Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Ledakan Hao Ren



Ledakan Hao Ren

0

Hao Ren terkejut dengan berita itu. Dia segera bertanya, "Di mana mereka?"

"Zona B di lapangan basket!" Cao Ronghua berteriak di telepon.

"Mengerti! Aku datang!" Hao Ren menutup telepon dan melihat ke arah Zona B, dia siap untuk berlari.

Xie Yujia menjulurkan tangan dan menahannya. "Apa yang terjadi?" dia bertanya.

"Zhao Jiayi berkelahi dengan para pria dari tim basket!" jawab Hao Ren. Tiba-tiba dia melihat ke sepeda Xie Yujia dan meraih pegangannya. "Pinjamkan sepedamu!" katanya.

"Tidak! Aku pergi juga!" sebagai seorang Ketua Kelas, Xie Yujia merasa itu tugasnya untuk memastikan semua orang di kelasnya aman.

Hao Ren tidak ingin berdebat dengannya. Dia mengayunkan kakinya ke sepeda dan langsung duduk di atasnya. Xie Yujia berpegangan erat-erat di kausnya dan duduk di kursi belakang sepeda.

Dengan Xie Yujia yang duduk di kursi belakang, sepeda itu masih tidak terasa berat. Hao Ren mengayuh dengan cepat dan bergegas maju dengan kecepatan meluncur yang cepat.

Xie Yujia takjub pada kecepatan dan kekuatan yang luar biasa dari kaki Hao Ren. Dia tidak punya pilihan selain menggengam kausnya dan berpegangan erat-erat pada Hao Ren agar tidak jatuh dari sepeda.

Sepeda biasa itu bergegas ke Zona B di lapangan basket.

Kriiiitt! Hao Ren mengerem dengan kuat saat mereka mencapai lapangan, dan tubuh lembut Xie Yujia menabrak punggungnya dengan momentum yang besar.

Namun, Hao Ren tidak memperhatikan semua ini. Setelah meloncat turun dari sepeda, dia tergesa-gesa menuju lapangan.

Dengan dada yang sakit, Xie Yujia menangkap sepeda itu dan menahannya agar tidak jatuh. Dia melihat lapangan itu dipenuhi orang-orang dan suara perkelahian terdengar dari bagian tengahnya. Dia mendorong sepeda ke samping dan lari mengejar Hao Ren menuju lapangan.

Hao Ren menerobos kerumunan dengan kekuatan yang dia tidak tahu dia miliki sebelumnya, bergegas ke bagian tengah. Xie Yujia telah mengikuti Hao Ren dari dekat sehingga dia juga bisa memasuki bagian dalam dari kerumunan.

Di tengah lapangan bola, empat pria besar dari tim basket mengelilingi Zhao Jiayi sambil memberinya tamparan keras dan tendangan.

Zhao Jiayi memar di sekujur tubuhnya. Meskipun dia telah jatuh ke tanah, dengan keras kepala dia menendang lawannya yang mengenakan celana olahraga pendek. Terluka dan merasakan kemarahan oleh tendangannya, lawannya memukuli Zhao Jiayi dengan kekuatan yang lebih besar.

"Hentikan!" suatu lonjakan darah panas mengalir dengan cepat ke kepala Hao Ren. Dia bergegas menghampiri dan memukul pria yang telah memberikan Zhao Jiayi tendangan yang paling ganas di muka.

Pria itu memerah matanya dan tidak mengira seseorang berani menghentikan dia. Tidak siap, dia ditinju dengan kuat oleh tinju Hao Ren, dia mundur tiga langkah dan wajahnya langsung membengkak.

Kejadian itu terjadi begitu cepat sehingga yang lain tidak menyadari campur tangan Hao Ren karena mereka terus menendang Zhao Jiayi. Murka, Hao Ren bergegas menuju lingkaran perkelahian. Melindungi Zhao Jiayi dengan tubuhnya, Hao Ren merenggut dua pergelangan kaki dan melontarkannya.

Bum! Bum!

Dua pria besar dari lapangan basket jatuh ke tanah.

Mata Xie Yujia membesar, takjub dengan kekuatan Hao Ren.

Khawatir keselamatan temannya, Hao Ren berdiri dan meraih kaos dua orang lainnya dari tim basket dan melemparkan mereka dengan kuat, kedua pria setinggi enam kaki itu terbang ke udara.

Semua orang dalam kerumunan itu tertegun… "Apa dia Superman yang datang untuk menyelamatkan. Dia kelihatannya kurus dan lemah, tetapi dia baru saja menghajar enam sampai tujuh pria dari tim basket dalam sekejap mata!" Pikir mereka.

Dengan memar di ujung salah satu matanya, Zhou Liren, yang berdiri di pojok kerumunan itu, juga tertegun. Dia setinggi enam kaki, dan dia telah berusaha menolong Zhao Jiayi tetapi langsung jatuh oleh satu tinju.

Di sebelahnya, Cao Ronghua , yang bahkan lebih lemah dari Zhou Liren, berdiri di sana. Dia telah berusaha membubarkan perkelahian itu dan didorong jauh oleh satu tangan berotot dari salah satu anggota tim basket. Dia telah memanggil Hao Ren untuk memperoleh lebih banyak bantuan, tetapi dia terkejut melihat Hao Ren memukuli semua lawannya…

""Siapa yang berani ke sini?!" Dengan mata merah, Hao Ren melindungi Zhao Jiayi dengan tubuhnya dan berteriak.

Tindakannya sangat berani di mata Xie Yujia. Melihat ke arah Hao Ren yang berkeringat dan sangat marah, Xie Yujia, seorang mahasiswa dengan perilaku yang baik, tiba-tiba mendapatinya sangat tampan.

"Nak, kau kira siapa dirimu?" Power Forward [1.adalah posisi dalam permainan bola basket yang diisi oleh salah satu pemain berpostur tinggi dan kuat. Salah satu tugas utama power forward adalah menangkap bola yang memantul dari ring (rebound) baik dalam keadaan bertahan maupun menyerang] dalam tim basket itu berdiri dan menghempaskan tubuhnya yang setinggi enam kaki dan empat inci ke arah Hao Ren..

Dia tidak percaya saat Hao Ren bisa menangkap tubuhnya. Dia menyalahkan kegagalannya pada ketidaksiapannya. Lagi pula, kekuatan brutal dari tim basket tidak tertandingi!

Melihat pria ini bergegas ke atasnya, kemarahan Hao Ren tersulut. Dia bahkan tidak menghindar karena temannya, Zhao Jiayi terbaring di kakinya.

Bang! Hao Ren mengulurkan tangannya dan menangkap tangan Power Forward yang setinggi enam kaki empat inci dan seberat 91 kilogram ini!

Telapak tangan mereka saling bertabrakan. Seperti pegulat Rusia, mereka bertanding dengan kekuatan murni!

Teng! Teng! Teng! Teng!

Power Forward yang kuat itu dipaksa mundur empat langkah dan kemudian jatuh ke tanah pada langkah goyahnya yang terakhir.

Semuanya itu terjadi dalam sekejap mata.

Rasa tidak percaya terpampang di wajah semua orang.

"Apa yang terjadi?"

Pertanyaan itu muncul di pikiran semua orang yang hadir.

Power Forward yang jatuh juga melihat Hao Ren dengan takjub. "Mahasiswa biasa ini, yang satu kepala lebih pendek dan setengah dari ukuranku, mendorongku ke tanah!?" pikirnya. " Aku seorang Power Forward di tim basket yang telah memenangkan kejuaraan Liga Basket Perguruan Tinggi… "

Slap! Slap!

Tali sepatu di kedua sepatu Hao Ren putus.

Dia membungkukkan punggungnya dan membantu Zhao Jiayi berdiri. Dia melihat ke arah anggota tim basket dan meludahkan dua kata, "Tunggu saja…"

Swuuush! Kerumunan itu menyingkir dan secara otomatis membuka jalan bagi mereka.

Hao Ren membantu Zhao Jiayi yang pincang keluar dari lapangan basket dan menuju gedung asrama di luar kampus.

Zhou Liren dan Cao Ronghua saling bertukar pandang, bergegas berdiri, dan mengikuti Hao Ren.

Kerumunan yang bingung itu di tinggalkan terdiam di lapangan basket, termasuk Xie Yujia, yang tengah menggenggam telepon selulernya di tangannya dan berencana menghubungi kakak laki-lakinya. Saat melihat ke arah keempat pria yang pergi melalui pagar kawat di lapangan basket di senja hari, dia bingung pada apa yang akan dilakukan selanjutnya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.