Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Terus-Menerus Diserang



Terus-Menerus Diserang

0

"Ren, kapan orangtuamu kembali ke Cina?" tanpa disangka-sangka Zhao Hongyu bertanya pada Hao Ren sambil mengemudi.

Hao Ren terdiam untuk beberapa saat dan menjawab, "Em,..aku tidak yakin."

Zhao Hongyu, kelihatannya bisa membaca pikirannya, dan berkata, "Kamu tidak akan memberitahukanku meski kamu tahu,bukan?"

Paras wajah Hao Ren berubah menjadi canggung. Sebenarnya dia tidak mau berbicara mengenai isu Zhao Yanzi. Pertama-tama, dia tidak yakin apa yang akan orangtuanya pikirkan. Kedua, dia tidak merasa masalah ini cukup kongkrit unatuk dibicarakan.

"Baiklah, aku tidak akan membuatnya sulit bagimu," Zhao Hongyu tersenyum dengan penuh perhatian dan berkata, "Kita akan menemukan kesempatan membicarakan hal itu setelah orangtuamu kembali."

Hao Ren hampir mengatakan orang tuanya mempunyai karir mereka, dan semua isu keluarga diserahkan pada neneknya. Selama neneknya menerima Zhao Yanzi sebagai cucu menantu perempuannya, seberapa kerasnya orang tuanya berusaha menolak hal itu tidak akan menjadi masalah.

Kelihatannya, Hao Ren tidak berpikir bahwa kepribadian Zhao Yanzi akan memperoleh pujian dari neneknya. Jika neneknya dapat menyukai seseorang, itu pasti Xie Yujia.

Zhao Hongyu memarkirkan mobilnya di garasi setelah mereka sampai di rumah, kemudian dia membawa Hao Ren masuk ke dalam rumah. Hao Ren hampir tak bisa membayangkan bagaimana seorang perancang senior yang mengendarai Ferrari ke tempat kerja dapat juga berbelanja bahan-bahan makanan di pasar lokal setiap hari dan pulang ke rumah lebih awal untuk menyiapkan makan malam.

Setelah pergi ke dapur dan memakai celemek, Zhao Hongyu berubah dari wanita kantoran menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik dan berbudi. Hao Ren juga pergi ke dapur untuk membantu karena dia tidak memiliki hal lain untuk dikerjakannya, dan Zhao Hongyu tidak menghentikannya.

Dalam beberapa saat, Zhao Yanzi sampai ke rumah. Dengan santai dia menyapa ibunya dan Hao Ren saat dia melihat mereka di dapur, dan dia pergi keatas untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Setelah beberapa saat, Zhao Guang juga kembali ke rumah dari kantor. Dia melihat Hao Ren di dapur membantu Zhao Hongyu. Hao Ren mencuci sayuran dan memotong daging. Dia mengangguk berkenan dan kemudian kembali menuju ruang belajarnya untuk mengurus bisnisnys.

Didalam rumah bertingkat dua yang terlihat biasa, Zhao Yanzi ada dalam kamarnya mengerjakan pekerjaan rumah dengan kesal, Zhao Guang dengan serius meninjau beberapa dokumen di ruang belajarnya. Zhao Hongyu berdiri di depan panci untuk memasak makanan, dan Hao Ren di sebelah Zhao Hongyu menyiapkan makanan.

Seluruh suasana sangat harmonis seolah-olah mereka keluarga yang sebenarnya.

Hidangan nikmat dibawa ke meja makan satu demi satu. Mendengar panggilan Zhao Hongyu, Zhao Yanzi meletakkan pekerjaan rumahnya dan dengan senang menuruni tangga untuk makan malam. Zhao Guang juga keluar dari kamar belajarnya dan dengan mantap berjalan menuju meja makan.

Keempat duduk mengelilingi meja makan, menikmati makanan yang lezat bersama-sama. Saat makan malam, Zhao Hongyu terus mengatakan hal yang baik tentang betapa pengertiannya Hao Ren dan betapa baiknya dia dalam pekerjaan rumah, dan hal itu membuat Zhao Yanzi cemberut karena iri.

Tidak hanya Zhao Hongyu tetapi juga Zhao Guang yang mengamati Hao Ren merasa semakin lama semakin puas dengan menantu laki-laki ini yang dia telah "pilih". '

Zhao Yanzi satu-satunya yang masih sangat memusuhi Hao Ren. Dia sangat tidak menyukai perasaan saat dia memikirkan tentang menikahi laki-laki ini yang hebat "menyanjung" orang tuanya.

Namun, saat dia teringat pada Ketua Kelas cantik di kelas Hao Ren, dia tidak bersedia memberikan Hao Ren. Dia percaya Ketua Kelas akan mengambil Hao Ren jika dia tidak menginginkannya.

Seperti biasa, Hao Ren harus membimbing Zhao Yanzi setelah makan makan. Dia menghabiskan satu jam untuk secara sistematis menjelaskan konsep bahasa inggris yang penting kepada Zhao Yanzi dan satu jam berikutnya untuk menyelesaikan masalah pada mata pelajaran yang lain.

Dia tidak lagi menemukan pertanyaan yang diberikan Zhao Yanzi tidak akrab atau sulit karena dia telah membaca beberapa buku pelajarannya kemarin malam. Dia menyelesaikan setumpuk pertanyaan terus menerus dan hal itu sangat mengesankan Zhao Yanzi.

"Pria ini kelihatannya memiliki otak yang pintar …" dengan diam-diam menatap dahi Hao Ren yang mulus dan bulat, Zhao Yanzi menyimpulkan.

Dia paling membenci orang bodoh, tetapi kelihatannya Hao Ren bukan tipe itu.

Dua jam sesi bimbingan telah berakhir dan Hao Ren harus kembali. Zhao Guang menawarkan tumpangan, tetapi dengan ramah Hao Ren menolaknya. Dia mengemas bahan-bahan bimbingannya dan berencana memanggil taksi. Dia tidak ingin merepotkan Zhao Guang setiap hari.

"Em.. " Zhao Yanzi tiba-tiba bergegas turun ke bawah saat Hao Ren hendak berjalan keluar. Dia menyerahkan beberapa buku pada Hao Ren dan berkata, "Aku tidak membutuhkannya besok, jadi kau bisa membawanya untuk kau baca. Jangan lupa membawanya besok!"

Hao Ren menunduk kebawah dan menemukan mereka adalah buku pelajaran biologi dan geografi. Melihat Hao Ren menatapnya, wajah Hao Ren bersemu. Dia berbalik dan berlari ke atas tangga sambil berteriak, "Baca dengan teliti! Baca dengan serius! Jika aku salah itu kesalahanmu!"

"Gadis ini… " Zhao Hongyu, yang berdiri di pintu bersama Hao Ren, menggeleng kepalanya dan tersenyum, "Aku baru saja hendak memintanya mengantarmu keluar… "

"Jangan khawatir. Aku akan pulang sekarang. Tidak perlu Paman mengantarku pulang, aku tahu dia sangat sibuk dengan pekerjaannya," Hao Ren melambaikan tangannya di pintu sebelum dia berbalik dan berjalan ke jalan.

Zhao Hongyu mengangguk dengan gembira, merasa semakin puas dan lebih puas dengan Hao Ren.

Saat Hao Ren berada dalam taksi menuju universitas, dia tiba-tiba menyadari gadis kecil Zhao Yanzi itu tidak pernah memanggil namanya, kalau bukan 'hai", "ini" ,atau "itu"…

Ah, sebuah kegagalan…

Segera setelah dia kembali ke asrama dan menapakkan kakinya ke lantai tiga, dia mendengar seseorang berteriak, "Hao Ren kembali!"

Tidak lama setelah teriakan itu, semua pria bergegas keluar dari asrama mereka seolah-olah mereka baru saja mendengar ada keadaan darurat. Mereka mengerubungi Hao Ren dan mulai membombardir dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan mereka!

"Apa hubunganmu dengan Su Han!"

"Dia benar-benar memakaikan kalung untukmu, kita semua melihat itu!"

"Itu kalungnya! Yang di lehernya!"

"Aku mau lihat! Biarkan aku lihat!"

Sambil memegang kantung plastik dengan semua bahan bimbingan di dalamnya, Mereka mengerubunginya dengan rapat dan dia tidak bisa bergerak satu langkah pun. Mereka begitu tertarik dengan kalung itu sehingga mereka saling berusaha merenggutnya.

Untungnya kalung ini terbuat dari bahan yang istimewa yang dapat menahan semua sentakan dan tarikan. Namun, leher Hao Ren tidak lagi dapat menahan tarikan yang menyakitkan ini. Dalam situasi ini, tidak seorangpun dapat mengatakan dengan pasti jika beberapa dari mereka tidak melakukan hal karena iri hati dan tidak mau melepaskan kesempatan ini untuk membalaskan dendam mereka.

"Menjauh dari sini! Pindah!" pada saat kritis ini, Zhao Jiayi muncul bersama Zhou Liren dan Cao Ronghua untuk menyelamatkan Hao Ren.

Mereka menyelamatkan Hao Ren dan mengantarnya kembali ke asrama mereka seolah-olah mereka menjaga seorang kaisar. Saat merekaa menutup pintu, para pria dari asrama lainnya tidak menyerah semudah itu dan seperti gila melanjutkan memukul pintu.

"Berita mengenai Su Han memberimu kalung telah menyebar ke seluruh universitas! Sudah pasti menjadi breaking news! Kau mampus, teman!" kata Zhao Jiayi sambil mendorong Hao Ren ke kursi dan menatapnya.

"Apa masalahnya? Itu hanya sebuah kalung yang diberikan Su Han, mengapa hal itu menjadi berita besar?" Hao Ren bertanya sambil mengusap lehernya yang berdenyut.

"Jangan berusaha berdalih! Apa pernah kau melihat Su Han memberi kalung ke pria yang lain?! Di tambah lagi … apa kau tahu berita yang terbesar?" Zhao Jiayi tiba-tiba menunjukkan senyuman yang terlalu terang. "Huang Xujie telah mendengar berita ini, dan dia sangat marah! Kelihatannya bangsat itu sangat menyukai Su Han!" dia berteriak.

Dia mengaitkan tangannya ke leher Hao Ren dan bersorak," Pekerjaan yang baik, Ren! Kau berlari lebih cepat darinya , dan kamu lebih hebat lagi mendekati gadis-gadis dari padanyanya!"

Melihat pandangan yang luar biasa gembira dan kemenangan di wajah Zhao Jiayi, Hao Ren tidak tahu hendak berkata apa.

"Su Han adalah sepupu jauhku… kemungkinan tidak ada seorangpun yang akan mempercayai penjelasan seperti ini sekarang…." pikirnya.

"Si cantik Su Han! Si ayu Su! Aku tahu kau tidak pernah peduli pendapat atau pikiran orang lain, tapi tolong jangan melemparkanku ke dalam api.."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.