The Alchemists: Cinta Abadi

Caspar Berbagi Kebahagiaan



Caspar Berbagi Kebahagiaan

0Caspar memperkenalkan Finland kepada para direksinya di kedua meja khusus direktur yang segera berdiri dengan pasangan masing-masing dan menyalami mereka dengan hormat.     

"Perkenalkan ini istriku, kalian bisa memanggilnya Nyonya Schneider," kata Caspar dengan kasual, seolah tidak melihat pandangan kaget para direkturnya. Walaupun jika ia menyebutkan nama Finland, ia yakin para anggota manajemen tingkat atas seperti mereka tidak akan memperhatikan bahwa ada seorang Finland bekerja di perusahaan mereka baru-baru ini, tetapi demi privasi, ia memilih untuk tidak memberikan nama istrinya.     

"Selamat malam, senang bertemu Anda semua..." Finland menyapa dan menyalami semua orang yang ada di kedua meja. Ia kaget saat melihat Stanis Van Der Ven ternyata ada di antara mereka. "Eh... Pak Stanis, Anda datang juga? Aku pikir Pak Stanis masih di Barcelona."     

Stanis tersenyum senang dan menggeleng, "Saya selalu datang ke pesta tahunan di kantor pusat sini. Tahun ini saya juga membawa putra saya yang mulai mengurus kantor di Berlin. Perkenalkan ini Kurt."     

"Ah, senang bertemu denganmu, Kurt." Finland ingat bahwa keluarga Van Der Ven telah bekerja untuk keluarga Caspar selama beberapa generasi, sehingga tidak heran bila kini Stanis telah mulai mendidik putranya untuk menggantikannya kelak menangani urusan keluarga Caspar. Stanis dan keluarganya adalah bagian dari sedikit orang biasa yang mengetahui rahasia keluarga Schneider.     

Kurt Van Der Ven sangat mirip ayahnya, tetapi wajahnya tidak seserius Stanis. Usianya di akhir 30-an dan terlihat sangat percaya diri. Ia menjabat tangan Finland dengan penuh semangat.     

Para direktur yang melihat Finland ternyata sudah akrab dengan Stanis langsung paham bahwa Caspar tidak bercanda saat mengatakan bahwa perempuan itu adalah istrinya. Keduanya bukan hanya pasangan yang baru kenal dan sedang berpacaran. Mereka ingat bahwa Heinrich Schneider memang sangat menjaga privasinya, sehingga tidak mengherankan bila ia menikah diam-diam dan menghindari liputan publik.     

MC tampil di panggung dan menyapa para pimpinan di dua meja paling depan. Para undangan bertepuk tangan berkali-kali saat satu persatu direktur disapa dan mereka berdiri melambaikan tangan.     

Terakhir, tentu saja, sang tuan besar itu sendiri. Ketika MC menyambut kehadiran Heinrich Schneider, Caspar berdiri dan mengajak Finland bangkit bersamanya, lalu melambai kepada para karyawan yang tak henti-hentinya bertepuk tangan dan bersorak.     

Finland merasa bangga karena sepertinya karyawan menyukai bos mereka ini. Pimpinan yang tidak disukai tidak akan menerima sambutan demikian hangat dan meriah seperti itu.     

MC lalu mengambil kendi besar berisi nomor lucky draw dan meminta beberapa direktur dan Caspar mengambil kertas undian dari dalam dan membacakan nomor yang ada di dalamnya. Tamu yang tadi mendapat nomor saat pendaftaran di meja resepsionis ballroom dapat memeriksa tiket mereka untuk mengetahui apakah mereka beruntung atau tidak.     

Hadiah-hadiah yang diberikan sungguh luar biasa. Laptop baru, liburan 2 minggu sekeluarga ke Bali, uang tunai $1000, serta banyak hadiah lainnya. Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah sebuah mobil listrik Tesla berharga sekitar $30.000.     

Saat Finland melihat doorprize demi doorprize yang dibacakan MC, ia hanya bisa menelan ludah.     

"Astaga... kenapa aku tidak minta nomor undian dari resepsionis tadi?" keluhnya.     

Caspar tertawa melihatnya, "Kau mau hadiah apa, sih? Nanti aku belikan."     

Finland menjadi tersipu-sipu. Ia sangat lama hidup susah dan dulu ia melakukan begitu banyak pekerjaan untuk mengumpulkan uang, sehingga mentalnya sudah terbiasa untuk menyukai hal-hal gratis dan menghemat uang.     

Ia hampir lupa bahwa dengan Caspar di sampingnya, apa pun yang diinginkannya di dunia ini sekarang bisa dengan mudah ia dapatkan.     

"Maaf...ahahaha, kebiasaan lama sulit hilang," jawab Finland sambil tertawa kecil.     

Caspar hanya mengacak rambutnya dengan gemas. Ia masih ingat dulu Finland sangat hemat dan bahkan pernah 'menipunya' makan di restoran Michelin paling murah di dunia. Saat mengingat itu ia hanya hanya bisa geleng-geleng kepala.     

Akhirnya tibalah pengundian hadiah utama dan Caspar naik ke atas panggung untuk mengambil satu kertas undian. Suasana ballroom seketika menjadi senyap. Semua orang memperhatikan nomor tamu berapakah yang beruntung membawa pulang sebuah mobil Tesla malam ini.     

Caspar membuka kertas di tangannya lalu membacakan nomornya, "Nomor 2-4-7."     

Terdengar suara orang saling bergumam memeriksa tiket masing-masing dan lima detik kemudian terdengar seruan gembira dari bagian belakan ruangan. Seorang wanita muda berkaca mata tampak berlari cepat ke depan dan mengacungkan tiketnya.     

"Astaga... itu nomorkuuu...!!!"     

Semua orang bertepuk tangan dan memberi selamat kepada karyawan ini yang tampak seperti bermimpi. Dengan napas terengah-engah ia menyalami Caspar dan MC lalu menunjukkan tiketnya.     

MC memeriksa nomor pada tiket tersebut dan segera mengonfirmasi kemenangan si karyawan dan mengumumkan pemenang mobil Tesla malam itu.     

"Wahh... hebat sekali... Anda sungguh beruntung. Silakan perkenalkan nama Anda dan dari departemen apa?" MC lalu memberikan mic kepada wanita itu.     

"Hallo, nama saya Patricia Brennan dari Departemen Finance. Terima kasih, Pak... atas hadiah yang luar biasa ini... Saya sangat senang bekerja untuk Schneider Group..." Patricia tampak sangat terharu karena memenangkan hadiah mobil. Caspar tersenyum melihatnya dan mengangguk.     

Setelah semua door prize dibagikan, saatnya mereka menyaksikan pertunjukan musik spesial dari Billie Yves yang akan tampil membawakan empat lagu, kemudian sambutan dari direksi, dan penampilan penutup dari Billie dengan tiga buah lagu, lalu berakhirlah acara pesta.     

Ketika panggung digelapkan dan musik mulai terdengar, semua orang menjadi sangat antusias. Sebagian berdiri dan ada yang maju ke depan panggung untuk melihat Billie dari dekat. Gadis itu tampil membawakan lagu pertamanya sambil memetik gitar akustik.     

"Terima kasih telah mengundang saya ke sini, berbagi kebahagiaan dengan kalian semua... Lagu pertama ini adalah lagu dari album pertama saya yang saya rilis 13 tahun lalu. Spesial untuk Nyonya Schneider yang sangat menyukai lagu ini... Inilah.. 'You Are Enough'."     

Finland tidak sadar ia telah berdiri dari mejanya dan berjalan ke arah panggung ketika mendengar Billie akan memulai pertunjukan dengan menyanyikan lagu favoritnya. Caspar segera mengikuti dan mendampinginya menyaksikan penampilan Billie.     

Saat lagu itu dilantunkan, Caspar mengakui bahwa lagu Billie memang sangat menyentuh. 'You Are Enough' bercerita tentang seorang gadis yang hidup sebatangkara. Ia sedang menatap cermin dan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia akan baik-baik saja, karena dirinya sanggup bertahan, dan ia cukup kuat untuk hidup sendiri.     

Caspar membayangkan momen ketika Finland mendengar lagu itu untuk pertama kalinya saat ia berumur 14 tahun dan merasa lagu itu berbicara kepadanya, tentu gadis remaja itu sedang merasakan kesepian yang luar biasa dan rasa tak berdaya karena tak memiliki siapa-siapa selain dirinya sendiri.     

Karena terharu Caspar memeluk pinggang Finland dari belakang, lalu memutar tubuh gadis itu dan menghadapkan ke arahnya. Ia kemudian membenamkan kepalanya di rambut Finland, mencium puncak kepalanya beberapa kali. "Kau sekarang tidak sendirian lagi, Sayang... Jangan sedih lagi ya..."     

Finland mengangkat wajahnya dan menatap Caspar dengan wajah tersenyum haru, ia lalu mengangguk.     

"Terima kasih," bisiknya.     

Keduanya lalu berdansa lambat mengikuti lagu Billie dan saling memeluk haru, tanpa menyadari bahwa orang-orang di sekitar mereka memperhatikan dengan terkesima. Tidak satu pun karyawan di perusahaan pernah melihat Caspar bersama wanita yang dikencaninya, apalagi menunjukkan kasih sayang dengan begini berlimpah di depan umum. Kini mereka sadar bahwa tuan besar mereka memang sedang jatuh cinta.     

Tidak lama kemudian pasangan demi pasangan bergabung dengan mereka di depan panggung dan berdansa mengikuti lagu Billie. Suasana terasa syahdu dan romantis sekali. Setelah lagu pertama selesai, Billie diiringi band lengkap dan menampilkan tiga buah lagunya yang paling terkenal.     

Suasana sungguh meriah dan terasa istimewa. Banyak orang memposting kemeriahan tersebut di media sosial dan segera terjadi kehebohan karena Billie Yves terkenal sebagai penyanyi yang sangat eksklusif dan tidak bisa dibooking untuk pesta pribadi maupun acara korporat, berapa pun banyaknya uang yang ditawarkan.     

Orang-orang hanya bisa membayangkan bahwa Billie pasti mau tampil karena memiliki hubungan baik dengan tuan rumah.     

"Aku sangat bahagia..." bisik Finland kepada Caspar, "Ini tahun terbaik dalam hidupku..."     

"Hei... ini masih belum ada apa-apanya," balas Caspar, "Aku punya waktu selamanya untuk menunjukkan cintaku kepadamu."     

Ia menyentuh dagu Finland dan mendekatkan bibirnya mencium bibir gadis itu dengan lembut dan untuk sesaat keduanya hanyut dalam kemesraan, tidak mempedulikan orang-orang yang memperhatikan dengan iri.     

Di mejanya, Ruth sudah bergabung dengan Susan dan Jenny membicarakan kekasih Tuan Schneider yang tampak begitu mempesona. Mereka mengakui gadis itu terlihat sangat cantik walaupun matanya ditutupi topeng sederhana.     

"Dia pasti orang terkenal..." kata Ruth antusias, "Aku seperti pernah melihatnya sebelum ini..."     

"Tunggu saja, siapa tahu nanti di akhir acara Tuan Schneider akan memperkenalkannya secara resmi," kata Jenny. Ia juga sama penasarannya dengan Ruth dan puluhan gadis lainnya. "Ohhh... aku iri sekali, mereka terlihat begitu mesra..."     

"Mereka kelihatannya saling mencintai. Wah... pantas saja Tuan Schneider berubah begini... ia sudah siap menikah dan punya keluarga. Kita yang kecipratan rezeki karena ia membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada keluarga..." kata Susan menambahkan.     

Setelah lagu kedua, Finland dan Caspar kembali ke meja mereka dan menikmati pertunjukan dari sana. Saat orang-orang di sekitar mereka minum sampanye dan koktail, terlihat keduanya hanya menyesap teh. Hal ini tentu tak luput dari pengamatan Ruth.     

"Kalian perhatikan tidak, dari tadi mereka tidak minum sampanye...? Hanya minum jus atau teh..." Ia menggamit kedua temannya, "Kira-kira menurut kalian kenapa? Biasanya Tuan Schneider minum di acara-acara sosial kan?"     

"Hmm... mungkin mereka sudah minum di luar sebelum datang ke acara ini, jadi sekarang mereka minum teh saja biar tidak mabuk," kata Jenny, "Pasti akan memalukan kalau bos sampai mabuk di depan karyawannya."     

"Hmm.. kau benar juga. Bisa jadi begitu..."     

Lagu keempat telah selesai dinyanyikan dan penonton bertepuk tangan sangat meriah. MC kembali naik ke atas panggung dan kemudian mempersilakan Caspar untuk memberikan sambutan direksi.     

Pria itu naik ke atas panggung, membuka topengnya lalu menyapa karyawannya dengan ramah. Ia membahas sedikit tentang perkembangan perusahaan, target-target yang tercapai di sepanjang tahun itu, dan visi mereka untuk tahun mendatang. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah bekerja keras dan berkontribusi pada kesuksesan Group. Ia lalu mengucapkan selamat kepada para pemenang door prize, dan kemudian menutup pidatonya dengan suatu kejutan bagi semua orang.     

"Karena saya sangat menghargai kerja keras kalian semua, jangan kuatir untuk karyawan yang belum mendapatkan door prize, selain bonus tahunan yang biasanya, saya akan meminta Stanis untuk memberikan kepada kalian semua, tanpa kecuali, bonus tambahan 5% dari gaji, sebagai tanda terima kasih saya kepada kalian, dan sekaligus berbagi kebahagiaan." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan bicara dengan suara agak bergetar, "Beberapa bulan lalu saya dianugerahi kebahagiaan tak terhingga dengan kembalinya istri dan anak saya yang sudah menghilang beberapa tahun. Kalian mungkin menyadari selama tiga tahun belakangan saya banyak menghilang dari kantor. Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup pribadi saya yang tidak bisa saya bagikan..."     

Terdengar suara desahan tertahan dan kasak-kusuk di antara para tamu yang sama sekali tidak menyangka akan mendengar pengumuman yang demikian mengejutkan. Semuanya sangat gembira karena mendapatkan bonus tambahan. Tuan besar mereka memang sangat murah hati kalau suasana hatinya sedang bagus.     

Namun demikian, mereka semua tidak mengira bahwa bos mereka ini demikian menjaga privasinya hingga menikah tanpa diketahui siapa pun.     

Bahkan hingga malam ini, ia juga tidak memperkenalkan nama istrinya. Banyak orang hanya bisa menebak-nebak siapa gerangan wanita misterius yang demikian beruntung itu...     

Belum hilang keterkejutan para tamu, ternyata Caspar kembali melanjutkan pengumumannya.     

"Bukan itu saja.... saya juga akan meminta Stanis menambah bonus 5% lagi... sebab kami ingin berbagi kebahagiaan berikutnya, Nyonya Schneider sekarang sedang mengandung anak kami yang kedua..."     

Seketika tepuk tangan dan sorak-sorai memenuhi ballroom. Ruth, Jenny, dan Susan saling pandang dengan mulut ternganga.     

"Pantas mereka tidak minum alkohol... ternyata istrinya sedang hamil," kata Ruth kaget. "Tapi kan seharusnya Tuan Schneider bisa minum kalau ia mau..."     

"Kecuali kalau ia sengaja tidak minum alkohol untuk menemani istrinya..." cetus Jenny.     

Mereka saling bertukar pandang dengan kagum. "Astaga... Bos kita orangnya manis sekali ya... aww..."     

Finland juga terkesima mendengar semua pengumuman Caspar. Ia tidak heran melihat suaminya itu membagi-bagikan bonus dengan demikian royal, karena seingatnya Caspar memang sangat pemurah kalau hatinya sedang senang. Pasti malam ini ia sedang sangat bahagia hingga membagikan bonus tambahan hingga dua kali, kepada ratusan orang sekaligus.     

Caspar tersenyum bahagia melihat sambutan orang-orangnya atas berbagai berita gembira yang dibagikannya. Ia mengerling ke arah Finland yang menatapnya dengan haru.     

"Saya dan istri berterima kasih atas dukungan kalian. Empat bulan lagi saya akan meninggalkan perusahaan dan fokus pada keluarga. Saya telah belajar bahwa dalam hidup ini, hal yang paling berharga adalah keluarga. Uang seberapa pun banyaknya, tak dapat menggantikan keluarga. Nanti Stanis dan Kurt Van Der Ven yang akan mengatur perusahaan sampai nanti anak kami dewasa dan bisa mengambil alih. Saya minta kalian melakukan yang terbaik dan terus mendukung kami lewat dukungan kalian kepada keluarga Van Der Ven. Terima kasih, dan selamat malam."     

Terdengar suara-suara kecewa mendengar bahwa Heinrich Schneider akan mengundurkan diri dari bisnis dan fokus pada keluarganya. Tetapi di sisi lainnya, mereka turut berbahagia untuk bos mereka yang murah hati itu, dan hanya bisa mendoakan kebahagiaannya bersama keluarga.     

Pelan-pelan tamu pesta bertepuk tangan dan satu persatu mereka bangkit berdiri untuk memberikan penghormatan serta mengungkapkan terima kasih mereka. Caspar melambai dan berjalan kembali ke mejanya.     

"Wahh... kau hebat. Acaranya sukses...." kata Finland terharu, "Semua orang sepertinya sangat senang dan terharu."     

"Hmm..." Caspar hanya tersenyum dan mencium pipinya.     

Billie Yves naik lagi ke atas panggung dan tampil membawakan 3 lagu terakhir. Caspar menggamit bahu Finland dan mengajaknya kembali ke depan panggung.     

"Mau menonton konser Billie Yves seperti orang normal?" tanyanya.     

Finland mengangguk kuat-kuat dan bersama mereka sudah bergerak ke depan panggung dan ikut bergoyang mengikuti musik, seperti penonton biasa. Orang-orang yang lain segera mengikuti dan depan panggung segera penuh oleh penonton yang berdansa mengikuti musik dengan gembira.     

Semua orang sepakat bahwa pesta natal perusahaan tahun ini adalah pesta terbaik yang pernah diadakan Schneider Group, dan para tamu pulang ke rumah masing-masing dengan hati gembira dan puas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.