The Alchemists: Cinta Abadi

Ada Yang Ingin Kuperkenalkan Kepadamu



Ada Yang Ingin Kuperkenalkan Kepadamu

0Entah kenapa Fee tidak mau lagi berharap. Harapan hanya akan membawanya pada kekecewaan.     

Bagaimana kalau anak Putri Caroline adalah perempuan? Percuma saja bukan?     

"Ren, aku sudah memutuskan untuk menyepi dari Almstad dan mengurus anak-anakku sendiri. Kumohon jangan memberiku harapan yang akan membuatku semakin sakit. Kita tidak tahu apakah Caroline akan melahirkan anak lelaki atau perempuan. Kalaupun itu terjadi... kau tidak akan bisa mundur dengan mudah. Anak itu masih terlalu kecil. Kau tentu akan diminta untuk menunggunya dewasa..." Fee memejamkan matanya. Ia lalu menunduk, tidak mau menatap Ren lagi.     

Ia ingin membahas tentang gosip perjodohan antara Ren dan Amelia, tetapi ia tidak mau Ren mengira ia cemburu dan masih ingin kembali bersamanya.     

"Beri aku waktu, Fee..." kata Ren dengan suara lembut. Ia menunduk dan menatap perut Fee yang masih rata. Dadanya dipenuhi perasaan aneh yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.      

Ia tidak ingin mereka ada di situasi seperti ini, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Ia juga mengakui bahwa ini semua terjadi karena kesalahannya dan ia tidak boleh menyalahkan orang lain atas perbuatannya.     

Para tamu yang hadir memperhatikan Pangeran Renald yang berdansa dengan gadis tercantik di ruangan itu dan pelan-pelan mulai terdengar bisik-bisik di antara mereka. Banyak yang membahas tentang Pangeran Renald yang baru saja berdansa dengan Lady Amelia dan kini berdansa dengan wanita lain.     

"Tetapi, kalau secara fisik, wanita yang sekarang sedang berdansa dengan beliau jauh di atas Lady Amelia. Lihat wajahnya.. oh, dia cantik sekali. Kurasa sedari tadi para pria single di aula ini telah memperhatikannya."     

"Rupanya Pangeran Renald masih sama seperti pria normal kebanyakan yang tertarik pada penampilan memikat gadis jelita. Lihat wajahnya.. ia tampak begitu terpesona."     

"Benar. Ia bahkan tidak menatap Lady Amelia dengan pandangan seperti ini..."     

"Ah, aku kasihan kepada Lady Amelia. Ia tentu malu sekali. Apalagi kalau kita melihat perbedaan perlakuan antara dirinya dan gadis baru itu... Pangeran Renald sama sekali tidak terlihat masam saat berdansa dengan gadis bergaun biru itu."     

"Ngomong-ngomong siapa dia sebenarnya?" Orang-orang mulai bertanya siapa Fee dan mengapa bisa diundang ke pesta istana.     

"Kalau tidak salah tadi ia berdansa dengan pria tampan yang tadi duduk di meja RMI."     

"RMI? Ah.. pasti mereka diundang karena kontribusinya kepada Moravia. Tidak mengherankan sih.. perusahaan itu sangat besar."     

Sementara itu di meja RMI sendiri Anne berkali-kali mengambil foto Fee yang sedang berdansa dengan Ren dan mendecak kagum.     

"Astaga.. ini berita besar. Kalau teman-teman di kantor kuberi tahu bahwa salah satu karyawan kita berdansa dengan pangeran, pasti tidak akan ada yang percaya. Kecuali aku memberi mereka foto-foto ini sebagai barang bukti..." komentarnya saat Sarah mendelik kepadanya. Anna ikut memutar matanya. "Kenapa tampangmu seperti itu? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."     

Sarah tidak menjawab. Ia hanya menatap ke arah tengah lantai dansa dan mengerucutkan bibirnya. Sementara itu Mischa tampak berjalan kembali meja mereka diikuti seorang pria tampan berambut hitam dan mengenakan tuxedo biru tua.     

"Aku ingin memperkenalkanmu kepada seseorang," kata Mischa sambil menoleh kepada London Schneider yang berjalan anggun di sampingnya. Di sepanjang meja yang mereka lewati, tampak wajah demi wajah wanita terangkat dan menatap keduanya dengan ekspresi tercengang.     

Kedua pria ini memang sangat menawan. Sungguh tidak sia-sia para wanita ini datang ke pesta istana tahun ini. Mereka bisa menikmati bersosialisasi dengan sesama orang-orang kalangan atas, bangsawan, pejabat, dan orang-orang terkaya Moravia.     

Selain itu, rasanya tahun ini pestanya benar-benar istimewa karena panitia berhasil mengundang L untuk tampil walaupun hanya untuk menyanyikan satu dua lagu saja karena kesibukannya.     

Ditambah lagi mereka juga dapat melihat beberapa orang baru yang sangat menarik perhatian karena ketampanannya. Sungguh pesta yang mengesankan!     

"Apakah kau punya kekasih baru?" tanya London sambil tersenyum jahil.     

Ini sudah menjadi pertanyaan yang harus ditanggung Mischa selama dua tahun terakhir setiap kali mereka bertemu di acara keluarga. Kapan ia punya kekasih baru?     

Sejak kematian Lisa hampir 5,5 tahun yang lalu, Mischa belum pernah berkencan secara serius dengan wanita baru. Keluarganya berusaha mendorong agar ia melanjutkan hidup setelah masa dukanya berlalu, tetapi hingga bertahun-tahun mereka tidak juga mendengar Mischa mencari wanita pengganti Lisa.     

Mereka hanya ingin melihatnya bahagia, sama seperti Lauriel dan Alaric, serta Nicolae akhirnya bahagia dan menemukan tambatan hati masing-masing.     

"Bisa dibilang begitu," kata Mischa sambil tersenyum. "Kami sekarang sudah tinggal bersama."     

"Astaga... kau tidak bilang-bilang! Apakah dia alasan mengapa kau sampai pindah ke negeri kecil ini?" tanya London dengan penuh semangat.     

Ia mengira Mischa bercanda. Tetapi ekspresi pria itu terlihat sungguh-sungguh.     

Jadi mana yang benar?      

Apakah Mischa benar-benar sudah menemukan wanita baru?     

Kalau benar, ini sungguh berita baik!     

Mischa memutuskan untuk tidak menceritakan secara detail bahwa sebenarnya ia meminta Fee tinggal bersamanya sebagai asisten pribadinya untuk mengurusi semua keperluannya. Saat ia melihat ekspresi gembira di wajah London, ia ingin mengerjai temannya itu sedikit     

"Semuanya, ini London Shcneider dari Schneider Group. Rupanya beliau sedang ada keperluan di Moravia minggu ini dan mereka memutuskan untuk datang ke pesta istana ini juga."     

Serentak para direktur dan staf RMI yang duduk di meja tersebut berdiri dan memberi hormat. Mereka sudah tahu siapa London Schneider. Ia adalah pemimpin Schneider Group Asia dan Eropa yang sangat berpengaruh.     

Mereka tidak pernah bermimpi dapat bertemu orang sepenting ini di negara kecil mereka. Selain sebagai pemimpin Schneider Group, mereka juga tahu London adalah adik kandung Aleksis Schneider, istri dari pemilik RMI. Maka tentu saja, hubungan di antara kedua grup perusahaan bisa dibilang cukup erat.     

"Senang bertemu dengan Tuan Schneider," Sam menyapa dengan penuh hormat.     

"Sama-sama.." kata London sambil melambai. Ia lalu menoleh ke arah Mischa. "Mana orangnya yang ingin kau perkenalkan kepadaku?"     

Mischa menoleh ke meja mereka dan sekelilingnya dan tidak menemukan Fee. Ia lalu bertanya kepada Sarah.     

"Fee kemana?"     

"Fee masih di lantai dansa. Tadi setelah Tuan meninggalkannya, ia didatangi Pangeran Rhenald dan mereka berdansa," Anne menjawab sebelum Sarah sempat buka suara.     

Mischa serentak menoleh ke tengah lantai dansa dan melihat Fee sedang menunduk sambil tangannya bertopang pada bahu Ren, wajahnya tampak pucat.      

"Sepertinya Fee sakit," gumam Mischa. Ia segera berjalan ke tengah lantai dansa dengan langkah-langkah cepat, tetapi sebelum ia sempat menghampiri mereka, Ren telah mengangkat tubuh Fee yang tiba-tiba terkulai dan pingsan.     

Pria itu dengan sigap telah membopong Fee dan berjalan cepat ke belakang aula. Sebelum ia keluar pintu ia berteriak ke arah Amelia. "Panggilkan Dokter Henry!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.