The Alchemists: Cinta Abadi

Makan Malam Bersama Nicolae Dan Marie (1)



Makan Malam Bersama Nicolae Dan Marie (1)

0Keberhasilan mereka keluar sekolah malam itu membuat pasukan Pengacau Malam ketagihan. Mereka menjadi rajin mencari tahu acara-acara besar yang diadakan di desa dan kemudian mencari jalan untuk mengunjunginya.     

Peter yang simpatik telah berteman akrab dengan Fred si tukang susu dan mendapatkan informasi yang berharga darinya. Ia kemudian akan memberi kertas undangan rahasia pada anak buahnya dan mengadakan pertemuan tengah malam di sebuah gua tersembunyi di bukit belakang sekolah.     

Murid laki-laki dan perempuan dilarang saling bergaul akrab di luar pelajaran apalagi mengadakan pertemuan rahasia, karenanya mereka benar-benar menjaga sikap di siang hari, saling mengangguk dan menyapa hormat. Tidak lebih.     

Ahhh.. mengingat sahabat-sahabatnya di masa sekolah dulu, rasanya Rose rindu sekali.     

"Kau kenapa?" tanya Rune yang telah melihat Rose mendesah dengan ekspresi dipenuhi nostalgia.     

"Kenapa?" Rose malah balik bertanya.     

"Dari tadi kau mendesah terus. Apakah ada masalah?" tanya Rune dengan penuh perhatian.     

"Tidak ada," kata Rose sambil tersenyum. Ia menepuk bahu Rune. "Kakak iparmu sudah melihat fotoku belum?"     

Malam ini adalah acara makan malam yang diadakan oleh Nicolae dan Marie untuk mengundang Rose. Karena mereka akan makan di luar, hari ini Rose dan Rune sengaja mengosongkan perut. Siang harinya mereka hanya makan sandwich yang sederhana.     

"Belum," kata Rune.     

Ia telah dengan sengaja meminta Aleksis dan Alaric tidak memberi tahu apa-apa kepada Nicolae. dan istrinya. Ia tidak ingin Nicolae maupun Marie untuk menyelidiki Rose.     

Biarlah, ia menunggu sampai Rose sendiri yang memberitahunya tentang siapa dirinya sebenarnya.     

"Ahhh.. bukankah akan lucu kalau nanti aku datang ke acara makan malam bersama mereka dengan menyamar sebagai laki-laki?" tanya Rose sambil tertawa kecil. Nada suaranya jahil sekali.     

Rune menyemburkan minumannya dan ikut tertawa. Astaga... Rose bisa saja, pikirnya.     

Kalau ia datang membawa Rose yang berdandan seperti laki-laki ke acara makan malam itu, Nicolae dan Marie akan mengira ia tertarik kepada sesama jenis. Di antara keluarga mereka belum ada yang menjalin hubungan dengan sesama jenis sebelumnya, dan hal ini tentu akan menimbulkan kehebohan.     

Hahahaha.     

"Uhm, sebaiknya tidak usah. Kakak iparku tidak akan tertipu," kata Rune akhirnya. Walaupun idenya lucu dan akan menimbulkan kehebohan, ia yakin hal itu justru akan mendorong Nicolae untuk menyelidiki siapa Rose sebenarnya.     

Karena itulah ia memilih untuk cari aman.     

"Hmm.. begitu, ya?" tanya Rose. "Baiklah. Aku akan berdandan biasa saja."     

Karena sekarang Rose sudah tidak menyembunyikan fakta bahwa ia adalah gadis dari kalangan berada, ia tidak lagi mengenakan pakaian murah yang ia pakai di hari pertama bertemu Rune di kafe.     

Malam ini ia mengenakan gaun brokat yang simpel berwarna krem dengan potongan yang mengikuti lekuk tubuhnya. Saat ia turun dari kamarnya, Rune yang menunggu di ruang tamu tampak begitu terpesona.     

Ahh.. mengapa kau begitu sempurna, Rose? pikirnya gemas.     

Ia merasa sangat beruntung karena di usianya yang menginjak 40 tahun, akhirnya ia mengerti apa yang dirasakan kakak-kakaknya.     

Selama ini ia tidak pernah menganggap penampilan seorang gadis istimewa. Ia selalu dikeliling oleh orang-orang yang rupawan. Semua orang di klan Alchemists tampan dan cantik, jauh di atas standar rupawan manusia biasa. Sehingga bagi Rune, penampilan fisik seseorang tidak pernah menarik hatinya.     

Namun kini, ia dapat mengagumi kecantikan Rose yang benar-benar bagaikan mawar. Indah dan berduri. Walaupun Rose cantik, ia sama sekali tidak lemah dan rentan. Ia dapat melindungi dirinya dengan baik, dan kepribadiannya juga sangat kuat.     

Rasanya kalau ada wanita yang dapat dikatakan sempurna, orang itu adalah Rose Schneider.      

Ahahaha.. karena Rune belum mengetahui nama belakang Rose, ia telah menyematkan nama keluarganya kepada Rose, karena ia sudah bertekad menjadikan Rose sebagai istrinya. Bagi Rune sekarang, siapa nama belakang Rose tidak lagi penting.     

Yang penting adalah Rose akan menjadi miliknya.     

Rose memperhatikan pemuda itu tersenyum-senyum sendiri dan segera memukul bahunya."Heh... ada apa kau cengar-cengir? Kau tidak memikirkan hal yang mesum kan?"     

Rune buru-buru mengelak. Mesum? Enak saja. Dia bukan laki-laki yang berpikiran kotor. Ia hanya membayangkan Rose menjadi Rose Schneider... itu saja.     

"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu," kata Rune mengelak. Ia mengulurkan tangannya dan menyambut tangan Rose untuk digandeng. "Kita latihan lagi sebagai kekasih ya."     

Rose hanya tertawa mendengar kata-kata Rune. Ahh.. pria ini selalu tahu memanfaatkan situasi untuk memegang tangannya. Rose sama sekali tidak keberatan berpegangan tangan dengan Rune karena selama ini pria itu selalu bersikap sopan.     

Rose ingat ia juga selalu berpegangan tangan tanpa canggung dengan sahabat-sahabatnya, baik itu lelaki maupun perempuan. Ia tidak membeda-bedakan.     

Mereka keluar apartemen dengan hati cerah dan berjalan kaki ke stasiun lalu naik subway ke daerah rumah Nicolae.     

"Kakak iparku dan istrinya terlihat sangat awet muda. Kau tidak akan percaya dari penampilan mereka bahwa keduanya sudah memiliki anak remaja," kata Rune saat ia dan Rose berjalan bergandengan tangan keluar dari stasiun subway.     

Ia memilih memperingatkan Rose tentang fakta ini agar Rose tidak merasa ditipu dan mengira ia menyewa orang tua palsu untuk Summer agar dapat berpura-pura mengundang Rose untuk makan malam bersama.     

"Benarkah? Pasti senang sekali menjadi mereka. Semua orang ingin bisa awet muda," kata Rose yang tampak sangat terkesan.     

"Itu menurun dalam keluarga," komentar Rune ringan. "Kami semua terlihat lebih muda dari usia kami sebenarnya."     

Dia tidak berbohong. Semua anggota keluarganya terlihat muda karena mereka abadi. Dan Rose juga bisa menjadi salah satunya.     

Setelah Rose menikah dengannya, gadis itu akan menerima ramuan keabadian sebagai hadiah pernikahan dan ia akan hidup abadi bersama Rune, awet muda selamanya.     

Rose hanya mengangkat sebelah alisnya saat mendengar kata-kata Rune dan menatap pria itu sambil tertawa kecil. "Ahh.. kau terlihat tidak jauh beda dari umurmu. Kupikir kau ini berlebihan sekali ya."     

Rune mengaku berumur 27 tahun di profil kencan online-nya dan saat ini Rose menganggap Rune terlihat seperti laki-laki berusia 20-an. Jadi rasanya tidak lebih muda dari umurnya sebenarnya.     

Ahh... gadis itu tidak tahu bahwa sebenarnya Rune sudah berumur 40 tahun lebih. Pemuda itu hanya tersenyum simpul dan tidak membantah. Biarlah Rose menganggap ia besar mulut dan mengaku-ngaku awet muda. Nanti juga kebenaran akan terkuak.     

KETUKAN     

KETUKAN     

Ketika mereka tiba di rumah Medici, Rune dengan cepat mengetuk pintu dan menunggu tuan rumah membukanya.     

"Hei .. selamat datang!" Marie membuka pintu dan menyambut tamu dengan senyum lebar. Ia memeluk Rune dan mengacak rambut adik iparnya dengan gembira. Ia lalu memeluk Rose dengan kehangatan yang sama. "Senang bertemu denganmu, Rose."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.