The Alchemists: Cinta Abadi

Aku Kakak Laki-Laki Rose



Aku Kakak Laki-Laki Rose

0Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan rambut yang sedikit memutih. Ia masih terlihat tampan dan bermartabat layaknya seorang bangsawan pada umumnya.     

Orang dapat dengan mudah menebak bahwa ia adalah orang yang kaya dan berkuasa dari caranya bersikap.     

Ahh... Rune langsung menebak pria itu pasti ayah Rose. Mata dan hidungnya sangat mirip dengan milik Rose Fournier.     

Jadi... laki-laki ini adalah Duke Fournier?     

Pria itu berjalan berdampingan dengan seorang pria, sepertinya yang satunya masih berusia sekitar 25 tahun.     

Ia terlihat masih cukup muda, tetapi auranya mengesankan dan penuh kepercayaan diri sehingga orang mungkin mengira ia lebih tua dari usianya yang sesungguhnya.      

Rune segera mengenali pria itu, ia adalah putra mahkota Medion yang dikenal oleh publik sebagai saudara tiri Rose Fournier, putra haram Duke Fournier. Leonard Fournier.     

Leon mengenakan pakaian yang elegan, setelan tiga potong yang sempurna dengan sepatu kulit yang sangat mahal.     

Di tangan kirinya ia mengenakan sebuah jam tangan yang harganya senilai dengan sebuah pulau dan potongan rambutnya juga sangat rapi. Ekspresinya tampak tenang dan percaya diri.     

"Rose, kau sudah pulang," Duke Fournier menatap putrinya dengan ekspresi datar. "Leon datang ke sini segera setelah ia mendengar tentang apa yang terjadi di Kota Tua."     

"Aku harus menyamar sebagai salah satu pengawal ayahmu untuk memasuki tempat ini agar wartawan tidak mengetahuinya," tambah Leon. Wajah lelahnya menebar sebuah senyuman tipis. "Aku minta maaf atas apa yang terjadi."     

Tepat pada saat itu, Rune masa sangat kesal. Ia mengira Leon datang ke rumah Fournier untuk memberi tahu Rose apa saja yang perlu ia katakan nanti untuk menerpa segala tuduhan tentang hubungan mereka di masa lalu.     

"Tidak apa-apa," jawab Rose sambil memaksakan senyum.     

"Aku mengkhawatirkanmu," Leon berjalan mendekati Rose dan menatapnya penuh kasih. "Aku sudah meluruskan soal ini dengan Anne. Ia tidak keberatan sama sekali sekarang."     

Oh... Rune tiba-tiba merasa sedikit cemburu saat melihat apa yang dilakukan Leon kepada Rose. Ternyata, Leon datang karena ia mengkhawatirkan Rose?      

Apa yang sebenarnya pria ini sedang lakukan? Mengapa ia bertingkah seperti seorang kekasih yang sangat peduli kepada Rose?     

Berhentilah! Sialan! Kau akan segera menikah dengan wanita lain, bung! Itulah yang sangat ingin Rune katakan kepada Leon saat ini.     

Namun, ia harus menahan diri. Rose belum memperkenalkannya, jadi ia harus tahu tempatnya.     

Rune hanya khawatir Rose akan goyah dan jatuh cinta lagi kepada Leon, meski pria itu telah meninggalkannya demi kekayaan dan kekuasaan.     

Tanpa sadar, Rune mendekati Rose dan menyentuh tangannya. Gadis itu segera teringat bahwa Rune ada di sana dan kini berdiri di sampingnya. Rose lalu tersenyum lebar dan menggenggam tangan Rune.     

Suaranya terdengar ceria ketika Rose memperkenalkan pria itu kepada Leon dan ayahnya.     

"Oh, maaf, aku hampir lupa memperkenalkan pacarku. Ayah, Leon... perkenalkan ini Rune Schneider, pacarku sekarang. Ia datang ke sini bersamaku karena aku ingin mengajaknya jalan-jalan sambil memperlihatkan negara kita dan kemudian memperkenalkannya kepada seluruh keluarga kita," Rose menoleh ke arah Rune dan mengucapkan permintaan maafnya karena tidak memperkenalkannya lebih awal.     

Rune tersenyum lebar dan mengedipkan mata kepadanya. Ia dengan cepat mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Duke Fournier dan Pangeran Leon.     

"Halo, perkenalkan saya Rune Schneider. Saya sangat senang bisa berada di sini. Kami mengobrol tentang banyak hal yang menyenangkan hari ini dengan Yang Mulia, Duchess Fournier. Aku sangat menantikan untuk berjumpa dengan anggota keluarga Rose dan mengenal kalian lebih dekat lagi."     

Duke Fournier tiba-tiba tampak resah, tetapi ia tetap mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Rune. Ia bisa langsung menilai pria di hadapannya itu.     

Rune tampak seperti orang sederhana dari kelas menengah, atau bahkan mungkin kelas bawah. Tapi pria itu tampil percaya diri dan cerdas.     

Duke Fournier tahu putrinya adalah wanita yang santai yang bisa berteman dengan orang-orang dari semua lapisan masyarakat.     

Namun, ayah Rose benar-benar berharap anaknya akan menemukan pria yang sederajat dengannya untuk menjadi kekasihnya.     

"Schneider?" Leon mengangkat alisnya. "Apakah kau kebetulan anggota keluarga Schneider dari Grup Schneider?"     

Rose dengan cepat melambaikan tangannya dan tertawa. "Tidak... hahaha... Aku juga menanyakan pertanyaan yang sama ketika kita pertama kali bertemu. Tidak, Rune yang ini adalah pria biasa. Ia seorang freelancer. Ia bekerja dengan banyak jurnalis dan ilmuwan untuk membantu pekerjaan mereka di seluruh dunia. "     

"Freelancer?" Leon memandang Rune dengan saksama, seolah mencoba memahami alasan mengapa Rose memutuskan untuk berkencan dengan pria itu.     

Selain ketampanan dan otak yang nampaknya cerdas, tidak ada yang menarik dari penampilannya, pikir Leon.     

Freelancer hanyalah sebutan lain untuk seorang pekerja lepas yang tidak benar-benar memiliki pekerjaan yang layak. Mereka melakukan pekerjaan apa pun untuk membantu orang lain dalam proyek mereka.     

"Rune tidak tahu bahwa aku kaya dan berasal dari keluarga bangsawan," tambah Rose. "Tolong jangan membuatnya merasa tidak nyaman. Ia datang ke sini demi diriku..."     

"Oh..." Leon tersenyum dan akhirnya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Rune. "Aku minta maaf karena bersikap tidak sopan. Aku akan dengan senang hati menyambut pacar Rose di Medion kapan saja. Namaku Leonard... Fournier, aku kakak laki-laki Rose."     

Rune tersenyum ketika ia mendengar kata-kata Leon. Ia bisa mendengar sedikit kepahitan dalam suara pria itu. Jelas sekali bahwa Leon masih mencintai Rose.      

Bukan hal yang mengherankan, karena... hanya orang bodoh yang tidak mampu melihat betapa berharganya Rose dan melepaskan gadis itu pasti lah menjadi kesalahan terbesar siapa pun.     

Namun, Leon tetap memilih wanita lain. Karena itulah nadanya menjadi getir penuh penyesalan.     

Rune benar-benar tidak mengerti mengapa orang bisa membuat keputusan seperti itu. Siapa pun bisa menghasilkan uang sebanyak yang mereka mau, tapi cinta yang tulus tidak akan dapat diperoleh begitu saja.     

Rune merasa Rose bisa memahami hal ini ini lebih baik daripada Leon. Ahh... kalau dipikir-pikir, mungkin ini suatu hal yang hanya dipahami dengan baik oleh orang kaya.     

Karena mereka punya uang, mereka tahu bahwa uang bukan lah segalanya. Keluarga, cinta, persahabatan... semua itu jauh lebih berharga daripada uang.     

Sedangkan orang miskin yang tidak punya uang selalu ingin punya uang karena menurut mereka itulah yang akan membawa kebahagiaan bagi mereka.     

"Terima kasih, sejauh ini aku sangat suka dengan apa yang aku lihat, terutama bagian ibu kotanya. Rose memberitahuku setelah acara pernikahannya, ia akan membawaku berkeliling di bagian lain dari Medion," jawab Rune. Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Leon. "Omong-omong, selamat atas pernikahanmu."     

Leon memaksakan senyum dan menjabat tangan Rune. "Terima kasih. Aku harap kau akan bersenang-senang di Medion."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.