The Alchemists: Cinta Abadi

Pertemuan Mengharukan



Pertemuan Mengharukan

1"Aku ingin sekali memulihkan ingatanku..." kata Fee dengan suara penuh harap. "Ada begitu banyak hal yang tidak dapat kuingat..."     

"Kalau begitu, kita harus segera pulang dan bertemu ayah dan ibu, serta kakek... Mereka pasti akan sangat bahagia..." kata Altair. Ia bangkit dan kembali memeluk Fee. Kali ini adiknya tidak menolak.     

Setelah ia mendengar penjelasan dari Mischa tentang identitasnya yang sebenarnya, Fee mulai merasa yakin bahwa ia memang benar-benar Vega.     

Ada begitu banyak pertanyaan yang memerlukan jawaban, dan ia tidak sabar ingin mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Ia ingin sekali dapat memulihkan ingatannya...     

Sementara itu Ren yang memandang adegan Altair dan Vega saling berangkulan, merasakan dadanya terasa begitu sesak. Ia benar-benar tidak mengira akan terjadi seperti ini. Tadinya ia sudah siap untuk memulai hidup baru dan menyepi bersama Vega... tetapi pamannya yang jahat ternyata berhasil mendahuluinya dan memberi tahu keluarga Alaric tentang keberadaan Vega.     

Kalau sudah begini... ia akan terpaksa melanjutkan semua kepura-puraannya. Sambil memainkan perannya sebagai suami Vega yang tidak tahu apa-apa, ia harus mencari kesempatan untuk menyingkirkan Karl dan menutup semua kemungkinan untuk melanjutkan balas dendam ini.     

Ia sebenarnya tidak ingin membunuh pamannya sendiri... tetapi ia tidak akan melanjutkan rencana mereka setelah apa yang terjadi di antara dirinya dengan Vega dan anak-anak mereka.     

Kalau Karl bersikeras, maka Ren tidak punya pilihan selain membunuhnya.     

Karl tampak mengerling ke arah Ren dan memperhatikan ekspresi datar keponakannya. Ia dapat menebak apa yang sedang dipikirkan Ren, tetapi ia berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kondisi mereka berdua sangat berbahaya. Mereka sedang berhadapan dengan dua orang dari pihak musuh.     

Kalau sampai Mischa dan Altair mencurigai mereka walaupun hanya sedikit, maka bisa dipastikan akan rusaklah semua rencana mereka.     

"Kurasa sebaiknya kalian menjadi tamu di rumah kami malam ini," kata Ren kepada Mischa dan Altair. "Kurasa istriku masih sangat terkejut dan perlu waktu untuk memroses semuanya."     

Altair kemudian melepaskan Vega dari rangkulannya dan mengusap matanya yang basah. Ia mengangguk setuju. "Ya... aku mengerti. Aku dan Kak Mischa akan memberi tahu orang tuaku dulu dan mengabari mereka berita baik ini."     

Ia mengerti bahwa situasi ini sangat mengejutkan bagi Vega dan ia perlu waktu untuk bisa menerima berita yang tidak diduga-duga ini. Ia sendiri masih dipenuhi perasaan kaget dan gembira karena berhasil menemukan adik kembarnya setelah terpisah selama hampir enam tahun.      

Terakhir kali mereka bertemu, usia mereka baru 16 tahun. Dan sekarang mereka hampir merayakan ulang tahun mereka yang ke-22.     

Sungguh enam tahun terakhir ini terasa sangat berat dan menyedihkan. Ia tahu, sama halnya dengan Vega sendiri, kehidupannya selama enam tahun tanpa keluarganya tentu terasa sangat berat.     

Ia dan keluarganya, lalu Vega dan suaminya tentu membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan menerima kenyataan.     

"Kalau begitu, aku akan meminta kepala stafku untuk menunjukkan kamar kalian," kata Ren. Ia melambaikan tangannya dan tidak lama kemudian Nyoman datang menghampirinya.     

"Ada apa, Tuan?"     

"Tolong tunjukkan kamar tamu untuk ketiga tamu kami. Perlakukan mereka dengan baik," kata Ren. Ia lalu menoleh kepada mereka. "Kalian sudah makan malam?"     

"Belum. Kami datang ke sini terburu-buru," Altair mengaku. "Tetapi aku rasa aku tidak punya selera makan. Aku merasa terlalu antusias."     

"Tidak apa-apa... Kalau kalian membutuhkan apa pun, silakan memintanya kepada Nyoman," kata Ren. Ia menggamit pinggang Vega dan menatapnya dalam-dalam. "Kurasa, kita berdua perlu bicara dan membahas semua yang telah terjadi..."     

Vega sebenarnya masih ingin bertanya banyak hal kepada Altair, tetapi ia mengerti bahwa Ren juga ingin bicara dengannya. Peristiwa yang terjadi malam ini sangat mengejutkan dan tentu akan mempengaruhi kehidupan Ren juga sebagai suaminya.     

Ia mengangguk dan bangkit berdiri dari kursinya. "Kalau begitu... kita bertemu besok pagi dan bicara lagi. Aku perlu menenangkan diri..."     

Altair buru-buru mengambil sebuah tablet dari balik pakaiannya dan menyerahkannya kepada Vega.     

"Bawalah tablet ini. Di situ ada banyak foto dan video keluarga kita. Mungkin melihatnya bisa membuatmu teringat pada masa lalu..." katanya dengan suara serak penuh haru. Ia sengaja mengumpulkan berbagai foto dan video itu dari koleksi keluarganya untuk ditunjukkan kepada Vega.     

Ia menduga, kalaupun Vega bisa menerima bahwa dirinya adalah putri keluarga Linden yang hilang, tentu akan sulit baginya untuk mencoba mengingat-ingat anggota keluarganya dan akan sangat sulit bagi bagi orang umum untuk menemukan foto-foto keluarga Linden di internet karena mereka memang sangat menjaga privasi mereka.     

Tetapi, ia sengaja hanya menunjukkan foto-foto dan video lama, bukan yang terbaru. Agar Vega dapat mengingat kehidupannya di masa lalu. Altair juga tidak menunjukkan anggota keluarga yang lain. Ia tak mungkin memberi tahu Vega bahwa seisi keluarga besarnya, termasuk kakek dan neneknya masih saja terlihat muda hingga hari ini karena mereka semua adalah manusia abadi.     

Itu adalah informasi yang hanya akan dapat mereka ungkapkan setelah Vega bertemu dengan ayah dan ibunya.     

Biarlah Alaric dan Aleksis yang akan menceritakan semuanya kepada Vega. Dan nanti, mau tidak mau, mereka juga harus memberi tahu Ren, siapa Vega yang sebenarnya. Bagaimanapun pria itu adalah suaminya.     

"Terima kasih..." kata Vega. Ia kembali mengusap matanya yang basah. "Kalau begitu... selamat datang, selamat beristirahat. Aku akan bertemu kalian besok pagi..."     

Ia menghampiri Altair dan memeluknya lama sekali. Altair merasakan dadanya yang begitu sesak seketika terasa menjadi ringan. Beban selama hampir enam tahun yang menghimpitnya kini seolah diangkat dan dibuang entah kemana.     

Mischa ikut mendekat dan memeluk Vega. Ekspresinya tampak sangat haru. Ia merasa begitu bersalah selama ini karena gagal menjaga Vega enam tahun lalu sehingga gadis remaja itu berhasil diculik orang jahat.     

Ia menjadikan Vega sebagai misi hidupnya setelah peristiwa itu, dan menghabiskan banyak waktu, tenaga dan upaya untuk mencari Vega ke seluruh dunia. Ia tak menduga akhirnya ia bertemu Vega di Moravia karena kebetulan.     

Walaupun ia ditipu dua kali dan ia gagal memastikan Fee adalah Vega, ia merasa senang karena kali ini ia berhasil mencocokkan DNA Altair dan Vega. Bahkan, kini saat kedua bersaudara itu bertemu muka secara langsung, tidak dapat dibantah lagi bahwa mereka berdua memang kembar.     

Kini ia harus dapat menemukan siapa dalang penculikan Vega, dan apa tujuannya membiarkan Vega terdampar di desa terpencil di tepi danau. Ia juga mencurigai bahwa orang yang memberikan petunjuk diam-diam kepada mereka untuk dapat menemuka Vega, belum tentu orang yang baik kepada mereka.     

Ia harus dapat menyelidiki siapa orang itu sebenarnya. Malam ini, ia akan membahas dengan Altair, apa langkah yang harus mereka ambil selanjutnya.     

"Ah... Bos, kau tidak tahu, betapa senangnya aku saat mengetahui bahwa ternyata aku memang adik angkatmu..." kata Vega dengan suara haru saat ia melepaskan diri dari Mischa. "Kau begitu baik kepadaku dan selama berbulan-bulan aku berharap kau memang kakak angkatku... Terima kasih, kau selalu memperlakukanku dengan baik, walaupun sidik jariku waktu itu mengatakan aku bukan siapa-siapamu."     

Mischa mengangguk. Ia benar-benar merasa lega, Fee adalah Vega.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.