The Alchemists: Cinta Abadi

Keluarga Linden Yang Mengesankan



Keluarga Linden Yang Mengesankan

0Aleksis menatap Rose dengan pandangan penuh perhatian. Menurutnya Rose memang sangat cocok dengan Rune.     

Ahh.. semoga hubungan mereka benar-benar akan dapat berlanjut ke tingkat yang lebih serius, pikirnya. Apalagi mengingat bahwa anak-anaknya sudah menyukai Rose bahkan sebelum Rose bertemu dengan gadis itu.     

Aleksis lalu berbicara dengan suara lembut kepada Rose. "Hallo, Rose. Namaku Aleksis Schneider Linden. Ini suamiku Elios Linden, dan kedua putraku, Scotland dan Ireland. Senang sekali akhirnya bisa bertemu denganmu."     

"Ahh.. aku juga senang bertemu kalian," kata Rose dengan suara sungkan.     

"Apa sekarang kalian berdua sedang berada di Medion hari ini? Aku sudah mendengar bahwa negaramu sangat indah," kata Aleksis. "Terima kasih ya telah menemani adikku selama ia di Medion. Rune bilang ia sangat bersenang-senang."     

"Uhm... yah, sebenarnya aku yang harus mengucapkan terima kasih," kata Rose. "Rune telah banyak membantuku selama ini. Aku bersyukur ia ada di sini bersamaku."     

"Oh, senang mendengarnya," Aleksis mengangguk. Ia melirik Rune dan memberinya anggukan pelan untuk menggodanya.     

Aleksis merasa semuanya berjalan dengan sangat cepat antara Rune dan Rose karena saudara laki-lakinya itu kini telah berada dalam fase di mana ia mulai terbuka mengenai identitas aslinya kepada gadis itu.     

Ia ingat London membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengungkapkan identitas aslinya kepada L. Baru setelah Lily lahir, London akhirnya jujur kepada L.     

"Yah... sulit bagiku untuk mempercayai semua ini..." ungkap Rose. "Awalnya Rune memberitahuku bahwa ia hanya kebetulan memiliki nama belakang yang sama dengan keluarga Schneider dan keluarganya berasal dari latar belakang yang sederhana... tapi tiba-tiba... ia mengungkapkan semua ini...."     

"Keluarga kami sangat menjaga privasi masing-masing. Aku harap kau bisa memaafkan saudaraku karena telah menyembunyikan identitasnya darimu. Ia sudah berencana untuk mengungkapkan semuanya jika waktunya tepat. Jadi kurasa, inilah saat yang ia tunggu-tunggu," kata Aleksis.     

"Aku setuju denganmu," balas Rose. "Aku sebenarnya tidak marah karena Rune memutuskan untuk menyembunyikan identitasnya dariku. Aku sangat paham dengan situasinya. Aku hanya terkejut… itu saja. Kalian… kalian berdua sangat terkenal."     

"Benarkah?" Aleksis dan Alaric saling bertukar pandang.      

Keduanya adalah orang yang sangat tertutup, namun rupanya posisi Alaric sebagai pemilik RMI membuatnya tak luput dari perhatian publik.     

Selama RMI masih menguasai sebagian besar bisnis di dunia, orang akan selalu mengingatnya sebagai pendiri dan pemilik konglomerat teknologi raksasa, meski jarang menunjukkan dirinya ke publik.     

Itulah mengapa Rose mengatakan mereka sangat 'terkenal'.     

"Iya, kalian sangat populer! Aku minta maaf karena aku tidak segera menyapa kalian, aku sangat terkejut hingga kehilangan kata-kata," Rose menjelaskan dengan ekspresi malu-malu. "Aku adalah penggemar berat inovasi-inovasi yang diciptakan RMI."     

Rose merasa malu dengan reaksi yang ia tunjukkan sebelumnya. Ia adalah gadis bangsawan dan sudah terbiasa bertemu dengan pejabat tinggi dan bangsawan, tetapi melihat saudara perempuan dari kekasih pura-puranya yang ternyata adalah istri Elios Linden, ia merasa terpaku untuk sesaat.     

"Terima kasih, aku sangat senang mendengarnya," kata Aleksis. "Kami dengar dari Rune bahwa kau adalah seorang seniman. Aku ingin sekali melihat karyamu lain kali. Kami memiliki koleksi seni yang beragam dan selalu senang melihat karya seni baru."     

'Aku yakin kalian memang suka seni,' kata Rose dalam hati. Ia pernah membaca di suatu berita bahwa keluarga Linden ini memiliki koleksi seni paling lengkap, tersebar di banyak rumah mereka di seluruh dunia.     

"Ahh... Aku tersanjung karena kau bersedia melihat karyaku. Aku akan mengirim beberapa ke Manhattan sebagai hadiah saat aku kembali ke New York nanti," Wajah Rose berseri-seri. Ia senang karena Aleksis tampak benar-benar tertarik kepada dirinya dan karya seninya.     

Tawaran Aleksis membuat Rose semakin bahagia dengan pertemuan pertama mereka. Astaga… ia sangat menyukai keluarga Rune!     

"Kau harus berkunjung kemari dan menemui kami ketika kau kembali ke sini," saran Aleksis.     

"Kita harus makan malam bersama. Aku tidak sabar untuk bertemu langsung denganmu."     

"Aku telah bertemu keluarga Medici untuk makan malam bulan lalu. Aku kira Tuan Nicolae Medici adalah saudara Tuan Elios Linden. Setidaknya, itulah yang dikatakan Rune kepadaku," Rose tersenyum manis. "Maaf jika aku tidak sopan, tapi aku hanya bertanya-tanya mengapa kalian berdua memiliki nama belakang yang berbeda jika bersaudara."     

Awalnya, ia ingin bertanya kepada Rune tentang hal itu setelah percakapan dengan keluarga Linden berakhir. Namun, karena Aleksis mengundangnya makan malam, Rose berpikir sebaiknya ia mengajukan pertanyaan itu.     

Untungnya, Aleksis dan Alaric tidak tampak tersinggung. Mereka tahu itu pertanyaan tanpa maksud menyinggung karena Rose telah bertemu Nicolae dan menyadari bahwa ia dan Alaric tampak agak mirip. Selain itu, Rune juga sudah menjelaskan kepadanya bahwa kedua pria itu bersaudara.     

"Oh, itu karena suamiku dan Nicolae sudah berpisah saat lahir. Mereka baru bertemu setelah dewasa dan sudah menggunakan nama belakang yang berbeda. Jadi, kami tetap memakai nama tersebut agar tidak terlalu repot," jelas Aleksis.     

"Ahh!! Aku mengerti, sekarang semuanya masuk akal!" Rose mengatupkan bibirnya karena terkejut. "Sungguh cerita yang menarik. Aku sangat senang Tuan Elios bisa bertemu dengan saudaranya. Ini cerita dengan akhir yang bahagia."     

Kali ini Alaric membalas karena Rose berbicara langsung dengannya. "Terima kasih. Kami harus melalui jalan yang begitu panjang untuk sampai pada akhir yang membahagiakan itu."     

Sementara itu, Rune hanya berdiri di sampingnya, mengamati Rose bercakap-cakap dengan Aleksis dan keluarganya.     

Ia senang melihat perlahan-lahan es mencair dan Rose bisa merasa lebih nyaman berbicara dengan keluarga Linden.      

Suasananya menjadi sangat hangat dan percakapan berjalan lancar. Pada saat mereka selesai, Rose merasa seperti telah menemukan teman baru.     

"Senang bertemu denganmu, Rose. Terima kasih untuk obrolan yang menyenangkan ini," Aleksis akhirnya mengakhiri percakapan mereka. Si kembar harus bertemu dengan guru mereka dan belajar. "Kita harus makan malam bersama saat kau kembali ke New York."     

"Ya, aku ingin sekali makan malam dengan kalian semua. Terima kasih banyak untuk hari ini. Aku tahu kalian pasti sangat sibuk. Aku bersyukur kalian bersedia bertemu denganku dan memastikan semua yang perlu aku ketahui tentang Rune," kata Rose.     

"Yah... ia adik laki-lakiku. Tentu saja, aku akan melakukan apa saja untuknya," Aleksis mengedipkan mata. "Oke, semoga hari kalian menyenangkan di sana. Sampai jumpa nanti!"     

"Bye, Bibi Rose!!" Si kembar melambai dengan senyum lebar di wajah mereka. Alaric mengangguk ke arah Rune dan Rose.     

"Sampai jumpa!"     

Panggilan Virconnect berakhir dan, untuk sesaat, tidak ada yang mengatakan apa-apa.     

Rose membulatkan matanya dan menoleh ke arah Rune. "Jadi, kau benar-benar Rune Schneider?"     

Pria itu menyeringai. "Yah, benar."     

"Sungguh suatu kebetulan...." Rose mengatupkan bibirnya, ia tampak masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.