The Alchemists: Cinta Abadi

Tidak Usah Menguatirkanku



Tidak Usah Menguatirkanku

1Para reporter itu pasti telah menulis beberapa berita murahan berdasarkan pernyataan Sarah Miller hari ini. Rose harus tahu apa saja yang ditulis di media supaya ia punya persiapkan untuk menentangnya nanti.     

"Astaga..." mata Rose membulat saat ia membuka internet dan memeriksa beberapa situs berita di ponselnya.     

"Ada apa?" Rune datang mendekat dan melihat layar ponsel gadis itu. "Apakah mereka memfitnahmu lagi?"     

"Tidak... tapi..." Rose menatap Rune dan menggigit bibirnya, ia terlihat sangat kesal. "Mereka pergi ke rumahku dan mengganggu ibuku agar bisa menanyakan beberapa hal."     

"Oh.. apa yang mereka inginkan?" Tanya Rune.     

"Mereka semua ingin tahu dari bibir ibuku sendiri bahwa aku dan Leon berkencan di masa lalu."     

"Apakah ibumu mengatakan sesuatu?"     

"Tentu saja tidak. Ia memerintah beberapa penjaga untuk mengusir para reporter itu keluar dari gerbang kami, tapi sekarang orang-orang menjadi curiga... ugh!" Rose memijat pelipisnya dan berusaha keras untuk menahan air matanya. "Sarah Miller! Aku sangat membencimu!"     

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang? Orang-orang sudah mendengar tentang rumor itu. Kau harus meluruskan semuanya," saran Rune kepadanya.     

"Ya, kau benar. Aku tidak punya pilihan lain selain datang ke pesta kerajaan dan memperkenalkanmu. Jika aku tidak datang, seperti yang sudah aku rencanakan, mereka akan mengira rumor itu benar," Rose mengatupkan rahangnya dan mencengkeram ayunannya dengan keras.     

"Baiklah. Jam berapa acaranya?" Rune bertanya kepadanya.     

"Acaranya harusnya dimulai satu atau dua jam lagi. Sebaiknya kita pulang sekarang dan segera bersiap. Aku rasa tidak apa-apa jika kita datang terlambat. Lebih baik datang terlambat daripada tidak hadir sama sekali," Rose akhirnya mengambil keputusan. Ia lalu memegang tangan Rune. "Maaf karena telah menyeretmu ke dalam kekacauan ini."     

"Hahaha... tidak, tidak apa-apa. Aku tertarik melakukan petualangan baru ini," Rune tertawa kecil. "Aku bahkan bersenang-senang. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku."     

Bab 1020 - Aku Kakak Laki-Laki Rose     

Rose tersenyum ketika ia mendengar kata-kata Rune. "Terima kasih. Kau selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik."     

"Terima kasih! Aku senang kau berpikir seperti itu," Rune tersenyum saat mendengar pujian Rose. "Sebaiknya kita kembali sekarang."     

Ia meraih tangan Rose dan mengangkat tubuhnya dari ayunannya. Gadis itu menjerit karena ia tidak mengira Rune akan menggendongnya secara tiba-tiba.     

"Apa yang kau lakukan?" Rose tertawa sambil melingkarkan lengannya di leher Rune. "Kau mengejutkanku."     

"Aku hanya ingin melakukannya saja," jawab Rune sambil menyeringai.     

Betul sekali. Ia tidak perlu mencium Rose di depan umum untuk menunjukkan kepada orang-orang bagaimana perasaannya terhadap gadis itu. Orang akan bisa melihatnya dari hal-hal kecil yang ia lakukan untuk Rose.     

"Terima kasih," bisik Rose sambil menenggelamkan wajahnya di dada Rune. Ia merasa ditenangkan dan dihibur oleh pria itu. Entah bagaimana, beban yang ia hadapi hari ini tidak terasa begitu berat lagi.     

Rune dengan mudah menggendong tubuh Rose dalam pelukannya, berjalan melewati padang rumput dan menuju mobil mereka yang terparkir tidak jauh. Ia hanya menurunkan Rose agar bisa membukakan pintu mobil untuknya.     

Rose tersenyum malu-malu saat ia masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman. Ia merasa senang karena Rune selalu ada bersamanya, khususnya selama masa-masa sulitnya di Medion.     

Dalam hati, ia berjanji kepada dirinya sendiri jika pria itu masih mau menerimanya, ia akan belajar untuk membalas cintanya. Suatu hari nanti.     

***     

"Astaga.... ada banyak sekali jurnalis!" Rose mengeluh saat mobil mereka mencapai gerbang mansion Fournier. Ada selusin reporter menunggu di sekitar gerbang dan mereka dengan cepat mengerumuni mobil ketika mereka menyadari Rose ada di dalamnya.     

"Lady Rose, kami ingin mendapatkan pernyataan darimu tentang tuduhan Lady Sarah hari ini," seorang reporter wanita paruh baya dengan cepat bertanya saat mobil berhenti di depan gerbang, ia dengan tidak sabar menunggu pintu terbuka secara otomatis.     

Rose tersenyum manis dan menggelengkan kepalanya. Ia menepuk bahu Rune dan memberi isyarat agar ia segera masuk saat gerbang terbuka di depan mereka.     

"Lady Rose! Kami ingin mengetahui yang yang sebenarnya!"     

"Orang-orang berhak tahu...!"     

Keributan di belakang mereka segera menjadi suara yang perlahan menguap di udara saat mereka berdua mengendara masuk dan menjauh dari gerbang.     

Di belakang mereka, gerbang secara otomatis ditutup saat para reporter tidak tahu sopan santun itu berusaha menerobos masuk.     

"Kami dulu ramah dengan wartawan. Mereka mencintai Leon setelah pengumuman yang mengejutkan itu," kata Rose sambil menghela napas. "Sekarang, sepertinya mereka masih akan mencintai Leon tapi membenciku. Bagaimanapun juga, aku adalah putri sah yang memiliki semuanya dan ia hanya putra yang ditinggalkan."     

Rune menoleh ke arah Rose dan mendengarkan kata-katanya, ia masih tidak mengatakan apa pun. Ia tahu kebanyakan reporter menyukai berita sensasional.     

Berita viral selalu membuat banyak pembaca tertarik dan mengunjungi situs mereka. Tidak peduli apakah yang mereka beritakan itu benar atau tidak.     

Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk tiba di depan mansion. Rune lalu memarkir mobil dengan rapi dan membukakan pintu untuk Rose.     

Gadis itu terkesan dengan sikapnya yang sopan. Meskipun Rune bukan dari kelas atas, ia tampaknya memiliki sikap yang sempurna. Rose merasa ia mulai menyukai sikap Rune yang seperti seorang bangsawan itu.     

"Rose, Sayangku... kau pulang lebih awal?" Duchess Fournier menuruni tangga dan menemui Rose di lounge. "Aku sudah dengar tentang insiden di Kota Tua."     

Wanita paruh baya itu tampak lelah dan stres. Melihat ibunya dalam situasi seperti itu membuat hati Rose merana. Ia segera mendatangi ibunya dan memeluknya erat-erat.      

"Itu bukan masalah, Ibu. Aku baik-baik saja. Tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku hanya merasa perlu datang ke pesta itu dan meluruskan semuanya," kata Rose dengan suara yang meyakinkan.     

Rune berdiri di samping Rose dan menyaksikan adegan yang sedikit mengharukan itu dari samping.     

Ia benar-benar ingin membawa Rose keluar dari Medion setelah cobaan berat ini selesai. Ia merasa ingin memberikan suatu kedamaian dan ketenangan di Stuttgart, tempat di mana kastil keluarganya berada.     

Rune teringat Rose mengatakan ia ingin menemukan suatu tempat baru seperti Reverand Hill yang bisa ia cintai setelah ia meninggalkan Bacilia untuk selamanya. Rune tahu ada sebuah bukit indah di belakang istananya. Ia yakin Rose akan menyukainya.     

"Uhm... sebenarnya, kita kedatangan tamu hari ini," Duchess Fournier melangkah mundur dan menjauh dari Rose. Ia kemudian berpaling ke arah kanan seolah menunggu seseorang muncul.      

Rose dan Rune segera berbalik ke arah itu untuk melihat siapa tamu yang dimaksud Duchess Fournier.     

Dari perpustakaan besar dekat teras tempat Rune, Rose, dan Duchess Fournier minum teh pagi ini, keluarlah dua orang pria.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.