang sains pada jam delapan malam hari ini. Maukah kau pergi denganku?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.