The Alchemists: Cinta Abadi

Test Screening



Test Screening

0Kehidupan berjalan santai dan menyenangkan bagi keluarga kecil Schneider. Mereka banyak menghabiskan waktu membaca, bermain bersama Aleksis dan mencoba resep makanan baru. Dua orang pengawal pribadi Caspar dan Ben telah datang dan tinggal bersama mereka di mansion dan suasana menjadi lebih meriah. Ben menyetiri mereka berjalan-jalan menikmati pemandangan dan di akhir pekan mereka pindah ke vila di Napa Valley tempat perkebunan anggur mereka berada.     

Pemandangan di perkebunan anggur itu sangat indah dan mereka akhirnya tinggal di sana selama tiga hari karena Finland sangat menyukainya. Sayangnya, karena kehamilannya ia tak dapat mencicipi wine buatan sendiri dari kebun anggur tersebut.     

"Tidak apa-apa, nanti kita bawa beberapa botol untuk disimpan. Setelah kau melahirkan, kita akan meminum wine dari kebun sini bersama-sama," kata Caspar menghibur.     

Sebagai suami yang pengertian, ia pun sengaja tidak meminum minuman beralkohol selama Finland hamil. Setiap malam ia mulai membiasakan mereka untuk menikmati jeruk peras, susu, atau infused water, membuat Finland sangat terharu.     

Selama tinggal di San Francisco beberapa tahun, Finland hampir tak pernah berlaku seperti turis dan mengunjungi tempat-tempat wisata. Waktunya dihabiskan untuk bekerja dan mengurusi Aleksis. Setahun terakhir setelah Lauriel membeli tanah pertaniannya di Colorado, mereka pun banyak menghabiskan akhir pekan di sana. Maka praktis Finland belum terlalu menjelajahi San Francisco dan sekitarnya.     

Saat ia mendengar hal itu Caspar kemudian memutuskan agar mereka menikmati tempat-tempat wisata sebelum pindah ke New York. Ia tak tahu kapan mereka akan kembali berkunjung ke SF, dan ia ingin Finland memperoleh kenangan indah di kota itu sebelum pergi meninggalkannya.     

Setelah puas tinggal di Napa Valley, mereka mengisi waktu dengan bersenang-senang dan mengunjungi berbagai tempat terkenal di San Francisco. Mereka berkunjung ke Sausalito, kota cantik di seberang San Francisco melewati jembatan Golden Gate, makan sea food di Fisherman Wharf, lalu berkunjung ke Pulau Alcatraz yang merupakan penjara paling terkenal di tahun 60'an (Caspar hendak menutup pulau itu untuk kunjungan pribadinya, tetapi Finland berhasil mencegahnya), lalu mereka berkunjung ke akuarium raksasa di Monterrey.     

Mereka kemudian melanjutkan wisata dengan berkunjung ke Japanese Garden, Hutan Redwood yang berisi pohon-pohon raksasa berusia ratusan dan bahkan ribuan tahun, kemudian Painted Ladies, tempat beradanya rumah-rumah bergaya Victoria yang menjadi setting serial TV "Full House".     

"Aku sering ke daerah sini, hampir setiap hari..." komentar Finland saat mereka turun dari mobil dan melangkah ke taman cantik di Painted Ladies. "Rumah Lauriel ada di seberang situ..."     

"Oh..." Caspar mengangguk. "Setiap kau bekerja, Aleksis tinggal bersamanya?"     

"Benar. Katanya dia selalu tinggal di hotel, dia baru membeli rumah karena ingin dekat dengan Aleksis. Dia membeli rumah di Painted Ladies sini, dan kemudian tanah pertanian di Colorado, katanya dia ingin Aleksis tinggal dekat alam."     

Finland menatap Caspar dengan pandangan menyelidik, untuk melihat apakah suaminya itu masih memendam cemburu kepada Lauriel. Ternyata tidak sama sekali. Wajah Caspar malah terlihat agak sedih.     

"Hmm.. aku mengerti. Lauriel akan menjadi ayah yang hebat. Semoga suatu hari nanti ia bisa punya anak sendiri..." kata Caspar pelan. Ia ingat cerita Lauriel bahwa ia dan Luna sebenarnya sedang menantikan kehadiran anak mereka ketika gadis itu mati dalam perang. Caspar telah berjanji kepada Lauriel untuk menyimpan rahasianya, maka ia pun tidak menceritakannya kepada Finland. "Aleksis beruntung memiliki ayah angkat seperti Lauriel."     

"Kau benar." Finland menjadi lega mendengarnya.     

Caspar yang sekarang sangat menyenangkan. Ia tidak lagi bersikap cemburuan kepada Jean dan Lauriel dan ini membuat hidup mereka menjadi sangat damai.     

Finland tidak menyangka ternyata ia sangat menikmati waktu berjalan-jalan bersama Caspar dan tidak bekerja. Tanpa terasa satu minggu berlalu dan tibalah hari berlangsungnya acara promosi film baru Jean.     

Film yang berjudul "2050" adalah film sains fiksi berlatar masa depan tempat banyak android (manusia buatan) hidup bersama manusia biasa. Jean berperan sebagai seorang android yang diciptakan untuk bekerja sebagai polisi untuk melayani masyarakat. Kekacauan terjadi ketika seorang penjahat yang menguasai mesin waktu berhasil melarikan diri ke masa lalu. Tokoh Jean mengejarnya bersama seorang rekan tetapi mereka terjebak di masa lalu dan harus mencari jalan untuk pulang sambil mencoba bertahan hidup di zaman yang asing bagi mereka, sebagai manusia buatan yang hampir ditangkap agen pemerintah untuk diteliti di laboratorium.     

Untuk promo film baru ini, produser mengadakan screening terbatas di beberapa kota pilihan untuk melihat respons penonton. Biasanya dari respons penonton mereka dapat membuat strategi untuk peluncuran filmnya. Kadang ending suatu film dapat diedit ulang dan diubah kalau respons penonton buruk atau penonton tidak menyukai suatu aspek di dalam film tersebut. Pernah terjadi malah suatu film dapat diedit ulang walaupun sudah tayang di bioskop umum secara luas.     

Misalnya film "The Program", yang menampilkan adegan pemeran utama berbaring di jalan raya dan tidak ditabrak mobil, lalu diikuti oleh teman-temannya sebagai bentuk solidaritas. Adegan ini seharusnya memiliki makna sosial yang mendalam, tetapi akhirnya harus diedit dan dikeluarkan dari film walaupun sudah terlanjur tayang luas, karena ternyata banyak remaja yang meniru adegan ini di jalan raya hingga ada yang tewas tertabrak mobil.     

Film "ET : The Extra Terrestrial" buatan Steven Spielberg juga mengalami pengeditan ulang setelah test screening. Seharusnya karakter ET meninggal di akhir cerita dan dibawa pulang kembali ke planetnya, tetapi penonton test screening protes karena ceritanya terlalu sedih dan meminta agar ending diubah. Akhirnya di film ET yang kemudian diputar di bioskop umum, tokoh ET tetap hidup.     

Sama halnya dengan film laris "Pretty Woman" yang dibintangi Julia Roberts dan Richard Gere. Akhir ceritanya yang asli adalah karakter Richard Gere pergi meninggalkan karakter Julia Roberts, karena film-nya memang dimaksudkan untuk bernuansa kelam. Namun test audience (penonton percobaan) menolak ending tersebut mentah-mentah dan menuntut agar kedua karakter tersebut bersatu dan menikah. Maka ending film Pretty Woman pun akhirnya diubah untuk mengikuti keinginan penonton percobaan dan terbukti menjadi sukses besar.     

Finland dan kedua teman perempuannya dari LTX sangat bersemangat menonton film baru Jean ini dan memberikan masukan mereka. Caspar yang tidak terlalu menyukai film fantasi menawarkan diri untuk diam di rumah menjaga Aleksis sementara Finland bersenang-senang dengan Anne dan Lucia.     

Ben mengantar Finland ke pusat kota San Francisco dan menjemput kedua teman perempuannya dari LTX. Mereka sudah membawa undangan dari Jean untuk ditunjukkan di pintu masuk.     

Ketika Ben dan Finland tiba dengan limousine di depan gedung kantor LTX International, Anne dan Lucia tampak terpaku dan hampir tidak bisa bernapas. Ini terlalu mengejutkan.     

"Ki... kita naik ini?" tanya Anne dengan suara tertahan.     

"Iya, soalnya kita kan bertiga. Biar lebih nyaman. Lagipula di acara test screening seperti ini pasti banyak orang terkenal dan berpengaruh... Kita juga harus terlihat keren," kata Finland mengulangi perkataan Caspar di rumah tadi sore ketika ia juga menyuarakan kekagetannya saat Ben datang dengan limousine.     

"Ohh... ya ampuuunn.... asyik banget!" seru Lucia.     

Mereka bertiga segera masuk ke dalam dan Finland menyuguhi mereka dengan sampanye.     

"Silakan diminum, kapan lagi kita bisa bersenang-senang seperti ini, kan? Beberapa hari lagi kita akan berpisah..." katanya gembira.     

"Duh.. iya, tapi kita kan masih tetap bisa berhubungan... Kamu bikin akun Facebook atau Instagram, dong, biar kami tetap bisa mengontakmu..." kata Anne.     

Finland hanya tersenyum mendengarnya. Ia tak pernah membuat akun di media sosial, karena ia dulu tak punya teman. Tetapi kini ia justru tak berniat membuat akun apa pun karena kehidupannya dan Caspar mulai sekarang harus menjadi sangat privasi.     

Begitu tiba di bioskop Finland dan kedua temannya segera menarik perhatian karena mereka datang dengan limousine. Finland buru-buru menarik tangan mereka untuk masuk ke dalam dan menelepon Jean.     

"Kami sudah sampai. Kita ketemu di dalam ya," katanya.     

"Baiklah. Aku sudah hampir tiba," balas Jean.     

Mereka menyerahkan undangan dan usher segera membawa mereka ke kursi yang disiapkan untuk mereka. Camilan dan minuman diberikan sebelum mereka semua duduk. Ketiga gadis itu tampak sangat bersemangat. Di dalam ruangan yang belum digelapkan mereka telah melihat banyak tamu undangan lainnya dan menemukan wajah-wajah yang terkenal. Gadis-gadis itu merasakan pipinya panas karena "starstruck" dan tak henti-hentinya tertawa sambil berbisik-bisik.     

"Hei... kursi di sebelah kita kosong...." komentar Anne setelah mereka bertiga duduk manis, siap menunggu film diputar. "Siapa yang akan duduk di sana?"     

Pertanyaannya terjawab lima menit kemudian ketika Jean muncul dan bergegas ke arah mereka. Ia memeluk Finland dan mencium pipinya begitu ia tiba di samping mereka.     

"Maaf aku sedikit terlambat. Seharusnya aku yang menyambut kalian di pintu...." katanya dengan nada menyesal.     

"Ah... tidak apa-apa, semuanya menyenangkan." Finland tersenyum lebar, "Perkenalkan, ini Anne Lee, dan ini Lucia Mendoza... Mereka penggemarmu..."     

"Hallo Ms. Lee..." Jean memeluk dan mencium pipi Anne, lalu beralih kepada Lucia, "Ms. Mendoza.. senang bertemu Anda berdua."     

Anne dan Lucia mematung untuk sesaat, tak percaya bahwa barusan aktor idola mereka menyapa dan memeluk mereka seperti pada teman lama. Dan oh, Jean jauhhhh lebih tampan aslinya daripada di film atau di foto.     

Finland harus menepuk bahu keduanya barulah Anne dan Lucia tersadar dan dengan malu-malu kembali ke kursinya. Jean memberi tanda kepada usher yang segera datang membawa sampanye dan beberapa gelas.     

"Mari minum sedikit saja... kita tidak mau kalian menonton sambil mabuk, tapi minum sedikit bisa membuat lebih rileks dan menyenangkan," katanya.     

"Uhm... kami tadi sudah minum sedikit di limo..." kata Anne.     

"Limo?" Jean segera mengerti bahwa Caspar mengirim istri tercintanya bersenang-senang menonton film dengan teman-temannya menggunakan mobil terbaik. Dan sesaat kemudian ia pun tertawa, "Hm... baiklah. Kalau begitu tidak mau minum sedikit lagi?"     

"Uhmm.. aku mau," kata Anne buru-buru, sambil menerima gelas dari Jean. Ia takkan menolak sampanye pemberian aktor idolanya. Lucia juga mengangguk.     

"Uhm.. aku minum jus saja ya..." kata Finland. Ia belum mau mengumumkan kehamilannya kepada semua orang. Ini masih enam minggu, ia tak mau kualat. "Aku sekarang gampang mual... "     

"Baiklah." Jean meminta usher membawakan jus jeruk untuk Finland dan sebentar saja mereka berempat sudah memegang gelas masing-masing, siap bersulang.     

"Boleh aku ambil foto kita?" tanya Lucia dengan semangat. "Ini peristiwa bersejarah, aku mau mengabadikan momen ini... kapan lagi aku bisa bertemu Jean dan minum sampanye bersama?"     

Jean mengangguk. Segera saja Lucia mengambil wefie mereka dan setelah puas dengan hasilnya mereka lalu bersulang dan minum bersama.     

Film pun segera dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.