The Alchemists: Cinta Abadi

Pertemuan yang hangat



Pertemuan yang hangat

0Alaric pergi dari Splitz semisterius kedatangannya. Hingga saat terakhir ia tidak memperkenalkan diri dan Pavel pun tidak memperkenalkan siapa dirinya kepada dewan direksi Splitz. Sehingga setelah ia tidak ada, mereka masih bertanya-tanya siapa gerangan orang misterius tersebut.     

"Kau tidak apa-apa menunjukkan petikan memori-mu di hadapan orang banyak seperti tadi?" tanya Aleksis ketika Alaric sudah berada di kembali di mobilnya dan kendaraan itu bergerak pulang ke rumahnya.     

"Kenapa memangnya?" tanya Alaric.     

"Kau biasanya sangat privasi, tetapi tadi kau menunjukkan kenanganmu bersama Aleksis di kapal. Menurutku itu terlalu pribadi," komentar Aleksis, sang asisten digital.     

"Hmm... " Alaric tidak menjawab. Ia tidak dapat menahan diri tadi untuk mencoba sendiri kemampuan holodeck dengan menggunakan kenangannya bersama Aleksis. Aleksis adalah salah satu alasannya mendesak agar program holodeck diprioritaskan untuk keluar.     

Ia sangat senang melihat produk itu sudah berjalan dengan baik. Ia bisa membayangkan tahun depan dunia akan sangat banyak berubah. Virconnect dan Holodeck akan mengubah cara manusia berkomunikasi dan menjalani hidup mereka.     

"Aku akan memesan kepada Pavel agar menghapus semua memori yang tadi sempat terekstrak," kata Aleksis lagi.     

"Terserahmulah," kata Alaric. "Bagaimana dengan acara makan malam nanti? Semua anak angkatku sudah tiba di London?"     

"Astaga.. sebentar. Aku masih belum mendapatkan konfirmasi dari Rosalien." Aleksis terdengar panik. "Aku akan menghubunginya sekarang."     

Alaric menghela napas panjang. Ia tahu dirinya sengaja meminta kepribadian Aleksis dibuat sebagai asisten yang ceroboh dan tidak andal karena ia bosan menghadapi Luna yang demikian efisien dan sangat robotik, tetapi kadang-kadang Aleksis sungguh membuatnya kesal.     

Ia tiba di rumah dan segera mematikan Aleksis. Di rumah ada Luna yang sudah menyiapkan semua kebutuhannya.     

"Makanan dan lain-lain sudah siap. Kita tinggal menunggu kehadiran tamu saja," Luna melaporkan, efisien seperti biasanya. "Sebaiknya Tuan beristirahat dulu sebelum mereka datang."     

"Hmm, aku masih harus membaca berbagai laporan terbaru.." Alaric menggeleng. Ia duduk di kursi kerjanya yang nyaman dan menyalakan perangkat komputernya. Hologram tiga dimensi tampil membawakan berbagai informasi yang dibutuhkannya. Sesekali Luna akan menjelaskan laporan yang terkesan rumit dan Alaric menyimak semuanya dengan penuh perhatian.     

Keempat tamu yang ditunggunya datang satu jam kemudian. Mischa dan Rosalien datang bersama, diikuti Takeshi dan Kai. Untuk sesaat mereka berempat berdiri di depan Alaric dan menatapnya dengan pandangan haru.     

Mereka semua telah bertambah usia enam tahun dan kini berada di usia 30-an. Mischa masih sama tampannya seperti dulu, tetapi ia kini selalu mengenakan pakaian hitam-hitam, tak pernah lagi tampil flamboyan.     

Kai dan Takeshi, yang berkebangsaan Asia, wajahnya masih terlihat tidak berubah tetapi gerak-gerik mereka menjadi semakin elegan dan terlihat berwibawa. Rosalien tampak semakin dingin, tetapi wajahnya segera menampilkan senyum ketika pandangannya tertumbuk pada sosok Alaric yang menunggu mereka di sofa ruang tamu.     

"Tuan sudah sehat," sapa Rosalien dengan suaranya yang terdengar agak aneh, sedikit lebih berat dari biasanya. Tahun lalu ia akhirnya menjalani operasi untuk kesekian kalinya untuk memulihkan fungsi lidahnya agar dapat berbicara seperti semula, namun suaranya berubah menjadi lebih berat.     

"Aku sudah sehat," Alaric mengangguk. "Mulai sekarang aku sudah bisa kembali. Terima kasih karena selama enam tahun ini kalian sudah bekerja dengan sangat baik."     

Keempat anak angkat Alaric menjadi termangu. Mereka tak menyangka sosok yang beberapa tahun lalu sudah hampir mati dan tidak memiliki harapan hidup lagi, ternyata sekarang bisa kembali pulih seperti semula.     

Penampilannya sama sekali tidak berubah, pikir Mischa. Alaric tetap terlihat muda, sama seperti saat mereka bertemu pertama kali, 25 tahun yang lalu. Ia menyadari Alaric sekarang terlihat menebarkan aura yang dingin dan tidak dapat ditebak. Berbeda dari saat ia belum 'mati'.     

Ia dulu selalu terlihat lembut dan ramah, hingga tidak seorang pun akan menduga ia adalah seorang pembunuh mematikan. Dulu Alaric Rhionen adalah sang Raja Iblis yang terlihat seperti malaikat.     

Kini, melihat tatapannya yang dingin dan sikapnya yang tampak berbahaya, mereka dapat dengan mudah menyematkan predikat raja iblis yang mematikan kepada pria yang sekarang menggunakan nama Elios Linden ini.     

Mereka tahu Alaric tidak menyukai manusia, terlihat dari tiadanya satu manusia pun di rumahnya, dan keengganan Alaric keluar selama ini. Tetapi kini pelan-pelan suatu perasaan merasuk ke dalam diri mereka bahwa Alaric sekarang juga tidak menyukai mereka, anak-anak angkatnya sendiri.     

Mereka tidak mengira sambutannya akan sedingin ini. Mereka telah hampir 6 tahun tidak bertemu, namun ia sama sekali tidak tersenyum maupun memeluk mereka seperti yang dulu biasa ia lakukan.     

"Kita bisa mulai makan malamnya," Alaric mempersilakan mereka masuk ke ruang makan indah yang ditata seperti ruang makan keluarga bangsawan dengan meja sangat panjang dan 20 kursi yang nyaman. Tidak satu pun dari anak angkat Alaric bergerak.     

Ia akhirnya tersenyum saat melihat keengganan anak-anak angkatnya.     

"Maafkan aku tidak bisa memeluk kalian. Aku sekarang tidak suka disentuh. Kulitku sensitif terhadap sentuhan. Ini bukan salah kalian, aku sangat senang kalian datang dan aku sangat menghargai apa yang sudah kalian lakukan selama ini. Aku merasa bangga karena telah mendidik kalian dengan baik." Alaric menepuk bahu Mischa dan memberi tanda agar mereka mengikutinya. "Aku masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan semuanya."     

Setelah Alaric menjelaskan, barulah Mischa dan saudara-saudaranya menggangguk dan satu persatu mengikuti ke meja makan. Saat makan malam dimulai, barulah suasana kembali menjadi cair. Mereka biasanya bertemu setahun dua kali setelah Alaric koma, dan saling bertukar kabar, selain membicarakan urusan Rhionen Industries.     

Tahun ini mereka baru bertemu kembali setelah delapan bulan dan dengan segera kehangatan terasa saat mereka saling membicarakan kehidupan mereka dan pengalaman masa lalu.     

Keempat orang ini tumbuh bersama dan kesetiaan mereka terhadap Alaric dan terhadap satu sama lain dapat dinilai dengan nyawa. Sama seperti Rosalien yang lebih memilih menggigit lidahnya hingga putus agar tidak dapat mengkhianati Alaric dan saudara-saudaranya, maka Mischa, Kai, dan Takeshi pun tidak akan segan-segan berbuat serupa.     

"Aku berencana menggabungkan Meier Group dan Rhionen Industries dan bulan depan kita dapat mengumumkannya. Akhir tahun aku sudah memiliki beberapa rencana untuk meluncurkan teknologi baru dari Splitz. Kita juga bisa mempresentasikan hasil penggunaan sistem rumah tangga digital terpadu yang saat ini sedang diuji coba di China. Menurutku dalam waktu lima tahun saja, semua sistem kehidupan manusia sudah akan berubah."     

Alaric membahas beberapa keinginannya dan apa yang harus mereka lakukan ke depan bersama gabungan dua grup perusahaan yang demikian besar itu. Mischa, Kai, Takeshi, dan Rosalien menyimak dengan baik dan membuat rencana untuk mewujudkannya.     

Mereka sudah lama menunggu kembalinya Alaric ke bisnis dan menjalankan semua rencanya. Malam ini adalah langkah awal untuk memulai semuanya.     

Mereka terus berbincang-bincang dan membuat rencana hingga matahari terbenam di pukul 22.00 lalu meminta diri.     

"Selamat ulang tahun, Tuan," kata Mischa sebelum ia naik ke dalam mobilnya dan pergi. "Senang melihat Anda sehat dan kembali bersama kami."     

"Terima kasih, Mischa."     

Alaric tidak pernah memberi tahu mereka ulang tahunnya, tetapi melihat dari kebiasaannya setiap tahun yang mengurung diri dan menyalakan lilin setiap tanggal 1 Agustus, mereka bisa menduga ia lahir di tanggal itu.     

Namun mereka tidak pernah menduga bahwa hari ini usianya sudah 100 tahun.     

***     

Di Kastil Medici, setelah tamu-tamu pulang dengan kendaraannya masing-masing, Caspar dan Finland mendatangi Lauriel untuk berpamitan.     

"Pesta yang sangat menyenangkan. Bintang pestanya juga akhirnya datang," komentar Caspar sambil tertawa. "Eh, aku tidak melihat Ned maupun Portia. Mereka tidak bisa datang?"     

Lauriel tertegun. Ia menoleh ke arah Aleksis. "Uhm... aku lupa memberitahumu untuk mengundang Ned dan Portia. Portia adalah sepupu Luna. Pasti mereka akan senang bertemu Nicolae. Aduh..."     

"Kau tidak mengundang mereka??" Caspar menggeleng-geleng, "Aku tahu Portia akan sangat tersinggung."     

"Ugh... sudah kubilang aku ini tidak berbakat mengadakan pesta," keluh Lauriel. "Aku akan mengundang mereka di acara berikutnya."     

"Acara berikutnya yang mana? Anakmu kan tidak berulang tahun yang ke-100 setiap tahun," kecam Caspar.     

"Hmm.. siapa tahu? Mungkin di acara pernikahannya?" jawab Lauriel sambil memandang ke arah Aleksis dengan tatapan penuh arti.     

"Kok melihatku seperti itu?" cetus Aleksis keheranan.     

"Tidak... aku hanya asal bicara," kata Lauriel. Ia mengambil segelas wine dari pelayan yang lewat dengan nampan dan menghabiskannya dengan sekali teguk.     

Tanpa sadar pandangannya tertumbuk pada bayangan Nicolae yang sedang duduk bercengkrama dengan si kembar dan mereka tampak tertawa-tawa senang sekali.     

Ia sudah menyimpan keinginan itu sejak 6 tahun yang lalu saat pertama mengetahui Nicolae adalah anaknya. Ia ingin sekali melihat Nic menikah dengan Aleksis. Sayangnya Aleksis sudah jatuh cinta dan menikah dengan orang lain. Nic yang patah hati juga sudah pergi bertahun-tahun untuk menyembuhkan diri.     

Lauriel tahu, akan ada masanya hati Aleksis pulih dan ia mau membuka diri untuk orang baru. Bila saat itu tiba, siapa lagi pilihan yang lebih baik daripada Nicolae? Ia sangat mencintai Aleksis, ia juga mencintai anak-anaknya.     

Dan anak-anaknya mencintai Nicolae, terlihat sekali dari kedekatan instan yang tercipta saat mereka bertemu hari ini.     

Lauriel akan bersabar, hingga saat itu tiba, dan ia bisa melihat Aleksis dan Nicolae bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.